Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Novel: Banjarmelati | Tiga Anak Manusia Berkisah Sendiri

Review Novel: Banjarmelati | Tiga Anak Manusia Berkisah Sendiri

Blurb:

Bermula dari Aminah yang kembali ke kampung halamannya, Annisa yang kembali ke pangkuan-Nya dan Hanif yang berpetualang ke India, Banjarmelati berkisah tentang kaleidoskop kehidupan tiga anak manusia yang mempunyai sejarah tak terlupakan.

Kisah-kisah ini kemudian bergulir dari Kediri ke Surabaya, Jakarta, Bali, Samudera Hindia, Shimla, Krabi, Alice Springs dan kembali lagi ke Kediri. Narasinya terajut dengan apik dan jujur-terkadang juga mendayu-dayu, langsung dari mulut mereka.
 




Ahmad Zaenudin

Banjarmelati adalah sebuah novel yang bercerita tentang 3 anak manusia, seperti yang disebutkan di sampul depannya.

Nah, ketiga manusia yang menjadi tokoh utamanya itu adalah Annisa, Aminah dan Hanif. Dimana ketiga tokoh ini dikisahkan sebagai 3 kakak beradik yang lahir dan dibesarkan di desa Banjarmelati, Kota Kediri, Jawa Timur. 

"Banjarmelati? Hmm, dimana ini?"

Kalau dirimu merasa asing dengan nama itu, yuks mari kita lihat di Google Maps dulu...

"Hmm, kenapa juga susah-susah lihat letaknya dimana, kan enggak ada hubungannya sama bukunya?"

Yaelah..ya adalah. makanya saya kasih tahu. Latar belakang novel ini sebagian besar adalah Banjarmelati, selain beberapa tempat lainnya. Jadi, kalau kita tahu tempatnya dimana, paling tidak akan ada bayangan dong tentang ceritanya.😀

Yuk..mariii...ke Banjarmelati, sebuah desa kecil yang berlokasi di Kediri yang memang menjadi kota kelahiran penulis novel ini, sebelum kini membagi hidup antara Perth, Australia dan Bali.




Jadi diceritakan, Aminah, seorang akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik ternama di Jakarta, memutuskan untuk kembali pulang ke Banjarmelati, kampung halamannya. Dia meninggalkan karir yang mapan dan kehidupan kosmopolitan yang dulu di masa muda dia dambakan demi sebuah rasa rindu akan tanah, air dan tumpah darah. Juga untuk menyusuri lagi sejarah diri dan mencari jawaban akan semua keraguan yang menghampiri.

Sementara, Annisa yang sudah kembali ke haribaan-Nya sejak 6 bulan silam setelah raganya diluluhlantakan bersama ratusan korban lainnya oleh bom yang menghancurkan kawasan Kuta, kini merasa damai meski merasa masih banyak hal yang ingin diungkapkannya. Terutama pada orang orang yang dicintainya: Bapak, Ibu, dan kedua adiknya Aminah dan Hanif.

Lalu Hanif yang di awal cerita disebutkan sedang backpacker-an ke India lantaran ingin menjauh dari kakaknya, Aminah, Bapak, Ibu dan Banjarmelati kampung halamannya. Dan sedang kecewa pada Aminah sejak kematian Annisa sehingga memilih untuk berada di tempat yang sejauh mungkin letaknya dan tidak ingin bertemu siapa-siapa.


Indie Book Corner

"Untuk Emak dan Bapak: karena mereka, aku berada di sini, mempunyai kesempatan untuk menikmati apa yang disebut Nathaniel Hawthorne sebut, an intercourse with the world, berhubungan intim dengan dunia." (Banjarmelati-Ahmad Zaenudin)


Lalu, cerita pun bergulir mengupas satu demi satu versi "Aku" dari Aminah, Annisa dan Hanif. Ada kisah bagaimana mereka terlahir di dunia. Perjalanan masa kecilnya. Perceraian kedua orang tua. Masa sekolah yang jauh dari indah. Kehidupan yang susah. Kedekatan ketiganya yang tetap terjaga sampai dewasa. Sosok Ibu yang meledak-ledak dan banyak membekaskan "ketidakbaikan" pada ketiganya karena merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga. Dan, Bapak yang hidup terpisah dan musti mereka datangi tempat tinggalnya sejauh 20 km berjalan kaki demi selembar atau dua lembar uang ribuan, tapi tetap jadi sosok yang "ada" bagi ketiganya terutama untuk Aminah.

Kesemua rangkaian cerita ini di tuliskan dalam alur campuran atau maju mundur. Dimana pembaca kadang dibawa ke masa lalu ketiga tokohnya dan berikutnya ke masa kini yang tengah dijalani. 

Juga, banyak hal tabu yang biasanya tak dituliskan dengan gamblang dikisahkan. Tentang Annisa yang mantan perempuan malam dan Hanif yang memutuskan memilih menjadi seorang homoseksual sesuai dengan apa yang diyakininya. Juga Aminah yang pada akhirnya dengan segala keihlasan bisa menerima apa yang dijalani kedua saudaranya dan menghormati pilihan mereka.


Indie Book Corner


"Kini aku melanjutkan hidupku dan aku merasa lebih kuat dan tegar. Mungkin melanjutkan hidup adalah dua kata yang mujarab dan bermakna banyak untuk menyembuhkan suatu luka" (Banjarmelati-Ahmad Zaenudin)

Novel yang merupakan karya kedua dari Ahmad Zaenudin (IG @_ahmadzae atau email ahmad_zaenudin@hotmail.com) yang sebelumnya sudah menulis novel bilingual "Ketika Emak Memakai Celana Dalamku (When Mother Wore My Underpants)" ini akan menggiring pembacanya menjelajahi beraneka warna kehidupan yang ada lewat perjalanan hidup tokoh-tokohnya.

Suka duka, pahit manis dan getirnya masa bocah saat di-bully teman sekolah lantaran kemiskinan yang dihadapi. Semangat untuk bisa mewujudkan cita-cita yang membuat ketiga tokohnya bisa mencapai apa yang ingin diraihnya - meski ada yang dilakukan dengan cara yang berlawanan dengan norma yang ada. Kedewasaan yang tumbuh dan berkembang dalam diri lantaran tidak adanya sosok orang tua yang mendampingi. Juga kesulitan hidup yang berbuah hikmah kekuatan untuk menaklukkan.

Dan, di akhir cerita, pembaca dibawa ke penutup kisah yang sungguh tak tertebak di awalnya. Karena ternyata ada sebuah rahasia yang baru diungkap oleh Hanif kepada Aminah tentang apa yang terjadi puluhan tahun silam yang selama ini membebani pikirannya. Kejadian yang hanya Annisa dan Hanif yang tahu dan anatara lain mendasari semua babak kehidupan ketiganya di masa depan. Rahasia yang baru dibeberkan ketika Aminah sudah menikah dan punya anak dua dan Hanif telah menemukan belahan jiwa.


What a great book, for sure..!

Finally,...setelah tuntas membacanya, saya berkesimpulan kelebihan dan kekurangan novel ini, yakni:

KELEBIHAN ⇒
  • Covernya apik dengan warna menarik
  • Editingnya jago, nyaris tak ada typo
  • Pesan moral yang dikandung dalam cerita banyaak. Tentang bagaimana hidup musti diperjuangkan, sibling goals yang membuat kesulitan hidup mampu diatasi berkat kuatnya persaudaraan, perjuangan broken home children sebagai akibat pernikahan karena keterpaksaan, kekerasan dalam rumah tangga sebagai buah pernikahan yang di usia terlalu muda, keyakinan akan sebuah pilihan dan tanggung jawab menjalaninya, manusia yang memetik akibatnya saat menghalalkan segala cara demi harta, dan lainnya
  • Kisahnya menyentuh hati sehingga membuat kita mengharu biru setelah membacanya pun jadi menginspirasi diri.
  • Cerita mengulas dan mengupas banyak hal sehingga membuat pembaca tahu banyak hal baru. Juga tempat yang disebutkan berkesesuaian layaknya buah pengalaman atau riset yang mendalam.
  • Kedalaman karakter tokohnya membuat kuatnya imajinasi pembaca membayangkan jalan cerita
  • Ada sisipan bahasa setempat dan unsur lokalitas lainnya yang dilengkapi arti sehingga tidak membuat bingung pembaca dan menjadi nilai tambah bagi kisahnya
  • Bahasa lugas, keseharian dan jujur sehingga mudah dimengerti pembaca dan membuat terhibur



KEKURANGAN ⇒
  • Alur Campuran (maju mundur cantiiik) membuat pembaca awalnya bisa bingung ini tadi tokoh mana yang diceritakan, jadi musti dilihat dulu ke depan dan memastikan dengan membaca bagian sebelumnya.
  • Ada beberapa bagian yang mungkin bikin sebagian pembaca tidak sreg membacanya. Misalnya, masalah perilaku seksual yang menyimpang yang menjadi salah satu pilihan tokohnya. Juga, menjadi perempuan bayaran. Tapi apapun itu, di sekitar kita memang ada kejadian begitu. Hanya saja kita seringkali menutup mata dan merasa segan serta tak pantas membicarakan.
  • Ada yang kurang mendalam diceritakan, misalnya tentang tokoh Bapak di akhir cerita. Hanya disebutkan bahwa 4 tahun sebelum Ibu meninggal, Bapak meninggal duluan tanpa disebutkan apakah sempat menikahkan Aminah atau tidak.
  • Membaca novel sejumlah 450 halaman ini membutuhkan energi tersendiri...tebeeeel euyy!😀




Kabar baiknya, novel Banjarmelati ini akan launching barengan karya penulis Indonesia dan dunia lainnya dalam event tahunan UWRF - Ubud Writers & Readers Festival di Ubud 24-28 Okt 2018.

Jadi, buat teman-teman yang ada di Bali atau berencana menghadiri acara ini, sila singgah pada hari Jumat, 26 Oktober 2018 pukul 15.30 di Littletalks, a library cafe - just the opposite of Museum Antonio Blanco, Ubud.

Nah, gimana enggak kereeeen coba..!

Kuy, yang mau baca juga silakan langsung ke Toko Buku Indie di Instagram @toko_budi atau WA Buku Indie  081361955915 dan website Buku Indie

Ssst..lagi ada promo ni! Jadi kuy..segera ceki-ceki! 😍




Judul Buku: Banjarmelati | Tiga anak manusia berkisah sendiri
Penulis: Ahmad Zaenudin
Kategori: Novel
Penerbit: Indie Book Corner
Terbit: 2018
Jumlah Halaman: 450
ISBN: 978-602-309-334-2
Harga: Rp 75.000




Selamat Membaca,


Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

40 komentar untuk "Review Novel: Banjarmelati | Tiga Anak Manusia Berkisah Sendiri"

  1. Huwaaa... resensinya bikin penasaran iih. Aku paling suka dengan cerita-cerita dengan background brokenhome. Karena banyak karakter yang terbentuk dan berubah karena pengaruh hal ini. Harga bukunya lumayan ya Mbak. Tapi kalau ada kualitas, ya ada harga jugalah ya. Adil banget itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak..karakter tokohnya jadi beragam
      Lagi ada promo dengan novel pertama nih

      Hapus
  2. Tertarik dg tokoh Hanif yang mempunyai perilaku seks menyimpang. Apakah si hanif ini kemudian insaf dan kira2 apa yg membuatnya insaf?

    BalasHapus
  3. Isi novelnya agak menyimpang dari novel pada umumnya. Tapi saya penasaran juga dengan novelnya.

    BalasHapus
  4. Wah keren mbak tulisannya. Aku baru belajar bikin resensi novel duh jauh banget dari tulisan mbak ini. Makasih mbak nanti aku edit lah hehhehehe

    BalasHapus
  5. Naaah, akhirnya muncul juga resensinya. Dari apa yang dituliskan mbak Dian di sini, kayaknya emang te-o-pe deh novelnya. Bikin penasaran, hiks. Yups,kalo dipikir2 kehidupan tokoh2nya emang umum terjadi di sekitar dan keseharian kita. Dan fiksi biasanya mengungkap hal2 yg tak terpikirkan, lalu memberi pesan yg mendalam. Gitu kali ya, Mbak? Hehe... Selamat untuk penulis dan peresensinya. Sip!

    BalasHapus
    Balasan
    1. penulisnya ya bikin salut..saya apalah ini hihihi
      Makasih Mbak

      Hapus
  6. Haduh aku penasaran ma rahasia besarnya itu apa mbak dian. Kenapa ga dilanjutin.hehhehe...aku paling susah baca novel. Suka baca-baca review saja. Hehehe. Padahal baca novel yo hikmahnya banyak juga sih.

    BalasHapus
  7. Novelnya bikin penasaran dan yang meresensinya kereeennn

    BalasHapus
  8. Kusuka kusukaa gaya mbak dian nge-review sesuatu. Mesti lengkap banget!
    Tapi aku belum ada semangat buat nyelesein novel lagi nih mbak, entah kenapa. Ayo, semangatin akuuu. Semangat!

    BalasHapus
  9. Mbak Dian keren bikin resensinya, sampai sekarang belum pernah nulis resensi buku apapun jadi pingin nyoba deh setelah melihat resensi novel ini. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo bikin juga Mbak..Biar ada yang kita bagikan ke yang lainnya setelah membaca buku tertentu :)

      Hapus
  10. Reviewnya keren dan lengkap. Aku juga suka bingung kalo baca novel alurnya maju mundur. Tebel juga ya novelnya. Duh, jadi penasaran sama endingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sama alur maju mundur bikin kerja dua kali hihihi..tapi memang menantang sekali

      Hapus
  11. Mbak Dian mah racun banget, padahal ada orang yang novel addict.
    Kan jadi pengen menimbun novel di rumah, terlebih jika kisahnya ada di Jatim, paling suka baca kisah-kisah yang meskipun mungkin fiktif, tapi hal pendukungnya nyata, seolah kita bisa masuk ke dalam ceritanya.

    Salah satunya menggunakan tempat yang ada dekat kita

    BalasHapus
  12. MAsyaAllah tebalnya sampai 450 halaman :p. Butuh waktu berapa lama mba untuk menyelesaikannya? Udah lama aku nggak membaca novel yang bermutu seperti ini. Soal isu perempuan bayaran ya mau tak mau itu memang ada di kehidupan ya

    BalasHapus
  13. 450 halaman, mah masih sedikit mbak, ketimbang novelnya Dan Brown atau JK Rowling 😂

    Alur campuran bisa tidak membingungkan pembaca, asal jelas lompatan ceritanya. Kalau nggak begitu, memang pasti membuat keder, ini arah ceritanya kemana yah, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener,, Harpot seribu halaman lebih sehari bacanya saya . Tapi berhubung faktor U jadi segini dah kriyip kriyip juga mata hahaha

      Hapus
  14. asik banget maish bisa aktif baca buku mba, aku malah gak sempet sama sekali, paling buku-buku ringan doang

    BalasHapus
  15. Ceritanya bikin penasaran. Jadi pengen beli bukunya. Wkwkw
    Btw bener lho, kalau kita tahu lokasi cerita kita jadi seolah lebih menyatu dengan isi cerita. Lebih mudah menghayati.

    BalasHapus
  16. Wah udah ada lagi novelnya ya. Aku dulu baca yg Ketika Emak Memakai Celana Dalamku.

    BalasHapus
  17. Seru sepertinya. Menggabungkan 3 cerita dalam 1 buku. Saya sudah lama ga baca novel. Baca ulasannya jadi mau coba baca deh.

    BalasHapus
  18. Di bully jadi pemacu buat berubah mengwujudkan cita cita. Belajar dari Tiga anak manusia

    BalasHapus
  19. Mba Dian bagus sekali review bukunya. Aku izin ya artikel ini kupakai di kelas. Kebetulan lagi ada materi menulis ulasan buku dan artikel ini cocok sebagai contoh ulasan yang baik

    BalasHapus
  20. Waaah baru dengar ada daerah bernama Banjarmelati mba. Aku suka dg pemaparan dr masing2 tokoh cuman emang tantangannya adalah kudu fokus hehe. Jadi penasaran dg ceeita Aminah korban bom bali ya?

    BalasHapus
  21. Wagelaseh 450 halaman haha luar biasa. Aku udah lama banget ga baca novel tebel begini. Terakhir bukunya Dee hahaha

    BalasHapus
  22. Waduh, asik juga kayaknya ni buka mbak. boleh la dimasukin ke wish-list. 450 halaman lumayan juga perjuangan untuk menamatkannya. .

    BalasHapus