Flash Fiction: Mantanmu Tak Seindah Dulu
Flash Fiction: Mantanmu Tak Seindah Dulu dan Menjemput Rezeki ini saya temukan berada di file lama berisi aneka tulisan suka-suka. Memang sebelum ngeblog, saya nulis apa saja yang ada di kepala, baik fiksi maupun non fiksi. Sayangnya banyak dari tulisan itu tak tersimpan rapi. Akhirnya, jika nemu satu, cuss...saya pindahkan saja ke blog ini. Beneran, palu gada dah blog ini jadinya, apa yang lu cari gua ada tulisannya hahaha. Etapiii...dirimu sudah tahu belum arti flash fiction itu apa?
Tentang Flash Fiction
Saya lansir dari Wikipedia, Flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Rata-rata flash fiction memiliki antara 250 dan 1000 kata (sebagai perbandingan, ukuran cerita pendek berkisar antara 2.000 dan 20.000 kata).
Oh ya, Flash Fiction-biasa disingkat FF, sering dikompetisikan dengan jumlah kata ditentukan. Misalnya: FF 100 kata, FF 200 kata, FF 400 kata, FF 500 kata..... Di mana jumlah kata (tidak termasuk judul) dalam cerita harus passss, enggak boleh kurang, enggak boleh lebih, juga enggak boleh ditawar!!
Sebetulnya, sebutan Flash Fiction macam-macam. Flash fiction atau fiksi kilat cuma salah satunya. Di jagat sastra dunia dikenal istilah "short-short-stories" atau "short-short-fiction". Padanan katanya cerpen pendek alias cerita pendek yang pendek. Ada juga yang menyebutnya cerpen mini atau fiksi mini.
Di media sosial seperti Twitter, Flash Fiction sebagai cerpen mini malah menjadi lebih mini lagi, sesuai kapasitas medsos 140 karakter ini. Seperti Agus Noor- sastrawan yang banyak menulis karya-karya puisi dan prosa dan menjadi moderator akun @fiksimini di Twitter, yang menyebutkan ciri-ciri karya fiksi mini, yakni:
- Cerita yang menohok seperti satu pukulan tinju yang telak
- Cerita yang berkelebat seperti bayangan, yang terus menempel di benak pembaca
- Cerita yang dengan seminim mungkin kata, namun menggambarkan dunia seluas-luasnya
Cerpen mini sampai kini di Twitter masih ada. Namun pamornya sudah sedikit surut. Hal ini terkait pula dengan fungsi Twitter yang makin ke sini lebih berefek negatif bagi banyak penggunanya. Trending Topic dipuncaki dunia politik yang memecah belah, sehingga Twitter jadi ajang beradu pendapat dan bullying.
Nah, Instagram jadi tempat pilihan yang lebih ramah. Belakangan yang dibagi di Instagram tak hanya foto diri, travelling, culinary, melainkan juga karya grafis disertai fiksi mini.
Well, di manapun medianya, meski terkesan sangat singkat, mungkin beberapa menit membacanya, cerita sudah selesai, jangan mengira bahwa Flash Fiction ini semacam penggalan dari sebuah cerita yang lebih utuh. Pasalnya Flash Fiction, tetap harus mengandung unsur pembangun dalam sebuah cerita yaitu ada awalan, isi, dan penutup. Begitu juga Flash Fiction harus memiliki minimal 4 unsur sastra yang biasa ada dalam cerita yaitu karakter atau penokohan, setting atau latar, konflik, dan resolusi atau penyelesaian. Ya, flash fiction tidak jauh berbeda dengan cerpen, hanya sifatnya lebih mini.
Sehingga dalam Flash Fiction kita dituntut untuk sangat keatif, karena dengan batasan jumlah kata kita harus menghadirkan cerita yang utuh.
Baiklah, inilah 2 buah Flash Fiction 200 kata karya saya....selamat membaca meski masih jauh dari sempurna!😁💖
Mantanmu Tak Seindah Dulu
Sesekali dari meja seberang aku melihat matanya mencuri-curi pandang ke arahku. Tanpa kusadari, aku pun berbuat sama.
Dia, bertubuh tinggi menjulang, menjadikanku harus mendongakkan kepala saat bicara. Gaya tegas dan lugasnya, membuatnya makin terlihat memesona. Sorot matanya tajam hingga membuatku selalu tertunduk malu waktu bertemu. Hidungnya mancung, bibirnya tipis dengan sebaris senyum yang manis...Ah, rasanya Tuhan begitu teliti saat menciptakannya.
Dia juga ramah dan tidak tinggi hati meski berasal dari keluarga berada. Berilmu pun tak ragu membantu sesiapa yang perlu pinjaman buku atau bingung akan jawaban PR dari Guru. Siap sedia menyumbangkan tenaga pada beragam kegiatan siswa, juga membantu dana. Benar-benar rupawan lagi dermawan.
Hatiku berdegup kencang hampir tak percaya ketika menjamunya di teras rumahku di satu malam minggu. Hingga beberapa purnama pun kami lalui berdua dengan penuh cinta.
“Ma, Zara rewel nih, sepertinya sudah ngantuk. Mama mau pulang sendiri atau bareng kami?” suara seorang pria lirih berbisik di telingaku.
“Yuk, kita bareng saja!”
Sebelum bangkit, kulempar pandangan ke meja seberang. Kuanggukkan kepala dan tersenyum tipis padanya. Seorang lelaki bertubuh bulat, berperut buncit, berkepala botak membalas senyumanku. Nampak satu gigi depannya sudah tiada.
Aku pun buru-buru menyusul suamiku, pria penyayang yang tadi membisikiku, untuk meninggalkan mantan dan ruangan reuni SMA-ku.
Menjemput Rezeki
Narti terpaku di sudut kamar dengan bantal guling berserakan. Perasaannya tak karuan memikirkan suaminya, Mas Karyo. Sudah sebulan ini dia sering pergi pagi-pagi dan pulang larut malam. Narti jadi gundah. Baru juga setahun menikah. Jangan-jangan Mas Karyo punya selingkuhan! Batinnya curiga.
Awal bulan, saat ditanya kenapa telat pulang, Mas Karyo bilang lagi ada lemburan. Minggu lalu, jawabannya tetap itu. Tadi malam, malah minta didoakan agar rezekinya lancar. Ah, apa-apaan ini? Masa lembur setiap hari? Narti menggerutu sendiri.
Narti teringat saat Karyo, pemuda sekampungnya, melamar. Dia bilang akan setia padanya dan akan selalu menjaga. Dia pun memboyong Narti ke Ibukota dan menyewakan sepetak rumah sederhana. Dia bekerja menjadi tenaga administrasi di sebuah kantor bergedung tinggi di kawasan Slipi. Biasanya pukul tujuh dia baru berangkat kerja dan pulang selepas senja. Tapi kini, pagi-pagi buta dia sudah bersiap dan baru tiba saat Narti kadang sudah lelap.
Mungkinkah ada perempuan lain? Narti tergugu membayangkan.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Sri, tetangga kampungnya yang bekerja di sebuah mal di Jakarta.
“Nar, Mas Karyo rajin sekali cari rejeki. Sudah kerja kantoran masih mau cari tambahan penghasilan.”
“Ha? Kamu ketemu suamiku dimana, Sri?
“Lho, kamu nggak tahu? Ini tadi aku pesan ojek online, ternyata driver-nya Mas Karyo.”
Be Happy
Untuk aku yang kalau nulis selalu boros kata-kata, nulis flash fiction ini tantangannya luar biasa. Harus tepat ngasih kejutan di endingnya.
BalasHapusMantanmu Tak Seindah Dulu cakep banget :) Pasangan yang serasi dan beruntung satu sama lain ^^
Tulisan yang bagus, enak dibacanya
BalasHapusFlash fiction ini memang challenging banget ya Mbaaa
BalasHapusDan dikau berhasil bikin FF yg kerennn mbaa
Agus Noor versi syariah ini mah :D
Ahahah, lucu banget Mbak FF Mantanmu Tak Seindah Dulu... everyone has changed ya hihi... btw noted deh ciri2nya FF, cerita yang berkelebat seperti bayangan, yang terus menempel di benak pembaca. Tfs Mbak
BalasHapusSampai saat ini, aku tuh belum bisa nulis FF. Tantangannya karena selalu saja lebih dari jumlah seharusnya hehehe...
BalasHapusWah kapan-kapan boleh dicoba nih nulis FF. Tantangan tersendiri menulis singkat tapi berbobot. Will try!!
BalasHapusHohoho saya suka banget FF tapi belum bisa bikin
BalasHapusSaya suka yang 100-200 kata, langsung jleb jleb gitu 😁😁😁
Saya suka banget baca FF, segera dapat klimaksnya tanpa harus membaca banyak tulisan. Awal-awal ngeblog dulu juga suka nulis FF
BalasHapusWah mantap bisa nulis FF juga mbak..
BalasHapusKlo msh banyak yg blm di pindah di blog, di pindah aja smua mbak
Wah FF benar-benar tantangan!
BalasHapusSemua serba dihitung. Pasti yang cipta mantan akuntan, ya, hahaha.
Btw,
Kalau ketemu Mas Naryo, salam hormat untuk doi ya.
Bilangin sesekali ajak Narti family time, lah.
Mantul mbak Dian membuat flash fiction, daku pernah nggak sukses membuatnya pas lomba menulis haha,soalnya nggak mudah memang membuatnya
BalasHapusPengin coba nulis tentang Flash Fiction, tapi bawaannya selalu males dan mentok bingung mau nulis ceritanya kaya gimana
BalasHapusYeay, Mbak Dian keren. Pandai juga menulis fiksi. Aku udah tumpuuul naluri fiksinya. Dulu zaman alay, sering nulis fiksi. Tapi entah di mana file-nya. Kayaknya di PC lama yang udah rusak. 😅
BalasHapusNggak terduga ending-nya. Ngalir ceritanya dan gak ribet bacanya. Memang ciri khas FF yaa. Seperti sekarang lagi demam pentigraf, cerpen 3 paragraf. Memang pentigraf sama dengan FF, bedanya hanya 3 paragraf si pentigraf. Sudah pernah menulis pentigraf? 210 kata kalau pentigraf. Salam kenal....
BalasHapusSemoga banyak alur cerita seperti ini,,ndak ribet dan memiliki ciri khas
BalasHapusCerita fiction sepertini bagus banget dan related sama apa yang biasa terjadi di sekitar kita
BalasHapusSaya baru2 ini baca FF, yg ini keren
BalasHapusJd pengen buat jg ehehe
Makasih mbak
Mba makasih udah sharing, inspirasi banget jadi pengen buat FF kayak gini juga apalagi klo udah ceritain mantan wkwkw
BalasHapusalur cerita yang mantap. ringkas tapi padat. sebuah pesan moral terselip...sukaaa
BalasHapusWah, ending-nya sungguh tak terduga. Alur ceritanya lancar dan mudah dibaca
BalasHapusemang mantan suka gitu, keliatannya oke dan berubah, aslinya mah sama aja
BalasHapusMantan tipikalnya ya gitu, sama aja. Ibarat baca buku 2x, endingnya tetep sama
BalasHapus