Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perayaan Virtual Film Pilihan Tempo 2020

"Pintu teater satu telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki karcis dipersilakan memasuki ruangan teater.  Mohon perhatian Anda, pintu teater satu telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki karcis dipersilakan untuk memasuki ruangan teater!"

Holaa, kapan dirimu terakhir nonton film ke bioskop? Kalau saya setahun lebih enggak nonton. Hiks. Memang sejak pandemi menyinggahi negeri ini, saya belum ke bioskop lagi. Meski kini bioskop sudah beroperasi kembali dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat, banyak juga yang seperti saya masih menunda nonton film di sana dan memilih menikmati "bioskop rumahan" saja. 

Tapi, setelah mengikuti acara Perayaan Virtual Film Pilihan Tempo yang diadakan pada 1 Maret 2021 lalu, saya ingin segera menikmati film layar lebar lagi. Pasalnya, saya penasaran akan karya para sineas mumpuni yang di tengah himpitan pandemi masih semangat berkreasi.

Film Pilihan Tempo 2020

Tentang Film Pilihan Tempo


Perayaan Virtual Film Pilihan Tempo yang disiarkan secara live streaming melalui Youtube Tempo dan Facebook Tempo serta TV Tempo, merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak 2011. Tujuannya, untuk mengapresiasi para pekerja sinema sekaligus mengkurasi film-film lokal yang berkualitas dari segi cerita, estetika dan kekuatan konteks sosial.

Tempo memberikan penghargaan pada sejumlah kategori seperti film terbaik, sutradara, skenario, aktor/aktris utama dan aktor/aktris pendukung. Dan ajang penghargaan kali ini merupakan rangkaian acara peringatan 50 tahun Tempo.

Well, tahun 2020 menjadi tahun kelam bagi para pekerja sinema. Lantaran, pandemi yang terjadi setahun belakangan membuat proses produksi dan distribusi film mengalami kesulitan. Meski begitu, Tempo tetap menyelenggarakan Film Pilihan Tempo sebagai bentuk apresiasi kepada para pekerja sinema yang masih berupaya menghidupkan perfilman Indonesia di tengah situasi sulit yang tak menentu.

Maka, meski secara virtual Film Pilihan Tempo dengan didukung Telkomsel, tetap dilaksanakan. Acara digelar dalam sebuah talkshow yang dilanjutkan dengan pemberian penghargaan yang dilakukan secara virtual. 

Nah, talkshow bertajuk “Sinema Mencari Jalan” membahas bagaimana para pekerja sinema beradaptasi dengan pandemi dan apa saja tantangan serta peluang sinema Indonesia di tahun 2021 ini. 

Dengan dipandu oleh Dheayu Jihan dan Moyang Kasih yang merupakan jurnalis Tempo perayaan virtual mengundang narasumber:

  • Hikmat Darmawan - Pengamat Film
  • Mira Lesmana - Produser 
  • Gina S. Noer - Sutradara
  • Ajeng Prameswari - President of Digital Business Visinema Group
  • Aris Sudewo - GM Digital Content Creator Telkomsel

Penghargaan Film Pilihan Tempo 2020

Perfilman Alami Pukulan Keras tapi Kreativitas Tetap Tak Terbatas


Mira Lesmana mengungkapkan jika efek pandemi mengakibatkan beberapa produksi film diundur 2-3 tahun terutama untuk film yang skala produksinya besar. Ini mengingat biaya protokol kesehatan mesti diperhitungkan. Apalagi pemasukan utama yaitu tiket bioskop mengalami penurunan karena diberlakukannya protokol kesehatan. Tentu ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi produser untuk perhitungan biaya produksi.

Tapi Mira menegaskan jika hal ini tak boleh mematikan kreativitas insan perfilman. Diantaranya bisa disiasati dengan menampilkan karya pada platform digital. Meski demikian, Mira kurang sependapat jika untuk menuruti pasar, para sineas hanya membuat jenis film yang algoritmanya tinggi atau disukai. 

Menurutnya, mereka tetap harus berkreasi dan membuat tontonan yang bermutu tanpa berkiblat pada pasar melulu. Sineas harus punya keteguhan hati dalam berkreasi meski dalam survival mode, karena industri film Indonesia sudah dibangun dengan banyak pengorbanan, jatuh bangun, hingga sampai di titik ini.

Mira yang saat pandemi memproduksi film Paranioa menyatakan jika tantangan produksi saat pandemi adalah bagaimana membuat para pemain merasa nyaman saat menjalani syuting. Maka, perlu ada adaptasi produksi seperti melakukannya di zona hijau, swab tes, adanya konsultan dan tenaga kesehatan khusus sebagai pendamping. Juga, adanya rencana cadangan, semisal ada pemain yang positif Covid maka pilihannya menunggu ia selesai diisolasi atau pemain diganti.

Kemudian Hikmat Darmawan, memberikan pendapat bahwa tahun 2020 adalah masa penyintasan bagi dunia film. Model industri yang dikembangkan Production House (PH) selama ini, tiket adalah sumber penghasilan utama yang karena pandemi menjadi pukulan utama. Maka, agar produksi film tetap jalan perlu adanya adaptasi agar tetap bisa berproduksi atau memilih tidak berproduksi sama sekali. Kemudian perlu adanya tekanan pada film kecil yang penting intim, bikin film animasi atau membangun infrastrutur film yang direstorasi. Dan platform digital bisa jadi pilihan untuk bertahan meski tidak bisa bersifat menggantikan.

Hikmat yang sudah dua kali selama pandemi nonton film ke bioskop merasa aman karena prokes yang diterapkan. Tapi karena bioskop terletak di mal, yang membuat tidak aman bisa jadi adalah mal-nya karena berpotensi ada kerumunan. Aktivitas menonton baginya kini adalah sebuah privilege bagi orang-orang yang punya kesiapan. Jadi sarannya, sebaiknya datang ke bioskop untuk nonton terus pulang.

Lalu, menurut Hikmat, di tahun 2021 ini saatnya menghadapi krisis ekonomi setelah sebelumnya di 2020 beradaptasi dengan pandemi. Jadi stimulus ekonomi bagi insan perfilman tidak menolong lagi. Yang diperlukan adalah remodelling PH dan industri agar mereka bisa bertahan.

Film Pilihan Tempo

Sementara Gina S. Noer, yang pada awal pandemi sedang menjalani proses produksi film "Cinta Pertama, Kedua & Ketiga" menyebutkan jika naskahnya sempat direvisi untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Pasalnya di cerita awal banyak melibatkan lansia dan anak-anak. Terkait keselamatan akhirnya dilakukan perubahan cerita sehingga pemain yang berisiko bisa nyaman.

Karena SOP pembuatan film saat pandemi juga masih baru sekali maka proses pembuatan pun beradaptasi dengan juklak termasuk adanya tenaga kesehatan yang stand by. Gina juga menyebutkan jika ada kenaikan 20-30% pada biaya produksi, yang terbanyak untuk transportasi, swab tes dan hal terkait prokes lainnya. 

Lebih lanjut bicara tentang layanan OTT (Over The Top: layanan dengan konten berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet), Gina berpendapat jika OTT bisa membuka peluang bagi film maker baru yang lebih banyak sehingga akan ada regenerasi.

Perihal OTT, Hikmat berpendapat bahwa kegiatan ke bioskop sekarang jadi selektif. Mewabahnya OTT, membuat bioskop harus melihat inovasi di ranah digital dengan remodelling, kurasi, programming, diversity dan lainnya pasca pandemi nanti.

Sementara Ajeng Prameswari - President of Digital Business Visinema Group, menyebutkan bahwa dengan perkembangan IT di Indonesia akan memengaruhi creator Indonesia untuk tetap gigih berkarya meski masa sulit ada di depan mata. Menurutnya, bioskop memang tidak bisa tergantikan karena ada interaksi sosial di sana. Baginya kualitas film tetap harus terjaga agar film Indonesia tetap jadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Sedangkan Aris Sudewo - GM Digital Content Creator Telkomsel, Maxstream menyebutkan jika tantanganya adalah jumlah konsumen yang sekian ratus juta di Indonesia dengan perangkat berbeda. Maka yang penting selain konten harus bagus, kemudian back end juga diusahakan sama. Ke depannya jika konten dan pelanggan lebih banyak maka akan ada peningkatan performa.

Film Pilihan Tempo 2020
Mekkah I'm Coming

Pemenang Film Pilihan Tempo 2020

Akhirnya, rangkaian acara ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada para pemenang Film Pilihan Tempo 2020, yaitu:

  • Mekkah I’m Coming - Film Pilihan Tempo
  • Syifa Hadju - Aktris Utama Pilihan Tempo (Sejuta Sayang Untuknya)
  • Deddy Mizwar - Aktor Utama Pilihan Tempo (Sejuta Sayang Untuknya)
  • Dea Panendra - Aktris Pendukung Pilihan Tempo (Jakarta, City of Dreamers)
  • N. Riantiarno - Aktor Pendukung Pilihan Tempo (Bidadari Mencari Sayap)
  • Jeihan Angga - Sutradara dan Skenario Pilihan Tempo (Mekkah I’m Coming)

Oia, untuk kepoin perayaan virtual ini silakan ke link Youtube Tempo ya di https://www.youtube.com/watch?v=Z1YaqyINghU&t=5508s. 

Sementara berikut trailer film pemenangnya: Mekkah I'm Coming!




Well, semoga sinema Indonesia terus menjaga nyala meski pandemi melanda. Juga semoga sinema yang memasuki tahun kedua pandemi ini makin mampu menyesuaikan diri. 

Selamat kepada seluruh pemenang Film Pilihan Tempo 2020. Semoga tradisi mengapresiasi pekerja sinema Indonesia sekaligus dukungan Tempo untuk film-film lokal yang memiliki kekuatan cerita, estetika, dan kedekatan dengan konteks sosial terus berlanjut hingga nanti!💖



Salam Semangat

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

10 komentar untuk "Perayaan Virtual Film Pilihan Tempo 2020"

  1. Wah... pasti acara perayaan virtual film pilihan tempo seru ya, Mbak. Pemenang aktor dan aktris pilihan Tempo memang gak diragukan lagi kepiawaian-nya. Terutama Deddy Mizwar, aktor favorit itu mah, aktingnya juaraa!

    BalasHapus
  2. Saya setuju sekali dengan Mbak Mira. Bahwa pelaku seni nggak harus selalu berkiblat pada pasar yang tinggi. Artinya jangan membatasi kreativitas hanya pada seputar genre atau tema cerita yang banyak disukai.

    Kalau ceritanya bagus dan para pemainnya memainkan perannya dengan epik dan penuh penjiwaan, saya yakin banyak yang akan menyukainya. Saya sih begitu sebagai penikmat seni. Hehehe

    BalasHapus
  3. Saya juga udah lama gak pergi ke bioskop sejak pandemi, terterik banget sama alur cerita Mekkah I'm coming! Setelah liat cuplikan videonya.

    BalasHapus
  4. Menurut saya perfilman tetap akan berjalan. Hanya platfrom nya yg berbeda. sekarang film pendek menjadi berjaya, dan youtube menjadi tempat berkreasi baru bagi para kreator. Ingat, Bu tedjo yang viral, kan...Tapi sejujurnya emng kangen nonton film di bioskop krn benar2 meluangkan waktu untk menonton tanpa selingan lain.

    BalasHapus
  5. Sebagai seorang berhobi nonton film di bioskop, rindu saya untuk pergi ke sana makin berlipat nih setelah membaca tulisan Mbak Dian. Maklum udah setahun lebih gak ke bioskop. Padahal dulu sering banget. Kadang sendiri kadang berdua dengan anak gadis.
    Oh iya selamat buat para pemenang, khususnya Deddy Miswar dan Riantiarno. Mereka memang seniman segala zaman💕

    BalasHapus
  6. Nama-nama di atas emang udah totalitas banget ya kalau soal perfilman. Mira Lesmana, Dedy Miswar, Nano Riantiarno...Yang lain baru tahu sih aku, tapi yakin pasti juga semangat memajukan perfilman Indonesia.
    Btw...Mekkah I'm Coming itu, sitkom atau gimana? Klik klipnya kok kayak seru & lucu gitu...

    BalasHapus
  7. Kangen nonton film di bioskop nih, tapi karena dimasa pandemi, menonton online juga cukuplah. Dan semua aktor dan aktris pemenang memang totalitas saat berakting.

    BalasHapus
  8. Efek pandemi memang bikin industri film berjuang untuk tetap hidup.
    Bagusnya insudtri OTT seperti Netflix maupun Vidio juga makin kencang sehingga bisa menjadi alternatif.

    Salam kenal mbak di kunjungan perdana ini (^^)

    BalasHapus
  9. Wah menurut saya wajar sih mereka menang dari hasil karya mereka aja keren keren loh.

    BalasHapus