Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Hari Mengunjungi 4 Kota di Eropa

Suami saya bekerja di Hassi Messaoud, Algeria selama 2 tahun dengan shift kerja 4 minggu di lokasi 4 minggu balik ke sini. Di bulan terakhir masa tugas di sana, mileage Qatar Airways (poin loyalty airline) sudah numpuk, padahal ada masa berlakunya. Dihitung-hitung cukup untuk ditukarkan beberapa tiket gratis (redeem for free flight). Meski, sebenarnya bisa sih redeem for shopping. Tapi kami lebih pilih tiket saja!

Why?

Coz, we prefer collect moments not things! Lebih baik banyak mencari pengalaman untuk dikenang, daripada beli barang yang ujung-ujungnya usang dan dibuang!





Sejatinya saya penasaran juga dengan Algeria. Cuma Algeria bukan negara yang aman untuk dikunjungi. Akhirnya kami putuskan perginya ke negara tetangganya saja: Spanyol, Perancis dan Italia. Jadi, kami pun mengurus visa Schengen Spain. Dengan alasan, masuk lewat Spanyol (kabarnya) lebih mudah apply visanya.

Dan, petualangan pun dimulai. Kami bepergian ke 4 kota: Madrid, Barcelona, Paris dan Roma.

Sebelum berangkat, redeem dan beli tiket pesawat, apply Eurail pass dan reserved tiket KA untuk rute kota-kota tersebut. (Ini akan jadi pengalaman pertama ngetrip dengan kereta, karena sebelumnya kami memilih roadtrip, seperti saat traveling keliling hampir semua negara bagian di Amerika - saat tinggal di sana).

Oh ya, selama di sana kami memilih tinggal di private apartment, dengan alasan untuk keluarga tarifnya lebih hemat dibanding dengan di hotel. Memang letaknya di pinggiran kota, tapi experiencing daily life like a local itu menantang. Jadi merasa seperti penduduk yang tinggal di kota tersebut. Juga cocok untuk anak-anak karena merasa seperti di rumah sendiri. Bisa masak kilat, nyuci juga free wifi.

Rata-rata kami pilih walking tour, naik turun metro/bis, meski ada juga yang ambil hop on-hop off/sightseeing bus, biar bisa keliling tempat wisata. Alhamdulillah anak-anak sehat dan senang. Meski kadang saya dan suami harus gantian menggendong si bungsu yang kecapekan/ ketiduran.

Traveling with kids, apa enggak repot? Tipsnya, biar tidak bosan kita bawa mainan kesukaannya. Juga karena di kota-kota tersebut di berbagai penjuru ada playground, singgah saja sebentar agar mereka bisa bermain. Hemat juga, karena naik metro ada potongan harga untuk anak-anak dan di bawah usia 10 tahun tidak dikenakan city tax untuk sewa apartemen. Bahkan beberapa lokasi free entrance untuk anak-anak. Dan yang paling senang, kalau ajak anak itu kadang didulukan saat antrian.









MADRID



Biar hemat, saya dan anak-anak berangkat dari Jakarta, sementara suami dari Hassi. Lalu kami bertemu di Barajas Airport Madrid. Jakarta-Doha 9 jam terbang dengan transit 4 jam. Lanjut Doha-Madrid 8 jam. Dan, sampailah saya dan anak-anak di Barajas.

Saat di imigrasi, antrian mengular. Langsung saya didatangi officer "M'am are you with the kids? Come on!”

Asyik, skip the line, langsung disuruh ke depan!

Suami sudah menunggu karena datang 1 jam lebih awal. Selanjutnya kami membeli day pass metro lalu menuju ke Apartementos Gran Via. Gedungnya 6 lantai dengan unit berisi: 1 bedroom, sofa bed, kitchen set dan washing machine dan mini bar.

Setelah istirahat sebentar, langsung ke Atocha railway station, karena Eurail pass dan tiket KA perlu distempel sebelum bisa dipakai. Ternyata prosesnya lama, jadi jadwal mundur semua. Ke markas Real Madrid, Santiago Bernabeu Stadium jadi kemalaman.

Istirahat semalam, besoknya sebelum sunrise sudah berangkat walking tour ke Plaza de Espana, Templo de Debod, Palacio Real, Puerta del Sol, Parque del Buen Retiro dan Puerta del Alcala. Tak lupa juga naik bis keliling kota.

Madrid has famous nickname Sun Drenched/Wild Land coz a lot of interesting places and amazing spots, the culture, the beauty of the buildings and gardens...And, absolutely right!













BARCELONA



Madrid-Barcelona berjarak 621 km ditempuh dengan kereta cepat Renfe AVE selama 3 jam saja! Rutenya: Madrid Puerta de Atocha-Zaragoza Delicias – Lieida-Camp de Terragona-Barcelona Sants. Sesampainya di Barcelona, langsung ke apartemen Room305BCN. Bangunannya 4 lantai dengan fasilitas: 1 master bed, 2 twin bed, full kitchen set, dining room, washer dan balkon untuk tempat jemuran.

Esoknya kami mengunjungi proyek gereja yang dibangun sejak 1882, Sagrada Familia. Proyek jenius Modernisme karya Antoni Gaudi ini diperkirakan selesai pada 2028 dan bisa menampung 9000 orang. Lalu membeli tiket hop on hop off, Barcelona Bus Turistic. 

Pertama, singgah di Parc Guell, taman dan bangunan indah karya Antoni Gaudi yang dibuka sejak 1926. Lanjut ke markas FC Barcelona, Camp Nou, stadion terbesar di Eropa dengan kapasitas 100.000 penonton. Selanjutnya mengenang kejayaan emas bulu tangkis Indonesia oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma di stadion Summer Oliympics Barcelona 1992.

Barcelona kota yang rapi dan bersih. Di sudut-sudut kota ada sepeda berjejer yang bisa disewa. Dan ada 100 km lebih bike lane di sini. Juga tersedia jaringan metro/bis yang lengkap dan menjangkau penjuru kota. Barcelonian bicara dalam bahasa Catalan. Sehingga petunjuk informasi di berbagai sudut kota pun dalam 3 bahasa yaitu: Catalan, Spanish dan France.

Banyak bangunan berdesain Modernisme dan arsitektur yang membuat decak kagum. Here in Barcelona, it's the architects who built the buildings that made the city iconic.

Traveler benar-benar dimudahkan dengan berbagai opsi. Ada free walking tour atau official hop on hop off bus dengan harga terjangkau yang mencakup area gunung sampai pantai. So, that's why people said : Italy has great food and Barcelona has great energy.










PARIS


Barcelona-Paris jauhnya 1073 km. Kami tempuh dengan kereta double decker/bertingkat super cepat TGV selama kurang dari 6 jam.


Sampai di apartemen, cuma ambil kunci di mailbox (tidak ada pengelola).

Pertama, kami ke Tour Eiffel. Rencananya mau beli tiket ke puncaknya. Tapi begitu lihat antrian yang mengular, batal! Karena sudah hampir malam. Sambil jalan pulang, mampir ke Les Invalides, museum/makam untuk menghormati tokoh militer bangsa seperti Napoleon Bonaparte.

Esoknya ke Versailles yang berjarak 41 km dengan RER, kereta antar kota. Mengunjungi Chateau de Versailles, istana King Louis XVI and his famous wife Marie-Antoinette. Raja terakhir sebelum revolusi Prancis. Sayangnya sedang ada renovasi jadi bagian dalam istana ditutup. Tapi tak perlu kecewa karena bagian luarnya pun memukau. Ada eksibisi artwork hasil karya sculptor ternama Perancis yang keturunan India, Anish Kapoor. Area istananya seluas 800 ha, ada 200 ribu pohon dan 50 fountain. Adalah kompleks istana terluas di dunia.

Next, Notre Dame, cathedral with gothic style yang berdiri sejak 1345. Then, National Pantheon. Dulunya gereja lalu difungsikan sebagai makam National Heroes. Yang dimakamkan di sini antara lain: Braille, Pierre & Marie Curie. Selain itu, di sini ada Foucault Pendulum yang terus bergerak sendiri sesuai dengan rotasi bumi.

Hari ketiga sejak pagi mendung kelabu menghiasi langit Paris. Kami ke Louvre Musee, Eh, sampai sana, ternyata tutup tiap Selasa (So, please remember check the opening hours before you come).

Lanjut jalan! Kami pose dulu di Arc de Triomphe de Carousel. Melewati Jardin des Tuileries taman yang menghubungkan Louvre dengan Place de la Concorde.

Next, Arc de Triomphe de l'toile. Monumen setinggi 50 m sebagai peringatan untuk pejuang Revolusi Perancis yang namanya tertulis di sisi-sisi dinding. Untuk mencapai bagian atas bisa menaiki tangga untuk menikmati panorama Paris. Di dasar monumen ada makam pahlawan tak dikenal yang dikenang dengan mendirikan sudut Eternal Flame/api abadi.

Kami lanjutkan dengan menyusuri the world's most beautiful avenue: Avenue des Champs-Elysees sepanjang 2 km dan lebar 70 m. Deretan luxury shops, theatres dancafes. Just window shopping! Mau masuk, enggak jadi! Baca nama tokonya saja sudah enggak kebayang harganya (LV, Hermes, Cartier,…)

Jalan sampai ke Grand Palais dan Sacre Coeur, sebuah katedral di atas bukit.

Hari ketiga, pagi-pagi ke Menara Eiffel. Antriiinyaa! Meski lebih oke daripada yang kemarin. Ke puncaknya dengan lift, meski ada juga pengunjung yang memilih menaiki 704 anak tangga. Wow! You can enjoy panoramic view over Paris from 1st, 2nd, and top floor. Spectacular view! Di atas ada juga restoran & souvenir shops.

Next, Louvre! Antri security screening sejam lebih, gratis masuk untuk anak di bawah 18 tahun. Rame banget! Pantesan dibilang sebagai the world's most visited museum. Ada 400 ribu lebih objek dan artwork yang dipamerkan. Yang paling heboh teteup karya Leonardo da Vinci,  Monalisa, yang disebut sebagai karya seni paling banyak dikunjungi, ditulis, dinyanyikan dan diparodikan di dunia.

Finally, walking tour ke monumen Basstille, sebuah tempat pertunjukan opera, Akademi Musik L'Opera dan Madeleine, sebuah katedral berbentuk parthenon Yunani.

Paris was a museum displaying exactly itself. Kiri kanan depan belakang begitu banyak spot berasitektur indah yang memanjakan mata. Meski ada tambahan/bangunan baru tapi konsep tetap senada dengan bangunan/karya arsitektur yang dibangun berabad silam. Paris is always a good idea, so don't miss it!




















ROMA


Pukul 6 pagi kami sudah di TGV (Train a Grande Vitesse) menempuh rute Paris-Milano sejauh 850 km selama 7 jam. Pindah kereta di stasiun Milan Porta Garibaldi, ke rute Milan-Roma sejauh 582 km selama 3 jam. Saat transfer ke kereta Frecciarossa ini, kami sempat lari-lari, hampir ketinggalan, karena waktu transfer yang mepet. Nyaris saja! Syukur, ada delay di next train tersebut.

Sepanjang Paris-Milan kami disuguhi pemandangan rumah-rumah pertanian yang adem, air terjun tepat di samping rel kereta, hutan yang terjaga di lereng pegunungan dengan puncak gunung yang tertutup putihnya salju, danau dengan air berkilau...Wow, what a lovely scenery!
Begitu masuk wilayah Italia, penampakan pun berbeda, yang tampak adalah barisan ladang gandum yang sekilas mirip persawahan padi di Indonesia. Dan pabrik-pabrik yang menyelinginya.

Dan, sampailah kami di Roma. Begitu keluar dari stasiun terhenyak sejenak. Enggak beda jauh dengan suasana stasiun Pasar Senen Jakarta, ruwet dan ribet. Begitulah, karena Roma belum memiliki jaringan moda transportasi massal yang menjangkau penjuru area, membuat kendaraan pribadi pun mendominasi. Mobil numpuk di jalanan. Macet! Roma dengan begitu banyak warisan budaya yang dimiliki, memang dijaga agar pembangunan yang dilakukan tidak merusak cagar budaya yang ada.

Kami menginap di Diamond apartment, unitnya di lantai dasar, the largest one, fully furnished, laptop plus wifi. Bumbu dapur ada juga. Sorenya kami belanja bahan makanan dan harga barang lebih murah daripada 3 kota sebelumnya.

Esoknya, beli tiket citysightseeing Roma untuk 2 hari. Pertama ke Colosseo. Stadion yang menjadi saksi bisu kematian ribuan tahanan dan binatang yang diadu di arena gladiator Flavian Amphitheater. Di tengah sorak sorai 50 ribu penonton yang menempati tempat sesuai dengan status sosialnya. Bentuk, struktur dan arsitektur bangunannya benar-benar mengagumkan.Tak jauh dari Colosseo, ada Foro Romano, reruntuhan sejumlah bangunan pemerintahan kuno di pusat kota Roma yang merupakan alun-alun/pasar jantung aktivitas perdagangan. Tempat ini disebut sebagai tempat pertemuan paling ramai sepanjang sejarah dunia.

Esoknya kami ke San Pietro in Vaticano, basilika utama umat Katolik di Vatikan yang merupakan gereja terbesar yang pernah dibangun di dunia, seluas 23 ribu m2 dengan kapasitas 60 ribu orang. Basilika ini merupakan tempat pemakaman St Petrus dan Paus lainnya. Umat yang ingin masuk ribuan dengan antrian yang sangat panjang.

Kami pun mengunjungi Musei Vaticani, museum yang menyimpan koleksi Gereja Katolik Roma. Pengunjungnya padat merayap, untuk mengagumi hasil karya seni, pun yang ingin beribadah di Sistine Chapel.

Next, ke Fontana di Trevi, air mancur yang termashyur karena tradisi lempar koin. Tradisinya tiga kali lempar, pertama jika berharap ingin kembali ke Roma, kedua untuk asa cinta, ketiga agar pernikahan awet selamanya. Koin yang terkumpul perhari bisa 3000 Euro. Wow! Semua akan disumbangkan ke Palang Merah Internasional.Tetapi, karena saat itu Fontana de Trevi sedang direnovasi, batal deh saya menyumbang ke PMI hihi..

Lanjut menyusuri downtown seraya mengenang sejarah kekaisaran Romawi yang bertahan paling lama sepanjang sejarah (27 SM- 1453). Sayangnya peninggalan yang tersisa tak sebanyak yang saya bayangkan. Bisa jadi peperangan atau bencana alam menghancurkannya. Bangunan-bangunan baru pun kadang tak diselaraskan dengan arsitektur lama yang masih ada di sekitarnya.

Hmm… All roads lead to Rome: different paths can take one to the same goal!

Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk meraih impian kita! Sepanjang ada asa, usaha, doa, yakinlah kita bisa mencapainya! 








Dan, Europe adventure kami selama 10 hari pun berakhir di Roma dengan lancar jaya. Alhamdulillah.

Finally, let’s be a traveler! Pergilah ke luar rumahmu, kotamu, pulaumu. Go somewhere! Itu akan mempertebal rasa syukurmu pada-Nya, menjadikanmu menghargai berbagai perbedaan dengan sesama dan membuatmu lebih peduli dengan lingkunganmu.

The world is a book and those who do not travel, read only a page!💖





*Perjalanan ini saya lakukan pada bulan September 2015. Sayangnya saat itu saya belum ngeblog, sehingga detil perjalanannya banyak yang lupa. Sehingga cerita ini saya rangkum dari status FB saya. 





Happy Traveling


Dian Restu Agustina


Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

54 komentar untuk "10 Hari Mengunjungi 4 Kota di Eropa"

  1. alhamdulillah.. seru banget mba bisa jalan ke luar negeri sama keluarga.

    BalasHapus
  2. 4 kota dalam 10 hari di eropa. Ga bisa bayangin bakal secepat apa waktu akan berjalan.

    Kalau ada artikel detail tentang 4 kota itu, aku mau baca mbak. Sepertinya seru banget. Nanti kirimi linknya yaa mbak :D

    Aku jadi ikut membayangkan area perdesaan yang ada di perbatasan Perancis-Italia...heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak ada mas, waktu itu saya belum ngeblog hiks

      Hapus
  3. Aku suka penasaran sama orang-orang yang udah pernah ke Eropa. Kira-kira nilai2 apa yang Mba Dian bisa ambil dari kehidupan di Eropa dan masih diterapkan ketika kembali ke Indonesia, selain kedisiplinannya? Soalnya setiap kali ke acara yang membahas traveling, narsumnya selalu bilang, "minimal seumur hidup sekali harus cobain ngunjungin Eropa"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan saya sudah pernah tinggal di Amerika selama 2 tahun dan ke Eropa 2 kali perjalanan (Spain, Perancis, Italy, UK)

      Kalau disiplinnya sih relatif, kemarin di beberapa tempat juga ada yang enggak tertib orang-orangnya.

      Yang jelas, kalau kita pernah ke negara lain bahkan ke tempat lain pasti ada yang bisa kita ambil hikmahnya

      Hapus
  4. alhamdulillah ya mba, perjalanannya lancar karena denger-denger di Eropa kadang suka ada turis yang kena tindakan kriminal seperti pencopetan..hehe..

    Nice share!

    BalasHapus
    Balasan
    1. relatif aman kemarin..cuma sempat di kereta bawah tanah di Paris ada razia, karena di kereta sebelum saya ada tindakan kriminal katanya

      Hapus
  5. Wah impian hampir semua keluarga nih traveling keluar negeri sekeluarga. Walau harus menyiasati penginapan dan lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya penginapan memang pilih yang homey karena kami ajak anak-anak yang masih 10 dan 5 tahun

      Hapus
  6. sungguh perjalanan yang akan meninggalkan kesan yang takkan terlupakan ya mba. isi perjalanannya semua dirangkum dengan jelas, jadi sambil membaca bisa membayangkan bagaimana perjalanannya dan enaknya sambil belajar sejarah juga nih

    BalasHapus
  7. Keren euy udah keliling Eropa jadi cp bisa dunk mbak ..pasti asyik dan seru nih trip keliling Eropa di cp in mba Dian hehehw

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang nyusun itinerary suamiku mbak hihi..aku fokus urus anak-anak

      Hapus
  8. Wahhh pengalaman yang seru sekali kak, bisa travelling dengan keluarga. Informasinya juga lengkap, ga sabar juga mau berkunjung ke Prancis dan negara-negara tetangganya. Semoga someday bisa terwujud, Aamiiin

    BalasHapus
  9. Waaahh seru banget perjalanannya apalagi bareng sama keluarga pasti meninggalkan banyak kesan.

    Terima kasih mba udah mau sharing pengalamannya jadi merasa ikutan jalan² walaupun cuma online heheh

    BalasHapus
  10. Pergi tahun 2015 tapi ceritanya masih sedetail ini, keren mbak dian.
    Seru banget traveling bersama keluarga, fix bikin iri.

    Eh tapi, aku tuh jadi bayangin naik 704 anak tangga gempor banget itu kaki hahah

    Mbak jujur aku baru denger nama Hassi Messaoud terus langsung cek google, kapan-kapan boleh dong mbak bahas tentang di sana narsumnya suami mbak dian :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya posting di FB..jadi saya rangkum jadi artikel ini karena 2015 saya belum ngeblog

      Di Hassi Messaoud ada oil field...kerja di sana suami saya waktu itu

      Hapus
  11. 10 hari mengunjungi Madrid, Barcelona, Paris dan Roma sungguh perjalanan wisata bersama keluarga yang memorable ya Mbak Dian. Setelah 5 tahun berlaku, terbersit pengen mengulang ndak mbak. Seperti mengunjungi Chateau de Versailles yang saat itu masih renovasi. Oh ya seru banget foto2 keluarganya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak...penginnya sih lagi tapi anak sekarang dah besar gini kadang susah nyocokin jadwal kalau mau pergi hihi

      Hapus
  12. Wowww.... Keren banget family traveling gini mba.... Aku liat ekspresi anak2 bahagia terus. Padahal kalo dipikir 10 hari keliling 4 kota pasti bakalan capek banget.... Keren sih ini. Thank for inspiring me Mba D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..anak-anak sejak bayi dah biasa diajak pergi-pergi. Jadi ya jarang rewel.
      Terus saya dan suami berusaha flesibel, kalau mereka kelihatan capek, itinerary harus batal ya batalin aja.
      Mereka juga kami ajak singgah ke playground buat main atau tiduran sebentar di kursi taman

      Hapus
  13. Aku kangen eropaaaa :D. 2021 plan tripku bakal ke Eropa nih mba. Semoga ga cancel sih Krn ada kejadian Corona ini.

    Itu serius ada tangga juga di Eiffel? Eh tapi 700 an anak tangga doang ya mba?? Aku mikirnya lebih banyak, Krn tangga di wisata grojogan Sewu , solo, 1200an anak tangga. Tapi harusnya yg di eiffel LBH curam kali yaaa, Krn ga mungkin dibikin landai kan tangganya, jd LBH berasa capek.

    Aku mah kalo kesana, udh nik lift ajaaaa hahahahaha. Ga mau gempor sampe di atas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ada 704 tapi posisi vertikal jadi naik-naik dan naik terus. Tapi ada banyak juga yang pilih tangga, mungkin pngin ngetes kesehatan diri atau malas antri lift hihi

      Hapus
  14. Madrid, Barcelona, Paris dan Roma kota2 yg terkenal romantis yk.

    Luar biasa petualangannya, sekeluarga tuh keren banaaa

    BalasHapus
  15. Panjaaaangg tapi ga boseninnn, baca ampe abis. Anak anak sempet sakit ga mba dibawa mobile berhari hari begitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sehat semua, mbak
      Intinya kalau mereka kelihatan capek kita revisi itinerary..disesuaikan dengan kondisi

      Hapus
  16. Yaampun aku bacanya ajaa terharuu.. seru banget gituuu kayaknyaa.. nggak kebayang kalo aku sendiri yang ke eropa.. gara2 baca buku dan brown aku udah pengen banget ke sangrada familia. Eksotis banget bangunannya. Sama pengen ke louvre jugak. Hahah

    BalasHapus
  17. WAW. Aku antusias sekali bacanya. Alahamdulillah ada rejeki dan berkesempatan mengunjungi 4 kota di Eropa. Paling ngiler liat Paris dan Roma.

    Bangunan bangunan megah di Eropa itu kaya akan seni. Suka sama foto-fotonya. Penasaran sih sama suasana masyarakat disana kek gimana. Pedesaannya gimana?.


    Kutipan terakhir aku suka:

    "menjadikanmu menghargai berbagai perbedaan dengan sesama dan membuatmu lebih peduli dengan lingkunganmu".

    Ini bener banget saat kita banyak pembanding kita jadi open minded. 😉

    BalasHapus
  18. Luar biasa ya mba perjalanannya, apalagi pindah2 kota sejauh itu bersama anak2, pasti jd pengalaman yg tak terlupakan buat anak2 nanti.

    BalasHapus
  19. Wow seru banget mba... Untung anaknya udah pada bisa gendong tas dan jalan sendiri. Kalau masih bayi agak repot ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari bayi biasa diajak traveling, pas mereka masih kecil saya dan suami masing-masing gendong anak :D

      Hapus
  20. Ngilerrr pengen kesana jugaaa. Jalan sejauh itu sampe ke Eropa bareng sama anak2 pasti seru dan berkesan bangettt

    BalasHapus
  21. Wow, 4 hari mengunjungi madrid, barcelona, paris dan roma pasti mengumpulkan banyak kenangan ya mbak.

    BalasHapus
  22. 10 hari 4 kota di Eropa, dan jaraknya jauh2 banget..woww..umtungnya ada kereta super cepat ya..pengalaman yang berharga banget pastinya ya Mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak..di sana antar kota keretanya super cepat jadi meminimalkan waktu tempuh

      Hapus
  23. Hahaha suka deg2an kalau baca blognya Mba Dian, paling males kalau tulisannya tentang review sesuatu, soalnya waktu itu abis baca review-di blog ini langsung beli barangnya 😂

    Tapi ya sekarang nulis tentang traveling kan jadi pen traveling juga haha. Ampunlah latah sekali saya ini haha.

    Kayanya Mba Dian traveling bareng anak2 fun2 aja dan anak2 juga ga rewel yaa mba. Asyik sekali.

    Dari dulu anak2 suka diajak traveling mba? Gembolan anak2 kan aduhai banget yaa banyaknya. Luar biasa memang dirimu mba haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha..berarti berhasil jadi influenser saya yaaak
      Iya kalau anak-anak gembolannay warbiayasa
      Tapi karena nginepnya di apartemen ada mesin cuci jadi ya baju bisa dicuci, enggak perlu bawa banyak. Apalagi perginya pas enggak musim dingin jadi ga perlu bawa coat yang berat

      Hapus
  24. 10 hari untuk 4 kota seperti sudah lebih dari cukup ya mbaaa. Perjalanannya seru sekali.

    BalasHapus
  25. Seru sekali bisa mengunjungi 4 kota di Eropa bersama keluarga. Informasinya pun sangat detail. Saya paling suka Arc de Triompe, semoga suatu saat bisa mengunjunginya juga. Seru mba, perjalanannya.

    BalasHapus
  26. Pengen ke Paris sama Roma. Senengnya baca postingan Mbak Dian. Moga saya punya kesempatan buat mengunjungi tempat Indah di Eropa. Selama ini mainnya baru di Bandung sama beberapa kota lain aja.

    BalasHapus
  27. Seneng banget bisa keliling Eropa bareng keluarga, baca artikel ini aja serasa berada disana.

    BalasHapus
  28. Pengalaman yang sungguh berharga dan menyenangkan mba... Bersyukur sekali bisa punya kesempatan menikmati Eropa

    BalasHapus
  29. 10 Hari mengunjungi 4 kota di Eropa, Wahhh pasti pengalaman yang gak bisa dilupakan ya mbak, Apalagi lengkap dengan keluarga. Tulisanya detail banget, saat membaca terasa saya yang ada di sana.. hehehe

    BalasHapus
  30. kalo inget versailes ini, inget buku cerita yang dulu pernah aku baca, awalnya aku pikir hanya khayalan cerita, maklum anak kecil imajinasinya gede, ternyata aslinya baguss dan bener bener megah

    BalasHapus