Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengatasi Speech Delay pada Anak

Mengatasi Speech Delay pada Anak Bersama Dini.id! Well, anak pertama saya dulu mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Ketika teman-teman sebayanya sudah mampu mengucapkan beberapa kosakata, ia belum bisa. Saya dan suami yang saat itu merupakan orang tua baru, awalnya menganggap hal ini bukan masalah baku. Pikir kami mungkin karena dia anak pertama dan tidak bergaul dengan banyak teman sebaya jadi wajar saja. Selain itu, kami beranggapan mungkin dia kebingungan mendengar orang tuanya bicara dalam Bahasa Jawa, sementara kami dengannya bercakap dalam Bahasa Indonesia, dan pengasuh serta lingkungan bermainnya ngomong dalam Bahasa Melayu dan Batak.

Tapi, lama-lama saat saya bertemu dan membandingkan dengan anak lain yang sepantar dengannya saya mulai aware akhirnya. Ini sepertinya ada apa-apa. Hanya saja karena keterbatasan akses pada saat itu (tahun 2002-an) dimana internet belum semaju sekarang, saya pun tak punya banyak informasi lanjutan. Apalagi saya sekeluarga saat itu tinggal nun jauh di pinggiran Sumatera Utara sana. Jadi ya gitu deh, saya hanya bisa membantu dia sebisa saya berbekal buku yang saya beli tanpa meminta bantuan pada yang ahli.





Memang kadangkala, orang tua menganggap sepele masalah keterlambatan berbicara pada anak usia dini ini. Beberapa bahkan ada yang percaya pada mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat. Misalnya, enggak usah khawatir lah, kan jalannya duluan maka bicaranya jadi belakangan.

Padahal menurut Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K), perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur tertentu. Misalnya, saat anak usia 12-13 bulan, seharusnya sudah memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’.

Dikatakan oleh Dokter Anggia, "Tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa itu sebagai tolak ukur perkembangan kognitif dan intelektual mereka. Jadi menentukan perkembangan anak pada tahap-tahap selanjutnya. Sehingga mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena gangguan jiwa, depresi dan ansietas/kecemasan. Bagi mereka semua perasaan itu enggak nyaman. Karena mereka enggak bisa ngomong, sedihkah, marahkah, kecewakah, mereka enggak bisa gomong gara-gara speech delay."





Lalu apa sebenarnya faktor penyebab speech delay ini?

Well, ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya faktor lingkungan yang deprivasi. Faktor ini dapat dilihat ketika orang-orang di lingkungan mengharapkan sangat banyak pada kemampuan anak.

“Contohnya, ada anak baru umur 3 tahun sudah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, Inggris. Kalau anak yang enggak ada gangguan itu enggak masalah, tapi anak dengan gangguan itu kacau balau,” jelas Dokter Anggia lagi.

Faktor lainnya juga adalah kemampuan kognitif tiap anak itu berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang malah membuatnya menjadi sosok pencemas yang tinggi. Takut kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga kemudian interaksi sosial anak juga akan memburuk.

Padahal pondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Dari anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, menjadikan anak jadi terasah kemampuan berbahasanya. Dari lingkungan terkecil yakni keluarga, anak jadi mengenal kata baru dan maknanya. Itulah sebabnya yang wajib diberikan orang tua ialah kebersamaan dalam bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya.

Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkan ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosional mereka.




Nah, jadi Ayah Bunda paham kan betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak yaaa?

Oh ya, selain sering mengajak anak ngobrol dan bermain bersama, kini sudah salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yaitu  melalui dini.id.

Dini.id adalah startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.


Semenntara, beberapa program Dini.id yakni :
  • Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
  • Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
  • Program assesment, observasi & investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.





Nah, dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan dapat teratasi dan anak jadi lebih lancar bicara nanti.

Oh ya, berikut ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang bisa memberikan pencerahan baru untuk kita semua. Semoga makin banyak orang tua yang jadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak penting sekali dan diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang kelak.💓








Happy Sharing


Dian Restu Agustina




Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

Posting Komentar untuk "Mengatasi Speech Delay pada Anak "