Diabetes Melitus telah lama menjadi mimpi buruk bagi keluarga besar saya. Pasalnya, baik dari garis Bapak maupun Ibu, banyak sanak saudara menjadi penderitanya, bahkan meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan. Saat ini Bapak saya, 82 tahun, merupakan pasien Diabetes Melitus terkontrol. Beliau telah menderita penyakit ini selama 20 tahun terakhir dan sekarang mendapatkan terapi obat minum dan suntik insulin. Sementara Ibu, 75 tahun, lima tahun terakhir dinyatakan juga menderita Diabetes Melitus. Saat ini kondisinya terkontrol, mendapatkan terapi obat minum, dan telah mengalami komplikasi sehingga terjadi kerusakan pada pembuluh darah retina mata yang membuat mata tak berfungsi optimal lagi.
Jujur, kondisi Beliau berdua meski sejauh ini terlihat baik-baik saja, membuat sedih sekaligus reminder untuk menjaga kesehatan bagi saya. Pasalnya, saya berisiko juga menderita Diabetes Melitus tipe 2 yang diderita orang tua saya, karena umumnya penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Padahal kabar buruknya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, pengobatan tetap harus dilakukan untuk mengontrol kadar gula, sehingga selalu stabil dan terhindar dari gangguan kesehatan.
Tentang Diabetes Melitus
Diabetes Melitus yang sering disebut juga kencing manis merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) darah hingga di atas normal. Makanan yang kita konsumsi secara normal akan diproses oleh tubuh menjadi glukosa dan digunakan sebagai energi. Hormon yang berfungsi untuk membantu glukosa diserap oleh sel-sel tubuh ini adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Nah, tubuh pengidap Diabetes Melitus, tidak mampu menghasilkan jumlah insulin yang cukup atau insulin tidak berfungsi secara semestinya. Kondisi inilah yang mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah yang pada akhirnya timbul gejala diantaranya:
- Sering merasa haus
- Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama pada malam hari
- Rasa lapar yang terus-menerus
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
- Lemas dan sering merasa lelah
- Pandangan yang kabur
- Luka yang lama sembuh
- Sering mengalami infeksi pada kulit, saluran kemih, gusi, atau vagina
Jenis Diabetes Melitus
Nah, seperti saya sebutkan sebelumnya, orang tua saya mengidap Diabetes Melitus Tipe 2. Memang, ada dua tipe dalam penyakit yang di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar memiliki prevalensi naik dari 6,9% menjadi 8,5% per tahun 2018 ini, yakni:
Diabetes Melitus tipe 1: terjadi karena kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh pengidap sendiri yang menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya kadar gula darah meningkat yang memicu terjadinya kerusakan organ tubuh. Meski belum diketahui apa penyebab autoimun ini, tapi diduga faktor genetik dan faktor lingkungan adalah penyebab kuatnya.
Diabetes Melitus tipe 2: disebabkan karena sel-sel tubuh kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Tipe inilah yang diderita oleh sebagian besar pengidap Diabetes di dunia.
Faktor Risiko Diabetes Melitus
Nah, setiap tipe Diabetes Melitus memiliki faktor risiko yang berbeda-beda.
Berikut ini faktor-faktor risiko Diabetes Tipe 1:
- Faktor riwayat keluarga atau keturunan
- Faktor geografis: orang yang tinggal jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia, berisiko terkena Diabetes Tipe 1, karena kurangnya vitamin D dari sinar matahari, sehingga memicu penyakit autoimun.
- Faktor usia: banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian usia 10-14 tahun.
- Faktor pemicu lain: mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir
Sedangkan faktor risiko Diabetes Tipe 2:
- Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
- Memiliki riwayat keluarga dengan Diabetes Tipe 2
- Kurang aktif bergerak: aktivitas fisik akan membakar glukosa sebagai energi dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang beraktivitas fisik membuat lebih mudah terkena Diabetes Tipe 2
- Usia: risiko terkena Diabetes Tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia
- Mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal: kadar kolesterol baik atau HDL yang rendah, tapi kadar trigliseridanya tinggi lebih berisiko mengalami Diabetes Tipe 2
- Mengidap polycystic ovarian syndrome (PCOS). Khusus pada wanita dengan riwayat penyakit PCOS akan berisiko tinggi mengalami Diabetes Tipe 2
|
Bapak Ibu saya yang terlihat sehat meski menderita Diabetes Melitus Tipe 2. Resepnya: menjaga pola hidup sehat, kelola pikiran dan rutin memeriksakan kesehatan. Seperti foto di bulan Februari ini, Beliau berdua sedang ke Surabaya menghadiri wisuda cucunya di Univ Airlangga
|
Cara Cegah Diabetes di Usia Muda
Nah, melihat faktor risiko Diabetes Tipe 2 di mana disebutkan adanya faktor "Memiliki riwayat keluarga dengan Diabetes Tipe 2" maka saya mesti waspada. Apalagi kedua orang tua saya menjadi pengidapnya. Meski penginnya sih diturunkan sifat-sifat baik mereka saja seperti baik hati, tidak sombong, rajin menabung,.... dan lainnya, tapi harus dong antisipasi kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Caranya, pasti dengan sedia payung sebelum hujan, jaga kesehatan agar penyakit tak datang!
Lalu, apa saja cara yang dapat diterapkan guna mencegah Diabetes di usia muda?
1. Konsumsi Makanan Sehat adalah Koentji
Mengubah pola makan merupakan cara pertama yang bisa kita lakukan di usia muda bila tidak ingin mengalami Diabetes. Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori, serta tinggi serat. Bila selama ini sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi, mengandung kadar gula tinggi, dan serba diproses, gantilah dengan makanan yang lebih sehat. Yakni yang mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oh ya, syarat makanan yang sehat yaitu bersih, memiliki gizi yang baik dan seimbang yang memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Sebaiknya konsumsi juga beragam jenis makanan sehat, tanpa terbatas pada satu jenis saja. Karena mengonsumsi beraneka jenis makanan bisa memberikan nutrisi yang berbeda, sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh bisa terpenuhi.
2. Jaga Berat Badan Ideal
Jaga berat badan tetap ideal dengan berfokus pada perubahan kebiasaan makan dan olahraga secara permanen. Motivasi diri sendiri dengan mengingat manfaat menurunkan berat badan, seperti jantung yang lebih sehat, energi lebih kuat, dan kepercayaan diri meningkat.
3. Aktif Bergerak
Rajin melakukan aktivitas fisik juga berhubungan dengan peningkatan respons dan fungsi insulin pada tubuh. Maka dari itu, penting untuk bergerak dan berolahraga secara rutin untuk tetap sehat.
4. Kelola Stres
Stres menjadi salah satu reaksi tubuh yang muncul ketika seseorang mendapatkan ancaman, tekanan, hingga suatu perubahan. Kondisi stres yang tidak dikelola dengan baik nyatanya dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada tubuh, seperti kondisi depresi, kesulitan berkonsentrasi, kondisi gangguan penyalahgunaan zat, juga dapat memicu tubuh menghasilkan hormon stres yang berkaitan dengan resistensi insulin.
5. Say No pada Rokok
Kebiasaan merokok banyak menyebabkan penyakit berbahaya, salah satunya adalah diabetes. Merokok dan terpapar asap rokok secara pasif dapat menyebabkan terjadinya Diabetes. Hal ini karena kandungan nikotin pada rokok dapat merusak sel pankreas yang berfungsi memproduksi insulin, sehingga akhirnya meningkatkan risiko terkena Diabetes.
Nah, itulah cara cegah Diabetes di usia muda yang bisa kita lakukan. Dengan menerapkan beberapa kebiasaan baik tersebut, semoga Diabetes tidak menghampiri dan menimbulkan gangguan yang berbahaya, sehingga tubuh sehat selalu terjaga setiap harinya.
Juga, jika teman-teman memiliki faktor risiko Diabetes seperti saya, bahkan siapa saja, yuk segera memulai upaya pencegahan Diabetes Melitus dengan: mengonsumsi makanan sehat, berolahraga teratur, mengelola stres, berhenti merokok, dan memeriksakan kadar gula darah secara berkala.
Oh ya, kita dapat bertanya pada dokter dari Halodoc terkait cara yang efektif untuk cegah Diabetes di usia muda. Tak hanya itu, jika perlu periksa kadar gula darah dalam tubuh kamu, gunakan saja fitur Lab Service di aplikasi Halodoc. Petugas lab akan datang ke rumah untuk membantu melakukan tes kesehatan. Mudah kan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play dan dapatkan kemudahan akses kesehatan hanya dalam jangkauan tangan!💖
Salam Sehat
Terima kasih sudah singgah:)
BalasHapusBener, makan sehat, pakai sayur dan buah. Itu saya usahakan juga, Mbak. Soalnya kakek dan nenek juga ada diabetesnya.
BalasHapusIya, Mbak saya pun samaaa
HapusAlm bapakku pengidap Diabetes juga mbak, aku sendiri blm bisa jaga makan hiks tp aku usahain banyak bergerak. Smoga kita di kasih sehat ya mbak smp bisa lihat anak2 berhasil, Aamiiin
BalasHapusAamiin...semoga sehat selalu kita ya Mbak
HapusSebnarnya klo mw terhindar dari diabetes itu gampang ya mbak...
BalasHapusAsal mw ganti pola hidup saja
Iya ubah ke pola hidup sehat pastinya:)
HapusTernyata penyakit diabetes bisa dikontrol dengan baik ya, syaratnya penderita harus benar-benar menerapkan pola hidup sehat dan olahraga teratur.
BalasHapusIya Mbak, Bapak saya sudah 20 tahun menderitanya...terkontrol kondisinya
HapusKalau sudah punya riwayat keluarga dengan DM, jadinya lebih peduli lagi untuk menjaga diri dengan pola hidup sehat ya mbak, sehingga bisa meminimalisir juga
BalasHapusBenar mesti waspada jadinya
HapusDi keluargaku belom ads riwayat DM, tapi tak boleh lengah jaga2. Lainnya aman kecuali bagian kelola stress ��WFH ini amburadul jam tidur ama jadwal kerja wkwkw. Ya Allah.. musti disiplin nihh aku
BalasHapusIya Mbak..stres bisa juga menimbulkan penyakit lainnya ga cuma diabetes
HapusSemoga kita sehat ya
Mbaksay...cara pencegahan diabetes di usia muda yang nomor 2, PR banget sama saya. Soalnya kalau gak dijaga BB nya cepet sekali naiknya. Apalagi almarhumah ibu juga sakitnya DM, makasih sharingnya ya Mba Dian... jd makin peduli dengan gaya hidup sehari-hari
BalasHapusSama-sama..semoga kita semua sehat selalu ya Mbak Mia
HapusTerima kasih untuk informasi dan tipsnya. Kakek saya dulu meninggalkan karena diabetes yang berujung komplikasi. Ada rasa was-was jika saya memiliki potensi. Tipsnya sangat membantu, semoga bisa saya terapkan mulaismulai ini
BalasHapusyuk semangat
HapusHallo kak, salam kenal ya :)
BalasHapusKalau orang tua kakak apakah mengkonsumsi obat juga kah?
Untuk yang mempunyai riwayat turunan, sebaiknya diperiksakan berapa kali dalam setahun?
Beberapa kerabat dari keluarga Ibu menderita Diabetes 2 juga, jadi sudah lumayan khawatir takut terkena.
Oh iya, sedikit tambahan, puasa juga bisa menurunkan kadar gula di dalam darah, kak.
Ada infonya di atas Kak, Bapak obat minum dan suntik insulin, ibu obat minum
HapusAku medical check up tiap tahun
Jadi ingat, dua hari yang lalu mendapat kabar, ada kerabat suami yang meninggal karena diabetes. Padahal usianya masih tergolong muda lho. Jadi memang walau masih muda tetap harus menjaga pola makan dan rajin olahraga ya, agar terhindar dari penyakit ini
BalasHapusbetul, Mbak...sekarang ga kenal usia menyerangnya
Hapusmeski sedang sakit gula, setidaknya kita tetap harus aktif bergerak, menjaga berat badan dan makan makanan bergizi.
BalasHapusSemoga kita semua diberikan kesehatan dan dijauhkan dari penyakit berbahaya dan menular aaamiiin... Dan semoga ayah ibunya tetap diberikan kesehatan yaaa
Aamiin...terima kasih Mas
HapusIya nih mbak, sebaiknya memang kita mencegah sebelum penyakit itu datang. Saya juga berpotensi mengalami penyakit diabetes soalnya bapak saya juga penderita diabetes. Saya sekarang juga mulai menjaga pola makan supaya tidak terkena penyakit diabetes ini.
BalasHapusMakasih banyak mbak atas sharingnya...
Sama-sama, yuk semangat kita
HapusJadi semangat berolahraga terus nih Mba Dian... toss yaa kita sama2 punya faktor risiko. Iya Mbak,, semoga sehat selalu ya kita, saling menyemanngati. Makasih sharingnya nih, jd pengingat.
BalasHapusBetul, semangat saling mengingatkan juga, biar ingat jaga kesehatan
HapusSebenarnua inti dari pencegahan penyakit itu rata-rata sama ya. Makan sehat, istirahat yang cukup, olahraga, tapi ya sayangnya yg simple begitu adalah yang paling sulit untuk dilakuin, apalagi di masa Corona ini. Tapi ngebaca ini jadi semangat lagi nih buat olahraga. Haha.
BalasHapusHihi..yuk semangat olahraga
HapusDiabetes tuh pnyakit menurun ya mbak Dian..tp katanya bnyk diturunkan ke anak laki2.. dan bnr koentji itu semua ada di kinsumsi makanan sehat ya mbak
BalasHapusDari pihak Bapak Ibuku semua saudara kandung baik laki maupun perempuan sama kena DM
HapusMemang DM ini cocok jadi silent killer juga nggak sih. Alhamdulilah keluarga gada yg kena DM, tapi kita tetep kudu jaga kesehatan sih. Bahaya
BalasHapusIya, Kak...ada atau tidak, jaga kesehatan teteup ya kita
HapusAlhamdulillah bapak ibu masih aktif meskipun dalam kondisi diabetes ya Mbak. Pengobatannya harus rutin banget kalau sudah nambah insulin gini. Kudu sabar. Kalau untuk makanan banyak pantangan gak Mbak? Oh ya, aku pernah denger diabetes kering dan basah juga, apakah salah satunya dialami penderita DM ya?
BalasHapusKak Dian diabetes ini nyebelin lho. Suka-suka dia kalau mau komplikasi. Kayaknya ringan gitu diabetes tapi jadi awal mula penyakit besar lainnya. Almarhum bapak meninggalnya juga awal mulanya diabetes kak lalu merembet ke ginjal dll.
BalasHapusTapi kita harus tetep semangat ya kak biar terus hidup sehat
Bener banget mba, pola hidup sehat dan kurangi stress ampuh banget mengatasi kenaikan gula darah. Secara aku juga carrier karena ibukupun Diabetes Mellitus. Tiap kali stress meningkat biasanya beliau gula darahnya langsung naik. Jadi pengen nih cek gula darah, pakai Halodoc bisa kelihatannya
BalasHapusDiabetes ini ngeri ya. teman saya pernah jatuh dari sepeda hingga kakinya memar. tapi memarnya gak ilang.malah bikin membusuk. soalnya ada diabetes yang diderita teman saya. paman saya juga harus diamputasi jari kakinya karena diabetes parah. membusuk. masya Allah... harus dicegah ya biar kita gak sampai kena diabet
BalasHapussaya catat nih, ternyata susu sapi menjadi pemicu. saya tahunya hanya karena memang ada keturunan
BalasHapusSolutif banget emang halodoc ini ya mba. Apalagi untuk orangtua yg memiliki penyakit, jadi bisa tanya2 online tanpa ke RS. Pandemi begini agak was-was kan ke RS. Makasih mba sharingnya
BalasHapusKalau bicara penyakit diabetes , saya pasti teringat almarhum om saya yang meninggal karena mengidap penyakit ini. Ini penyakit yang nggak bisa dianggap sepele, karena bukan orang tua aja ya Mbak , anak muda juga bisa terserang diabetes. So harus waspada nih,lebih baik mencegah daripada mengobati
BalasHapus