Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebelum ke Dieng Ingat 10 Tips Ini

"Traveling is not something you're good at. It's something you do like breathing" (Gayle Foreman)


"Baliknya ke Jakarta singgah ke Dieng dulu aja yaaa?" 
"Dieng? Hmm, lihat saja nanti!" 

Sebelum jalan pulkam, suami mengusulkan mampir ke Dieng sepulangnya kami dari Madiun dan Kediri. Waktu itu saya enggak terlalu menanggapi idenya karena pikiran lagi fokus ke rencana mengkhitankan si Adik di Kediri. Jadi saya antara ingat dan tidak bahkan nyaris lupa dengan rencananya.





Setelah dua hari di Madiun lalu ke Kediri untuk niatan khitan tadi, saya malah enggak kepikiran apa jadi ke sana. Sampai saat balik ke Jakarta tiba. Si Adik yang masih "rada-rada" jalannya setelah dikhitan, tiba-tiba ditanya Bapaknya saat di rest area

"Sebenarnya Bapak ada rencana ke Dieng, Dik...Ada banyak candi dan telaga di sana, kamu sudah sembuh kan ya?"
"Sudaaah, Bapak. Iya, kita jalan-jalan saja. Aku kan belum liburan.."

Duh, yang sunat langsung mengiyakan dan lupa akan "rasa aneh" yang dibilangnya setelah dikhitan.🙈

"Lah, jadiii ini? Kan, belum pesen hotel?" protes saya.
"Sudah gampang, nanti saja di sana..."


Dieng
Telogo Warno


Mendadak Dieng


Selesai rehat, kami pun melanjutkan perjalanan dan keluar di pintu tol Bawen. Setelah singgah untuk makan siang sebentar, perjalanan ke Dieng pun berlanjut melewati Temanggung. Sengaja lewat sini karena kata suami kami bakal lewat sisi pegunungan yang tentu bakal dapat bonus indahnya pemandangan.

Tapi....ekstra bonusnya juga ada. Jalanan sempit berkelok, di sela kabut yang mulai turun di tengah gerimis yang tak henti mengguyur. Membuat kami mesti sangat berhati-hati melewati. Belum lagi tingkah beberapa pengendara yang seenaknya sendiri saja, menyalip di tikungan yang tajam atau tidak mau sabar mengantri di belakang iring-iringan truk yang kelebihan muatan.

Apapun, semua terbayar saat sampai di tujuan: Dataran Tinggi Dieng.

Sekitar kurang dari 24 jam kami berada di Dieng ini. Memang tak lama, tapi lumayan juga. Karena kami memang musti segera lanjut ke Jakarta karena anak-anak sudah masuk sekolah tanggal 2, demikian juga Bapaknya masuk kerja.

Tapi Temans,....jangan ditiru ya rencana tahu bulat alias dadakan kami ke Dieng ini. Sebaiknya memang direncanakan kalau mau melakukan perjalanan. At least, penginapannya sudah dipesan dan kemana saja mau pergi sudah diniatkan.


Dieng

Tips Mengunjungi Dieng


Nah, berikut beberapa tips dari saya yang bisa jadi perhatian sebelum berencana ke Dieng. Yuks, mariiii:


1. Siapkan Kendaraan


Dieng adalah dataran tertinggi di Pulau Jawa. Salah satu desa di sini, Desa Sembung, merupakan desa tertinggi di Pulau ini. Maka, akses menuju ke sana sudah bisa dibayangkan: naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali!

Jadi, siapkan kendaraan jika memang bawa sendiri. Mulai dari kesiapan mesin juga bahan bakar. Sesuaikan juga kendaraan dengan medan. Hindari bawa city car ke sini. Karena susyaaah pasti saat nanjak nanti.

Kemarin tuh di depan saya, ada Agya. Duh setengah mati di tanjakan dia. Entah sampai enggak di tujuan, karena kendaraan yang lain dipersilakannya duluan jalan.

Jadi, kalau memang enggak yakin dengan kendaraan, mending nginep/parkir di Wonosobo atau kota terdekatnya dan naik angkutan saja. Saya lihat ada banyak kendaraan jenis Elf yang merupakan angkutan umum di sana.

Dataran Tinggi DIeng


2. Pengendara Handal


Kontur pegunungan yang penuh kelokan tajam, sempit, beberapa berlubang, kiri tebing kanan jurang....wah, saya saja sebagai sopir tembak sudah ngeri duluan.

Maka, jika memang ke Dieng mau pakai mobil ya pastikan pengemudinya sudah piawai dan paham dengan kendaraannya. Karena medan yang sulit seperti ini memerlukan jam terbang tinggi dalam menghadapi segala situasi dan kondisi.

Kalau enggak yakin bisa, lebih baik serahkan pada pak sopir setempat yang sudah biasa menempuh jalanan penuh tantangan.


Dataran Tinggi Dieng


3. Sesuaikan Pakaian


Namanya saja dataran tinggi, udaranya dingin pasti. Apalagi di musim hujan begini. Kemarin saya datang tanpa persiapan. Jadi jaket dan kawan-kawan enggak terbawa dari Jakarta. Suami sih santai saja waktu saya ngomel pada diri sendiri enggak lengkap nyiapin itu ini.

"Sudah beli di sana saja, kan biar punya sweater yang ada tulisannya Dieng"

Hahaha..benar juga!!

Di kompleks Candi Arjuna ada deretan penjual souvenir dan saya pun membeli sweater dan topi/kupluk. Murah juga kok...Sweater ukuran si Adik 50 ribu, punya suami 80 ribu, sweater saya 90 ribu dan kupluk 25 ribu. Ini semua harga dari penjual karena saya enggak nawar - kasihan kalau ditawar...😁 Oh ya, cuma si Mas yang enggak mau beli karena dia sudah bawa hooedie.


Saat saya ke Dieng, 30 Desember, suhu di siang hari berkisar pada 16 dercel dan malam hari 10 dercel. Dan terasa tambah dingin karena waktu kami datang hujan sedang turun. Brrrrrrrr.... Syukur esok harinya meski dini hari gerimis masih mengundang sehingga mengurungkan niat kami menyaksikan Golden Sunrise, agak siang Sang Surya cerah ceria sehingga meski masih 16 dercel suhunya, hangat di badan rasanya.


Dieng
Candi Setyaki



4. Pesan Penginapan

Kami berangkat dari Kediri pukul 7 pagi. Alhamdulillah berkat tol Trans Jawa yang sudah nyambung dari Jakarta ke Surabaya (bahkan sampai Pasuruan), perjalanan jadi lancar jaya. Kediri-Bawen sejauh 280 km kami tempuh hanya dalam 3 jam saja (via tol masuk di pintu tol Nganjuk).

Keluar pintu tol Bawen sampai Dieng (Candi Arjuna) pukul 3 sore. Karena khawatir lokasi akan tutup jadi kami memutuskan langsung ke sini dan pesan penginapan belakangan.


Hotel Dieng
Hotel King's Dieng


Nah, keluar dari komplek Candi Arjuna sudah hampir gelap, coba jalan kaki ke 2 homestay mungil di depannya. Tapi enggak ada petugasnya dan parkiran juga full. Rasa-ranya enggak ada kamar tersisa dah...

Hopeless, coba jalan aja sambil nyoba pakai aplikasi pemesanan. Dan sudah kebayang gelap-gelap musti turun ke kota Wonosobo, cari hotel di bawah sana. Mana jalanan kayak gitu pulaaa...! Hiks!

Di parkiran, sementara suami bersiap mengemudi saya pun cek aplikasi pemesanan penginapan. Dan, Alhamdulillah, masih ada kamar via aplikasi Pegipegi!! Rejekiiii...!

Saya pun segera pesan 1 kamar setelah membaca sekilas fasilitas. Saya sih yakin saja dengan keterangan dan ulasan yang diberikan di Pegipegi karena sudah pernah sebelumnya dan puas dengan layanan aplikasi Pegipegi ini. 

Segera suami mengarahkan kemudi ke sini. Dan setelah mengambil kunci dan memesan tambahan sarapan 2 porsi lagi (@15 ribu/porsi), kami berempat pun segera masuk ke kamar yang meski sederhana tapi hangat. 


Hotel di Dieng
Hotel King's Dieng



5. Lengkapi Perbekalan


Kalau datang di musim hujan, siapkan juga payung dan jas hujan. Meski ada penyewaan payung di lokasi tapi lebih leluasa kalau bawa sendiri. Juga kalau bawa kendaraan sekalian saja bawa selimut tebal. Karena di penginapan hanya ada selimut biasa dan jumlahnya cuma dua. Untung saya bawa selimut untuk anak-anak tidur di mobil, sehingga masing-masing bisa selimutan. Karena malam hari di Dieng dinginnyaaa...warbiyasah!

Oh ya, masker atau penutup muka bisa juga jadi perlengkapan yang wajib dibawa. Terutama karena di kawasan kawah, bau belerang menusuk hidung dan bisa bikin pusing kepala.

Kalaupun lupa, masker bisa dibeli di pedagang yang menawarkannya di sekitar lokasi dengan harga 2 rb/buah.

dataran tinggi Dieng
bau belerang terutama di sekitar kawah..menyengat!



6. Hangatkan Badan


Penikmat kopi bisa menghangatkan diri di warung kopi yang ada di sekitar lokasi. Dan yang paling unik di warkopnya adalah adanya anglo (tungku panas) yang disajikan ke pengunjungnya untuk menghangatkan badan.

Kami berempat menghangatkan diri di sebuah warung kopi. Berteman kopi - dan coklat panas untuk anak-anak- dan semangkuk indomie. Mengitari anglo dengan arang membara beserta minuman panas yang sekejap saja jadi dingin airnya....

Ah, nikmat-Nya mana lagi yang saya dustakan.

Dieng
anglo...anget banget


7. Sediakan Waktu


Lokasi yang bisa dikunjungi di Dieng ini banyaak sekali. Dan tempatnya berpencar alias memerlukan waktu untuk didatangi. Setidaknya 2 hari dengan kunjungan cepat atau 3 hari jika ingin puas menikmati.

Jadi, ketika saya hanya mengunjunginya kurang dari 24 jam saja, rasanya enggak puas pemirsaaah! Karena banyak tempat jadi terlewati apalagi saat libur panjang begini, antrian kendaraan di tiap pintu gerbang mengular. Sehingga butuh tambahan waktu juga untuk ini.

Idealnya sih perginya enggak pas peak season ya. Tapi ini buat yang jomblo, mau honeymoon atau yang anaknya belum sekolah aja... Yang anaknya dah sekolah ya teteup harus rela berdesakan sama keluarga lainnya di masa liburan sekolah.


Dieng
kompleks Candi Arjuna


8. Siapkan Badan


Lokasi yang bisa dikunjungi di Dieng ini banyak sekali. Ada sekitar 20-an. Itu semua butuh jalan kaki menuju titik lokasi, mendaki, menaiki anak tangga juga musti berjalan ke titik lainnya di lokasi yang sama.

Jadi fisik yang prima pun alas kaki nyaman yang menunjangnya adalah antisipasi untuk kelancaran perjalanan kita.

sumber website: diengindonesia (rute lama sebelum ada tol Trans Jawa)


9. Simpan Tiket Masuknya


Di depan pintu masuk kawasan ada, retribusi untuk memasuki Dieng Plateu ini. Simpan baik-baik tiket ini karena jika kita tinggal selama beberapa hari nanti dan akan mengunjungi lokasi lainnya tiket ini bisa ditunjukkan lagi.

Beberapa tiket ada yang jadi satu retribusinya. Seperti Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Jadi simpan tiketnya karena pintu masuk kedua lokasi berbeda. Sehingga kita tidak perlu membayar ulang nantinya.


beda pengelola, beda hasilnya


10. Siap-siap Bahagia Juga Kecewa


Bersiaplah untuk bahagia karena melihat: pemandangan hijau yang terhampar, kebun sayur dengan sistim terasiring di sisi gunung, bunga-bunga indah bermekaran, candi megah yang gagah, kawah yang mengepulkan uap  dan terlihat magis dan indah, bertemu dengan penduduk yang ramah, telaga yang berkilauan warnanya saat ditimpa Sang Surya....



Tapi, bersiaplah kecewa juga karena: parkiran benar-benar terbatas kalau pengunjung membludak begini. Belum lagi di dalam lokasi musti berdesakan dan siap antri kalau mau selfie di spot yang seksiiii. Antrian di jalan masuk kawasan, kesemrawutan di jalanan dan semua musti dijalani dengan sabar karena sejauh yang saya lihat kemarin hampir tidak ada petugas polantas atau satuan pengamanan.


Dieng
spot pepotoan bikin kelihatan kumuh area karena tidak beraturan dan kebanyakan

Dan...ada kawasan, misalnya Kawah Sikidang yang pedagangnya berjajar tidak beraturan, penataan asal-asalan sehingga terkesan kumuuuuuh dan bikin sepet pemandangan. Juga spot foto kekinian yang juga mengganggu karena tak tertata dan semrawut di sini dan sana.

Duh...., sayang sekali kalau pengelolaan seperti ini. Apa yang ada di benak beberapa wisatawan mancanegara -yang saya lihat datang- melihat kondisi Dieng kayak gini. Hiks.

Saran buat pengelola agar dikembalikan ke fungsi aslinya agar wisatawan benar-benar bisa menikmati keindahan alam yang disajikan.


Dataran Tienggi DIeng
Kawasan Kawah Sikidang yang kumuh

Dan akhirnya, semoga tips di atas bermanfaat ya. Oh ya, puncak kunjungan di Dieng adalah saat Dieng Culture Festival yang dihelat di bulan Agustus dengan rangkaian acara: upacara pemotongan rambut gimbal, pertunjukan seni tradisi, jazz di atas awan, pertunjukan sendratari, pesta lampion, dan kembang api.

Akhirnya, selamat menikmati surga tertinggi di Pulau Jawa ini....Dataran Tinggi Dieng!😍




Happy Traveling


Dian Restu Agustina








Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

81 komentar untuk "Sebelum ke Dieng Ingat 10 Tips Ini"

  1. Kalau lagi peak season, memang enaknya booking dulu. Pernah waktu kami ke Sikunir, ada beberapa wisatawan yang gak dapat homestay. Kayaknya akhirnya pada menginap di mobil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak..itu saja kami dapatnya karena ada yang booking tapi batal datang

      Hapus
  2. coba kalau pemerintah kabupaten mau pemekaran wisata Dieng, pastinya bakalan banyak yang berkunjung menikmati alam yang indah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemekaran bukan solusi saya rasa. Yang ada dulu saja dikelola dengan sebaik-baiknya

      Hapus
  3. Tipsnya aku camkan mbaaaa
    Bismillah... semoga 2019 bisa ke Dieng, aamiiiin :D

    BalasHapus
  4. Saya belum pernah ke Dieng.... nasib..nasib... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak usah menyesali nasib mas Nata. Saya juga belum pernah kok. nasib... nasib.... :p

      Hapus
    2. Aku doakan Kang Nata dan mas Adi Pradana bisa ke sana #2019keDieng..Aamiin :)

      Hapus
  5. Harus aku catet neh tipsnya mbak, kebetulan saya belum pernah ke dieng.

    BalasHapus
  6. Terakhir kesana sampai jam 17.30 wwkwkwk mau ngapain dah? Soalnya suami keenakan dirumah ortu di Magelang jadi berangkatnya udah kesorean juga. Insya Allah mau diulang tapi yang bener & penuh persiapan. Thanks tipsnya.

    BalasHapus
  7. wow keren
    dingin bgt pasti di sana
    dr dulu kepengen dateng ke festival jazz di sana. semoga th ini kesampean.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ke Jazz Festival, Aguntus nanti Mbak..saya juga pengin sekali nih

      Hapus
  8. Wah.... Saya pernah ke sana dulu waktu kecil.

    BalasHapus
  9. Ini destinasi impian banget. Kayanya mending nyewa mobil aja, kali ya biar santai hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, nyewa di Wonosobo mungkin ya, ada yang sekalian sopir biasanya

      Hapus
  10. Terimakasih banget tipsnya, sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  11. Lengkap infonya ini mba dian. Terima kasih. Penuh tantangan ke Dieng ya

    BalasHapus
  12. Wah ade canggih banget semangatnya. Tapi emang jalan2 gak selalu musti well planned mba. Sesekali mending Go show aja biar terwujud 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah betul nih..kalau direncanakan kadang malah enggak jadi hihihi

      Hapus
  13. Aku belum pernah ke sini mba, baru sebatas ingin hahaha... asline takut kademen njuk mengkeret wkwkwk. Tapi asik banget kali ya kalo pas sepi gitu. Ah, harus membulatkan tekad nih

    BalasHapus
  14. Dulu pernah ke dieng jaman masih sekolah, sekalian pulang kampung terus mampir kesini. Tapi apa daya hujan deras pas sampai dieng, enggak liat apa-apa kecuali kabut. Keknya kudu kesana lagi nih wkwkk.

    BalasHapus
  15. Wheee mba Dian, maknyus yaa peak season tanpa persiapan, hihii... Rezeki gak kemana ya, alhamdulillah masih kebagian kamar.

    BalasHapus
  16. Wahh menarik sekali tante ini cerita liburan tahu bulatnya..aku sudah rencanain ke Dieng tahun lalu tapi gak jadi akhirnya ke Bali. Ingin nyobain liat golden sunrisenya diatas pegunungan diengnya..pasti so sweet

    BalasHapus
  17. Dieng ini masuk pada tempat yang aku pengen datengin. Belum keburu aja, soga suatu hari bisa kesini.

    BalasHapus
  18. Pernah ke sini, kuliah lapangan zaman mhs. Tugasnya sketsa candi. Hehe...
    Skrng udah bagus yah. Tertata apik dan obyeknya banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apik Mbak..cuma beberapa kumuh - yang dikelola Pemkab. Yang dikelola Kementerian LH rapi

      Hapus
  19. Wah, saya kemarin rasan-rasan sama suami pingin ke Diengg mbak. Awalnya mertua udah kesana duluan, terus saya liat puncak Dieng buat syuting film 'Surga Menanti', duhh indah, ijo banget. Terimakasih tipsnya mb dian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak..ijo seger pemandangannya, desa tertinggi di Pulau Jawa di sini nih

      Hapus
  20. Dieng keren mb Dian. Naik sampai atas Sikunir gak? Saya pas ke Dieng hujan jad gk mampir ke Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Thx deh mba tips nya... Oneday saya ke Dieng lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jam 3 pagi hujan deras mBka, enggak jadi deh ke Sikunir

      Hapus
  21. aku dan suami berencana ke Dieng tetapi belum sempat. Kebetulan ada teman yang tinggal daerah di Dieng. Mbak Dian bikin aku tambah kepingin. Semoga 2019 bisa ke sana pas Agustus biar bisa ikut festivalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak..pas festival keren banyak acara tuh, ramai pastinya

      Hapus
  22. Waktu kesini Dieng dalam status waspada. gila banget tetep brangkat. dan Alhamdulilah aman. Dan enaknya, dieng sepi banget.

    Iya, kalau nekad bawa kendaraan kesini harus yang sudah expert, karena tanjakan sekaligus tikungannya uhhhhh. mamacu andrenalin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. duh..iyalah sepi, status waspada
      ho oh, apalagi tanjakan yang via Temanggung parah...

      Hapus
  23. Dieng memang tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Cuma ya itu, jalannya sereem bagi saya.. banyak kelokan tajam. Kalau untuk yang penakut seperti saya, seperti cocok kalau ganti shuttle car saja ya.. hehe. Kalau saya dulu berkunjungnya bukan pas peak season, jadi malah cenderung terlalu sepi. Jadi pengen lagi ke Dieng. Sepertinya sudah banyak perubahan, jadi lebih kereen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih keren Mbak..cuma lebih kotor juga di beberapa tempatnya hiks

      Hapus
  24. Duh mbak, aku ngebayangin jalannya udah takut duluan. Hahaha..cemen yaa...padahal setiap hari aku nglewati kelokan tajam. Setiap baca tentang Dieng pengeeeen banget ke sana. Semoga suatu hari nanti bisa.

    BalasHapus
  25. Walaupun kunjungannya tahu bulat, tetep enak juga nih dibaca. Tetep banyak cerita yg bisa dibagikan ya, Mbak. Geli baca reaksi si Adik :D *semangat amat

    Saya simpen tips-nya. Hmm... Dieng 4 jam dari Solo, nih. Kali aja ada kesempatan ke sana suatu hari nanti. Dan mungkin... pas liburan juga. Huaa... Lha piye maneh ya, hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau masalah semangat jalan-jalan anak-anakku juwaraa kayak emaknya hahaah

      Hapus
  26. Aduh, buat apa ya, ada banyak-banyak spot kekinian begitu. Foto-foto latar pemandangan alam aja juga cantik kan.

    BalasHapus
  27. waaah cantik banget pemandanganya ya, aku belum pernah kesini, terima kasih tips nya :)

    BalasHapus
  28. Libur akhir tahun kemarin kakak iparku ke sana dan sukses dpt penginaoan seadanya. Pengalaman banget ini soal persiapan, apalagi kalau bawa krucil kayak aku. Kalau pas lebaran juga mgln se-ramai ini ya. Rencana next lebaran ini mau mampir skalian, karena kebetulan aku sama pakne blm pernah ke sana juga.

    BalasHapus
  29. wah seru banget nih
    saya yg rumahnya deket malah belum sempat ke sana

    BalasHapus
  30. Sering mendengar Dieng, tapi hiks belum pernah kesana, seru ya apalagi bareng keluarga wisata alam kaya gini.

    BalasHapus
  31. Sebagai orang yang belum pernah ke Dieng tulisan ini penting buat saya. Siapa tahu kan nanti ada rezeki ke Dieng? BTW, saya penasaran dengan sweater untuk perempuan bertuliskan DIENG, ada yang cakep, gak, Mbak? Di foto-fotonya saya lihat, anak Mbak Dian saja yang pake sweater bertuliskan DIENG.

    BalasHapus
  32. Jujur saya belum pernah ke tempat ini dan pengen banget ke sana. Terima kasih atas tipsnya yang bermanfaat. Salam

    BalasHapus
  33. Saya sudah lama banget tak mengunjungi Dieng. Sampai-sampai lupa gimana dinginnya di sana. Terima kasih Mbak atas tips-nya. Menyiap kendaraan emang perlu banget ya, mengingat akan melalui jalan mendaki dan berkelok-kelok :)

    BalasHapus
  34. Terakhir ke Dieng tahun 2015 lalu. Trims tipsnya. Rencananya awal Agustus mau ke sana lihat cukur rambut gimbal

    BalasHapus
  35. Ke Dieng beberapa kali, terakhir taun 2014 dan kayaknya udah banyak yang berubah

    Betul mbak kl ke Dieng harus sabar mencari parkir apalagi di musim liburan anak sekolah, itu Dieng isinya macet padat

    Tapi memang selalu pengen balik ke negri di atas awan, coba deh kunjungi Dieng di pertengahan tahun Agustus-September dinginnya minta amoun

    BalasHapus
  36. Aku main ke Kawah Sikidang Dieng udah lama banget, tahun 2015 kalo nggak salah. Dulu sih calon calon jadi kumuh. Sedih banget kalo sekarang beneran jadi kumuh.

    BalasHapus
  37. Aku rencana tahun ini ke Dieng sama temen2ku. Jadi tipsnya ini wajib banget di bookmarks. Hehehe..
    Duh jalanannya se horor itu ya? Takut duluan malah sama jalanan 🤣

    BalasHapus
  38. Disimpen dulu tipsnya, siapa tau bisa berwisata ke Dieng juga. Semoga kedepannya tempat2 wisata di Dieng ini lebih terjaga dan dikelola lebih baik lagi ya Mba. Supaya jumlah wisatawan yg datang kesana semakin bertambah.

    BalasHapus
  39. Bookmark for next trip, thank u mbak e

    BalasHapus
  40. Suamiku kuajak ke dieng belum mau. Karena ngeri2 sedap kalau hatus nyetir sendiri..enakan sewa jeep gitu ya kaya di bromo..

    BalasHapus
  41. resiko ya mba. ke tempat wisata pas rame jadinya banyak antri.
    aku kurang suka liat banyak spot foto di tempat wisata jaman now. enakan wisata pas jaman dulu, masih alami pemandangannya

    BalasHapus
  42. Siaaap tipsnya aku ingat2 yaa..
    Aku pengen juga ke Dieng ya, tapi emang bener kudu kaya tahu bulat, biar enak hahhhaa
    Soalnya kalo diskedulin ga jadi teruss

    BalasHapus
  43. makasih tipsnya mbaaa
    akhir tahun lalu rencananya mau ke dieng sama anak-anak
    tp kejadian2 alam membuat kita berpikir ulang kmrn
    tp tetep sih dieng masuk dalam bucket list

    BalasHapus
  44. Aku belum pernah sih ke Dieng. Jadi perlu banyak persiapan kalau kesana

    BalasHapus
  45. Ya ampun itu spot2 fotonya ganggu banget, apa menyesuaikan sama anak2 alay yg kekinian bngt gtu? Sayang jd kyk merusak ekosistem pdhl foto latarnya aja udah Indonesia bngt

    BalasHapus
  46. Dieng ini tempat diselenggarakannya event Jazz Atas Awan itu kan ya?

    Saya lihat di channel YouTubenya Anji pas acara tersebut, suasananya cakep bener.

    Semoga kapan-kapan bisa ke Dieng juga :)

    BalasHapus
  47. Catet ah tipsnya mba, kali aja ada kesempatan untuk main ke Dieng. Kali aja diajakin adeku yang suka jalan.

    BalasHapus
  48. Hiks nyesel banget mab, tahun 2016 ke Wonsobo ga mampir Dieng. Maklum, lagi hanil sangat muda :( semoga nnxt berkesempatan kesini lagiii

    BalasHapus
  49. kebayang cuaca dinginya yah, wah makasih loh tipsnya ngebantu banget buat ku jg juga lg rencanain pergi kesana

    BalasHapus
  50. Ahh jadi pengen liburan kalo liat tulisan ini... huh

    BalasHapus
  51. Mbak kalo kendaraan ke tempat wisata dieng itu naik apa ya kalau dari penginapan terdekat

    BalasHapus
  52. semangat ya adik ... he3
    mba dian seru ya piknik dadakan.
    aku ke dieng tahun 2021 agustus, saat pandemi objek wisatanya tutup semua hiiikssss.
    tapi gak terlalu kecewa sih bisa lihat telaga warna dari bukit yang dibuka oleh penduduk.

    salam jalan-jalan

    BalasHapus