Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengunjungi Gua Sunyaragi, Sebuah Gua yang Mirip Candi!

Cirebon Part 5. Setelah sarapan kenyang di penginapan yang mengesankan, Hotel Cordela Cirebon, kami pun check out dan meluncur ke Gua Sunyaragi yang terletak di Sunyaragi, Kesambi, kota Cirebon. Sesampainya di lokasi, kami disambut pintu masuk parkir yang tidak berfungsi lagi dan keriuhan di tempat parkirnya. Petugas parkir cuek dengan kedatangan kami, sehingga membuat kami kebingungan mau parkir dimana. Ternyata oh ternyata, di tempat tersebut sedang ada 2 acara gathering, sebuah perkumpulan motor dan komunitas pemilik mobil merk tertentu. Ealah, pantesan, jadi kami tadi dikira pesertanya, jadi diabaikan oleh pertugas parkirnya.. 😀




Akhirnya setelah dapat tempat parkir, kami berjalan ke bagian depan dimana ada bangunan dengan jajaran tempat makan. Di sini agak berantakan dan kurang tertata areanya. Sampah pun kelihatan berserakan dimana-mana.

Hhhh, gathering sih boleh saja temans..Tapi mbok ya sampahnya dibuang di tempat sampah atau dimasukkan tas untuk nanti dibuang di rumah.

Lalu mengarah ke sisi kiri, ada pintu masuk dengan loket tiket di sebelahnya. Tiket masuk sebesar 10 ribu/orang. Tertulis di kaca loketnya, jam buka setiap hari dari pukul 08.00-17.30.

Dan ketika si Mbak petugas loket menawarkan jasa pemandu wisata 50 ribu tarifnya, saya pun mengiyakannya.

Sekali lagi, kalau tempat wisata yang kita kunjungi menyediakan jasa pemandu wisata, mau-in saja. Seperti saat ke Keraton Kasepuhan Cirebon kemarin. Apalagi kalau itu tempat yang ada nilai sejarahnya. Kita jadi tahu kisah tempat yang dituju. Jadi enggak cuma jalan, jajan tapi dapat juga pengetahuan plus sekalian bisa, "Mas, tolong fotoin dong!".😀

Wisata Cirebon
Papan Petunjuk
Setelah melewati pintu pemeriksaan tiket, kami pun memasuki area Gua Sunyaragi yang biasa disebut juga Taman Air Gua Sunyaragi atau Tamansari Gua Sunyaragi yang kini berada di bawah pengelolaan Keraton Kasepuhan Cirebon. 

Oh ya,...di depan loket tiket tadi ada petunjuk besar yang bertuliskan nama gua-gua yang ada di Sunyaragi ini. 

Melangkahkan kaki memasuki area, di depan mata nampak bentuk seperti candi tapi tak beraturan. Lantaran dindingnya terbuat dari bata merah yang dilapisi batu karang. Nampak seperti tumpukan karang yang cantik, eksotik dan beraura mistik!

Menurut pemandu kami, batu ini sebagian masih asli dari pertama kali gua ini dibangun. Dan karangnya diambil dari Laut Selatan. Terbayang kan, Cirebon ada di Pantura, eh batu karangnya dari Selatan. Wow!

Terus, Sunyaragi berasal dari kata sunya yang berarti sepi dan ragi yang artinya raga. Sesuai dengan arti namanya, Sunyaragi memang merupakan tempat peristirahatan/meditasi/semedi/menyepi para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Wisata Cirebon
Pesanggrahan nampak depan

Lalu, melangkah mengitari, kita akan menjumpai Pesanggrahan yang kini biasa digunakan untuk berbagai kegiatan.



Wisata Cirebon
Pesanggrahan nampak belakang
Lalu, kita akan temui gua pertama, Gua Pengawal. Dimana sesuai namanya merupakan tempat pengawal Sultan. Gua pengawal ini sebenarnya bisa dilalui hingga halaman Bangsal Jinem, berlokasi di sisi kirinya. Cuma karena tergenang air, jadi enggak bisa dilewati.

Wisata Cirebon
Gua Pengawal - bagian belakang
Wisata Cirebon
Gua Pengawal - bagian depan
Selanjutnya, akan kita jumpai Bangsal Jinem, tempat Sultan berbicara/pidato di depan prajurit dan pemangku keraton, menyaksikan para prajurit berlatih sekaligus memberikan wejangan untuk mereka. 

Wisata Cirebon
Bangsal Jinem
Di sekeliling Bangsal Jinem ini terdapat kolam air dan pancuran juga di area gua lainnya. Memang kenapa disebut Taman Air Sunyaragi, karena dulunya seluruh bagian taman dialiri air mengalir, juga ada pancuran maupun bak air. Yang kesemuanya tentu sejalan dengan tujuan dibangunnya yaitu sebagai tempat peristirahatan/meditasi/semedi. Dimana suara air mengalir memang bisa menjadi salah satu terapi pereda stres. Apalagi dulu, Sunyaragi juga dikelilingi danau yang saat ini sudah mengering. Pas sekali sebagai tempat menyepi.

Hanya sayangnya, semua aliran air ini sekarang tidak berfungsi lagi. Semoga nanti!

Bangsal Jinem
Sementara di sisi kanan Bangsal Jinem, ada Gua Simanyang sebagai tempat penjaga/pengawal Sultan.

Wisata Cirebon
Gua Simanyang
Berjalan ke sisi belakang Bangsal Jinem, nampak bagian belakang bangsal yang berbentuk kubus mirip Kabah. Memang Gua Sunyaragi seperti bangunan peninggalan Keraton Cirebon lainnya, dipengaruhi oleh budaya Hindu, Islam, Eropa dan Cina.

Wisata Cirebon
bagian belakang bangsal Jinem
Melangkah ke arah kanan kita akan menemui Monumen Cina yang letaknya persis di bawah pohon klengkeng yang telah berusia ratusan tahun dan belum pernah berbuah sampai kini.

Wisata Cirebon
Pohon Klengkeng

Wisata Cirebon
Monumen Cina

Sementara di depannya, ada Gua Kelanggengan yang seperti namanya, konon dulunya digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng jabatan yang diemban.

Tapi mitos yang berkembang sekarang adalah, siapa yang memasuki gua ini jika sudah memiliki jodoh, akan langgeng jodohnya. Wah!

Beberapa pengunjung, saya lihat nampak kecewa karena saat ingin memasuki gua ternyata banjiiiir dalamnyaaa! 

[Sudahlah temans, jangan kecewa, berdoalah kelanggengan hanya pada Yang Maha Kuasa saja yaa!😀]

Wisata Cirebon
Gua Kelanggengan

Seterusnya ada Gua Padhang Ati yang posisinya di bagian atas. Gua ini merupakan tempat semedi agar memiliki keikhlasan, kecerdasan dan kelapangan hati (padhang=terang). 

Kembali ke arah belakang Bangsal Jinem, kita jumpai Mande Beling, tempat Sultan beristirahat. Bangunan ini berbentuk joglo tanpa dinding dengan hiasan ornamen keramik Cina. 

Wisata Cirebon
Mande Beling

Persis di depan Mande Beling ada Gua Peteng. Merupakan gua tempat bersemedi untuk meningkatkan ilmu kekebalan.

Di antara Gua Peteng dan Mande Beling ini terdapat kolam air. Sementara di bagian atas gua terdapat cungkup kunci, bangunan yang dipagari dan berfungsi sebagai menara pengawas. 

Wisata Cirebon
Gua Peteng

Di sisi kanan Gua Peteng ini ada sebuah arca gajah yang dulunya memancurkan air dari belalainya. Patung ini bernama Gajah Derum Tirta Linuwih. Merupakan sebuah arca gajah yang sedang duduk dengan kaki tertekuk. Dimana di bagian badannya terdapat gentong air. 

Gajah Derum Tirta Linuwih

Di sisi kiri depan Gua Peteng, ada Gua Langse sebagai tempat bersantai.

Wisata Cirebon
Gua Langse
Setelah itu kami pun memasuki Gua Peteng yang bisa tembus ke bagian belakang. Lorong-lorong di Gua Peteng ini gelap, sesuai namanya, sehingga kita perlu bantuan pencahayaan saat memasukinya. Inilah jawaban, kenapa pemandu wisata, saya lihat membawa-bawa senter di tangannya.

Lalu menuju ke kiri ada Gua Lawa tempat yang disediakan khusus untuk kelelawar. Gua Pawon sebagai tempat penyimpanan makanan. Kamar Kaputran merupakan tempat untuk Putra Sultan belajar beragam ilmu pengetahuan. Dan di seberangnya ada Kamar Kaputren untuk para putri Sultan.

Wisata Cirebon
Gua Lawa
Wisata Cirebon
Kamar Kaputran


Wisata Cirebon
Kamar Kaputren

Selanjutnya ada Bale Kambang yang memisahkan Gua Peteng dengan Gua Arga Jumut. Bale Kambang ini adalah sebuah bangunan berbentuk joglo tanpa dinding yang dulunya dikelilingi kolam (seperti mengambang). 

Gua Arga Jumut ini merupakan tempat perjamuan untuk tetamu/orang penting Keraton Cirebon. Di sini ada sebuah ruangan yang memiliki meja dari batu bata (dulunya berlapis keramik) yang dipakai untuk meletakkan hidangan. Dan uniknya di bagian atasnya (dulunya) ada bak air yang berfungsi sebagai pendingin ruangan (AC alami). Keren ya idenya!

Di sisinya ada dua bilik yang konon jika dipakai bersemedi, bilik yang satu bisa membawa kita ke negeri Saudi Arabia dan bilik satunya ke Negeri Cina. Wow!

Wisata Cirebon
Dik, kamu mau belajar ke Arab atau Cina?
Tapi, sayangnya Gua Arga Jumut ini di beberapa bagian sudah mengalami kerusakan karena pernah kena bom saat jaman penjajahan Belanda. Sehingga ada beberapa bagian yang hancur.

Oh ya, di halaman depan Gua Arga Jumut ini, kini sering diadakan pementasan dimana penabuh gamelannya menempati Bale Kambang tadi. 

Wisata Cirebon
Gua Arga Jumut
Tak hanya itu Taman  Air Gua Sunyaragi kini juga dilengkapi spot foto kekinian, berupa ayunan dan sepeda terbang.

Sebenarnya sih saya mau juga foto di sana, tapi kok lihat antriannya anak sekolah semuaaa yang lagi field trip, malu ah, kalau ada emak-emak yang nyelip ..! hihihi

Wisata Cirebon
spot pepotoan

Wisata Cirebon
spot pepotoan
Kemadian menuju pintu keluar, ada panggung budaya, sebuah panggung terbuka yang kini bisa digunakan masyarakat luas untuk berbagai acara.

Wisata Cirebon
panggung budaya

Dan, akhirnya, kunjungan ke Gua Sunyaragi pun berakhir di pintu keluar yang sama dengan pintu masuk tadi. Sebuah gua serupa bangunan candi yang penuh misteri seperti dikatakan pemandu kami. Lantaran ada berbagai versi melingkupi.

Apapun itu, yuk kita tetap menghormati dan menjaga cagar budaya! Caranya, kalau ke Cirebon jangan lupa mampir ke Gua Sunyaragi yaa!

[Hmm..melewati jajaran kios makan di depan, saya pun tergoda ingin coba makan nasi jamblang di sini saja. Karena makan empal gentong dan nasi lengkonya sudah kemarin, nasi jamblangnya yang belum. Tapi karena niatan mau langsung ke Batik Trusmi, jadi biar enggak kesiangan makannya pun lebih baik nanti. Sabar dulu saaaa..]






Selamat Berwisata💖

Dian Restu Agustina

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

8 komentar untuk "Mengunjungi Gua Sunyaragi, Sebuah Gua yang Mirip Candi!"

  1. Aaahhh seruuu..
    Saya paling suka ke tempat2 bersejarah kayak gini.

    Tempatnya eksotik tapi rada serem ya mba liqt fotonya, padahal di siang bolong 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaah..agak serem memang, untung banyak orang kwkwk

      Hapus
  2. Khas sekali ya dinding-dindingnya, luar biasa...

    BalasHapus
  3. Tempatnya kok kayak serem gitu ya, MBak. Tapi anak-anakku pengen tahu gua itu sebenarnya kayak apa. Tambahin di list Cirebob, deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak..auranya aja sih..meski gua buatan lumayan lah:)

      Hapus
  4. Goa Sayoragi terkenal dengan mitosnya juga ya kak,, mitos tentang jodohnya.
    Dinding2nya unik dan khas bngat :)

    BalasHapus
  5. Peninggalan sejarah memang perlu kita lestarikan, salah satu dengan tidak merusak benda tersebut.

    Di tempat saya ada Juga Goa Mbak, namanya Goa Puteri, :)

    BalasHapus