Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Mesra dengan Ibu Mertua!

Tips mesra dengan Ibu Mertua ini berdasarkan pengalaman pribadi...
"Ibuke Ivan...Aku maturnuwun yo, wis mbok openi...!" (Ibuknya Ivan, terima kasih ya sudah merawatku)

Begitu kalimat yang meluncur dari sosok perempuan sepuh yang adalah Ibu suami saya. Beliau mengucapkannya sambil mingseg-mingseg (kondisi seperti akan menangis - Jawa). Yang membuat saya yang mendengarnya jadi dobel terharunya.😭


Ibu mertua saya berusia 82 tahun. Saat ini tinggal sendirian di Madiun, kota kelahiran dan tempat Beliau dibesarkan. Dikarenakan, Bapak sudah berpulang 7 tahun yang lalu. Sementara putra-putrinya menetap di luar kota yakni di Jombang, Solo, Ambarawa, Jakarta dan di Madiun (di daerah yang berbeda).

Ibu hanya ditemani oleh seorang rewang (asisten) yang datang pagi pulang siang dan disore hari jelang malam datang lagi untuk membantu apa yang perlu. Budhe yang ngrewangi ini tinggal enggak jauh dari rumah Ibu dan membantu bersih-bersih rumah, belanja, bantu apa saja dan..itu saja. Sebabnya, Ibu masih berkeinginan masak, nyuci baju juga setrika ...

Mengapa?

Karena kalau enggak gitu katanya bakal sakit semua badannya sebab hanya makan tidur saja. Duh! Akhirnya kami putra-putrinya pasrah, enggak bisa melarang. Ya sudah, yang penting hati Ibu senang...💖

Ibu mertua adalah ibu saya juga
Ibu pengin coba jalan tol baru, jadi kami masuk pintu tol Madiun, keluar pintu Ngawi, buka puasa di Ngawi dan..pulang lagi😁

Nah, awal September lalu, Ibu punya acara di Jogja. Sebuah perkumpulan yang diikuti Ibu mengadakan helatan tahunan di sana. Dengan ditemani kakak ipar saya (putri tertuanya) akhirnya Ibu menghadiri acara itu.

Dan, karena sudah di Jogja, Ibu pun berkeinginan sekalian ke Jakarta. Wah, sukacita saya dan suami menyambut rencananya. Gimana enggak seneng bangets coba! Beliau terakhir datang ke rumah tuh tahun 2014 silam! Sudah lama bangets kan. Alasannya sih, Jakarta jauuuh. Capek dan sudah enggak kuat lagi badan...

Hiks!

Akhirnya singkat cerita Ibu sampai di Jakarta dengan kereta dan selama sebulan kemarin membersamai saya sekeluarga.

Dan ternyata, saya sangat merasakan perbedaannya. Empat tahun lalu Beliau masih tegak jalannya, gagah dan bisa berdiri dengan sempurna. Kini badannya sudah bungkuk, lemah, jalan musti dibantu tongkat dan kesulitan jika jalan kejauhan.

Maka, sebelum Beliau datang kami membelikan kursi roda dulu untuk mobilitas Ibu selama di Jakarta. Belinya sih enggak pakai persetujuan Ibu. Karena tahun-tahun yang sudah saat Ibu tak lagi mampu dan kami punya ide membeli kursi roda itu, Beliau selalu menolaknya. Dengan alasan "Aku kuwi sehat, ora cacat!"

Duh...

Maka, ketika sampai di Jakarta dan melihat sudah ada kursi roda tersedia, Beliau nampak kurang suka. Tapi ekspresi ini berubah saat di akhir pekan pertama kami mengajak Ibu jalan-jalan ke Bandung.

Ibu Mertua adalah Ibu saya juga
saat nginap di Bandung


Dengan kursi rodanya Ibu bisa ikut serta menyusuri Jalan Cihampelas yang termasyhur juga  ngemol di Ciwalk. Wah, Beliau senang bukan main, tinggal duduk dah bisa keliling-keliling.

Apalagi waktu di mall lihat teman senasib seperjuangan,  sesama lansia yang memakai kursi roda juga. Kesempatan deh saya sampaikan, kalau kursi roda itu alat bantu untuk yang tidak mampu (disabled people) bukan hanya untuk orang "cacat" saja. Tapi juga untuk yang sakit, lansia, ibu hamil/pasca lahiran dan ....pokoknya yang enggak mampu jalan!

Akhirnya Beliau mengerti setelah dijelaskan panjang kali lebar kali tinggi oleh mantunya yang cerewet ini hihihi 😁

Dan setelah sebulan di Jakarta, lebih banyak menghabiskan waktu berdua saja karena anak-anak sekolah dan suami saya kerja, saya pun makin paham dengan Ibu dan sebaliknya semoga saja Beliau juga.

Tapi apakah memang kami berdua punya hubungan yang baik-baik saja? Bukankah hubungan ibu mertua dan menantu perempuannya jika diibaratkan peribahasa "Bagaikan air dengan minyak", seperti dikisahkan di banyak sinetron Indonesia yang selalu tinggi ratingnya?

Bener bangets! Dulu sekali hubungan kami berdua tidaklah sebaik ini...Bahkan pernah dalam masa buruk sekali! Hiks!!🙈

Tapi waktu ternyata merubah segalanya. Alhamdulillah, kini kedekatan kami bagai Ibu dan putrinya sendiri..

Ibu mertua adalah juga ibu saya
Ibu suka makanan pedas, jadi diajak ke rumah makan Sunda pasti pas!

Eh tapi,..apa sih kiat saya bisa semesra ini sama Ibu Mertua?
  • Dengar, dengar dan dengar!
Meski, ada cerita yang diulang dan diulang lagi, dengarkan saja dengan penuh atensi. Pasti ada banyak hal yang diceritakan oleh Ibu Mertua, tentang keluarganya, masa kecil suami kita atau segala keluhan yang dirasakan....Yang kesemuanya itu bisa saja membosankan untuk didengar. Tapi, tak ada salahnya memberikan perhatian karena mungkin saja kita mendapatkan banyak pelajaran dari sana.

Dari kisah itu kita jadi tahu apa pasal suami tidak suka makanan tertentu atau bagaimana Ibu bisa mengatasi masalah yang berkaitan dengan keseharian. Lumayan kan, kita enggak perlu jauh-jauh cari ilmu karena dari Ibu kita jadi tahu.

Sssttt...syukur-syukur ada bocoran tips untuk memasak makanan kesukaan suami agar sesempurna buatan Ibunya, ye kan
  • Maklumi dan Adaptasi
Ibu Mertua pastinya punya kebiasaan yang dijalani yang bisa jadi berbeda sekali dengan rutinitas kita. Makaaaa, solusinya bukanlah memaksa Beliau untuk menggantinya. Biarkan saja...enggak usah maksa!

Satu contoh, setiap pagi selesai mengantar anak sekolah saya langsung sarapan. Nah, ternyata Ibu tidak terbiasa dengan itu. Beliau yang pensiunan guru, tiap hari enggak pernah makan pagi-pagi. Dulu, Beliau makan saat jam istirahat ngajar tiba. Sampai kini Ibu sudah terbiasa dengan ini. Maka, solusinya saya ngemil apa gitu dulu dan baru makan agak siangan barengan Ibu.

Problem solved!😁
  • Anggap orang tua sendiri
Bisa jadi pertanyaan yang diajukan Ibu Mertua menggelitik dan berkesan menyelidik. Tapi jangan diambil hati, coba ambil sisi positifnya saja. Bisa saja Beliau memang ingin mengenal lebih dekat diri kita, Jadi enggak ada salahnya kalau Ibu akan mengulik masa lalu, menanyakan ini itu dan....menyarankan lebih baik begini dan bukannya begitu!

Kalau memang itu ada baiknya, "iya" kan..Kalau ternyata bertentangan ya dengan baik-baik utarakan. Pokoknya perlakukan sama dengan saat kita berdiskusi dengan orang tua kita sendiri. Jangan sampai di depan Ibu Mertua kita ya ya ya,,tapi di belakang nggrundel enggak karuan. Hhh, itu namanya pencitraan. Lebih baik sampaikan dan diskusikan saja sekalian. Ingat, Beliau sudah lebih banyak makan asam garam kehidupan, siapa tahu ada yang bisa Beliau sarankan demi kebaikan.
  • Tawarkan Bantuan
Karena bukan anak sendiri bisa saja Ibu Mertua merasa sungkan meminta bantuan. Untuk itu, selalulah berinisiatif menawari duluan.

"Bu, mau dimasakin air hangat untuk mandi?"
"Jendela kamarnya dibuka saja ya, Bu?"
"Saya mau pergi jemput anak-anak, Ibu mau sekalian dibelikan sesuatu?"

Percayaaaa, dengan cara ini Ibu Mertua akan makin cinta sama mantunya...! #eaaaa
  • Libatkan dalam kegiatan
Meski sudah sepuh dan enggak banyak yang bisa dikerjakan tapi Ibu Mertua pasti merasa dirinya masih sanggup melakukannya. Maka, jika ternyata Beliau meminta, percayakan saja pekerjaan yang ringan agar Beliau merasa masih "berguna". 

Misalnya, minta untuk menyiangi sayur, mengupas bawang, menyiapkan peralatan atau tanyakan mau bantu apa. Pasti dengan senang hati Ibu akan melakukannya.
  • Ceritakan yang baik-baik saja
Ibu Mertua sudah lanjut usia, tentu tak pantas jika kita menambah pikirannya dengan masalah keluarga kita. Misalnya jika ada perselisihan dengan suami, lebih baik tidak diceritakan saja. Jika memungkinkan, selesaikan saja berdua tanpa melibatkan orang tua. 

Cukup sudah mereka dulu membesarkan kita. Kini saatnya kita jadi orang dewasa yang berusaha memecahkan masalah-masalahnya. Jangan tambahi beban orang tua dengan persoalan baru yang berkaitan dengan anak cucu. Biarlah mereka menikmati hari tua dan melihat kebahagiaan menyelimuti keluarga putra-purinya.
  • Sediakan waktu
"Love your parents. We are so busy growing up. We often forget, They are also growing old!'

Last but not least, sediakan waktu untuk Ibu. Ajak bicara, temani jalan kemana, kunjungi jika dekat tinggalnya...

Karena, banyak cerita dimana saat anak berpunya dan bisa "menyenangkan" orang tuanya, eh Ayah Ibunya sudah tiada berdaya bahkan telah tiada. Hiks!

Maka saat masih ada waktu yuk "senangkan" mereka. Tak musti dengan harta. Kita selalu "ada" saja sudah cukup bagi mereka. Tak perlu menunggu ini itu atau seberapa banyak hartamu. Ingat, waktu terus berpacu. Sampai kapan mereka atau kita mampu tiada seorang pun tahu. 

aku aja yang dorong , aku aja, aku, aku...anak-anak berebut mendorong Eyang Ti nya 😁


Nah....Karena itulah, bagi teman-teman yang masih gundah dan syusaaah buat mesra dengan Ibu Mertua, jangan syediih dulu ...Semoga beberapa tips mesra dengan Ibu Mertua di atas bisa membantu.😘

Oh ya, saya bukan bermaksud menggurui, hanya sharing saja. Karena saya yakin pasti situasi dan kondisinya berbeda. Tapi, percayaaa, semua akan indah pada waktunya!

Dan, yang utama...tetap semangat yaa, Ibu Mertua kita juga manusia, seperti syair lagu Seurieus Band yang ini nih:

Rocker Bumer juga manusia 
punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Rocker Bumer juga manusia punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan ......pisau belati


Menantu idaman,😁

Dian Restu Agustina





















Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

61 komentar untuk "Tips Mesra dengan Ibu Mertua!"

  1. Tipsnya bermanfaat mbak, bisa diterapkan nanti kalau saya sudah punya mertua biar disayang terus. Hihihi

    BalasHapus
  2. Aaaak, lama gak main-main ke mana2 saya, termasuk ke rumah Mbak Dian, :). Menantu idaman, ihihi, senyam senyum saya bacanya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah singgah...calon mantu idaman juga :)

      Hapus
  3. bener banget mbak tipsnya. Dicoba biar jadi mantu idaman... hehe

    BalasHapus
  4. happy ending.
    terima kasih mau bagi bagi cerita.

    BalasHapus
  5. wah kalau saya masih berjauhan nih sama mertua jadi belum tahu termasuk disukai apa nggak sama mertua. heu

    BalasHapus
  6. Terharu bacanya Mbak, ibu mertua saya dipanggil Allah 1 tahun sebelum kami menikah. Tapi jadi pengingat juga kalau saya lg bersikap buruk selalu ingat "kalau ibu mertua masih hidup pasti aku udah diomelin. kalau ibu mertua masih hidup pasti gak suka liat aku sama Mas berantem kaya gini".

    Dan itu mujarab banget buat menenangkan hati supaya bersikap yang baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Al Fatihah untuk Beliau
      Iya ya bisa jadi pengingat diri

      Hapus
  7. Pemikirannya mantap bgt Mba, menantu idaman ini mah hehe. Saya harus banyak berguru nih, biar adem ayem sama mertua

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi..sudah 16 tahun soalnya jadi mantap jiwa #eh

      Hapus
  8. Wah bagus bener tulisannya mba, cocok nih buat saya nanti ke ibu mertua hihi. Makasih sharingnya mba. Semoga ibu mertua mba dia sehat selalu dan bisa jalan2 lagi sekeluarga. Aamiin.

    BalasHapus
  9. Saya malah lebih dekat dengan mertua dari ibu sendiri, Mbak.
    Kalau saya tidak pulang sebulan saja, sudah dicariin...

    BalasHapus
  10. Aku tertohok sama kalimat-kalimat di paragraf akhir mbak, apalagi masalah waktu. WalAupun aku belum nikah, tapi berasa diingatkan lagi untuk nggak terlalu sibuk dan memberikan waktu untuk Mamah aku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp..yuks kasih perhatian ke Mama ya..mumpung belom nikah

      Hapus
  11. Wah mba Dian aku kok terharu juga bacanya hiks. Kebetulan sekali kemarin juga aku abis kencan ama Mama Mertua. Dulu juga aku pernah ngerasa nggak nyaman ama mama mertua tapi aku memaklumi karena memang tidak akan pernah ada sosok yang sempurna. Pemakluman itu membuatku mulai bisa menerima beliau di hatiku begitu pun sebaliknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak..memahami karena enggak ada sosok yang sempurna

      Hapus
  12. Ciye ciyeeee yang mantu idaman 😀😀
    Cihui ya kalau punya ibu mertua kek gini mba,, makin ceria dan semangat deh pastinya.

    BalasHapus
  13. Menurutku tulisan menantu idaman yang dicoret idamannya aja terus tambahi kata "kesayangan", hihiii... galfok. Eh tapi setuju tuh orang tua mah jangan dibebani lagi sama urusan domestik kita ya mba. Kasih tau yg bagus2nya aja, mereka happy kita juga happy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih idenya hahaha
      Bener, jangan cerita yang syediih, mereka biar enggak ikutan syedih

      Hapus
  14. Aaah..jadi kangen almarhum ibu mertua. Saya sayang beliau dan beliau juga sayaaang banget sama menantunya ini. Hiks...kangen.

    BalasHapus
  15. Senangnya masih bisa bertemu dan menyenangkan mertua. Aku tidak mempunyai mertua, jadi hanya bisa membahagiakan orang tua saja.
    Senangnya bisa melihat kebahagian mbak Dian bersama keluarga :)

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah ya mbk..masih ada kesempatan tuk bersama ibu mertua. Semoga ibu sehat-sehat terus ya.

    BalasHapus
  17. Ceritamu bikin aku kangen almarhumah ibu mertuaku mba, kami jg sempat seperti minyak dan air tapi makin kesini malah makin akrab

    BalasHapus
  18. Terharu nih, Mbak. Nanti kalo udah nikah dan punya mertua pasti aku bakal merasakan apa yang Mbak Dian rasakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak..tapi percaya enggak semua mertua enggak baik kok :)

      Hapus
  19. Waduh... Awalnya juga uda berusaha baik2 begini, tp tetep aja yg namanya tinggal serumah itu pasti lah ada problematikanya. Apalagi masalah pengasuhan sm si kecil. Sering kontranya sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, saya belum pernah ngerasa tinggal bersama Mbak..hanya bertamu saja

      Hapus
  20. Waaah....saya sangat akrab dgn menantu perempuan, begitu juga dg besan. Kuncinya bagi saya, jangan ikut campur urusan rumah tangga anak. Saya yakin mereka sudah dewasa & pasti bisa mengatur hidup sesuai inginannya.
    Ga cerewet & cepet baper, karena menantu adalah anak sayaa juga.
    Alhamdulillah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak Sri adalah mertua idaman berarti..:)

      Hapus
  21. Ya ampun mba Dian, tinggal dengan ibu mertua sebulan. Wow. Luar biasa, salut aku. Dan tips diatas saya sepakat semua. Aku tau aku bakalan jadi tua, anakku laki2 juga. Mungkin esok aku cuma pengen didengar saja, hiks. Sehat2 ya mba buat bumer nya. MashaAllah bahkan dibelikan kursi roda aja sedikit ngambek tapi akhirnya seneng ya mba, diajak jalan2 ke Bandung. Ah terharu aku baca tulisan ini :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak siap-siap jadi mertua dari menantu perempuan kita nanti

      Hapus
  22. Tipsnya bener! Sahih! Aku dulu juga sempat ngerasa sungkan dan aneh, tapi sekarang aku ngerasa mamer adalah mamaku. Somehow beliau malah bisa lebih memahamiku dibanding mamaku sendiri. Hayo loh gimana itu? hahaha. Denger-denger dari adik ipar, katanya sih aku adalah menantu kesayangan beliau *bangga

    BalasHapus
  23. Dengar, dengar, dengar dan terus dengar hahahah..
    Sedekah kuping dah, jadi ingat ibu mertua suka banget ceritain hal yang sama berulang kali.
    Saking diulang mulu, saya sampai hafal titik komanya wkwkwkw...

    Jadi baper mbak, semoga nanti saya bisa mesra dengan menantu, aamiin, *eh

    BalasHapus
  24. Asiiik, bisa kompak sama mertua itu sebenarnya menyenangkan.. Paling suka kalau bisa masak seenak mertua, suami jadi semangat makan😁

    BalasHapus
  25. Ahaha kok saya jadi nyanyi pas baca kalimat2 terakhir? Duh, ngapunten, Mbak 😅
    Tipsnya oke banget inih. Mertua vs menantu wedok biasanya emang ada sesuatu. Alhamdulillah, mertua saya suabar banget orangnya. Hiks, jadi kangen beliau. Alhamdulillah juga, hubungan ibu sy dan dua adik ipar juga baik. Kalo udah seperti itu, serasa surga dunia.

    BalasHapus
  26. Jadi pingin punya ibu mertua deh, saya dari dulu enggak punya ibu mertua.

    BalasHapus
  27. Awal2 dulu nikah dulu mertu kelet banget sama aku mbak timbang anaknya. eeeehhh semenjak punya cucu menantunya wes apalah apalah.. cucunya yang diutamakan wkkwkke

    BalasHapus
  28. Alhamdulillah... Selama ini hubungan saya sama ibu mertua baik-baik saja. Malah kedekatan kami melebihi kedekatan putranya yang notabene suami saya. Thx yaa mb tips2 agar lbh dkt lgi dgn mertua, noted ahh...

    BalasHapus
  29. Mantab banget ini mba, sering sekali bertemu teman yang hendak menikah tapi masih takut karena soal mertua. Besok aku kasih tau mereka tentang ini deh. Thanks mba :)

    BalasHapus
  30. Disayang suami juga disayang sama ibu mertua ya mba, jadi inget awal mulai berumah tangga waktu itu. Karena aku masih muda banget jadinya agak susah menyamakan pemikiran dengan ibu mertua aku yang masih bermakzab kuno. Tapi sekarang alhamdulillah sudah pasti membaik ..sudah 15 th berumah tangga. Makasih sharing nya mba

    BalasHapus
  31. suka kagok sihkalo ngobrol sama mama mertua, apalagi aku yang gak bisa banyak basa-basi. untungnya sejak menikah gak pernah tinggal satu atap dengan mertua atau pun orangtua hehehe

    BalasHapus
  32. Makasih tipsnya ya mbak..aku nih juga agak kurang cocok dengan ibu mertua semenjak pernah ceritain mantan pacar suamiku dulu.wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  33. Judul blog ok . tahu aja ini yang di butuhkan sama mantu biar hubungan dengan mertua lengkat

    BalasHapus
  34. Sayabjuga lebih dekat dengan mertua Mbak dibanding sama ibu sendiri. Entah ibu mertua kok sayabg banget gitu

    BalasHapus
  35. Jadi inget orang tua di kampung mba setelah membaca artikel dari anda

    BalasHapus
  36. Mbak dian, aku dulu mantu kesayangan ibu mertuaku jadi nggak ngerasain seperti mantu lainnya. Alhamdulillah...tips mbak dian betul sekali.

    BalasHapus