Tips Mengatasi Keadaan Darurat Kesehatan
Pada training Retirement Readiness atau Pembekalan Masa Purna Karya (PMPK) yang diselenggarakan oleh kantor tempat suami saya bekerja, tak hanya ada sesi berbagi ilmu dan diskusi dengan para ahli, tapi juga ada kunjungan ke UMKM (Kopi Domba, Bali Ayu Nature dan Villa Keramas) untuk mendapatkan insight langsung dari praktisi.
Oh ya, kegiatan yang berlangsung selama 5 hari di The Patra Bali Resort & Villas pada 19 - 23 Mei 2025 ini menyasar pekerja dari unit usaha di seluruh Indonesia (bersama pasangannya), jelang 1-5 tahun masa purna karya mereka.
Ya, pada masa pensiun akan ada perubahan pendapatan, rutinitas, kesehatan, relasi, power, mental/emosi, dan lainnya dimana aspek psikologis memasuki masa pensiun memegang peranan dasar untuk dapat menjalani masa pensiun yang berkualitas dan bahagia. Karenanya sesi kesehatan psikologi menempati sesi pembuka pada acara, yang disusul dengan materi Kesehatan Fisik yang tak kalah pentingnya.
Nah, materi Kesehatan Fisik ini bertajuk "Tips Mengatasi Keadaan Darurat Kesehatan" yang disampaikan oleh dr. Raymos P. Hutapea, MKK, SpOK, Subsp.Bio-KO(K), yang merupakan Spesialis Kedokteran Okupasi - Konsultan Biologi Kedokteran Okupasi, Chief of MCU Installation RS Pusat Pertamina, dan Ka. KSM Kedokteran Okupasi RS Pusat Pertamina.
Sesi ini sangat menarik, karena banyak diisi curhatan soal kondisi kesehatan masing-masing peserta sehingga ada diskusi hangat tercipta terkait penyakit apa saja yang biasa muncul terutama jelang dan pada masa purna karya, tips penanganan dan pemeriksaan serta kiat untuk tetap sehat saat usia senja.
Apa saja bahasannya?
Penyakit di Usia Senja
Kemampuan imunitas atau daya tahan tubuh, memang cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Penurunan ini terjadi karena berbagai perubahan pada tubuh, termasuk perubahan pada sistem imun itu sendiri.- Sering terjadi pada usia>65 tahun yang menyebabkan 489.722 kematian (2014) pada 37% laki-laki dan 26% perempuan, faktor risiko bertambah jika tekanan darah tinggi, kolesterol meningkat dan ada komplikasi stroke.
- Ciri-ciri serangan jantung: nyeri dada/tertindih beban berat, sesak nafas, keringan dingin, mual/nyeri ulu hati, nyeri menjalar lengan kiri/leher/punggung
- Penyakit Jantung Koroner: penumpukan plak (lemak, kolesterol, zat lain) di arteri koroner yang memasok darah ke jantung yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Faktor yang dapat meningkatkan risiko PJK: riwayat keluarga, diabetes mellitus, hipertensi, dyslipidemia (kondisi ketika kadar lemak/lipid dalam darah tidak normal, terlalu tinggi/rendah), merokok, inaktifitas, usia, kegemukan
- Terjadi pada usia>65 tahun: 413.885 kematian (2014) pada 28% laki-laki dan 21% perempuan
- Penyebab primer: belum diketahui/bisa multifaktoral
- Berbagai faktor penyebab: zat karsinogenik (kimia: aromatik amin, benzene, debu batubara), fisik (radiasi ion, sinar UV, drug-induce cancer), virus onkogenik (RNA virus - leukimia, DNA virus (EBV ca Nasofaring), herediter (dominan - ca colon/rectum, resesif - xeroderma pigmentosa), lingkungan dan karsinogen industri (polisiklik hidrokarbon - kanker kulit, nikotin - ca paru), data sosioekonomi (sosioekonomi rendah vs menengah (ca gaster dan serviks 3 kali lebih tinggi)
- Usia>65 tahun laki-laki ( kanker prostat, kanker paru, kanker colon, kanker rectum), perempuan (kanker payudara, kanker colon, kanker rectum, kenker rahim)
- Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan: radiologi (mamografi, CT Scan, MRI), Lab (pertanda tumor), endoscopy - colonoscopy
- Ada 25% pengidap DM pada usia>65 tahun
- Perlu pemeriksaan gula darah puasa normal 70-100 mg/dl, prediabetes 101-125 mg/dl, diabetes ≥126 mg/dl. Gula darah 2 jam pp normal 100-140 mg/dl, prediabetes 141-199 mg/dl, diabetes ≥200 mg/dl
- Faktor risiko Diabetes: usia>45 tahun, Indeks Massa Tubuh(berat badan lebih/gemuk), lingkar pinggang wanita>80cm, pria>90cm, kurang aktivitas fisik (kurang dari 30 menit/hari), pola makan kurang buah/sayur, riwayat hipertensi, riwayat gula darah pernah tinggi, riwayat diabetes di keluarga
Kiat untuk Tetap Sehat di Usia Senja
- Lim Goh Tong pada usia 47 tahun mendirikan Genting Highlands
- Gordon Bowker, 51 tahun, Starbucks
- Henri Nestle, 52 tahun, Nestle
- Yoshisuke Aikawa, 53 tahun, Nissan Motor
- Joseph Campbell, 52 tahun, Campbell Soup
- Ray Kroc, 52, memulai waralaba McD
- Ferdinand Porsche, 56 tahun, Porsche
- Kawasaki Shozo, 59 tahun, Kawasaki
- Charles Flint, 61 tahun IBM
- Colonel Sanders, 62 tahun, KFC
- Istirahat cukup: kondisi kamar tidur nyaman, pencahayaan redup, suasana tenang, musik instrumental, waktu tidur dan bangun pada jam yang sama
- Latihan fisik: untuk menguatkan otot jantung, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, pembuangan zat sisa metabolisme, otot rangka dan sendi lentur. Mulai dengan apa yang bisa dilakukan, tambah sedikit demi sedikit frekuensinya, olahraga dengan aturan BBTT (Baik, Benar, Teratur, Terukur)
- Latihan otak: untuk meningkatkan ketajaman berpikir dan daya ingat dengan membaca, menulis, mengisi teka-teki dan bermain kartu
- Hindari kebiasaan buruk: merokok, minum alkohol
- Segi finansial: perhitungan biaya hidup per bulan (hidup nyaman tetapi tidak boros), konsumsi sayur dan buah, olahraga jalan pagi, memulai kegiatan/usaha lainnya, memakai fasilitas potongan harga khusus untuk lansia
- Sisi emosional: menambah ibadah/kegiatan agama, selalu bersyukur, hidup wajar, sabar, kegiatan sosial, mengobrol dengan suami/istri, sahabat, keluarga, tekuni hobi, berkegiatan bersama anak/cucu dan sahabat, ikhlas menerima kemunduran fisik, bersahabat dengan penyakit dengan ikhtiar kesembuhan
- Kenali kondisi tubuh dengan baik: riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dan pengobatan, riwayat pekerjaan, riwayat alergi, dan kondisi tubuh terkini
- Rencanakan kegiatan: kegiatan rutin harian, kegiatan rutin mingguan/bulanan (kontrol kesehatan, uang gaji, kegiatan kumpul keluarga/kegamaan/undangan, kegiatan usaha)
- Pola hidup sehat: makan gizi seimbang/IMT seimbang, olahraga teratur 3-4 kali seminggu @45-60 menit, tidur cukup 6-8 jam/hari, hindari rokok, kelola stres
- Ingat...mencegah lebih baik dari mengobati!
Dengan bertamahnya umur, otomatis akan ada kendala dengan kesehatan
BalasHapusBelum lagi jika memasuki masa pensiun. Pendapatan turun drastis.
Terbukti di usia senja juga bisa berprestasi ya?
BalasHapusSelain diri sendiri yang memperhatikan menjaga kesehatan
Support system juga perlu
Janganlah ortu dibebani cucu-cucu untuk dirawat
Sepupu saya sedang dirawat di rumah sakit akibat pembekuan darah
Lha dibebani 4 cucu yang dititipkan sejak mereka masih bayi
Sementara organ tubuh sudah gak muda lagi
Baik, benar, terukur dan teratur, kalau boleh saya bilang ini empat sekawan yang harus selalu ada dan bersama-sama ya mbak, nggak boleh ketinggalan salah satunya.
BalasHapusIya ih, banyak bener ya penyakit yang singgah di usia senja tuh. Tapi nggak bolah bikin takut ya, justru jadi penyemangat buat selalu menjalani pola hidup sehat, biar penyakit itu jauh-jauh dari kita
Salut banget sih saya sama kantornya ini, kepikir aja gitu melakukan pelatihan/persiapan bagi karyawannya yang masuk masa purna kerja. Semoga hal serupa bisa diterapkan oleh kantor/perusahan lainnya di luar sana.
BalasHapusYa benar artikel di atas, memang sehat itu mahal. Aku ngeri juga lihat daftar2 penyakit di artikel ini seperti jantung koroner, bahaya memang kalo tidak dimulai dari sekarang untuk gaya hidup sehat. Rajin olahraga dan mengonsumsi menu makanan bergizi seimbang.
BalasHapus