Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengenang Sebuah Kota

Gaess, beberapa kota (dan negara) punya kenangan tersendiri bagi saya. Saya mengenangnya dengan beberapa cara, di antaranya dengan menikmati makanan khasnya. Bisa bikin sendiri, tapi banyakan sih beliii hihihi.

Ya, sebelum menetap di Jakarta, di sepanjang 48 tahun usia, saya pernah tinggal di Kediri, lalu di Denpasar (Bali), Singapura, Langkat (Sumatra Utara), dan New Orleans (Louisiana, Amerika Serikat). 

Nah, hari ini saya bernostalgia pada Sumatra Utara - Kota Medan khususnya, dengan ngopi dan ngemie di Warkop Medan Special Mie Agam Banglades yang berlokasi di Jl. HOS Cokroaminoto (seberang McD Larangan Indah), Larangan Utara, Kota Tangerang, bersama teman rasa saudara, yang biasa saya panggil Bunda Aura.

Warkop Medan Special Mie Agam Banglades

Pengalaman Makan di Warkop Medan Special Mie Agam Banglades

Oh ya saya dan Bunda Aura tuh bestie-an sejak anak sulung saya dan anak sulungnya masuk SD hingga kini mereka sudah kuliah, anak saya kuliah di Toulouse, Prancis, sementara Aura (anak Bunda Aura) di Universitas Airlangga. 

Jadi sekitar 13 tahun-an kami bestie-an. Sebuah pertemanan yang wajib dijaga dan disyukuri sebab makin matang usia makin kecil circle kita. Karenanya meski paling banter cuma bisa ketemu sebulan sekali, dengan jadwal kulineran, kami usahakan tetap ketemuan. 

Biasa 3-4 jam, sambil ngemil kami ngobrol bahas soal anak, update kabar teman lama, juga bahas isu terpanas di sosial media. Pokoknya random banget obrolannya...

Nah, kapan hari dia ngajakin saya makan di Warkop Medan Special Mie Agam Banglades ini yang buka 24 jam dan baru saja diresmikan pada tanggal 13 Sept 2024 lalu. Lokasinya dekat, bisa dibilang berada di tengah-tengah dari rumah kami masing-masing. Maka gassss, naik motor aja, kami berencana ketemu langsung di sana.

Saat pertama ngajakin saya langsung iyakan, karena ada embel-embel Medan di nama warungnya. Saya pernah punya kenangan dengan Medan sebab pernah 5 tahun tinggal di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 80 km dari Medan. Membuat saya ingin bernostalgia lagi tentangnya dengan menikmati kulinernya.

Oh ya, "Mie Banglades" bukan berasal dari negara Bangladesh ya tapi berasal dari warung legendaris di kota Lhokseumawe, Aceh. Nama warung tersebut merupakan singkatan dari nama pemilik warung yang berasal dari Kampung Delima, Sigli, Aceh, yang kemudian disingkat menjadi "Banglades" (Banglah Delima Sigli). Berbahan Indomie biasa hanya saja ditambah bumbu mirip dengan bumbu mie Aceh yang cenderung memiliki rasa pedas dan beraroma kuat.

Nah, tadi saya dan teman, pesan paket best seller Indomie Banglades Biasa + puding (25K), lalu Kopi Susu (12K), Teh Tong (3K) dan Teh Manis Dingin (6K).

Jadi Indomie gorengnya nih dibikin nyemek (agak berkuah) dan tersaji dengan warna agak pekat karena sudah dibumbui. Sebagai pendamping ada pudding (bukan pudding dessert ya) tapi 2 buah telor ayam kampung untuk dicampurkan ke mienya, lalu disantap. Sebenarnya paling cocok kalau mienya kuah ya, jadi saat telornya masuk langsung matang dalam kuahnya. 

Lalu untuk rasa memang kuat bumbunya, gurih dan pedas yang dominan, jadi bagi yang enggak bisa makan pedas mungkin bisa bilang untuk dikurangi level kepedasannya. 

Kemudian, kopi tarik khas Medan ada pilihan Kopi Sangar, tapi saya tadi pilih kopi susu saja. So far, rasanya standar. Oh ya selain kopi susu saya juga pesan Teh Tong, ini adalah sebutan teh tawar di Medan. 

Selain makan di tempat saya juga pesan Mie Tiaw (15K) dan Nasi Goreng Kampung (18K) untuk dibawa pulang. Untuk Mie Tiaw porsinya termasuk banyak dengan rasa bumbu yang kuat juga, saya lupa bilang dikurangi pedasnya tadi. Sementara Nasi Goreng Kampung kata anak saya enak, habis dimakannya.

Well, menurut saya, kelebihan dari Warkop Medan Special Mie Agam Banglades ini adalah area makan yang luas dengan banyak tempat duduk tersedia, harga terjangkau, pelayanan sangat ramah dan sopan, menu cepat disajikan.

Sedangkan kekurangannya: terbatasnya lahan parkir, menu khas Medan lainnya belum tersedia (semoga ada juga nantinya), juga perlu diperhatikan kebersihan dan kerapian area luar agar pengunjung merasa lebih nyaman.

So far, saya happy makan di sini. Selain bisa silaturahmi, makanan dan layanan termasuk mengesankan sehingga saya berasa bernostalgia dengan suasana dan menu warkop di Medan. 

Oh ya pengunjungnya ramai. Di sepanjang sekian jam saya di sini, pembeli silih berganti datang dan pergi. Mungkin juga karena harganya terjangkau ya..jadi semua kalangan bisa menikmatinya

Warkop Medan di Jakarta

Warkop Medan Special Mie Agam Banglades

Warkop Medan Special Mie Agam Banglades Jl Hos Cokroaminoto


Cara Mengenang Sebuah Kota 

Well, mengenang kenangan tentang sebuah kota bisa menjadi pengalaman yang penuh emosi, terutama jika tempat tersebut memiliki makna khusus dalam hidup kita. Nah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenang kota tersebut, yang saya lakukan di antaranya:

1. Mengunjungi Kembali

Mengunjungi kembali kota yang penuh kenangan bisa membawa kembali banyak memori, terutama jika kita mendatangi tempat-tempat yang dulu sering dikunjungi. Mengunjungi tempat seperti rumah makan, taman, atau jalan-jalan tertentu yang memiliki kenangan akan mantan bisa membawa perasaan nostalgia.

Di antara kota yang pernah saya tinggali, tentu saja saya paling sering mengunjungi kembali Kediri. Selain karena kota ini adalah kampung halaman saya, saat ini kedua orangtua saya mesih sehat dan tinggal di sana. Kemudian saya sudah mengunjungi lagi Pulau Bali dan Singapura. Sementara untuk Medan dan New Orleans saya belum berkesempatan ke sana lagi, Insya Allah jika nanti ada rezeki...

2. Mendokumentasikan dalam Tulisan

Menulis blog tentang pengalaman di kota tersebut bisa membantu mengabadikan kenangan. Bisa berupa cerita perjalanan, momen-momen penting, atau bahkan perasaan yang dirasakan saat berada di sana.

Karenanya, saya sesekali masih menulis pengalaman selama pernah tinggal di tempat-tempat tersebut dalam tulisan di blog ini. Selain untuk bernostalgia, siapa tahu ada info yang bermanfaat bagi pembaca.

3. Melihat Kembali Foto dan Video

Kalau lagi kangen, saya juga melihat kembali foto-foto atau video dari kota tersebut, sebuah cara yang paling sederhana namun kuat untuk mengenang kenangan tentangnya. Foto-foto dapat membawa ingatan visual tentang tempat-tempat yang pernah saya kunjungi dan momen-momen yang terjadi.

Meski sayangnya karena saya tinggal di situ di masa saat teknologi belum maju, jadi kebanyakan hanya punya foto fisik saja bukan versi digitalnya. Tapi enggak apa-apa lah, paling tidak masih ada yang dikenang, kan.

4. Mengumpulkan Suvenir atau Barang Khas Kota

Suvenir seperti benda-benda khas dapat menjadi pengingat fisik tentang kota tersebut. Setiap kali melihat atau menggunakan barang tersebut, saya bisa langsung teringat akan kota yang saya kenang.

Karenanya, saya punya ulos, sarung Bali, magnet souvenir Singapura dan Amerika juga beberapa benda lainnya. 

5. Memutar Lagu atau Musik Terkait Kota

Terkadang, musik tertentu bisa terkait erat dengan kenangan tentang tempat. Mendengarkan kembali lagu-lagu yang mungkin sering didengar saat berada di kota tersebut dapat membantu membawa kembali suasana dan memori yang indah selama di sana.

Untuk mengenang Sumatra Utara saya kadang nyetel (Spotify) dengan search Melayu, Medan, atau Batak dan mengenang lagu-lagu yang sering saya dengar saat ada hajatan di sana, seperti: Laksmana Raja Di Laut, Cindai, Zapin Melayu, Sinanggar Tullo, Alusi Au...dan lainnya.

Atau lagu Jazz khas New Orleans (Dixieland) seperti What A Wonderful World, Do You Know What It Means To Miss New Orleans (Louis Amstrong), dan lainnya

6. Berbagi Cerita dengan Teman

Berbicara dengan teman atau keluarga yang juga pernah tinggal atau berkunjung ke kota tersebut bisa membantu memunculkan kembali kenangan. Mengingat bersama akan membuat cerita dan kenangan semakin hidup dan nyata.

Misalnya, saat kenal Mbak Sri, teman sesama pengurus Jamiyyah SMPI Al Azhar 10 Kembangan, yang asli Medan...saya langsung nyambung. Bahkan kalau jumpa kami sering menyisipkan istilah asal sana. Ramai kalinya....!

7. Kulineran Makanan Khasnya

Sebuah kota identik dengan makanan tertentu. Nah, saya mengenang kota kenangan tempat saya pernah tinggal melalui makanan. Saya senang berburu kuliner tertentu yang terkait dengan kota itu. Misalnya kalau lagi di rumah makan yang ada menu Nasi Campur Bali saya akan pilih ini. Atau makan ayam/bebek betutu, bumbu khas Bali yang ternama itu. 

Lalu, saat ingat New Orleans saya beli bumbu jadi Cajun, bumbu rempah yang berasal dari Louisiana, Amerika Serikat. Bumbu ini merupakan campuran dari berbagai rempah-rempah, seperti lada hitam, lada putih, cabai rawit, bubuk bawang merah, bubuk bawang putih, dan paprika

Atau pas lagi kangen laksa Singapura saya makan ke kopitiam yang kini banyak ada di Jakarta. Juga jika kangen akan suasana warung kopi Medan, datang ke warkop Medan seperti yang saya kunjungi hari ini.

Warkop Medan Mie Agam Banglades

Warkop Medan di Tangerang

Mie Agam Banglades di Tangerang


Cara Menjaga Kenangan Sebuah Kota

Well, setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengenang sebuah kota, tergantung pada ikatan emosional yang terbentuk selama berada di sana. Apa pun metodenya, yang paling penting adalah bagaimana kenangan tersebut dapat memberikan kebahagiaan atau kedamaian saat dikenang.

Alih-alih membuka luka lama, semoga cara kita mengenang sebuah kota bisa melahirkan rasa syukur akan perjalanan hidup yang telah dijalani hingga di titik ini. 

Rasa syukur sebagai bentuk ibadah dan kesadaran akan kebesaran-Nya yang jadi kunci kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup, karena dengan bersyukur kita dapat memperoleh kepuasan dan rasa bahagia yang mendalam atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Kalau teman-teman sendiri punya kota-kota kenangan jugakah sama seperti saya? Lalu, bagaimana cara teman-teman mengenangnya?💖


Salam 

Dian Restu Agustina




Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

29 komentar untuk "Cara Mengenang Sebuah Kota "

  1. Baru tau kalo Banglades singkatan dari Banglah Delima Sigli
    dan baru tau juga kalo aslinya emang pakai indomie (mie instan)
    Selama ini sering bikin dengan lihat cara bikinnya dari channel Wilgoz
    Gampang dan bumbunya bisa distock di dalam lemari pendingin

    BalasHapus
  2. Wah kalau nggak baca, nggak bakal ngeti kalau banglades tuh bukan nama negara asal penjualnya, tapi Banglades adalah singkatan dari Banglah Delima Sigli.
    Sebuah kota, apalagi pernah ditinggali dalam waktu yang lama, pasti ada kenangannya ya mbak, entah kulinernya, adat istiadatnya maupun tempat wisatanya. Dan sebaiknya yang dikenang yang baik-baik saja

    BalasHapus
  3. Membeli souvenir adalah salah satu cara untuk mengenang sebuah kota jadi ada kenang kenangan dari kota tersebut

    BalasHapus
  4. Kalo udah bestie-an memang sesuatu deh ya, apalagi ini sambil menikmati perjalanan jiga dengan kulineran dan kok bisa seunik itu ngobrolin soal per-medsos-an yang lagi viral hehe. Langgeng terus ya mbak pertemanannya

    BalasHapus
  5. Aku belum pernah tinggal di Medan. Cuma pernah punya circle yang orang Medan semua. Jadi, sering dengan cerita soal Mie Banglades. Awalnya juga kupikir, antara pemiliknya yang keturunan Bangladesh atau Mienya dimasak ala-ala Bangladesh gitu. Hehehehe

    BalasHapus
  6. Kalau saya biasanya sih lihat2 foto yg sudah saya unggah ke medsos jadi memutar waktu hehehe

    BalasHapus
  7. Kalo sih mengenang kota dari makanan dna view nya yang bagus. Apalagi buat foto-foto atau video mah emang kudu wajib, heheh

    Newsartstory

    BalasHapus
  8. Setuju, apalagi kita sebagai narablog yang dekat dengan konten di blog dan sosmed, yaa salah satu cara mengenangnya adalah dengan menuliskan di blog atau sosmed yah, kak?

    BalasHapus
  9. Setiap sudut kota menyimpan sejuta cerita. Menuliskannya jadi cara terindah untuk mengenang setiap momen berharga yang pernah dilalui. Mengunjungi kembali tempat-tempat favorit, mencoba kuliner khas, atau sekadar berjalan-jalan santai bisa jadi cara efektif untuk merefresh ingatan tentang sebuah kota.

    BalasHapus
  10. Mie banglades ini cukup terkenal ya. Saya sendiri punya temen dari medan sering cerita di sana selain punya masakan padang yang 'tak ada tulisan padangnya', juga punya mie banglades. Awalnya kaget tapi setelah denher ceritanya, "oalah banglades itu singkatan." 🤭🤭

    BalasHapus
  11. Saya punya nih bu kenangan akan sebuah kota di Jawa Tengah. Dulu waktu kecil pernah tinggal disana. Kayaknya kalo mau ngenang kota tersebut harus berkunjung ke sana lagi. Udah lama banget, masih kecil, belum ada hp yang bisa dipake buat foto-foto, jadi ya nggak ada foto sama sekali.

    BalasHapus
  12. Tadinya agak bingung, namanya warkop medan tapi kok mienya dari bangladesh, eh ternyata singkatan dari nama tempat hehe. Asik sekali ya kak, apalagi kesananya sama bestie plus sambil mengenang juga kota yang dulu pernah disinggahi.

    BalasHapus
  13. Wah info yang menarik, saya baru tahu ternyata mie bangladesh itu singkatan dari "Banglah Delima Sigli". Anyway liat mie nya terlihat menarik untuk dicoba ya, hehe

    BalasHapus
  14. Kaget begitu baca Bangladesh, tadinya kupikir mie asli negara sono. Eh, ternyata Bangladesh adalah singkatan. Unik juga ya, namanya dan mienya bikin ngiler euy...

    BalasHapus
  15. Jadi ingat pas ada turis dari malaysia berkomentar kenapa di Indonesia ada banyak warung makan banglades, sedangkan di Malaysia sendiri yang banyak orang Bangladesh hampir tidak ada rumah makan dengan entitas bangladesh.. ternyata eh ternyata, Bangladesh yang ini bukan nama negara, ya, melainkan sebuah singkatan. Kreatif bikin singkatannya

    BalasHapus
  16. Bener banget... inilah salah satu alasan kenapa apa2 difotoin...
    Buat memori supaya ga hilang jejaknya dimanapun hehe

    BalasHapus
  17. Dilihat dari penampilannya mie banglades ini kok terlihat yummy banget,aplgi ditemeni es teh tarik. Tapi mudah2an bikinnya ga kaya prindapan ya mbak, tetangganya bangladesh. Ngeri kaliiii😏

    BalasHapus
  18. Oh ternyata itu singkatah Banglades. Jadi sebetunya gak ada huruf 'H' ya, Mbak? Makanya saya selama ini bingung apa hubungannya Bangladesh sama Sumatera Utara/Aceh? :D

    BalasHapus
  19. Semula baca judul saya mikir' eeeh h ini gimana nih konsepnya' mengenang Sumatra Utara di mie Banglades ... eeh ternyata bukan Banglades nama negara.😃😃

    BalasHapus
  20. Awalnya, saya membaca ini sambil bergumam "ini pasti mbak dian typo nih harusnya mie ayam". Scroll ke bawah lagi "aduh gimana sih mbak dian ini masih typo aja wkwk", eh ternyata pas udah di akhir, namanya memang Mie Agam T.T
    maafkan aku mba diaaaannn

    BalasHapus
  21. Semasa kecil sampai remaja aku tinggal di Aceh dan Medan, Mbak. Tapi tau mie Bangladesh baru ... bulan Agustus lalu di Jakarta, di sebuah warung Aceh. Hahaha... parah deh. Tapi mungkin waktu aku kecil dulu memang belum ada.

    BalasHapus
  22. hahaha... kecele aku. Aku kirain Banglades tuh nama negara ternyata singkatan dari Banglah Delima Sigli. Btw harganya bikin salfok, kopi susu harganya murah banget cuma 12 ribu. wah aku bisa ngopi terus ini sih...

    BalasHapus
  23. Mie Bangladesh ini viral dan udah beberapa cabang juga kalau gak salah ya Mbak, pernah nonton YT Duo Pengacara yang review makanannya Mie Bangladesh ini, katanya ada beberapa di daerah BSD kalau ndak salah.
    Mengenang suatu tempat itu emang bisa kita lakukan dengan berbagai cara ya Mbak, paling seru sih emang berburu kuliner gini ya :)

    BalasHapus
  24. Menarik juga nih cara mengenang sebuah kota. Karena gimana pun juga setiap kota itu punya cerita tersendiri. Tinggal kita bagaimana menikmatinya, mendokumentasikannya dan mengunjunginya lagi

    BalasHapus
  25. Sepertinya kondisi saya justru terbalik.saya belum pernah ke Medan, tapi sekarang di kampung saya banyak sekali orang (yg bilangnya) mereka dari Medan.
    Mereka ngontrak rumah di sini. Ada yg single ada yg barwa keluarga.
    Pekerjaan mereka semacam penagih bank keliling harian
    Marak banget pokoknya disini
    Setiap malam, depan rumah ada warung, mereka selalu nongkrong di sana. Kehidupan kampung yg biasa sapi kini mulai ramai.
    Entar kalau mereka pindah, kemungkinan saya bakalan kangen sama orang Medan, eh...

    BalasHapus
  26. Setuju, menulis blog emang jadi salah satu cara ampuh buat mengenang sebuah kota atau tempat yang kita kunjungi, rasanya kalau baca lagi kayak lagi berkunjung ke sana lagi.

    BalasHapus
  27. Wih lezat sekali kulinernya. Memang benar, selain karena memang kita selalu butuh bersantap saat datang ke mana saja, penting banget mencari makanan khas sebuah kota atau yang lagi hype di sana. Kenangannya akan lebih melekat.
    Saya jadi ingat Jogja saya ingat justru karena study tour tahun 2006 silam. Sekarang sering ke Jogja malah biasa saja, kenangannya justru sangat mendalam karena mendapatkan keunikah sebuah kuliner khas di sana. Lalu, dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

    BalasHapus
  28. kalau kota kenangan ku ciputat mbakk
    masa kuliah dulu
    beruntung kakakku menikah terus tinggal di sana
    jadi setiap k JKT aku pasti mampir ke Ciputat nostalgia jajanannya terutama hehe

    btw aku baru tau Mbak Dian pernah tinggal di pangkalan Brandan
    kapan mampir ke Medan kabari ya mbak,
    nanti bisa meetup bareng blogger sini 😍

    BalasHapus
  29. Wiiiih mirip sama warkop yang ada di Medan. Warung mie Bangladesh di Medan juga ramenya ampun kak. Ternyata di jakarta juga sama ya. Soalnya emang enak banget. Tempat tongkrongan anak muda di sini.

    BalasHapus