Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Menyiapkan Jajanan Sehat dan Enak untuk Anak

Tips Menyiapkan Jajanan Sehat dan Enak untuk Anak

Suatu sore, saya dan si Adik pergi ke sebuah minimarket di dekat rumah: 

"Buk, aku mau jajan!"
"Enggak boleh, di rumah banyak makanan..!"
"Tapi, aku mauuu..!"
"Enggak, Dik..!"
"Plisss..!"
"Enggakkkk!"
"Aaah, Ibuk, aah..!"



Merengut, cemberut dan ujung-ujungnya bad mood!!

Pernah ngalamin?

Sejatinya enggak tega nolaknya, yaaa! Tapi kalau dituruti terus-terusan bisa manja. Lagian belum tentu makanan yang dipilih bermanfaat bagi dia....

Hhhh! Dilema bukan?

Hmm...Jajanan untuk anak memang kerap menimbulkan kekhawatiran orang tua. Terutama berkaitan dengan kualitas dan keamanannya. Tapi, melarang anak untuk tidak jajan sama sekali juga tak mungkin rasanya. Apalagi di tengah pengaruh lingkungan yang menjadikan njajan sebagai kebiasaan dan media yang membombadir anak dengan aneka pilihan camilan.

Untuk itu, orang tua perlu berhati-hati saat memilih dan mengatur pola konsumsi jajanan sehat sehari-hari. Mengingat kudapan ini akan berkontribusi pada total energi dan nutrisi yang dikonsumsi.

Permen Pindy
Bikin camilan sendiri..Hmm, Apple Pie yummy!!
Maka, diperlukan kewaspadaan saat memilih jajanan dengan memperhatikan:
  • Warna
Pernah kan, lihat jajanan yang warna merahnya begitu menyala atau hijaunya kebangetan? Lebih baik hindari saja makanan yang berwarna mencolok seperti itu. Karena dikhawatirkan, pewarnaannya menggunakan zat yang tidak aman.
  • Rasa
Kadangkala saat mencicipi jajanan, lidah kita terasa enggak nyaman. Nah, bisa jadi jajanan yang rasanya terlalu tajam atau berlebihan ini dibuat dengan menambahkan zat penguat rasa. Yang tentu saja jika pemakaiannya berlebihan, akan berbahaya.
  • Aroma
Selanjutnya, coba juga membaui aromanya. Jika tercium bau yang tak semestinya seperti: busuk, apek atau tengik, lebih baik tidak dikonsumsi. Karena bisa saja makanan sudah terkontaminasi mikroorganisme hingga tidak layak makan lagi.
  • Tekstur
Perhatikan baik-baik teksturnya juga, ya! Jika sudah berubah warnanya, berjamur atau berbeda bentuknya, berarti kesegaran makanan sudah berkurang atau malah kadaluwarsa.
  • Komposisi
Baca juga komposisi pada kemasan makanan. Teliti apakah ada zat berbahaya yang terkandung di dalamnya, adakah kelengkapan sertifikasi dari BPOM RI (Badan Pangawas Obat dan Makanan) juga sertifikasi kehalalan dari MUI.

Well, setelah berpedoman pada kelima hal di atas, maka sebaiknya ada aturan yang diterapkan dalam keseharian untuk konsumsi jajanan anak ini. Dan, sebaiknya orang tualah yang tetap berperan utama dalam menyiapkan kudapan putra-putrinya.

Nah, berikut tips yang bisa diterapkan dalam menyiapkan jajanan sehat dan enak untuk anak:

1. Pengontrol Utama adalah Orang Tua

Saat belanja kebutuhan keluarga dan mengajak serta putra-putri, orang tua tetap menjadi pengambil keputusan jajanan yang akan dibeli. Pastikan membeli camilan yang sehat dan aman dengan tetap mempertimbangkan apa yang mereka sukai. Juga, usahakan selalu tersedia jajanan di rumah sehingga anak-anak tidak tergoda saat babang gorengan atau tukang cilor lewat di depan mata. 

2. Berikan Pilihan

Saat akan memberikan kudapan tanyakan pada anak maunya apa. Misalnya, saya terbiasa membawakan dua porsi bekal sekolah untuk si Adik. Snack untuk istirahat pertama dan makanan utama untuk istirahat kedua. Biasanya akan saya tanya dia, jajanannya mau bawa apa. Atau saat sore hari, ketika pulang main dan dia minta ngemil, saya beri pilihan mau es krim atau cokelat. Hal ini, selain akan melatih anak mengambil keputusan, juga akan membuat mereka menghabiskan jajanan karena sesuai dengan keinginan

3. Ajari Sejak Dini

Pola makan yang teratur dan seimbang bisa diterapkan sejak usia belia. Jadi kenalkan variasi aneka makanan ketika mulai memberikan MPASI dan lanjutkan sesuai tahapan umurnya. Meski ada menu yang menjadi favorit anak, tetap berikan yang tak disukai untuk menghindari mereka "tidak mau sama sekali" saat besar nanti. Selain itu, sebaiknya waktu penyajian makanan utama dan kapan camilan diberikan, juga diatur sejak dini. Sehingga enggak ada cerita anak susah makan karena sudah kekenyangan jajanan.

4. Tidak Harus Menghabiskan Makanan

Jujur, dulu saya berbeda pendapat dengan suami tentang aturan ini. Suami termasuk tipe yang mengharuskan anak "menyapu bersih" makanan yang ada di depannya. Kalau saya, jika mereka sudah merasa kenyang, ya sudah..tinggalkan. Saat di rumah, ini saya siasati dengan mengambilkan porsi yang kira-kira bisa dihabiskan mereka. Atau saat mengambil sendiri dan berlebihan, akan saya tegur untuk ambil secukupnya dan kalau kurang bisa ambil lagi nanti. Sementara, jika sedang makan di luar, saya atau suamilah yang akan menghabiskan sisanya (jika perut kami masih kuat nampung yaa..hahaha) Atau saya akan minta pada Mas/Mbak peladen untuk membungkus sisa makanannya. Dan ternyata dengan aturan seperti ini, Alhamdulillah anak-anak saya tumbuh dengan berat badan ideal dan jauh dari kegemukan.

5. Hitung Asupan Minuman

Tak hanya jajanan yang berupa makanan, minuman pun harus diperhatikan konsumsinya. Air dan susu dalam jumlah yang cukup, baik untuk pertumbuhan anak. Selain itu jus buah tanpa tambahan gula atau zat lainnya, juga bisa dikonsumsi dengan tak berlebihan.

Permen Pindy
Jus Buah Naga...Segarnyaaa!
6. Makanan Bukanlah Penghargaan

Dengan memberikan kudapan pada snack time, anak jadi terbiasa menganggapnya sebagai jajanan. Beda dengan jika camilan diberikan sebagai reward atas sebuah pencapaian. Misalnya, jika bisa menyelesaikan puzzle nanti dapat jelly atau saat mampu membuat sesuatu akan dapat donat coklat. Kebiasaan ini akan membuat anak "lari" ke makanan jika meraih sebuah pencapaian saat dewasa nanti. Yang tentu saja pada satu ketika, hal ini tak baik bagi tubuhnya. Jadi, sebaiknya berikan pelukan dan pujian atas pencapaian dan bukan jajanan.

7. Batasi Gadget dan TV

Kelamaan main  gadget atau menonton TV membuat anak kurang aktif dan cenderung ngemil terus-terusan, sehingga memicu kegemukan. Lebih baik atur waktunya sehingga tidak akan menganggu kegiatan keseharian anak termasuk pola makannya. Selain itu, kebanyakan menonton TV juga bisa "meracuni" anak dengan beragam jajanan yang ada di iklan. Sehingga menambah idenya untuk meminta beli jenis makanan baru seperti yang ditontonnya.

8. Berikan Teladan

Enggak lucu kan, kalau kita mengatur konsumsi jajanan anak tapi kita sendiri pola makannya berantakan? Jadi mulai dulu dari diri sendiri. Makan jajanan pun ada aturannya, bukan asal main embat saja. Ingat, kita sudah tidak dalam masa pertumbuhan lagi melainkan ngembang depan, belakang, kiri dan kanan. Hiks! Juga jangan lupa pada efek yang ditimbulkan makanannya. Jangan ukuran baju yang selalu disalahkan tapi pola makan yang dirapikan... Berikan teladan seperti: menjalani pola makan teratur, mengkonsumsi makanan sehat, makan di meja makan dan tidak melewatkan waktu makan.

9. Coba Menu Baru

Saat bepergian, sebaiknya ajak anak mencoba menu-menu baru. Misalnya saat pergi makan di sebuah food court, saya memesan rujak cingur dan suami membeli ayam bakar Bali. Lalu, kami meminta anak-anak untuk mencicipinya. Selain bertujuan mengenalkan beraneka rasa makanan yang ada, hal ini akan membuat mereka tertarik untuk mencoba sendiri nanti.

10. Berikan Jajanan di Saat yang Tepat.

Anak-anak suka makanan yang manis-manis. Tapi, bukan berarti jajanan manis ini bebas dikonsumsi. Sebaiknya orang tua tetap memperhatikan kapan saat yang tepat untuk memberikan. Jangan sampai kudapan menggeser makanan utama. Seperti pemberian permen yang hampir semua anak menyukainya. Kita boleh saja memberikan permen sebagai camilan asalkan tak berlebihan. Juga yang utama, pastikan komposisinya aman dengan membaca kandungan yang tertera pada kemasan.

Permen Pindy
"Pindy Permen Susu...Kesukaanku!"

Salah satunya, Pindy Permen Susu yang bisa menjadi pilihan jajanan. Dimana permen ini sudah terdaftar dan memiliki nomor ijin edar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) dengan nomor 00110067461213.

Permen/Kembang Gula Pindy Susu memiliki 3 varian  yang bisa jadi pilihan:
  • Kembang Gula Lunak Rasa Susu (BPOM RI 224510033005)
  • Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Coklat (BPOM RI 224510031005)
  • Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Stroberi (BPOM RI 224510008005)
Permen Pindy
Nomor Sertifikat Halal LPPOM MUI dan Nomor Registrasi BPOM RI
Dimana, ketiganya tersaji dalam tekstur yang lembut sehingga mudah untuk diemut. Tinggal pilih rasa sesuai selera yang kita suka.  Dan yang terpenting dengan terdaftarnya produk Pindy Permen Susu pada BPOM maupun LPPOM-MUI, maka produk tersebut berarti layak edar, layak jual dan layak konsumsi. Hal ini tentu membuat saya sebagai orang tua tak perlu ragu untuk menjadikan Pindy Permen Susu sebagai jajanan sehat dan enak bagi anak-anak.

Permen Pindy
Komposisi dan Informasi Nilai Gizi Pindy Permen Susu
Nah, jika teman-teman penasaran dan ingin tahu lebih jauh lagi informasi tentang Pindy Permen Susu ini, bisa langsung cusss ke sosial medianya yaaa, yaitu di: Facebook Permen Pindy dan Instagram @permenpindy_id .

Permen Pindy
"Buk, aku bawa 6 Pindy Permen Susunya, nanti aku makan 2 sisanya kubagi buat teman"
Yuk, coba saja Pindy Permen Susunya..! Pasti anak-anak dan semua... bakal sukaaa!💖

Permen Pindy ~ Aman Dikonsumsi!!


Dian Restu Agustina




Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

52 komentar untuk "Tips Menyiapkan Jajanan Sehat dan Enak untuk Anak"

  1. Saya kok, malah salfok sama donutnya..hihiih jadi pengen donut!
    Orang tua sangat berperan penting Untuk menentukan pola makan anaknya, dan memang yang paling baik itu, menjadi contoh atau teladan bagi anak-anak. Jangan sampai malah orang tuanya tidak menerapkan pola makan yang sehat, ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak..di rumah yang jalanin pola makan sehat malah suami, saya yang sering lupa diri hihihi...Syukurlah, masih ada yang bisa dicontoh anak-anak :)

      Hapus
  2. Kalau permen gini, anaknya makan maksimal 2-3 sehari, emaknya makan 20 buah hahaha.

    Keren nih mba tipsnya.

    Kalau anak saya jarang bahkan nyaris gak pernah jajan di babang2 yang lewat.
    Mungkin juga karena dia belum terlalu gede kali ya.

    Tapi mudah2an sampai gede juga gak usah sering jajan di luar.
    Saya biasanya nyetok jajan di rumah, jadi ga ada alasan buat jajan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak..anak-anak hampir enggak pernah tergoda jajanan yang lewat. Emaknya malah kadang yang mupeng kwkwk

      Hapus
  3. Wah, bener banget. Harus pilih2 jajanan apalagi utk anak.

    BalasHapus
  4. Boleh juga neh..., anak-anak pastinya suka...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suka Mas..ini enak permennya. Yang penting enggak kebanyakan saja

      Hapus
  5. Betul banget, Mbak..anak-anak di rumah juga nggak biasa jajan aneh-aneh di luar karena terbiasa sejak kecil. Kalau anak seusianya makan chiki, anakku paling jajannya susu cair..hehe. Tapi, kalau permen mereka juga doyaan banget. Duh, keren sekali tulisannya..barakallah, Mbak Dian sukses selalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih Mbak..sukses juga untuk Mbak Muyas

      Hapus
  6. Duh mbak sy gak bisa nolak anak jajan tapi memang sy batasi sehari sekali aja jajannya dan sy sediakan biskuit di rumah. Alhamdulillah sih anak sy jarang jajan. Hehe
    Penasaran sama aple pie. Bagi resep donk. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apple pie resepnya ala-ala ini hhaha
      Iya Mbak, anak saya enggak ngerti njajan malah..:)

      Hapus
  7. Kerren mbak.kalau saya nyetok di rumah, nyimpennya harus bener2 rahasia. Kalau nggak, mereka minta terussss hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, simpen rapet ya..kita yang ngambilin nanti :)

      Hapus
  8. pemanis, perasa, dan pewarna buatan memang gila-gilaan pada jajanan sekarang
    juga, masalah kebersihan harus diperhatikan ya mbak

    BalasHapus
  9. Permen susu ya, enak, saya suka, daripada permen wangi penyegar mulut...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang permen penyegar mulut terlalu pedes yaaa haha

      Hapus
  10. Ulasannya mantap, tipsnya keren mba Dian. Like always! ����

    BalasHapus
  11. keren mbak Dian Restu..memang benar ya..siapa lagi kalau bukan orang tua yang peduli dengan apa2 yang dikonsumsi sang buah hati.. tks tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, ortu lah yang harus jadi penentu..karena anak-anak belum tahu

      Hapus
  12. Batasi gadget ini kayaknya harus digaris bawahi dan di BOLD sm saya. Hiks. Makasih ya mba tulisannya nampol abis. :D

    BalasHapus
  13. Jajanan sehat buat anak mmng harus selektif y mbK. Klo aku karena anakku masih bayi, masih seringnya buat sendiri misal kue ada jus buah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak..saya juga bikin sendiri, kadang saja beli

      Hapus
  14. Kesehatan memang penting, kalau bukan orangtua yang menyiapkan dan mengarahkan siapa lagi ya, Teh.

    BalasHapus
  15. Memang gampang-gampang susah ya ngurusin jajan anak-anak itu. Jus pilihan tepat yang saya juga suka kalau gak habis...hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nggak habis, bagi sama saya aja mba Denik kwkwkw

      Hapus
  16. pie bikinan mba dian kayaknya enak bangeeet

    BalasHapus
  17. Isu permen narkoba itu memang bikin deg-degan ya Mba, jadi ya pilih brand yang udah pasti-pasti aja deh (walaupun anak-anak jarang banget makan permen, tapi kadang dapat di goodie bag acara gitu).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, anak-anak juga enggak selalu makan permen Mbak. Saya simpan dan ngatur kapan dimakan:)

      Hapus
  18. Saya menerapkan anak-anak tidak mengonsumsi permen, maka saya juga tidak makan permen. Entahlah, saya ingat kecil dulu penggemar permen sampek nggak punya gigi. Alhamdulillah anak anak nggak begitu suka permen. Btw.. Tipsnya keren mbak, makasih yaaa.

    BalasHapus
  19. Saya suka banget sama permen Pindy. Enak tapi gak bikin eneg.
    Lagipula rasanya juga gak terlalu manis, soalnya gigi saya sensitif banget kalau makan yang manis2

    BalasHapus
  20. wah, boleh nih buat ponakan. emang perlu pilah pilih jajanan anak ya mom.

    BalasHapus
  21. Noted banget yg bagian "berikan pilihan" mbaa. Setuju. Anak kudu dilatih utk membuat keputusan.
    Btw itu bikin apple pie nya gimaaa mba? Mau bikin tp yg simple aja hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak..jika dibiasakan membuat pilihan anak jadi terbiasa mempertimbangkan apa yang aka diputuskan.

      Apple Pie ala-ala itu haha

      Hapus
  22. Bener bangettt Bun. Serem ya sekarang lihat jajanan yang di luar sana. Akhirnya saya mau ga mau belajar bikin kudapan buat Erysha di rumah. Biar lebih aman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..jadinya mau enggak mau Bundanya musti belajar bebikinan ini hihihi

      Hapus
  23. Terimakasih sharingnya, tips ny kena bnget ni membiasakan sejak dini ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..Mbak, sejak dini biar sampai besar Insya Allah sudah terbiasa :)

      Hapus
  24. Permen susu wuaahh, kalau di rumah sih gk hanya anak yg suka, ortunya juga suka hehe.
    Memilih jajanan anak emang harus selektif ya mbak, lbh baik bikinin sendiri emang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak..memang enak sih permennya, emaknya suka juga hahaha

      Hapus
  25. Anakku sering gini jg mba... Di sekolah jajan, di rumah jajan lagi...
    Sepakat mba, orang tua mesti ngawasi apa yang dijajan si anak, biar terbiasa makanan sehat.. ngeri soalnya klo sampe terbiasa asal njajan, asal makan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak..pengawas utama anak adalah orang tuanya, agar mereka enggak jajan sembarangan :)

      Hapus
  26. Inget jaman bocah, kalo mo jajan permen ato es kudu ngumpet2. Ada jajanan yg "diharamin" mamih buat aku: es serut sirop n permen gulali. Soale 2 jajanan itu dibentuk pake tangan penjualnya. Tp itu menarik banget. Kalo aja pada masa itu udah ada pindi susu, munkin aku bakalan jajan itu. Sayangnya, aku bocah d jaman pindi mint yg dingin2 empuk 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kwkwkw..aku malh belum ada pindy..makanya sekarang jajanin anak permen Pindy sekalian ikutan makan hahaha :)

      Hapus