Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kanker Nasofaring, Telat Terdeteksi Karena Letak Tersembunyi

Kanker Nasofaring, Telat Terdeteksi Karena Letak Tersembunyi. Well, kanker menjadi salah satu dari 5 jenis penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), kanker, hipertensi, diabetes melitus, stroke dan gagal ginjal kronis mengalami peningkatan dalam prevalensi sehingga memerlukan perhatian dan kewaspadaan dari kita semua.

Betapa tidak, khususnya kanker, data prevalensinya (data jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) naik dari 1,4% menjadi 1,8% pada tahun 2018. Di mana ditemukan, kenaikan prevalensi untuk penyakit kanker ini diantaranya disebabkan oleh pola hidup tidak sehat masyarakat. Maka, penerapan gaya hidup sehat sangat diperlukan sebagai langkah pencegahannya. Juga, peduli kesehatan sejak dini adalah kunci hidup bermakna di masa kini. Tak lupa, kewaspadaan akan gejala yang dirasa sangatlah penting bagi kita. Pasalnya, gejala kanker pada umumnya tidak disadari oleh penderita. Sehingga banyak penderita kanker baru mengunjungi dokter bila sudah ada keluhan. Tak jarang pada saat itu, kanker sudah dalam stadium lanjut sehingga memperumit langkah pengobatan.





Jadi, pencegahan dan deteksi dini adalah solusi sebelum kanker ini berkembang dan mematikan. Tapi, sayangnya beberapa jenis kanker telat terdeteksi karena letaknya yang tersembunyi, gejala awalnya tidak jelas dan keluhannya yang terlalu umum. Ini membuat orang abai dan akhirnya mayoritas pasien yang terdiagnosa sudah memasuki stadium tinggi ketika tiba.

Kanker nasofaring, diantaranya...



Seputar Kanker Nasofaring



Kanker nasofaring adalah jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar nasofaring, yaitu salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut. Pada kanker ini, terjadi pertumbuhan sel kanker di daerah hidung dan kepala yang bisa mengganggu pernafasan hingga pendengaran pasien karena gangguan dari sel kankernya.

Di Indonesia, kanker nasofaring masuk peringkat lima besar di Indonesia sebagai penyakit kanker  yang paling banyak di derita. Di mana pada laki-laki, kanker nasofaring menduduki tiga terbesar di Indonesia setelah kanker paru-paru dan usus besar. Kanker nasofaring menduduki posisi lima besar di Indonesia secara general, setelah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus besar. Bahkan terkadang, posisi kanker nasofaring menduduki peringkat empat besar berpacu dengan kanker usus besar.

Oh ya, masih ingat kan teman-teman, salah satu yang meninggal karena kanker nasofaring siapa?
Ya, Ustaz Arifin Ilham pada bulan Mei 2019 silam berpulang karena menderita kanker nasofaring ini.




Hmmm, jadi apa sih penyebabnya kanker nasofaring ini? 

Sayang sekali, hingga kini, penyebab dari kanker nasofaring ini masih belum diketahui. Tapi, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker nasofaring ini. 

Nah, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring diantaranya :

  • Faktor keluarga
Adanya anggota keluarga yang pernah terkena kanker nasofaring berisiko bagi anggota keluarga lainnya untuk terkena penyakit yang sama. Hal ini karena adanya hubungan genetik antar anggota keluarga yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring juga.

Jadi, jika diantara anggota keluarga sudah ada yang kena, kita mesti ekstra waspada!

  • Lingkungan
Lingkungan yang penuh polusi udara seperti asap kendaraan dapat berisiko seseorang terkena penyakit kanker nasofaring. Kondisi tersebut terjadi karena terdapat polutan yang dapat menimbulkan kerusakan sel pada organ tubuh sehingga berisiko timbulnya kanker nasofaring. 

  • Gaya Hidup
Gaya hidup seperti merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker nasofaring. Ini karena rokok dan minuman alkohol mengandung zat karsinogenik yang dapat mencetuskan terjadinya kanker nasofaring.

  • Infeksi
Virus Epstein-Barr (EBV) dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker nasofaring. EBV akan menginfeksi saluran pernafasan yang dapat merusak sel-sel pada organ pernafasan sehingga sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi kanker.


Kemudian apa saja gejala kanker nasofaring?

Terdapat beberapa gejala yang dapat menunjukkan ke arah kecurigaan terhadap terjadinya kanker nasofaring, diantaranya:

  1. Hidung tersumbat disertai darah yang keluar dari hidung
  2. Telinga terasa penuh dan berdengung
  3. Sakit kepala
  4. Pembengkakan kelenjar getah bening (KGB)
  5. Penurunan berat badan tanpa diketahui penyebabnya
  6. Nyeri tulang

Memang sih, beberapa gejala yang disebutkan di atas bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan lain yang lebih umum dan tidak terlalu serius. Karena gejala penyakit satu dan lainnya kadang memang mirip yaaaa

Tapi, akan lebih baik apabila kitaa memeriksakan diri ke dokter agar penyakit dapat terdeteksi lebih dini agar mendapatkan penanganan segera untuk meningkatkan peluang kesembuhan kita.




Diagnosa Kanker Nasofaring



Oh ya, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memastikan apakah seseorang memiliki kanker nasofaring. Beberapa tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis pasien yang dicurigai memilki kanker nasofaring diantaranya:


1. Wawancara

Dokter akan bertanya mengenai kondisi kesehatan pasien. Dokter juga akan memeriksa mengenai gejala-gejala pasien dan kapan gejala muncul. Kemudian juga akan menanyakan mengenai faktor-faktor risiko yang dapat mengarah ke kondisi kanker nasofaring yang mungkin dialami oleh pasien. Semua bakal diulik untuk menghindari kesalahn diagnosa. Maka, di sini kerja sama pasien sangat penting bagi dokter untuk menentukan langkah medis selanjutnya.


2. Pemeriksaan fisik

Setelah mewawancarai pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat secara langsung gambaran dari kondisi pasien. Dokter akan menekan dan menggunakan alat untuk melihat bagian hidung atau tenggorokan yang dicurigai tempat tumbuhnya sel kanker. Dari sinilah dokter dapat memperkirakan ukuran dan derajat keparahan pasien.


3. Pemeriksaan penunjang

Untuk mendukung hasil pemeriksaan fisik, dokter kemudian melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan hasil pemeriksaan fisik. Dokter akan mengambil sebagian jaringan dari sel untuk dilihat secara mikroskopis apakah sel yang diambil adalah sel kanker atau bukan. Dokter juga dapat melakukan pengambilan gambar dengan alat X-ray, CT-Scan atau MRI untuk melihat bentuk dan ukuran sel kanker.


Pengobatan Kanker Nasofaring



Kemudian cara mengobatinya bagaimana?

Well, saat ini terdapat beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengobati pasien kanker nasofaring, antara lain:


1. Radioterapi

Tindakan radioterapi dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi untuk membunuh sel kanker. Radioterapi dilakukan pada pasien dengan kanker nasofaring yang belum bermetastasis atau menyebar ke organ lainnya. Terapi dengan radioterapi dapat dilakukan bersamaan dengan terapi lainnya untuk memastikan sel kanker telah hilang.


2. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan menyuntikkan obat antikanker ke dalam tubuh pasien. Kemoterapi dilakukan pada pasien dengan kanker yang telah tumbuh luas dan menyebar ke organ lainnya. Kemoterapi dapat dilakukan dengan radioterapi agar sel kanker dapat dipastikaan sembuh. Obat yang sering diberikan dalam kemoterapi antara lain Cisplatin, Carboplatin dan Methotrexate.



Tips Mencegah Kanker Nasofaring


Mencegah lebih baik dari mengobati, maka, untuk mencegah terkena kanker nasofaring, kita dapat melakukan beberapa tindakan untuk pencegahan timbulnya kanker ini, yakni:


1. Hindari rokok

Kandungan rokok yang terdiri dari ter, nikotin dan bahan adiktif lain dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring. Kandungan dalam rokok berupa bahan karsinogenik yang dapat memicu sel normal menjadi sel kanker. Oleh karena itu, dengan berhenti merokok kita dapat menurunkan risiko terkena kanker nasofaring.


2. Makan makanan yang sehat

Kita juga dapat mengonsumsi makanan yang sehat seperti buah dan sayuran untuk menurunkan risiko terkena kanker nasofaring. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam sayuran dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker nasofaring dengan mencegah sel normal menjadi kanker.


3. Gunakan alat pelindung

Ketika berada di jalan, gunakan alat pelindung diri seperti masker untuk mencegah timbulnya kanker nasofaring. Kondisi jalan yang banyak polutan yang berbahaya bagi saluran pernafasan apabila terpapar dalam jangka waktu lama dapat berisiko timbulnya sel kanker. Masker yang digunakan dapat mencegah polutan terhirup dan mencegah timbulnya sel kanker.


4. Segera periksa jika ada gejala

Datangi dokter segera jika ada gejala untuk mencegah berkembangnya kanker nasofaring. Dan untuk menghindari biasnya diagnosa, sebaiknya kita dapatkan juga second opinion sebagai pembandingnya. Tentunya setelah kita melakukan serangkaian tes untuk mendukung proses. Nah, jika teman-teman merasa perlu “Second Opinion”, silakan menghubungi dokter.my dengan mudah, melalui layanan telepon, Aplikasi WhatsApp, juga website dengan menyertakan rekam medis yang ada,  yaitu X-ray atau MRI yaa....

Gimana, makin paham dengan kanker nasofaring kan ya?
Semoga informasi ini bermanfaat dan kita semua selalu sehat ...💖







Salam Semangat


Dian Restu Agustina

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

12 komentar untuk "Kanker Nasofaring, Telat Terdeteksi Karena Letak Tersembunyi"

  1. Menurut saya salah satu penyakit yang menakutkan bagi saya itu ya kanker, selain darah tinggi yang sudah saya derita.
    Terus lah berdoa, mohon lindungan Allah dari segala penyakit yang kita rasakan dan kita takuti, Aaamiin ya Allah

    BalasHapus
  2. Hiks saya mah selalu berdebar-debar kalau baca hal-hal beginian, tapi sebenarnya penting banget ya buat pengetahuan minimal pencegahan.
    Tapi kadang malah bikin kepikiran hiks.

    Banyak-banyakin berdoa saja, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, dan menjaga kesehatan yang sudah dikaruniakan kepada kita tersebut, aamiin :)

    BalasHapus
  3. Almarhum ayah saya belum sempat periksa Mba.
    Dalam 3 bulan penyakit langsung parah. Sayangnya beliau gak mau periksa lebih lanjut setelah datang ke THT. Beliau takut dibiopsi. Saya syak beliau memang kena kanker nasofaring.

    BalasHapus
  4. Kalo udah dengar kata kanker, langsung horor mbak. Minggu lalu anak saya baru didiagnosa kemungkinan kanker darah. Langsung mewek mamaknya. Intinya jaga pola hidup sehat ya.

    BalasHapus
  5. Kanker adalah pembunuh nomor satu di Indonesia. Jenisnya pun sangat beragam, mulai dari yang aneh-aneh sampai yang udah familiar, seperti kanker jantung, kanker paru-paru, kanker otak. Selain gaya hidup sehat, medical check up juga bagus untuk mendeteksi dini penyakit di tubuh kita.

    BalasHapus
  6. Bisa juga karena turunan berarti ya. Tapi kalau dicegah dengan mengubah gaya hidup sampai cek rutin bisa juga ya. Semoga kita sehat terus

    BalasHapus
  7. denger kata kanker itu rasanya horor bener. saya mantan perokok. udah kapok deh..ga akan nyentuh rokok lagi.

    BalasHapus
  8. Penting buat kita untuk tahu informasi gejala awal dari kanker itu sendiri.
    Karena kan lebih baik mencegah dari pada mengobati.
    Dengan mengetahui informasi, kemungkinan penyakit tersebut dapat terdeteksi sejak dini, tentu harapan kita selalu dalam keadaan sehat ya mba.

    Dan yang paling penting itu, kita selalu menerapkan pola hidup sehat serta rajin berolahraga.

    BalasHapus
  9. Saya baru tahu tentang kanker nasofaring ini, mbak! Berarti perokok aktif dan pasif sangat berpotensi ya walaupun memang tidak semuanya kena, tapi seharusnya sih kita harus waspada. Mudah-mudahan kita bisa menjaga gaya hidup sehat, dan konsisten sehingga jauh-jauh dari penyakit tersebut.

    BalasHapus
  10. wow bahaya juga kanker nasofaring karena letaknya yang tersembunyi di tenggorokan. kita harus selalu menggunakan masker kalau keluar rumah banyaknya radikal bebas apalagi di kota besar seperti Jakarta.

    BalasHapus
  11. kalau tidak benar-benar teliti dan mengerti tentang hal ini, ditakutkan akan salah mengerti dan terlambat mendeteksi kanker itu.

    BalasHapus
  12. Terimaksih infonya kak. Kalo ngomong masalh penyakit bikin takut apalagi kanker yg katanya sulit di obati. Siapa sih yg mau sakit.semoga kita semua terhindar dari semua penyakit tersebut. Aamiin

    BalasHapus