Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi dan Komunikasi Efektif Berdasarkan Ilmu Psikologi

Pada Sarasehan ke-7 Salam Jamiyyah Al Azhar Indonesia, yang berlangsung di Karawang,  19-21 Nov 2025 lalu, hadir juga narasumber Intan Erlita, M.Psi, Psikolog, yang memberikan materi: Strategi dan Komunikasi Efektif berdasarkan Ilmu Psikologi. 

Sesi yang sangat menarik bagi saya, karena mesti judul materinya berat tapi bisa disampaikan dengan membumi oleh Mbak Intan Erlita yang ternyata juga seorang pengurus Jamiyyah, sama seperti saya. 

Sungguh bersyukur sekali saya bisa menghadiri Sarasehan ke-7 Salam Jamiyyah Al Azhar Indonesia ini, yang merupakan event tahunan dan menjadi ajang silaturahmi pengurus Jamiyyah Al Azhar seluruh Indonesia.

Intan Erlita seorang Psikolog yang juga Coach-ICF&IC Agile, Managing Partner @hijrahcoac dan founder @titikputih ini, memukau sekitar 100 peserta yang merupakan Ketua (atau pengurus) Jamiyyah dari berbagai sekolah Al Azhar yang berada dalam naungan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia 

Kegiatan sarasehan yang berlangsung di Karawang, Jawa Barat tepatnya di Al Azhar Karawang dan Hotel Resinda, Karawang ini memang tak hanya bertujuan menguatkan silaturahmi, sinergi dan kolaborasi antar pengurus Jamiyyah, tapi juga menambah wawasan dan ilmu baru dari narasumber yang mengisi acara. 

Nah, berikut ringkasan dari materi yang diberikan Mbak Intan Erlita, M.Psi. Psikolog. 

Pentingnya Komunikasi Efektif

Mengawali sesi, Mbak Intan Erllita mengingatkan pentingnya komunikasi efektif. 

Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam berbagai aspek kehidupan, baik personal maupun organisasi. Ini bukan tentang seberapa keras kita berbicara, melainkan seberapa jelas pesan diterima dan dipahami.

Untuk itu kita perlu memahami karakter lawan bicara. Jika kita mampu menangkap karakter lawan bicara, 50% kemenangan komunikasi sudah di tangan kita.

Nah, setiap orang memiliki karakter unik yang memengaruhi cara mereka berkomunikasi, berpikir, dan mengambil keputusan.

Hal ini dipengaruhi oleh Empat Dominasi Otak, yakni: 
  1. Reasoning: Kritis, realistis, logis, analitis, menyukai fakta.
  2. Feeling: Ekspresif, empati, emosional, sering menjadi tempat curhat.
  3. Spontaneous: Mencari terobosan, menyukai petualangan, berani tampil di muka umum.
  4. Specific: Prosedural, terencana, diandalkan, menghindari risiko, tidak menyukai ketidakpastian.

Setiap individu memiliki kombinasi dari keempat dominasi ini dengan persentase yang berbeda yang di antaranya memengaruhi gaya berbicara mereka. 

Nah, gaya berbicara berdasarkan dominasi otak itu terbagi dalam:

Reasoning: Menggunakan fakta, objektif, rasional, logis, terarah.

Feeling: Menggunakan perasaan, subjektif, intuisi, empati.

Spontaneous: Menggunakan kiasan, konseptual, mudah diartikan.

Specific: Menggunakan data dan detail, terencana, hati-hati.



Pengambilan Keputusan dan Asumsi

Selanjutnya, sebagai Ketua/Pengurus Jamiyyah peserta akan berperan di antaranya mengambil keputusan terkait kebijakan organisasi. Banyak orang mengambil keputusan berdasarkan asumsi, padahal asumsi bisa membohongi panca indra.

Dalam organisasi, keputusan harus berdasarkan data, bukan asumsi, untuk menghindari konflik dan kesalahpahaman.

Peran pemimpin (leader) dalam komunikasi sendiri yakni: seorang pemimpin harus memahami karakter anggotanya dan beradaptasi dalam berkomunikasi.

Pemimpin yang baik tidak berusaha menyenangkan semua orang, melainkan fokus pada kepentingan organisasi.

Penting bagi seorang pemimpin untuk memisahkan komunikasi profesional dengan personal dalam organisasi. Pemimpin juga harus membangun budaya organisasi yang adaptif dan tidak takut menghadapi tekanan.

Hindari negatif thinking yang memang secara otomatis sering muncul (60.000 per hari) dan dapat menghambat potensi diri. Juga, jauhi potensial blindspot yaitu kelemahan yang tidak disadari dan berpotensi menjadi masalah. 

Penting kiranya bagi seorang pemimpin untuk mengantisipasi dan mengelola kelemahan ini.




Tips Komunikasi Efektif

Kemudian, selain sebagai pengurus Jamiyyah, peserta sarasehan pastinya juga menjalankan peran sebagai orang tua, yakni ibu, yang memiliki peran penting dalam komunikasi dengan anak.

Karenanya penting untuk memahami karakter anak sejak dini dengan menjadi tempat curhat terbaik bagi mereka.

Jangan pernah memiliki mindset gagal sebagai ibu, karena tidak ada ibu yang sempurna.

Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembentukan karakter anak usia dini melibatkan pembiasaan nilai-nilai positif melalui contoh dan bimbingan orang tua yang konsisten, seperti menanamkan rasa syukur, empati, kejujuran, dan sopan santun.

(Oh ya, dalam pelaksanaanny, misalnya orang tua atau guru bisa menggunakan media bergambar berwarna yang menampilkan pesan-pesan positif seperti lewat doodle atau mengajak anak berkreasi memakai Canva ) 

Selanjutnya Mbak Intan Erlita mengingatkan pentingnya adaptasi ketika berkomunikasi. Dimana adaptasi ini terkait dengan perubahan karakter yang biasanya terjadi karena beban atau adaptasi terhadap lingkungan.

Ingat, adaptasi bukan berarti kehilangan diri sendiri, melainkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sambil tetap mempertahankan karakter asli.

Kemudian jika strategi berkomunikasi dan beradaptasi sudah dimiliki maka bisa diterapkan tips komunikasi efektif berikut ini:

  • Pahami karakter lawan bicara.
  • Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
  • Berikan sesuatu terlebih dahulu sebelum meminta.
  • Fokus pada kejelasan pesan, bukan volume suara.
  • Latih kemampuan komunikasi secara terus-menerus.
Jadiii.... 

Komunikasi yang efektif bukanlah tentang seberapa keras Anda berbicara tapi seberapa jelas pesan Anda diterima. 💖




Salam Semangat

Dian Restu Agustina






Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

Posting Komentar untuk "Strategi dan Komunikasi Efektif Berdasarkan Ilmu Psikologi"