Kesper Si Hamster
Kesper Si Hamster
(sebuah cerpen anak)
“Ibu! Si Kesper mati!” teriak Rendi sepulang sekolah, dari depan kandang hamsternya di teras.
“Ha? Yang benar saja?” jawab Ibu dari dapur.
“Iya, Bu. Ia diam saja. Tidak bergerak sama sekali. Yaaah, pasti karena aku telat kasih makan nih!”
Ibu buru-buru datang,
“Oh, itu enggak mati. Coba perhatikan, badannya masih bergerak-gerak, masih bernapas. Ia cuma tidur. Sudah jangan khawatir ya!”
Rendi lega mendengarnya.
“Huh, tapi kenapa kalau siang Kesper tidur terus ya, Bu? Aku jadi enggak bisa main sama dia,” keluh Rendi.
“Karena Kesper itu hamster, yang aktifnya saat malam hari saja. Sudah, nanti Ibu jelaskan ya. Sekarang ganti baju dulu, terus kita makan siang.”
Sebelum ada Kesper, Rendi belum pernah punya binatang peliharaan. Sebenarnya ia ingin punya kucing, tapi Ayah tidak mengijinkan karena menganggap Rendi masih belum mampu bertanggung jawab pada kucingnya nanti.
“Punya binatang peliharaan itu disertai tanggung jawab. Seperti memerhatikan makanannya, kebersihan kandangnya juga menjaga kesehatannya. Jadi tidak gampang. Dan, Ayah rasa saat ini kamu belum bisa,” begitu alasan Ayah waktu itu.
Meski kecewa, Rendi bisa mengerti setelah tahu bahwa memelihara binatang itu tidaklah mudah. Kalau ditelantarkan, lalu mati, kasihan sekali nanti. Begitu yang ia pikirkan dulu.
Sampai hari Minggu lalu. Rendi, Ayah dan Ibu berkunjung ke rumah Tante Wiwik, adiknya Ayah. Di sana, mas Fian, anak Tante Wiwik, memelihara hamster. Pertama kali melihatnya, Rendi sangat senang. Hamster binatang yang kecil tapi badannya gemuk, rambutnya lembut dan halus, punya kumis di mukanya dan ekornya lebih pendek dari badannya. Lucu sekali! Rendi langsung ingin memeliharanya.
Ayah dan Ibu awalnya kurang setuju. Tapi setelah Mas Fian menjelaskan bahwa memelihara hamster itu tidak susah, akhirnya Rendi pun diijinkan membawanya pulang. Kebetulan Mas Fian punya kandang satu lagi untuk Rendi. Ia juga melengkapi dengan tempat makan dan minum, roda putar, juga makanan hamster untuk dibawa Rendi pulang.
Kini, sudah seminggu hamster yang diberinya nama Kesper itu berada di kandang yang ditaruhnya di teras rumah. Tapi, Rendi bingung kenapa setiap ia pulang sekolah, si Kesper diam dan selalu tidur saja. Padahal ia ingin melihat Kesper sedang bermain dan berlari di roda putar yang ada di kandangnya. Rendi jadi penasaran, kalau Kesper tidur terus, kapan ia mainnya ya?
Akhirnya sekarang rasa penasaran Rendi akan terjawab. Ibu menepati janji menjelaskan rasa ingin tahu Rendi.
“Nah, Rendi, hamster itu termasuk binatang nocturnal, yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. Jadi, kebalikan dari kita, manusia, yang saat siang belajar atau bekerja sedangkan malam hari waktunya tidur.”
“Terus Kesper mainnya kapan, Bu?”
“ Dari pagi sampai sore biasanya ia tidur. Nanti kalau hari sudah gelap, ia melek, main, lari-lari. Jadi waktu kamu tidur, ia malah bermain.”
“Hihihi, begitu ya Bu, kok lucu ya.”
“Iya, memang ada jenis binatang yang aktif pada malam hari saja. Selain hamster, ada burung hantu, kelelawar, tikus, dan lain-lain. Itulah sebabnya kamu tadi mengira Kesper mati padahal ia sedang tertidur pulas.”
“Iya, Bu. Padahal aku sudah khawatir kalau ia mati, karena kadang aku telat kasih makan.”
“Ya sudah. Itu jadi pengingat buat kamu. Kalau sudah berniat untuk memelihara binatang harus bertanggung jawab. Makanannya kan sudah Ibu belikan, ada campuran biji-bijian – kwaci, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedele yang ada di lemari. Atau, kamu juga bisa ambil taoge dan wortel yang ada di kulkas.”
“Iya Bu, Rendi enggak akan lupa lagi. Karena aku enggak mau kalau Kesper mati,” janji Rendi bersemangat.
“Begitu, dong! Oh ya, air minumnya juga harus rajin diganti ya. Lalu, ingat juga untuk membersihkan kandangnya, nanti Ibu bantu. Agar si Kesper sehat selalu.”
“Ok Bu! Siaaaaap!” jawab Rendi sambil bergaya ala tentara.
Membuat Ibu tertawa lega melihatnya.
***
Cerita ini terinspirasi dari:
***
Cerita ini terinspirasi dari:
Satu hari, saat berkunjung ke rumah Budhenya di Jombang, anak-anak tertarik dengan hamster peliharaan sepupunya. Lalu, dibawakanlah seekor sampai ke Jakarta dan dipelihara. Dan, berdua senangnya....!
Sayangnya, saat hamster itu dicarikan 3 teman, mereka malah saling "makan"...Jadilah ia sendiri lagi..Sampai suatu hari, saat kami pergi ke luar kota dan hamsternya dititipkan orang, ia mati tak lama dari kami pulang. Anak-anak pun syeeedihnya...!
Tapi jadi pembelajaran juga buat mereka kalau nggak mudah punya hewan peliharaan. Karena perlu tanggung jawab besar agar mereka terawat dengan benar.💖
Si Afra belum pernah pelihara hamster, dan emang harus telaten ya. Sekarang sih pelihara ikan ma ayam, hewan2 khas kampung, hihi... Btw, gak janjian nih, saya barusan ngepost cerita anak juga :)
BalasHapusmaunya pelihara binatang yang khas kampung Mbak...tapi berhubung lahan nggak ada dan melanggar etika perumahan ya sudah ditahan penginnya hiks!
HapusSimple tapi mengandung pengetahuan. Sip, deh.
BalasHapusMakasih Mbak..:)
Hapusnoted cerita inspirasinya bermakna banget :)
BalasHapusSiip..thanks Mbak:)
HapusWah bisa buat dongen untuk Musa nich Mbak Dian. Hehehe Kesper si Hamster yang cerdik.
BalasHapusYup, bisa banget :)
HapusKemarin anak saya jg pgn hamster pas ada yg jual di taman
BalasHapussusah juga ngerawatnya ternyata Mbak
HapusOwh hamster..kesukaan anakku..,emang lucu ya dan bikin gemes yang ngeliat.pinginnya aku masukin tas dan bawa bawa pergi
BalasHapusiya..unyu-unyu hamster ituuu:)
Hapusseru ya punya hewan peliharaan. Anak anakku kepingin punya peliharaan, tapi saya belum bisa, belum berani tepatnya, heheh
BalasHapusIya Mbak..sementara hamster ini yang pertama dan terakhir, belum pernah lagi hihihi
HapusMoral of the storynya keren. Tapiiiiii... aku geleuh sama hamster hiks.. wkwkwkwkwk ��������
BalasHapusHamster unyu-unyu lho..imyuut:D
Hapus