Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku "The Book of Overthinking"

"The Book of Overthinking" adalah buku karya Gwendoline Smith yang bergenre self improvement yang tuntas saya baca beberapa waktu lalu. 

Saya nemu buku ini di FYP Tiktok dan langsung beli. Sebagai ibu dari anak sulung yang sedang kuliah jauh di negeri seberang, dan anak bungsu masih SMA - usia remaja yang mulai susah diajak cerita, kadang overthinking tuh mendera saya. OVT kalau anak gen-Z menyebutnya. Terlebih melihat situasi dan kondisi negeri ini yang tambah hari makin bikin worry!

Duh, semua itu jadi ngaruh! 

Mau merem kadang ingat itu ini, lagi ngopi bisa lompat pikiran ke sana-sini, pas bengong bayangin gimana kalau begini atau kalau begitu. Sampai-sampai menghabiskan terlalu banyak waktu dalam berpikir atau menganalisis sesuatu, alih-alih membantu huhuhu

Untuk mengatasinya, saya memilih konsisten nulis di blog tercinta ini. Juga, menyibukkan diri di organisasi Orang Tua Murid di sekolah si bungsu. Selain itu, tentu mantengin hiburan di layanan streaming, rutin blogwalking buat nambah wawasan dan jaga silaturahmi (salah satunya ke blog keren milik Mas Bams (Bambang Irwanto), Rumah Kurcaci Pos - Tempat Berbagi Cerita dan Ceria), aktif di kegiatan ibu-ibu, juga rutin membaca buku.

Nah, "The Book of Overthinking - Cara Menghentikan Siklus Kekhawatiran" adalah salah satunya. Buku yang dikemas dengan penyampaian ringan dan bersahabat dengan humor dan ilustrasi yang hangat. 

Hm, lalu apa saja yang dibahas oleh Gwendoline Smith, seorang psikolog klinis dan penulis asal Selandia Baru, yang juga dikenal sebagai "Dr. Know" dalam bukunya?


Review Buku: The Book of Overthinking


Tentang "The Book of Overthinking"

Berjudul asli: "The Book of Overthinking: How to Stop the Cycle of Worry", buku ini ditulis oleh Gwendoline Smith B.Soc.Sci.,M.Soc.Sci. (Hons), Dip.Clin.Pscych. Seorang psikolog, pembicara, blogger dan penulis buku. Beberapa buku karyanya antara lain: The Book of Knowing, Depression Explained dan Sharing the Load. 

Buku yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Faizal Fahmi dan Tiara Laranina ini diterbitkan oleh Shira Media pada tahun 2021 dan mengalami cetak ulang hingga empat kali. 

Memiliki xii+252 halaman dengan cover berwarna hijau segar, bukunya bukan jenis yang bisa dibaca dalam sekali duduk saja. Karena materi yang agak berat, membaca dengan pelan dan meresapinya adalah pilihan yang tepat.

Nah, mengawali bukunya Gwendoline Smith mengajak kita untuk mengenal apa itu overthinking yang didefinisikan sebagai kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan, berulang-ulang, hingga menimbulkan kecemasan, stres, dan rasa lelah mental. 

Kemudian ada penjelasan soal faktor genetik, kebiasaan sejak kecil, hingga lingkungan sosial yang bisa menumbuhkan pola pikir berlebihan ini. Juga, istilah thought viruses (virus pikiran) yaitu pola pikir negatif dalam otak kita yang berakar dan mudah menular.

Sementara, OVT sendiri dibedakan dalam dua jenisnya, yakni: positive overthinking, ketika kita mempersiapkan sesuatu dengan detail, dan negative overthinking saat pikiran kita justru berputar ke arah yang membuat cemas, menyesal, atau tidak produktif.

Kadang dianggap sepele, Gwendoline Smith mengingatkan dampak overthinking, bagaimana OVT ini bisa menguras energi, membuat sulit tidur, mengganggu produktivitas, hingga memperburuk kecemasan. 

Sehingga dibutuhkan strategi untuk menghentikan spiral pikiran dengan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT), melalui langkah-langkah praktis, seperti:
  • Membedakan kekhawatiran nyata vs khayalan
  • Mengalihkan fokus pada hal yang bisa dikendalikan
  • Menantang thought viruses dengan logika sehat
  • Melatih cara berpikir yang lebih seimbang
Well, in the end, Gwendoline Smith  menekankan bahwa overthinking bukan sesuatu yang “harus dimusuhi”, tetapi bisa dikelola. Dengan latihan, pikiran bisa diarahkan agar lebih sehat, ringan, dan terkendalikan.


The Book of Overthinking

Buku Gwendoline Smith
 

Alasan "The Book of Overthinking" Layak Dibaca


Buku yang merupakan gabungan penjelasan psikologi yang mudah dipahami ini, berbumbu kisah nyata, ada humornya, diselingi ilustrasi, dan latihan sederhana, pas buat siapa saja yang sering “kepikiran kebangetan” dan ingin keluar dari lingkaran itu.

Well, buku ini meski tidak memberi solusi komprehensif untuk semua jenis kecemasan pun punya layout yang agak keramaian, tapi layak dibaca sebab:

1. Relevan dengan kehidupan sehari-hari

OVT dialami banyak orang, mau dia pekerja kantoran, gaweannya serabutan, mahasiswa, ibu rumah tangga...siapa saja bisa khawatir secara berlebihan soal masa depan, menyesali masa lalu, atau terlalu mikirin perkataan orang. Buku ini terasa dekat dengan pengalaman karena membahas masalah yang relate dengan kehidupan.
 
2. Berbasis psikologi yang tepercaya


Penulis adalah psikolog klinis, sehingga isi buku punya dasar ilmiah, dengan menggunakan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang memang efektif membantu mengatasi kecemasan.
 
3. Gaya penyampaian ringan dan mudah dipahami

Buku ini tidak penuh istilah teknis yang rumit. Gwendoline Smith menulis dengan bahasa sederhana, humor, ilustrasi, dan contoh sehari-hari sehingga kita merasa seperti ngobrol dengan bestie yang jadi Tempat Berbagi Cerita dan Ceria kita.

4. Memberikan sudut pandang baru

Konsep thought viruses (virus pikiran) membantu kita mengenali pola pikir negatif yang sering muncul tanpa disadari, sehingga kita jadi lebih mudah mengendalikannya.
 
5. Praktis dan aplikatif

Selain teori, ada strategi sederhana untuk dipraktikkan: cara membedakan kekhawatiran nyata vs tidak penting, teknik menghentikan spiral pikiran, hingga cara melatih fokus pada hal yang bisa dikendalikan.
 
6. Memberi rasa lega dan asa

Membaca bukunya membuat kita merasa tervalidasi bahwa ternyata bukan hanya kita saja yang mengalami overthinking. Buku ini memberi optimisme bahwa kebiasaan tersebut bisa diatasi.


The Book of Overthinking: How to Stop the Cycle of Worry
 

Kesimpulan

Jadi, "The Book of Overthinking", layak dibaca terutama untuk:
  1. Orang yang sering kepikiran berlebihan
  2. Remaja dan dewasa (muda) yang gampang cemas
  3. Siapa pun yang ingin belajar cara sederhana melatih pikiran agar lebih sehat
Meski, memang buku tetaplah buku yang terlalu sederhana untuk jadi 'obat' bagi masalah kecemasan berat. Tapi, bisa lah jadi panduan ringan bagi siapa pun yang ingin memahami akar dan pola berulang dari overthinking ini.

Ingat, jika kamu mencari pendekatan klinis mendalam atau solusi untuk kecemasan yang lebih serius, segera temui ahlinya, ya...💕




Salam Semangat

Dian Restu Agustina










Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

27 komentar untuk "Review Buku "The Book of Overthinking""

  1. Berasa whisper therapy ya!

    Review The Book of Overthinking terasa bukan cuma self-help biasa, tapi seperti sahabat membaca pikiran (literally). Vibes dari buku yang penuh humor tapi juga serius bantuin kita 'pulih' dari spiral overthinking.

    Penulisnya keren: pakai CBT dengan tools nyata seperti thought diary, worry decision map, plus ‘important stuff to remember’ yang bikin kayak dikirimin reminder lembut tiap kali melayang ke loop negatif.

    Love bagaimana dirimu membahas sisi psychology-nya sekaligus applicative: bukan cuma 'kenapa overthinking?' tapi 'gimana cara stop dan mengalir lagi.’ Jadi, baca review ini auto merasa: “Yes, aku juga butuh ini banget!”

    Thank you udah bahas bukunya dengan tone hangat, relatable, & ringan—padahal isinya mendalam. Fix bakal bookmark ini, dan pengen banget coba praktik tools yang kamu highlight bareng kopi sore.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang kalau ada buku yang bisa menjelaskan mengapa manusia bisa ovt sekaligus kasi latihan2 supaya tahu penyebab utamanya dan kasi solusinya tu kyknya menarik ya maaakk.
      Apalagi kalau bukunya bisa memberikan sudut pandang baru yang mungkin gak kepikiran sama kita. Ah, jadi gak sabar mau nyari bukunya juga niih :D

      Hapus
  2. Eh mbak samaaaa, sejauh ini ngeblog sama blogwalking trus punya agenda di dunia nyata bikin pikiran tetap waras, apalagi di kondisi kek sekarang yang tiap buka sosmed ada aja yang bikin ovt.
    Kirain tadi bukunya dalam Bahasa Inggris, ternyata udah diterjemahkan ya ke Bahasa Indonesia.
    Bukunya ada ilustrasi2nya gitu ya. Ada humor2nya juga jadi gak terasa berat ya. Tapi tetep bisa serius dengan cerita nyata yang dihadirkan plus pendekatan psikologi yg bisa dipahami.
    Sepertinya aku perlu baca buku ini juga deh. TFS reviewnya.

    BalasHapus
  3. buku yang bagus
    Jadi inget alm ibunda yang punya kebiasaan overthinking
    seperti: "Hidup saya baru tenang jika anak sulung perempuanku sudah menikah"
    Sementara kita tahu, jodoh itu diluar kemampuan manusia

    BalasHapus
  4. Aku termasuk orang yang suka overthinking. Banyak hal yang membuatku cemas. Padahal, seringnya ya karena aku yang terlalu berlebihan tanpa sebab. Aku pingin baca bukunya juga, Mbak.

    BalasHapus
  5. Jadi tersadar akhir-akhir ini jarang baca buku, apalagi bikin reviewnya.

    The Book of Overthinking ini kayaknya buku yang harus banget saya baca deh, soalnya relate banget! 😭

    Poin tentang "thought viruses" itu lho,saya kadang terjebak sama pikiran yang seolah nyata padahal baru khayalan saja

    BalasHapus
  6. Rasa-rasanya aku mesti baca juga nih konsep bukunya pas yg sering dialamin overthinking. Terlebih tidak melulu dipenuhi istilah rumit dan sederhana. Semakin menarik karena dibumbui humor juga ilustrasi
    Eh, overthinking ada 2 ya..ehmm
    Tapi yg kutau sebagian besar justru negative thinking

    BalasHapus
  7. Kadang saya overthinking meskipun sudah lama latihan mengendalikannya. Kalau baca buku The Book of Overthinking mungkin akan lebih paham lagi apa dan bagaimananya, ya. Tadi saya langsung cek harganya karena penasaran sekali.

    BalasHapus
  8. Terkadang OVT emang muncul tiba-tiba dan itu bikin saya terutama merasa khawatir. Meskipun beberapa orang beda beda kalau memikirkan sesuatu....

    BalasHapus
  9. Buku ini memang layak banget dibaca, apalagi banyak orang sering mengalami overthinking tanpa sadar. Paling menarik menurutku adalah konsep thought viruses, karena sering banget pola pikir negatif muncul diam-diam dan bikin cemas. Senang ada strategi praktis seperti CBT yang bisa langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi makin pengen baca bukunya biar bisa belajar ngatur pikiran supaya lebih sehat dan terkendali

    BalasHapus
  10. Uwoww ini buku pas banget untuk orang-orang yang berkepribadian melankolis kak. Soalnya orang melankolis Konon memang suka over thinking.
    Soalnya Mereka suka detail dan perfectionis.
    Hihi bisa dijadikan kado buat kakakku ini. Dia memang hobinya over thinking 😁

    BalasHapus
  11. Relate parah sama masalah overthinking yang sering datang tanpa diundang. Kadang mikir, "Duh, kenapa ya pikiran ini nggak bisa diam?" Apalagi pas malam, semua skenario terburuk muncul. Setuju banget sama poin tentang "thought viruses," kayak beneran ada virus yang bikin khawatir. Kayaknya saya harus baca juga nih bukunya.

    BalasHapus
  12. Kalau ngomong tentang overthinking asumsiku langsung mengarah ke yang negatif, padahal ternyata ada juga ya positive overthinking. Kayanya yang positive ini perlu dilatih, agar saat kita mengalami negative overthinking bisa memgalihkannya

    BalasHapus
  13. Pantas ya Rasulallah selalu menganjurkan tidak baik segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Termasuk overthinking ini
    Saya sendiri memang pernah merasakan dan melihat orang dekat yang kalo overthinking, itu bisa menguras energi, membuat sulit tidur, mengganggu produktivitas, hingga memperburuk kecemasan. Malah repot sendiri kan.
    Sebaiknya kita memang harus berprasangka baik alias husnudhon

    BalasHapus
  14. Aku juga sering banget kebawa overthinking sampai capek sendiri. Jadi penasaran sama buku ini, siapa tahu bisa bantu belajar mengendalikan pikiran biar lebih tenang dan fokus.

    BalasHapus
  15. Aku merasa relate banget dengan review ini, soalnya overthinking juga sering bikin hariku berat. Buku ini kayaknya pas banget karena nggak cuma bahas teori, tapi juga kasih tips praktis buat dipraktikkan. Jadi terasa lebih ringan dan bikin lega bacanya.

    BalasHapus
  16. Jadi penasaran dengan bukunya. Bagaimana hubungan overthinking dan masa kecil itu bisa membuat overthinking. Emang relate dan hampir setiap orang punya overthinking ketika menginjak dewasa.

    BalasHapus
  17. Kuatir akan masa depan yang belum pasti ataupun terlalu berharap akan sesuatu yang berlebih dari seseorang adalah salahsatu dari over thinking

    BalasHapus
  18. Wah kaum ovt kayanya wajib baca deh. Karna emang dampak ovt tuh bikin ngga bisa bobo, drain energy, dan capek banget.
    Tapi ovt ngga harus dimusuhi namun dikelola biar pikiran ngga ovt terus tapi bisa lebih sehat.

    BalasHapus
  19. Sepertinya saya harus membaca buku ini. Ya meskipun merasa udah gak se-ovt dulu. Tapi, pengen tau aja bahasan tentang overthinking di buku ini.

    BalasHapus
  20. Aku suka banget baca review “The Book of Overthinking” ini, ringan tapi gak dipermainkan. Poin-poin kayak thought viruses dan CBT bikin kayak diajak praktek bareng. Serius, bikin makin penasaran pengen baca sendiri bukunya.

    BalasHapus
  21. Aku enggak cocok kayaknya baca buku ini😄😄 Alih-alih overthinking. Aku malah sering enggak mikirin alias terlalu cuek🤣🤣

    BalasHapus
  22. Ilustradi di dalam bukunya bikin kepkiran kalau ovt itu kadang jadi si pengganggu ya, Mba. Itu tuh, dijadiin makhluk bertanduk yang doyan bisikin manusia biar jadi cemas sama segala sesuatu. Kalau penulisnya seorang psikolog klinis yang juga blogger sih, kebayang bahasa penyamapaiannya akan semenyenangkan apa, seperti yang Mba Dian sampaikan.

    BalasHapus
  23. Saya ingat, saya pernah merasa overthinking. Pas baru lahiran anak pertama yang hanya berumuran 2 hari.
    Saya mencemaskan setiap hal secara berlebihan.
    Ada 3 bulan lebih kurangsaya dalam kondisi seperti itu.
    Mungkin karena rumah saya rame, ke-over-thinking-an saya hilang-hilang begitu saja.
    Sekarang-sekarang ini, saya masih suka overthinking. Biasanya masalah anak.
    Apa saya sebaiknya baca buku ibu Gendoline Smith ini ya🤔

    BalasHapus
  24. Kayaknya aku wajib juga beli buku ini untuk bisa mengobati rasa OVT yang saat ini makin menjadi apalagi buka sosmed, isinya berita berita serem. Memang sih overthinking itu kurang baik juga apalagi jika terlalu sering. Hidup jadi ga bisa tenang

    BalasHapus
  25. Waduh, ini mah aku banget nih 😅 Sering banget mikir berlebihan soal hal-hal receh, tapi baru sadar ada latihan-latihannya juga. Jadi penasaran pengen coba bukunya, siapa tahu pikiran nggak muter terus di kepala. Terima kasih infonya, Mbak Dian! 🙌

    BalasHapus
  26. Beberapa waktu lalu aku juga baru menyelesaikan satu buku yang judulnya serupa yakni tentang "OVERTHINGKING" yap, kadang otv juga perlu tapi bisa dikendalikan, Alhamdulillah yaaa. Jadi pengen baca yang ini juga nih, mana tahu isinya sesuai ekspetasi.

    BalasHapus