Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Negatif Pandemi COVID-19 Terhadap Kehidupan Sehari-hari


COVID-19 atau  coronavirus disease 2019 yang lebih ternama sebagai Virus Corona, saat ini menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Bagaimana tidak, baru beberapa bulan kemunculannya, wabah ini bisa membuat panik seluruh dunia. Efek yang ditimbulkan juga beraneka. Dan yang paling terasa dampaknya adalah perekonomian yang ikut menurun dan menghantam kehidupan banyak pihak.


dampak COVID-19



Dampak Negatif COVID-19 yang Menghantam Perekonomian


Tak perlu jauh-jauh kita membahas perekonomian negara lain. Cukup perekonomian negeri kita Indonesia saja yang kita perhatikan. Di mana kurs mata uang rupiah kemarin-kemarin sempat anjlok nyaris menyentuh angka Rp17.000, meski sekarang kembali naik di angka Rp 15.500.

Apakah ini sudah membaik? 

Faktanya belum. Pandemi COVID-19 karena selain menjadi musibah besar untuk umat manusia dan dunia kesehatan, juga berimbas buruk untuk perekonomian dan keuangan masyarakat. Bagaimana tidak, sejak himbauan pemerintah untuk physical distancing diedarkan dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan di beberapa wilayah untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19 telah membuat para buruh, pedagang kecil, pekerja harian dan sektor informal semakin kalang kabut. 
Sehingga:

  • Para buruh banyak yang dirumahkan bahkan di PHK
Pabrik-pabrik menghentikan produksinya. Karena tidak berproduksi berarti tidak ada pemasukan. Dampaknya banyak buruh yang dirumahkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Bahkan juga terjadi PHK massal membuat pekerja diberhentikan dan kehilangan pekerjaan.

  • Daya beli masyarakat memburuk, pedagang kecil makin terpuruk
Efek yang sama juga dirasakan para pedagang di pasar maupun pedagang lainnya. Pandemi COVID-19 membuat daya beli masyarakat turun. Hal ini dikarenakan adanya kepanikan masyarakat karena pasar dan tempat perbelanjaan memang tempatnya orang berkumpul dan adanya pembatasan jam aktivitas jual beli. Selain itu juga karena adanya ketakutan membeli makanan, terutama matang, terkait kebersihan. Pun, ketiadaan dana untuk membeli yang membuat turunnya daya beli.

  • Para sopir, driver ojol dan pelaku jasa lainnya juga terdampak COVID-19 ini
Pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar diberlakukan, ada penutupan jalan di banyak wilayah. Tentu saja kendaraan dilarang lewat kecuali ada kepentingan. Para sopir angkot jadi kena imbasnya, babang ojol pun tak diperkenankan mengangkut penumpangnya. Juga moda transportasi dan pelaku jasa lainnya. Hingga, pendapatan mereka menurun drastis. 

Dan,....berbagai dampak buruk yang menimpa banyak pihak lainnya yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 ini. Membuat pemerintah dan berbagai lembaga, perusahaan juga badan usaha, berupaya memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. 


Lalu sebagai masyarakat apa yang bisa kita lakukan? 


1. Berhemat

Kita belum tahu sampai kapan pandemi ini akan selesai. Dan kita juga belum tahu sampai kapan perekonomian kembali normal seperti sedia kala. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menunggu dan memastikan segala keperluan kita cukup untuk kedepannya sampai pandemi ini berakhir. Jadi berhemat adalah solusinya, pikirkan dulu sebelum membelanjakan uang kita. Berhemat sejalian menyiapkan terus uang darurat!

2. Jangan panic buying

Buat mereka yang mempunyai dana lebih dan saat seperti ini memborong  bahan makanan di toko baik untuk kebutuhan sendiri maupun dijual dengan harga yang lebih tinggi. Tolong sadar diri! Jangan egois, banyak orang di luar sana yang membutuhkan pertolongan. Membeli secukupnya dan tidak menaikkan harga dengan semen-mena jika memang kita pengecernya adalah sungguh mulia.

3. Saling berbagi dan saling membantu

Faktanya di luar sana banyak yang tidak seberuntung kita. Jangankan untuk stok makanan bulan depan, Untuk makan besok juga belum tahu. Bisa makan hari ini saja sudah sangat beruntung. Soal makan besok akan dicari lagi besok. Kita yang mempunyai rezeki lebih mungkin bisa embantu saudara, teman dan orang disekitar kita agar mampu bertahan ditengah mewabahnya pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi. Bisa disalurkan sendiri, melalui masjid setempat, lembaga bantuan resmi atau lewat penggalangan dana dengan berbagai cara yang ada. 

Oh ya, tak harus sumbangan berupa uang, karena ada banyak cara untuk berbagi pada sesama, misalnya beberapa lembaga dan teman dunia maya saya berbagi dengan cara:
  • Sebuah lembaga pemerintah, membuat charity concert di Youtube, setiap subscribe, view dan like akan dihitung sebagai nilai donasi
  • Artis yang mengisi acara donasi, menyanyi untuk menghibur, sekaligus penggalangan dana untuk masyarakat terdampak COVID-19
  • Lembaga pendidikan non-formal online yang menggratiskan kursus ketrampilan bagi semua untuk yang #dirumahaja
  • Ada yang menjadi relawan penjahit masker. Jadi siapa yang mau menyumbang bisa mengirimkan bahan, dia yang jahit dan nantinya masker akan disalurkan pada yang membutuhkan
  • Sumbangan makanan bagi mereka yang di garda depan
  • Teman memberikan training gratis online, seputar blog untuk meningkatkan kemampuan teman blogger lainnya
  • Membeli dagangan teman. Utamakan dagangan teman jika kita membutuhkan barang. Tanpa meminta harga teman pastinya!

Akan selalu ada dampak negatif dan efek buruk dari setiap musibah. Termasuk dampak merosotnya ekonomi. Mudah-mudahan wabah COVID-19 ini segera berakhir dan ekonomi juga aktivitas kita kembali normal lagi. Tetap semangat ya teman-teman, Insya Allah bersama-sama kita bisa menghadapi musibah ini!


#Day2
#BPNRamadan2020


Stay Home, Safe & Positive!

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

1 komentar untuk "Dampak Negatif Pandemi COVID-19 Terhadap Kehidupan Sehari-hari"

  1. jgnkan para pedagang kecil itu, ASN pun ikutan terdampak gara2 ini :(

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus