Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gangguan Ginjal pada Anak

Mari Kita Kenali Gangguan Ginjal pada Anak Sejak Dini! Gadis manis itu duduk di kursi roda dengan didampingi kedua orang tua di sisi kiri dan kanannya. Senyum tampak mengembang ceria tertuju pada kami para blogger, awak media dan hadirin yang ada di hadapannya. Tak nampak ada kesedihan di raut mukanya. Juga, sepintas jika mengabaikan kursi rodanya, ia tak nampak beda dengan anak-anak lainnya. Terlihat senang di tempat baru meski sedikit malu-malu. Bahkan saat moderator menanyakan sesuatu, meski pelan ia akan menjawab dengan tetap diiringi senyuman.




"Viara, makanan kesukaannya apa?"
"Ikan goreng.."

Ya, dialah Viara Hikmatun Nisa', gadis kecil berusia 14 tahun yang menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah 2 sampai 3 kali dalam seminggunya. 😭

Tapi.... jangan ditanya semangatnya...Sungguh, luar biasa!! 💪



Kemenkes RI
Viara dan Ayah Ibunya

Ayahnya, A. Syaihul Hadi bahkan mengungkapkan bahwa Viara tetap ceria saat menjalani segala tahapan pengobatan dan perawatan yang harus dijalaninya. Bahkan tak beda dengan anak-anak lain saat mengisi waktunya, Viara suka sekali membuat gelang juga mewarnai dan menggambar.

Padahal, ia sampai kini sudah menjalani beberapa kali operasi dan sedang menunggu transplantasi ginjal dengan donor Ibu Inwaningsih, ibunya sendiri.

Jadi, pantaskah jika kita yang sehat masih mengeluh akan itu ini?

Dan...masihkah kita tetap bersikap tidak peduli pada kesehatan yang semestinya jadi perhatian utama?

Seperti tema pada peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke-54 pada 12 November 2018 ini: "Ayo Hidup Sehat, Mulai dari Kita"...!

Maka, ayolah Teman, mari lebih peduli pada kesehatan diri serta ikut berpartisipasi dalam program-program kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI! 😍

Karena kalau bukan kita, siapa lagi ??


Kemenkes RI
Dokter Eka - Dokter Cut - Moderator
Salah satu diantaranya adalah program dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI tentang "Kenali Gangguan Ginjal Pada anak", yang media briefingnya saya hadiri pada hari Selasa, 13 November 2018 ini.

Dimana acara ini menghadirkan 2 narasumber, yakni:
  • dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI
  • dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) - Divisi Nefrologi - Departemen Ilmu Kesehatan Anak - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUPN Cipto Mangunkusumo
Serta dihadiri oleh Viara Hikmatun Nisa' seorang penyintas gagal ginjal yang didampingi kedua orang tuanya, Pak A. Syaihul Hady dan Ibu Inwaningsih.

Tapi...

Mengapa kita musti concern ke ginjal ya? Dan, kenapa mesti mengenali gejala gangguannya pada anak-anak kita? Bukankah penyakit yang berhubungan dengan ginjal biasanya hanya diderita oleh orang dewasa? Memangnya anak-anak rentan juga yaaa?

Jujur saja, segala pertanyaan yang sama juga menghiasi pikiran saya. Sehingga sebagai Ibu dua anak, saya pun ingin tahu lebih banyak. Sejauh mana bisa mencegah, mendeteksi secara dini dan apa saja informasi yang terkait dengan gangguan ginjal pada anak ini.

Maka, ketika dr. Eka Laksmi Hidayati Sp.A(K) mengajak lebih dekat mengenal ginjal, saya pun sepakat bahwa memang organ ini seperti organ penting dalam tubuh manusia yang lainnya memang musti dijaga karena sangat vital fungsinya.




Ya, GINJAL, sepasang organ yang berbentuk kacang adalah organ penting layaknya jantung, otak dan hati. Memiliki banyak pembuluh darah, dimana aliran darah ke kedua ginjal manusia pada keadaan normal bisa mencapai sekitar 22% dari curah jantung. Dan mempunyai 3 fungsi, yakni: Pembuangan, Pengaturan dan Pembentukan.

Nah, fungsi ginjal ini dapat mengalami gangguan yang menyebabkannya tidak berjalan dengan normal. Dan, gangguan ginjal ini sangat berbahaya karena berkaitan erat dengan kinerja organ-organ vital lainnya.

Memang benar, dulu kala, umumnya gangguan ginjal diketahui menyerang orang dewasa. Tapi kini, gangguan ginjal ini ditemukan pada anak-anak juga.

Dimana, jika berdasarkan kronologis atau waktu terjadinya, gangguan ginjal pada anak terbagi menjadi dua:
  • Bawaan sejak lahir: gangguan ginjal bawaan sejak lahir yang umumnya ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih
  • Didapat setelah lahir: biasanya ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi

Kemenkes RI
dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K)

Sedangkan berdasarkan penyebabnya, gangguan ginjal pada anak dibedakan menjadi:
  • Gangguan Ginjal Akut 
Kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak dan dalam waktu singkat. Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi.
  • Gangguan Ginjal Kronik 
Kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara bertahap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih (tidak berlaku untuk bayi usia kurang dari 3 bulan). Dimana anak dengan gangguan ginjal kronik akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya.



Nah, menurut data global, prevalensi gagal ginjal tertinggi terjadi di:
  • Kawasan Asia yaitu 51-329 jiwa per 1 juta populasi anak
  • Eropa 55-75 jiwa per 1 juta populasi anak
  • Amerika Latin 42,5 jiwa per 1 juta populasi anak 
Meski di Indonesia belum ada data nasional, tapi merujuk data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pada 2017 terdapat 212 anak dari 14 RS di Indonesia yang mengalami gagal ginjal dan sedang menjalani terapi pengganti ginjal. Dengan angka kematiannya sebesar 23,6%.

Dan berdasarkan data dari 14 RS Pendidikan dengan Konsultasi Nefrologi Anak (2017) ditemukan:

Penyebab terbanyak:
  • Sindrom nefrotik resisten steroid (16%)
  • Glomerulonefritis (14,6%)
  • Gangguan ginjal kronik, sebab tidak jelas (13,2%)
  • Hipoplasia/displasi kongenital (12,3%)
Sedangkan jumlah transplantasi ginjal: 12 (11 RSCM dan 1 RS Saiful Anwar Malang):
  • 8 dari living related donor
  • 4 dari living unrelated donor

Kemenkes RI
Viara Hikmatus Nisa' tetap ceria
Kemudian, apa sebenarnya penyebab gangguan ginjal pada anak ini?
  • Pra-renal: dehidrasi, pendarahan, luka bakar, sepsis (infeksi berat), luka bakar, kelainan jantung
  • Renal: kelainan bawaan pada ginjal, glomerulonefritis, kelainan pada pembuluh darah ginjal, kerusakan pada struktur ginjal (iskemia, zat nefrotoksik)
  • Pasca Renal: kelainan bawaan pada saluran kemih, penyumbatan pada saluran kemih
Sedangkan berdasarkan usianya, penyebab tersering gangguan ginjal pada anak:
  • Usia < 5 tahun: kelainan kongenital (ginjal polikistik, obstruksi saluran kemih)
  • Usia > 5 tahun: gangguan pada glomerulus (sindrom nefrotik, nefritis lupus), kelainan kongenital.
Kemudian Dokter Eka menjelaskan lebih lanjut, gangguan ginjal ini tidak dapat hilang dengan tindakan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Dan, jika gejala gangguan ginjal pada anak tidak terdeteksi sejak dini dan tidak ditangani segera, maka pada saat dewasa kondisinya akan mengarah ke gagal ginjal yang perlu diobati dengan metode transplantasi ginjal atau perawatan penyaringan darah.


Kemenkes RI
Ayah Viara mencari dana dengan berjualan buku kisah Viara, judulnya "Gadis Kecilku" seharga 50 ribu - kondisi Viara saat di RS

Sehingga Dokter Eka berpesan, kita musti mendeteksi gejalanya yaitu:
  • Edema (bengkak): simetris di kiri dan kanan
  • Hematuria: adanya darah dalam urin baik makroskopik (kasat mata) atau mikroskopik (tak kasat mata)
  • Leukosituria: peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih pada urin > 5 sel/LPB)
  • Proteinuria: peningkatan pengeluaran protein melalui urin
  • Oliguria: penurunan produksi urin (<1ml/kgBB/jam)
  • Hipertensi: tekanan darah sistolik dan atau diastolik > persentil 95 TD sesuai usia anak atau 130/80 (gunakan nilai yang lebih rendah)
  • Gangguan pertumbuhan
  • Pucat (anemia)
  • Kelainan tulang
  • Sesak
  • Demam berulang
Dan jika ditemui deteksi tadi maka akan diperlukan juga pemeriksaan tambahan untuk mengetahui telah terjadi gangguan ginjal pada anak ini, yakni:
  • Laboratorium: darah lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit, profil lipid, urin lengkap
  • Pencitraan: USG, CT-Scan, MRI
  • Lain-lain: biopsi ginjal




Dokter Eka kemudian memaparkan bahwa anak dengan gangguan ginjal membutuhkan biaya pengobatan yang besar, terancam mengalami tumbuh kembang yang terhambat, berkendala dengan proses belajar di sekolah yang berakibat pada menurunnya prestasi, merasa rendah diri, dan yang paling membahayakan adalah risiko kematian dini.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua dan masyarakat luas untuk mengenali faktor risiko dan gejala gangguan ginjal pada anak. Karena respon orang tua dan masyarakat terhadap gangguan ginjal akan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup anak.

Selanjutnya, bicara mengenai dampak, disebutkan bahwa, risiko kematian pada anak dengan gangguan ginjal kronik stadium akhir (gagal ginjal) 30 kali lebih tinggi dibandingkan anak pada populasi umum.

Padahal data di RSCM pada 2007-2009 sebanyak 22 % pasien datang pada kondisi stadium akhir...alias sudah nyaris terlambat!😭


Lalu, adakah cara deteksi dini gangguan ginjal pada anak ini? Pasti, yakni:
  1. Kenali faktor risiko dan gejala ginjal pada anak
  2. Skrining berkala pada kelompok berisiko seperti: 
  • bayi berat lahir rendah
  • riwayat gangguan ginjal akut
  • hipertensi, obesitas, diabetes pada anak
  • riwayat gangguan saluran kemih
  • adanya kelainan ginjal yang telah diketahui
  • adaya riwayat penyakit ginjal pada keluarga
Dan meskipun gangguan ginjal tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat diterapkan untuk menekan kemungkinan terjadinya gangguan ginjal pada anak.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan :

Cegah paparan pada faktor penyebab gangguan ginjal, seperti:
  • Cegah dehidrasi pada anak, terutama saat diare atau muntah-muntah
  • Kurangi paparan terhadap infeksi termasuk saat kehamilan
  • Konseling genetik untuk cegah penyakit ginjal yang diturunkan
  • Deteksi dini hipertensi dan diabetes pada anak
Pencegahan Sekunder (bersama dokter): mencegah perkembangan penyakit ginjal yang telah dialami.
Pencegahan Tersier: cegah komplikasi dari penyakit ginjal. Penanganan terhadap hipertensi, anemia, proteinuria. Dan melakukan pengobatan dan kontrol secara teratur.


Kemenkes RI
Panitia dan narasumber

Demikian Dokter Eka menjelaskan panjang lebar tentang gangguan ginjal pada anak  yang tentunya perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, masyarakat dan kita semua.

Lalu, sejauh mana sih peran pemerintah dalam Pencegahan dan Pengendalian gangguan ginjal pada anak ini?

Narasumber berikutnya, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI,
menjelaskan semua program pemerintah ini.

Tapi sebelumnya Ibu Direktur P2PTM ini mengawali dengan situasi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia, yakni:
  • Total populasi 258 juta
  • 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM
  • 27% risiko kematian akibat PTM
  • Jumlah kematian akibat PTM 1.340.000 jiwa
Sedangkan berdasarkan Sample Registration Survey (SRS) 2014, survei kematian skala nasional terhadap 41.590 kematian di Indonesia:
  • 8.775 kematian akibat Stroke
  • 5.365 kematian akibat Kardivaskuler
  • 2.786 kematian akibat DM dan komplikasinya
  • 2.204 kematian akibat Hipertensi dan komplikasinya

Kemenkes RI
Viara sungguh menginspirasi saya

Selanjutnya didapatkan data, untuk prevalensi penyakit ginjal di Indonesia adalah:
  • Prevalensi gagal ginjal sebesar 2% (499.800 orang). Terendah adalah sebesar 1% dan tertinggi 4%. Prevalensi terendah Provinsi Sulawesi Selatan dan tertinggi Sulawesi Tengah
  • Prevalensi Penyakit Ginjal kronis sebesar 3,8%. Terendah 1,8% dan tertinggi6,4%. Prevalensi terendah Provinsi Bangka Belitung dan tertinggi Provinsi DI Yogyakarta
Lalu apa penyebab terbesar gagal ginjal di Indonesia?

Berdasarkan data tahun 2015, penyebab terbesarnya adalah: Hipertensi 44% dan Nefropati Diabetik 22%. 

Tapi pada tahun 2016, terjadi perubahan, Nefropati Diabetik merupakan penyebab terbesar, sebanyak 52% , setelah itu Hipertensi sebesar 24%.

Sedangkan untuk situasi global penyakit ginjal pada anak, didapatkan data:
  1. Data global menunjukkan sekitar 18,5-58,3 per 1 juta anak menderita penyakit ginjal dan 70% diantaranya akan mengalami gagal ginjal dalam 20 tahun ke depan
  2. Di Amerika, jumlah anak dengan gagal ginjal meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2013 sekitar 9.900  anak menjalani terapi karena gagal ginjal dan 56% diantaranya mengalami hemodialisis
  3. Penelitian Italkid Project (2000) di Italia menunjukkan prevalensi PGK pada anak mencapai 12,1 kasus per tahun per 1 juta anak dengan rentang usia 8,8-13,9 tahun



Kemudian Ibu Direktur P2PTM juga menjelaskan situasi penyakit ginjal pada anak di Indonesia, adalah:
  1. Di Indonesia belum tersedia data nasional tentang kejadian PGK (penyakit Ginjal Kronis) khususnya pada anak
  2. Tahun 1984-1988 ditemukan di 7 RS pendidikan dokter spesialis anak: 2% dari 2889 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal menderita PGK
  3. Tahun 2006-2007 dijumpai 382 pasien PGK di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta
  4. Data dari RSUP dr Kariadi, 566 pasien gangguan ginjal selama 2015-2017, sebesar 37,6% diantaranya anak usia  5-12 tahun, 29% remaja, 3% balita
  5. Kurang konsumsi air putih berhubungan secara signifikan dengan kejadian PGK. Data menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia kurang konsumsi air setiap harinya.



Nah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya gangguan ginjal pada anak maka Kementerian Kesehatan RI mengadakan serangkaian kegiatan promotif dan preventif meliputi sosialisasi dan diseminasi informasi tentang gangguan ginjal pada anak serta pencanangan Gerakan Ayo Minum Air (AMIR).

Kegiatan ini didasarkan pada program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hdidup Sehat) - INPRES no. 1/2017:
  1. Tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
  2. Tujuan: untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan dan memeperbaiki kualitas hidup masyarakat
  3. Dilakukan melalui: Peningkatan aktivitas fisik, Peningkatan perilaku hidup sehat. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, Peningkatan kualitas lingkungan dan Peningkatan edukasi hidup sehat.
  4. Fokus kegiatan: Peningkatan aktivitas fisik, Konsumsi buah dan sayur, Deteksi Dini



Sedangkan upaya Kementerian Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis diantaranya:
  1. Meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE dalam pengendalian Penyakit Ginjal dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin oleharaga, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres) dan PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti Anjuran dokter, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya)
  2. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian PGK berbasis masyarakat dengan self awareness melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu
  3. Penguatan pelayanan kesehatan khususnya Penyakit Ginjal Kronis, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti meningkatan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi sistim rujukan dan peningkatan mutu pelayanan

Nah, selain itu....Ibu Direktur P2PTM juga mengajak kita semua mengkampanyekan Gerakan AMIR.

Mengapa?

Karena kurangnya konsumsi air putih berhubungan secara signifikan dengan kejadian PGK dan ada data menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia kurang konsumsi air putih. Maka pada tahun 2017 Kementerian Kesehatan dan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) mencanangkan Gerakan Ayo Minum Air (AMIR) sebagai upaya edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya minum air putih yang cukup untuk mencegah terjadinya Penyakit Ginjal Kronis ini. 

Kementerian Kesehatan RI juga memberikan himbauan kepada seluruh pihak termasuk media, swasta serta masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian Pewnyakit Ginjal Kronis dengan:
  • Meningkatkan upaya promotif dan preventif dengan modifikasi gaya hidup untuk pencegahan penyakit ginjal kronis yaitu: aktivitas fisik teratur, makan makanan sehat (rendah lemak, rendah garam, tinggi serat), kontrol tekanan darah dan gula darah, monitor berat badan dan mempertahankan BB normal, minum air putih minimal 2 liter per hari, tidak konsumsi obat yang tidak dianjurkan, tidak merokok
  • Implementasi GERMAS dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
  • Mendorong kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.

berpose bersama Viara dan teman-teman blogger lainnya
Dan...

Setelah usai mendengarkan penjelasan dari Dokter Eka dan Ibu Direktur P2PTM, juga menyimak perjuangan Viara, penyintas yang sungguh membuat kami semua yang hadir di sana berkaca-kaca dan tergugu karenanya, maka tibalah saat sesi tanya jawab di ujung acara.

Berikut rangkumannya:

T: Mengapa penderita PGK juga mengalami gizi buruk? 
J: Penderita saat masa perawatan mendapatkan asupan makanan hanya lewat infus bukan lewat usus (makan biasa) sehingga ini akan memengaruhi berat badannya.

T: Bolehkah anak minum minuman kemasan?
J: Dalam batas wajar boleh, asalkan bukan yang ada kandungan proteinnya (misalnya: minuman energi)

T: Bagaimana mengantisipasi terjadinya Penyakit Tidak Menular pada anak?
J: Perhatikan asupan makan anak dengan memakai pola dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yakni 5-2-1-0
  • 5 : asupan sayur dan buah per hari
  • 2: hanya 2 jam (atau kurang) menatap layar TV, komputer atau gadget
  • 1: 1 jam olahraga per hari
  • 0: kalori minuman yang mengandung gula (zero additional sugar)
T: Apakah ada hubungannya jika dokter menyarankan bayi laki-laki segera disunat akibat terjadinya penyumbatan kulit kulup dengan PGK?
J: Terlalu rapatnya kulit kulup bisa mengakibatkan terjadi penyumbatan yang memengaruhi pengeluaran urine. Maka jika dokter menyarankan untuk dilakukan sunat, lakukan saja.

T: Berapa kebutuhan air putih pada anak?
J: Kebutuhan cairan per hari untuk bayi < 1 tahun adalah 100 cc/kg BB , untuk bayi > 1 tahun adalah 80-90 cc/kg BB, anak-anak 150-200 cc/kg BB dan remaja 1500-2000 cc.

Juga....Berikut video singkat tentang Viara!




Maka..

Mari kita semua lebih peduli pada kesehatan dengan berprinsip seperti slogan Hari Kesehatan : "Ayo Hidup Sehat, Mulai dari Kita!"

Karena jika kita menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri dan mulai dari saat ini tentu akan lebih berkualitaslah hidup kita nanti.

Dan...bagi para orang tua, ada pesan khusus dari dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes agar selalu mengawasi tumbuh kembang putra-putri dan segera membawa ke fasilitas kesehatan yang ada jika ditemui gejala kesehatan yang tak biasa. Kondisikan juga agar anak menjalankan pola 5-2-1-0 tadi sehingga akan lahir generasi penerus yang berkualitas di masa mendatang.

Nah, untuk lebih jelas dan lengkapnya tentang segala info terkait kesehatan khususnya tentang P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI silakan kepoin:

Website: P2PTM Kemenkes RI
Instagram: P2PTM Kemenkes RI
Twitter: P2PTM Kemenkes RI
Facebook: P2PTM Kemenkes RI


Kemudian bagi yang ingin mengulurkan bantuan untuk Viara Hikmatun Nisa' silakan langsung ke akun Instagramnya Viara_Hikni, mungkin ingin membeli buku karya Ayahnya bisa ke HP Pak Syaihul 085259182211 atau beli gelang karya Viara, ada di marketplace viara shop. Semoga lekas sembuh, Viara!💖

Dan....semoga anak-anak kita dan juga kita semua selalu dilindungi-Nya. Aamiin.



Salam sehat,

Dian Restu Agustina




Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

43 komentar untuk "Gangguan Ginjal pada Anak"

  1. Masya Allah, saya mbrebes mili T_T
    Anaknya terlihat tangguh walaupun sedang diuji dengan penyakit. Semoga cepat sembuh ya, Viara!
    Ini tulisannya padat ilmu banget. Mengingatkan saya sbg ortu agar lebih aware lagi pada kondisi kesehatan anak. Jadi pengen meluk anak2, hiks. Makasih sharingnya ya, Mbak Dian :)

    BalasHapus
  2. Gangguan ginjal pada anak memang belum terlalu umum di masyarakat, aku juga baru tahu tentang kisah Viara ini. Tapi beneran jadi pembelajaran buat orangtua biar lebih waspada. Semoga Allah berikan mukjizat-Nya untuk Viara Dan keluarha, Amiin

    BalasHapus
  3. Masyaa Allah, penyakit memang tak pernah mengenal usia ya. Menjaga kesehatan penting banget. Makasih banyak Mbak infonya, jadi "tertampar" niiih.

    Salam untuk Viara, semoga diberi kekuatan, kesabaran dan segera diberi kesembuhan. Aamiin

    BalasHapus
  4. Ya Allah Sedih ya.. ga kebayang masih kecil harus rutin cuci darah.. semoga viara segera diangkat penyKitnya.. dimudahkan proses terapinya & keluarga slalu diberi rezeki Dan kelapangan hati menerima takdir-Nya

    BalasHapus
  5. Jadi pengen beli bukunya. Salut buat Viara yang tetap bisa ceria juga buat kedua orang tuanya yang sabar. Masya Allah, semoga Viara segera diberi kesembuhan dan bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

    BalasHapus
  6. Innalillahi, semoga Viara dan keluarganya bisa melewatinya , diberi kekuatan dan kesabaran. Terima kasih info dan sharingnya mba Dian.

    BalasHapus
  7. Sedih bacanya, masih kecil sudah ada yang menderita gangguan ginjal. Semoga Viara selalu diberikan kesehatan oleh Allah Swt, dan selalu semangat menginspirasi banyak orang

    BalasHapus
  8. Jadi pembelajaran banget nih baca artikelnya,,
    mulai dari hal kecil seperti minum air sesuai kebutuhan dan teratur dapat jadi langkah preventif,,

    :( Dedek cantiknya terus tersenyum yaa,, biar jadi obat paling ampuh dari dalam diri..

    BalasHapus
  9. MasyAllah aku salut ama viara ini. Senyumnya dan semangatnya luar biasa dan aku juga salut ama ortunya. Smpai berjualan buku demi pengobatan viara ini .semoga kita peka denga saki ini ya Mba. Makasih infonya. Lengkap banget dan daging banget

    BalasHapus
  10. Saya juga taunya kalau sakit ginjal hanya untuk orang dewasa. Ternyata anak-anak pun bisa kena. Semoga tetap semangat untuk dedek Viara dan keluarganya.

    BalasHapus
  11. Gak tega rasanya liatnya mbak, sedih banget.
    Masha Allah semangatnya.

    Langsung peluk anak2 saya mbak, malu banget masih sering ngeluh capek, padahal masih ada orang tua yang capeknya double2 dibanding saya hiks

    BalasHapus
  12. Ya Allah, sedih banget. Dulu sewaktu sering anter mama cuci darah suka ketemu sama pasien yang masih kecil banget, dari usia SD, SMP bahkan bayi juga ada. Terkadang ada juga yang gak lama. Sedih kalau inget..

    BalasHapus
  13. Sedih bacanya sekaligus bangga sama viara yg tdk mudah putus asa y mba

    BalasHapus
  14. Duh... Saya paling nggak bisa kalo lihat anak2 sakit parah macam begini. Kasihan banget Mbak

    BalasHapus
  15. Ya Allah, sedih bacanya. Kagum sama semangat juangnya!

    Btw salam kenal mbak Dian

    BalasHapus
  16. Yaampun terharu sekali melihat perjuangan Viara semoga dia selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan aamiiin
    Thanks for sharing mba infonya

    BalasHapus
  17. Mba Dian aku baru tahu gangguan ginjal bisa kena anak :( sedih bacanya semoga Viara terus berjuang ga patah semangat

    BalasHapus
  18. Luar biasa perjuangannya adek kecil. Semoga segera sembuh dan sehat lagi. Salut!

    BalasHapus
  19. Subhanallah Viara tegar sekali, aku terharu baca perjuangannya. Semoga lekas pulih dan tetap berjuang terus.
    Baca artikel ini sekaligus mengingatkan aku juga buat hidup sehat karena penyakit nggak melihat umur, thanks mbak remindernya.

    BalasHapus
  20. Semoga si Viara sehat panjang umur dan dimudahkan segala urusannya. Ya mba, ga kebayang kalau aku hadir pasti meleleh, aku cengeng.

    BalasHapus
  21. Belajar dari kisah Viara untuk menjaga ginjal kita. Lakukan hidup GERMAS dan CERDIK.

    Informasi ttg ginjal di artikel ini lengkap

    BalasHapus
  22. Ternyata penyakit ginjal pun bisa menyerang anak :(
    Makanya ini anak2ku tu aku suruh banyak minum mbak. Salah satu solusinya adalah memberi mereka minum dari gelas yang lucu. Tapi, seringnya mereka minum pakai botol sih, jd aku bisa ikur asupan cairan mereka seberapa. Trus kalau bisa makan makanan berkuah2 gtu.

    BalasHapus
  23. Ya Allah ngga tega mbayanginnya. Jadi pengingat buatku untuk lebih aware lagi sama perawatan anak-anak, ngga cuma buat tumbuh kembangnya tapi juga menjauhkan mereka dari penyebab2 penyakit berat tidak menular seperti ini.

    BalasHapus
  24. Semoga Viara bisa segera sehat kembali setelah beroleh transplantasi ginjal dari ibunya. Salut pada Viara yang tegar, ibunya yang rela berkorban, dan ayahnya yang tetap menyokong. Mereka adalah satu kesatuan yang saling menguatkan.
    Sebagai ortu saya jadi sadar setelah baca ini, harus perhatian pada anak soal makan dan minum.

    BalasHapus
  25. Wah...sharing yg bermanfaat mbak... saya salut dengan semangatnya dan jadi lebihntahu dengan gangguan ginjal ini. Semoga anak2 Indonesia selalu diberikan kekuatan dan kesehatan

    BalasHapus
  26. Serem juga ya kalau anak mengidap gangguan gejala ginjal. Gak kebayang sakitnya bagaimana itu.

    BalasHapus
  27. Wah.. Ak speachless dah kalo liat ad anak kecil sakit begini. Aduh, pdhl kmrn baru aj diceritain tmn ttg tmnny yg kerja sbg perawat di pasien gagal ginjal. Trs ga lama baca ini lg. Hmm.. Makin terbuka nih pengetahuan aku. Jd pengen warning anak buat banyak minum air putih jg. Mslhnya y kdg anak ini suka bosan minum air putih. Kadang lbh sk susu. Heu

    BalasHapus
  28. Ya Tuhan
    sedih dan terharu membacanya
    teringat punya anak seusia viara
    semoga viara bisa diberikan kesehatan yang lebih baik
    semoga viara terus semangat ya

    BalasHapus
  29. Kebetulan mertuaku cuci darah 2 kali seminggu, banyak keluhan dan pantangannya. Gak bayangin anak sekecil Viara harus cuci darah rutin, kuat banget. Semoga transplantasi ginjalnya sukses

    BalasHapus
  30. sediiih liat foto ayahnya jualan buku gitu :(... insya allah aku bakal beli bukunya... kemarin dari salah satu IG temenku, ada anak kecil yg meninggal krn penyakit gagal ginjal. udah trlalu parah, dan dia sampe pendarahan otak. akhirnya ga sadar dan meninggal :( ... aku sendiri kalo minum selalu banyak.. tp anak2 ku kyknya juga kurang. harus aku paksa lg nih supaya mereka mau sering minum

    BalasHapus
  31. duuu terharru bacanya, adek viara keren, tegar & kuat banget. semoga transplantasi ginjalnya lancar.
    terimakasih inffonya, ternyata penyakit ginjal bisa terjadi pada anak anak

    BalasHapus
  32. Serem sekali gangguan ginjal pada anak ini ya. Anak2 harus banyak minum air putih ya. Semoga anak2 kita sehat selalu.

    BalasHapus
  33. Ya..ampuni sedih melihat adik sekecil itu harus mengalami sakit ginjal. Semoga segera sehat ya, semoga transplatasinya juga berjalan lancar

    BalasHapus
  34. Hatiku hangat melihat senyum Viara
    Anaknya optimis banget ya

    Btw menjaga kesehatan dengan memperhatikan asupan makan dan minum memang PR banget nih. Godaan makanan enak tapi kurang sehat itu kadang bikin goyah hehe

    BalasHapus
  35. Viara sayang.. tetap semangat ya kamu.. kamu kuat banget dan sabar banget, itu semua karena dukungan orang-orang disekitar kamu yang sayang dan peduli sama kamu ya.. semoga Allah SWT memberikan keajaiban kepada kamu dan kamu kembali sehat ya sayang

    BalasHapus
  36. Viara.. nampak tegar ya, terlihat dari senyumannya.. Viara hebat.. Viara pasti bisa lewatin ini semua.. semangat ya Viara! Semoga Allah segera menyembuhkan Viara secepatnya, Aamiin..

    BalasHapus
  37. Infonya komplit niy... Harus jaga kesehatan dan memgenali gejalanya yaaa..

    Semoga Viara bisa segera sehat

    BalasHapus
  38. Wah menarik infonya tuh kak tentang deteksi dini utk anak, coba kuperiksa deh ke anaku, smg sehat2 aja..

    sasyazawafa.com

    BalasHapus
  39. Serem juga ya tapi kasian anak-anak yg masih kecil sudah hrs mengalami gangguan ginjal. Informasi kesehatan ini bermanfaat utk mencegahnya

    BalasHapus
  40. Anakku kebetulan dulu lahir dengan berat badan rendah mbak. Aku harus selau waspada dna senantiasa memperhatikan pola asupannya berarti, ya....

    BalasHapus
  41. terasa banget sedihnya, masih kecil diberi cobaan seberat itu semoga Viara cepat sembuh dan bisa melewatinya, semangat juga untuk keluarganya.

    BalasHapus
  42. Dedek Viara luar biasa ya. Semangat hidup dan ingin selalu sehat dan bisa tumbuh hingga dewasa terpancar di wajah dan senyumnya. Semoga lekas sembuh ya Viara.
    Dan masalah Ginjal memang tidak bisa dipandang sebelah mata ya. organ kecil yang tersembunyi tapi punya peranan menyaring racun di tubuh kita.
    makanya wajib banget minum air putih yang cukup setiap harinya.

    BalasHapus
  43. Mataku berkaca2 baca ini. Viara kamu anak yang tangguh. Tubuh ini pinjaman dari Allah memang tugas yang dipinjami merawat dan menjaganya dengan baik.. Anakku berat lahirnya kecil, sakit2an, taPi Alhamdulillah sekarang udah jarang sakit menjelang 3 taun ini. Makasih mba Dian artikelnya ini. Semoga anak2 kita sehat semuanya.

    BalasHapus