Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Makan di The Duck King Saat Pandemi

The Duck King, saya pilih jadi tempat makan malam bersama keluarga hari Minggu lalu saat ada perlu mengunjungi Living World Alam Sutera. Dine-in? Yes! Meski, karena kondisi pandemi, saya dan suami lebih selektif memilih lokasi pergi juga tempat makan kami. Bukan mengabaikan himbauan untuk di rumah saja ya, karena perginya memang ada perlu. Jadi teteup, kami berusaha memilih tempat yang menerapkan protokol kesehatan, memastikan diri sedang dalam keadaan sehat dan terapkan prokes di semua tempat.

Seperti saat di Living World Alsut, kami sempat berkeliling sebentar di lantai dasar mengingat pilihan tempat makan di sini beragam. Melihat The Duck King dengan area yang luas, petugas  pakai masker + face shield, tempat duduk terlihat berjarak aman, maka fixed kami putuskan memasukinya. 

Ketika masuk ditanya mau duduk di sisi yang mana, karena ada pilihan jenis dan lokasi kursinya. Oh ya di tiap meja - meski sekeluarga - tetap ada jaraknya, di mana bagian yang tidak boleh diduduki diberi tanda silang. 

Lalu, bagaimana dengan menunya? Apakah komplit tersedia seperti saat sebelum pandemi....?

Yuk, lanjut baca ya!

Pengalaman Makan di The Duck King


Tentang The Duck King

The Duck King memiliki reputasi tinggi sebagai restoran Cina asli Indonesia yang paling populer di Indonesia sejak awal berdirinya di tahun 2003. Dengan gerai tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Makassar, The Duck King telah memantapkan dirinya sebagai rumah makan casual yang populer untuk pertemuan atau kulineran. 

Oh ya, ada aneka pilihan menu yang ditawarkan di sini dan hidangan wajib yang harus dicoba, sesuai nama restorannya, adalah Bebek Panggang. Kabarnya sih Nasi Hainam, Udang Goreng Telur Asin, dan Iga Sapi dengan Saus Madunya juga juwaraa. Dim sum juga tersedia yang baru disiapkan saat memesan. Tak ketinggalan deretan daftar makanan penutup yang bikin ngiler di buku menunya.

Well, The Duck King Restaurant pertama kali dibuka pada tahun 2003 di Jakarta Selatan. Kini telah berkembang menjadi jaringan restoran Cina terbesar di Indonesia yang mengoperasikan 33 cabang dalam 5 segmen berbeda; yaitu, The Grand Duck King Signature dengan mengusung ciri khasnya, The Grand Duck King yang bersegmen khusus, The Duck King sebagai konsep inti, Imperial Chef sebagai konsep restoran berbasis pork, dan The Duck King Noodle and Kitchen yang mengkhususkan diri dalam menu Lamian.

Dan FYI, pada Mei 2018, PT Jaya Bersama Indo (JBI) yang bertindak sebagai pengelola restoran ini sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) alias melantai di bursa saham. Padahal, dulu resto ini cuma tempat makan dengan kapasitas maksimal 90 orang. Mereka juga enggak pernah pasang iklan pas awal buka. Tapi kemudian berkembang hingga (sebelum pandemi) pengunjungnya saja meski antri agar bisa makan di sini.

Lalu, apakah kondisi saat ini sama adanya?

The Duck King Alam Sutera

Living World Alam Sutera


Pengalaman Makan di The Duck King Alam Sutera 


Jadi setelah kami dipersilakan duduk, waiter dengan ramah memberikan buku menu. Sementara kami memilih, seorang waitress mengantarkan piring, saus, tisu dan sendok/garpu/sumpit yang direndam air panas di gelas untuk tujuan sterilisasi.

Setelah pilah-pilih kami pun memesan makanan. Sayangnya saat memesan si Mas waiter yang taking order, meminta maaf kalau ini enggak ada itu enggak tersedia. Maklum saja pandemi jumlah tamu pasti berkurang sekali, jadi ada menu yang ditiadakan atau hanya menyajikan menu yang ada bahan bakunya saja.

Akhirnya, sebagai pelanggan yang baik, ramah dan suka menolong kami pun setuju saja saran si Mas memilih menu yang ada, biar cepat dan memudahkan mereka. Karena empati saat pandemi penting sekali...

Kemudian, sambil menunggu pesanan tiba, saya memandang sekeliling, hanya ada 2 keluarga sebelum saya yang hampir selesai makan dan satu keluarga yang baru datang saat saya sudah selesai. Padahal itu hari minggu sore yang biasanya Living World ini ramai sekali. 

Yup, saya memang sering ke sini sebelum pandemi, jadi tahu benar kondisi Living World Alam Sutera dan The Duck King ini. Kalau lihat sepi begini, nyesek rasanya...Hiks!

Tak putus doa agar semua segera membaik seperti sedia kala. Aamiin!

Dan, lamunan saya pun buyar saat makanan datang...Siap disantap dan rasanya... mantap!


Menu The Duck King


Makanan di The Duck King


Nah, sesuai nama restorannya, maka saya memesan untuk berempat yang ada bebeknya. Set 3 makanan yang saya pilih seharusnya berisi: bebek, ayam dan ubur-ubur panggang. Tapi, berhubung ubur-uburnya out of stock, saya pun dobel-in si bebek. 

Kemudian sebagai pendamping saya pesan juga sapo tahu dan baby buncis bumbu XO dan 2 nasi goreng (teri dan Yang Chow). Sementara untuk minum, saya pilih Chinese Tea, suami dan anak-anak pesan jus.

Oh ya, maaf ya...saya enggak ingat nama makanan/minumannya juga memotretnya. Soalnya tangan sudah bersih siap untuk makan enggak pengin pegang-pegang buku menu dan HP lagi hihihi...Maklum pandemi mesti jaga diri.

Well, untuk kuantitas menu, nasgornya banyak! Jadi pesan dua cukup buat kami berempat - apalagi ini makannya jam 4, alias makan malam yang terlalu cepat!

Oh ya, di rumah saya, memang tak banyak mengonsumsi karbohidrat ya...Makan nasi hanya secukupnya, tak berlebihan mengonsumsi. Bukan diet apapun, tapi membiasakan diri makan seimbang, ada lauk, sayuran dan buah-buahan. Bahkan kadang kalau sudah ada pengganti nasi/menu karbohidrat yang lain, enggak ambil nasi lagi. Dan, itulah salah satu resep badan ideal saya (dan suami) #eh kwkwwk

Nah, kita ulas roasted duck & chicken-nya ya....

Mantap jiwa, pokoknya terjawab sudah kenapa antrian orang makan di The Duck King selalu mengular saat dulu sebelum negara api menyerang. Enggak salah kalau rencana ekspansinya sampai ke luar negeri. Semoga saja terwujud setelah pandemi usai nanti.

Kemudian nasgornya, asli enak, enggak berminyak dan bumbunya yang terasa bukan micinnya. Kalau sayuran, beneran kress buncisnya, bumbu meresap dan segar terhidangnya. Sapo tahu juga gitu, mantap jiwa. 

Sedangkan untuk minuman, selalunya kalau makan di restoran Cina saya pesan Chinese Tea yang memang baik untuk kesehatan. Dan seger bener, hangat di perut teh Jasmine yang saya pilih. Sedangkan untuk minuman lainnya kalau kata anak-anak dan suami sih standar aja rasanya. 

Kami makan hingga selesai dan tak bersisa saking puasnya hahaha....Dan saat ingin memesan pencuci mulut, ternyata juga enggak tersedia, yo wis pulang saja kalau gitu ya...

Review The Duck King

The Duck King Living World


Jadi, The Duck King...


bisa jadi pilihan tempat makan saat pandemi karena memberlakukan protokol kesehatan yang baik dan benar. Layanannya ramah dengan tempat yang nyaman. Untuk makanan mantap meski selama pandemi jenis menu dibatasi.

Dan, akhirnya saya sekeluarga pun pulang dan happy setelah makan di The Duck King ini. Makin bahagia setelah ternyata hanya cukup membayar hampir setengah dari tagihan saja, karena suami memakai point reward dari kartu debitnya...Yeayy!

Semoga semua segera pulih seperti semula, sehingga kita bisa bebas kemana-mana dan menyantap hidangan istimewa yang kita inginkan. 

Tetap semangat jaga kesehatan yaaa!💖


Happy Tummy Happy Me

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

2 komentar untuk "Pengalaman Makan di The Duck King Saat Pandemi"

  1. kalau di surabaya sudah ada cabangnya, kapan kapan mau juga ah cobain makan disini.

    BalasHapus