Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sarihusada Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tetap Tumbuh Maksimal dengan Inovasi Baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Festival Soya Generasi Maju

Sarihusada berkomitmen mendukung tumbuh kembang Anak Generasi Maju, tidak terkecuali anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Karenanya, bertepatan dengan momen Pekan Alergi Dunia, Sarihusada meluncurkan inovasi produk untuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak berusia di atas 1 tahun dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Diharapkan, mereka tetap bisa tumbuh maksimal dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang memiliki kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, IronC, serta Isolat Protein Soya berkualitas. 

Oia, tak hanya itu, untuk mengiringinya, Sarihusada juga menghadirkan rangkaian program edukasi ‘Festival Soya Generasi Maju’ dan  menyempurnakan kampanye kesehatan 'Gerakan 3K' menjadi 'Gerakan 3K+': Kenali, Konsultasikan, Kendalikan dan Kembangkan.

Festival Soya Generasi Maju

Kesemuanya adalah upaya yang tentu saja sangat membantu orang tua seperti saya terutama jika buah hati memiliki kondisi tidak cocok susu sapi. Mengingat, anak yang tidak cocok susu sapi tetap membutuhkan asupan nutrisi seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya, tidak terkecuali Zat Besi. 

Sementara, ternyata anak dengan kondisi ini berpotensi memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kekurangan Zat Besi. Di mana jika hal ini tidak segera ditangani dengan tepat, dampak yang muncul dapat menghambat mereka untuk tetap tumbuh maksimal layaknya anak lainnya. 

Apalagi berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 didapatkan data bahwa ada 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun yang mengalami anemia. Di mana 50-60% kasusnya disebabkan oleh defisiensi Zat Besi. Sebuah fakta yang makin membuka mata kita bahwa permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan, karena dampak panjangnya pada kualitas anak di masa depan.

Seperti yang disampaikan oleh Pakar Gizi Medik, Prof. DR. dr. Saptawati Bardosono, MSc., pada kesempatan Webinar dalam rangkaian Festival Soya Generasi Maju yang bertema "Pentingnya Kombinasi Unik Zat Besi dan Vitamin C untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal", yang saya ikuti pada hari Rabu, 31 Maret 2021 yang lalu:

"Zat Besi merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif si Kecil, termasuk bagi anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Dengan mencukupi kebutuhan Zat Besi pada si Kecil, diharapkan dapat mendukung ia mencapai tumbuh kembang yang maksimal dan terhindar dari dampak buruk akibat kekurangan Zat Besi seperti prestasi akademik yang menurun, mudah terserang penyakit, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat."

 

Festival Soya Generasi Maju
 

Tentang Zat Besi Sebagai Salah Satu Nutrisi Penting untuk Dukung Tumbuh Kembang si Kecil 


Jujur, sepanjang menyimak webinar ini saya merasa mak jleb mengingat hal-hal yang pernah terabaikan saat menyiapkan nutrisi bagi anak-anak saya. Meski, sesekali saya juga manggut-manggut mengiyakan karena merasa sudah melakukan hal yang benar. 

Ya, sebagai ibu dari dua anak yang punya bakat alergi, edukasi seperti rangkaian kegiatan Festival Soya Generasi Maju ini beneran membantu sekali. 

Tak hanya mendapatkan informasi dari pakarnya tapi juga untuk meluruskan kebiasaan yang tanpa disadari terus saya lakukan tanpa tahu efeknya di masa depan.

Diantaranya, tentang peran Zat Besi, sebagai salah satu nutrisi penting untuk dukung tumbuh kembang si Kecil yang dipaparkan dengan panjang lebar oleh Prof. DR. dr. Saptawati Bardosono, MSc. yang akrab dipanggil Prof. Tati ini.

Di mana diingatkan, jika pada perkembangan otak, Zat Besi berperan dalam pembentukan selaput saraf (mielinisasi) yang membantu proses penerimaan informasi pada otak dan meningkatkan proses belajar anak. 

Sementara dalam pertumbuhan fisik dan energi, Zat Besi adalah salah satu nutrisi untuk pembentukan hemoglobin yang berperan membawa oksigen ke sel-sel tubuh agar berfungsi optimal sehingga mendukung anak untuk aktif bereksplorasi dan siap belajar.

Gejala Kekurangan Zat Besi

Tuh, pantesan ya karena peran pentingnya, jika anak mengalami kekurangan Zat Besi maka gejalanya akan tampak sekali, seperti:

✔ Gejala Ringan - Sedang: anak mudah lelah, terjadi gangguan kognitif dan tidak bertenaga.

✔ Gejala Berat - Fatal: anak tidak nafsu makan, mengalami Pica (eating disorder/yang dikonsumsi bukan makanan), Phagophagia (kebiasaan mengunyah es batu) dan terjadi anemia defisiensi Zat Besi.

Sehingga, menurut Prof. Tati yang juga merupakan Guru Besar Departemen Ilmu Gizi FKUI, jika sudah kita kenali adanya gejala tersebut perlu kiranya segera kita lakukan tindakan mengingat dampak defisiensi Zat Besi yang berat ini, yakni bisa terjadi:

  • Prestasi akademik rendah
  • Gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik
  • Mudah terserang penyakit
  • Pertumbuhan fisik terhambat

Zat Besi Sebagai Salah Satu Nutrisi Penting untuk Dukung Tumbuh Kembang si Kecil

See, ngeri ya dampak defisiensi Zat Besi ini. Hiks, beneran enggak bisa disepelekan, kan?

Maka, Prof. Tati mengingatkan agar orang tua memerhatikan cara-cara mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan Zat Besi pada anak melalui nutrisi lengkap dan seimbang yang tinggi kandungan Zat Besinya! 

Lalu caranya gimana?

Nah, Prof. Tati lebih lanjut menjelaskan jika pemenuhan Zat Besi yang adekuat untuk mendukung tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pahami tingkat asupan Zat Besi harian untuk anak

Kebutuhan Zat Besi untuk usia 1 - 3 tahun (Batita): 7 mg/hari dan usia 3 - 5 tahun (Balita): 10 mg/hari

2. Konsumsi makanan kaya Zat Besi

Konsumsi jenis Zat Besi Heme (lebih mudah diserap) yang berasal dari sumber makanan hewani, seperti: daging, hati, ikan dan tiram. Juga jenis Non-Heme (kurang mudah diserap) yang berasal dari sumber makanan nabati, seperti: kacang merah, bayam, nasi putih, sayuran hijau, tomat, kacang-kacangan, kentang dan susu difortifikasi Zat Besi.

3. Ketahui dan pahami makanan yang dapat membantu penyerapan Zat Besi

Ternyata, Zat Besi dari makanan Heme, 2-3 kali lebih mudah terserap daripada kelompok makanan Non-Heme. Dan, Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi besi makanan Non-Heme ini. 


Pentingnya pemenuhan Zat Besi yang adekuat

Dan, terkait pentingnya peran Vitamin C ini kemudian dijelaskan Prof. Tati,

"Perlu untuk mengoptimalkan penyerapan Zat Besi dengan rasio molar Vitamin C : Zat Besi yang tepat. Mengingat Zat Besi yang masuk tubuh dari kandungan makanan adalah dalam bentuk ion feri (Fe3+). Sementara sel usus hanya dapat menyerap Zat Besi dalam bentuk fero (Fe2+). Untuk itu dibutuhkan Vitamin C untuk mereduksi Zat Besi bentuk ion feri menjadi bentuk ion fero sehingga  dapat diserap oleh sel usus," papar Prof. Tati.

Karena itulah, selain memastikan asupan Zat Besi cukup, diingatkan Prof. Tati bahwa penting bagi kita untuk juga mengoptimalkan penyerapannya!

Caranya?

Dengan mengetahui jenis-jenis makanan yang bisa meningkatkan absorpsi besi, seperti: sayuran hijau, kentang, makanan fermentasi, Vitamin A, Vitamin C, daging dan ikan.

Juga, memerhatikan jenis makanan yang bisa menghambat absorpsi besi, yakni: teh, kopi, cokelat yang dikonsumsi dengan makanan, Antasid (penetral asam lambung), beberapa bumbu seperti oregano, kalsium terutama dari susu dan produk susu, serta makanan yang mengandung fitat seperti sereal dan gandum.

makanan yang menghambat absorpsi besi

Hmmm, ini maksudnya gimana?

Jadi, misalnya, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi teh dengan makanan karena dapat menghambat penyerapan Zat Besi dalam tubuh. Juga tidak dianjurkan setelah makan langsung minum susu, begitu kata Prof. Tati.

Ya ampun, padahal selama ini saya sekeluarga suka banget habis makan (apalagi saat kulineran), minumnya Es Teh Manis. Duh, ternyata teh bisa menghambat absorpsi besi tuh. Berarti selama ini keliru huhuhu. 

Oia, enggak itu saja, disampaikan juga oleh Prof. Tati, karena ikatan Vitamin C dan Fe akan membentuk senyawa yang lebih mudah diserap maka perlu peningkatan penyerapan Zat Besi ke dalam tubuh, diantaranya:

  • Vitamin C akan membantu penyerapan Zat Besi (Fe) dengan cara mengubah Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh 
  • Sumber Vitamin C dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. 
  • Kombinasi Vitamin C dan Zat Besi dengan rasio molar 2:1 terbukti meningkatkan ketersediaan Zat Besi dalam tubuh sebanyak 2xlipat 
  • Pada formula berbasis soya, kombinasi Vitamin C dan Zat Besi disarankan dengan rasio molar 4:1 untuk mengoptimalkan penyerapan Zat Besi 

Faktor yang menyebabkan asupan nutrisi Zat Besi tidak adekuat


Nah, kini jadi tahu kan jika adanya pembatasan makanan yang tidak tepat pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat menyebabkan asupan nutrisi Zat Besi tidak adekuat, seperti yang ditegaskan oleh Prof. Tati berikut ini,

“Namun tidak hanya Zat Besi, kombinasi Zat Besi dan Vitamin C dengan rasio yang sesuai dapat membantu meningkatkan penyerapan Zat Besi di dalam tubuh si Kecil. Oleh karena itu, penting untuk memberikan si Kecil sumber nutrisi yang kaya akan kedua nutrisi tersebut. Sumber makanan yang mengandung Zat Besi dapat diperoleh misalnya pada daging merah, ayam, ikan, sayuran dan bisa juga dilengkapi dengan susu berbasis Isolat Protein Soya yang mengandung Zat Besi dan Vitamin C agar ia bisa tetap tumbuh maksimal.”

Potensi Risiko Defisiensi Zat Besi pada si Kecil dengan Alergi Susu Sapi


Setelah Prof. Tati dengan gamblang mengingatkan jika Zat Besi adalah salah satu nutrisi penting untuk dukung tumbuh kembang si Kecil, kemudian muncul pertanyaan: lalu bagaimana dengan anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi? Apakah ada pembedaan untuk pemberian nutrisinya terkait kecukupan Zat Besi ini?

Syukurnya, pertanyaan saya, terjawab pada materi narasumber berikutnya, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes,  seorang Konsultan Alergi dan Imunologi Anak.

Alergi Susu Sapi


Di mana, Prof. Budi yang adalah Ketua UKK Alergi-Imunologi IDAI ini menjelaskan jika kondisi tidak cocok susu sapi adalah salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak. 

Disebutkan juga, jika gejala yang muncul dari kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap anak. Umumnya, gejala yang dapat dicurigai sebagai gejala alergi diantaranya:

✔ Kulit: ruam merah yang gatal, bengkak, 
✔ Saluran Pernapasan: bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair
✔ Saluran Pencernaan: sakit perut, diare, muntah


Alergi pada anak

Prof. Budi kemudian mengingatkan bahwa selain menimbulkan gejala, kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan nutrisi penting, salah satunya adalah Zat Besi. 

Padahal, Zat Besi merupakan salah satu nutrisi esensial yang dapat mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat tetap tumbuh maksimal. 

“Adanya risiko kekurangan Zat Besi yang lebih tinggi pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena si Kecil mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting,” jelas Prof. Budi.

Wah, iya juga ya, untuk anak yang tidak cocok susu sapi alias alergi susu sapi,  makan ini enggak boleh, makan itu dilarang, jenis ini mesti dihindari, yang itu mesti dijauhi...., membuat asupan makanan untuk si Kecil pun terbatas pasti! Jadi enggak tercukupi deh nutrisi!


Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes

Etapiiii, bagaimana sebenarnya data kejadian Alergi Susu Sapi (ASS) ini? 

  • Menurut World Allergy Organization (WAO), penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 30-40%. 
  • Menurut WAO, 1,9-4,9% anak-anak di dunia alergi susu sapi (ASS)
  • Hingga 550 juta orang di dunia menderita alergi makanan
  • 0,5-7,5% anak mengalami alergi susu sapi di Indonesia
  • Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia
  • Data dari klinik anak di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 31% dari pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8% alergi susu sapi

Well, nyatanya angka kejadian penyakit alergi terus meningkat. Padahal penyakit alergi dapat merugikan tumbuh kembang anak. Meski penyakit ini memang hanya akan mengenai anak yang memiliki bakat alergi. 

Di mana bakat alergi ini diturunkan oleh satu/kedua orangtuanya. Itulah sebabnya mengapa penyakit alergi harus ditangani sedini mungkin. Apakah itu Food Allergy, Eczema, Asthma ataupun Allergic Rhinitis,.... semua mesti ditangani segera!

Oia, related nih, seperti kedua anak saya yang adalah pengidap Asthma. Saya dan suami yang menurunkan bakat ini kepada mereka. Suka enggak suka, padahal maunya bakat seni, kepandaian atau ketrampilan saja yang diwariskan dan bukan "bakat alergi", yekan? Kwkw, tapi apapun itu perlu disyukuri dan yang utama terus mengedukasi diri agar bisa memberikan yang terbaik buat mereka terutama yang terkait nutrisinya. Setuju??

Etapi, dari tadi ngomongin Alergi Susu Sapi, apa sih ini sebenarnya? 
Penyebabnya apa? 
Terus, bisa sembuh enggak ya?


Apa Alergi susu sapi itu

Nah, Prof. Budi yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD ini menjelaskan,

Alergi Susu Sapi merupakan salah satu jenis alergi yang paling banyak dialami anak. Gejala yang muncul akibat anak Alergi Susu Sapi biasanya menyerang kulit seperti ruam-ruam merah, sistem pernapasan seperti batuk dan bersin yang berulang, atau sistem pencernaan misalnya sakit perut yang membuat anak menjadi rewel. Alergi Susu Sapi pada anak diakibatkan oleh respon sistem imun yang tidak normal, berlebihan (hipersenstivitas) terhadap protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain"

Maka mengingat gejalanya, Prof. Budi menegaskan bahwa Alergi Susu Sapi harus diatasi segera

Pasalnya, susu adalah salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang optimal. Sehingga perlu segera diatasi jika si Kecil mengalami alergi susu sapi. Karena, alergi memiliki dampak yang signifikan bagi si Kecil, keluarga bahkan masyarakat luas pada umumnya.

Apa saja dampaknya?

  • Kesehatan: meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi, sakit jantung
  • Gangguan tumbuh kembang: anak dengan alergi mengalami keterlambatan pertumbuhan, karena berhubungan dengan jenis dan durasi pantang makanan
  • Ekonomi: meningkatkan biaya pengobatan dan meningkatkan biaya tidak langsung (kehilangan pendapatan karena sering tidak masuk kerja)
  • Psikologi: stress pada anak dan orang tua, menurunkan kualitas hidup si Kecil


Oia, selain itu Prof. Budi juga mengingatkan tentang risiko nutrisi pada anak dengan alergi: suplementasi tidak adekuat, diet restriksi yang beragam, diet eliminasi, susah makan, nutrisi pengganti yang buruk, kebutuhan diet yang meningkat, yang kesemuanya akan menyebabkan malnutrisi dan pertumbuhan terhambat!

Maka, Prof. Budi mengingatkan para orang tua, untuk mengidentifikasi gejala Alergi Susu Sapi ini, yakni: 

Alergi Susu Sapi Ringan/Sedang

Satu/lebih gejala di bawah ini:

  • Regurgitasi (naiknya asam ke tenggorokan/mulut) berulang, muntah, diare, konstipasi (dengan atau tanpa ruam perianal), darah pada tinja
  • Anemia defisiensi Zat Besi
  • Dermatitis atopik, angioedema, urtikaria
  • Pilek, batuk kronik, mengi
  • Kolik persisten (>3jam perhari/minggu selama lebih dari 3 minggu) 

Alergi Susu Sapi Berat

Satu/lebih gejala di bawah ini:

  • Gagal tumbuh karena diare dan atau regurgitasi, muntah dan atau anak tidak mau makan
  • Anemia defisiensi besi karena kehilangan darah di tinja
  • Enteropati karena kehilangan protein (hipalbuminemia), kolitis ulseratif kronik yang sudah terbukti melalui endoskopi atau histologi
  • Dermatitis atopik berat
  • Laringoedema akut, obstruksi bronkus dengan kesulitan bernafas
  • Syok anafilaksis

Agejala aergi susu sapi berat

See, Alergi Susu Sapi, baik ringan maupun berat menimbulkan gejala anemia defisiensi Zat Besi.

Dan enggak itu saja lho, anak dengan Alergi Susu Sapi juga memiliki  risiko dan tantangan, diantaranya risiko kekurangan zat gizi tertentu. Di mana dijelaskan lebih lanjut oleh Prof. Budi, risikonya adalah:

1. Asupan tidak adekuat. Adanya pembatasan makanan karena restriksi diet/penghindaran makanan yang tidak sesuai akan memengaruhi asupan zat gizi harian. Asupan Zat Besi, kalsium, fosfor dan Vitamin C secara signifikan lebih rendah pada anak dengan pembatasan makanan dibandingkan tanpa pembatasan makanan

2. Adanya inflamasi akibat gejala alergi pada saluran cerna dapat memicu blood loss, yang memengaruhi penyerapan zat sehingga dibutuhkan asupan Zat Besi tambahan


Nah, mengingat risiko ini, Prof. Budi kemudian mengingatkan jika diperlukan peran orang tua dalam penanganan Alergi Susu Sapi yang tepat. 

Diantaranya melalui: Bunda tanggap alergi dengan 3K+

✔ Kenali risiko dan gejala alergi
✔ Konsultasikan segera gejala alergi ke dokter
✔ Kendalikan alergi dengan nutrisi alternatif
✔ Kembangkan potensi prestasinya

Sementara terkait Tata Laksana Alergi (Rekomendasi Tata Laksana dan Manajemen Alergi pada Anak, 2014 & rekomendasi UKK Alergi Imunologi IDAI 2016), Prof. Budi mengingatkan agar orang tua bisa teliti dalam memerhatikan kondisi anaknya, sehingga mereka dapat secara cepat mengetahui jika anak mereka tidak cocok dengan susu sapi.

"Di sini, peran penting orang tua khususnya Bunda sangat diperlukan untuk tetap tanggap dalam penanganan kondisi si Kecil. Dan ASI merupakan yang terbaik bagi si Kecil yang tidak cocok dengan susu sapi. Dengan catatan si Ibu pantang konsumsi protein susu sapi dan produknya," papar Prof Budi.

Selain pemberian ASI, para orang tua disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter anak agar memperoleh saran dan penanganan yang benar sesuai dengan kondisi anak tersebut. 

Tata Laksana Alergi IDAI

Prof. Budi lalu menegaskan bahwa memiliki anak yang alergi terhadap susu sapi bukan merupakan hal yang perlu dikhawatirkan. Karena untuk memenuhi asupan nutrisinya, masih ada alternatif lain yang bisa diberikan, salah satu diantaranya dengan memberikan formula terhidrolisis ekstensif atau formula asam amino. 

Alternatif ini tentunya mengikuti apa yang telah dianjurkan dokter. Namun jika menghadapi kendala dalam memperolehnya, para orang tua dapat memberikan Isolat Protein Soya kepada anak mereka, sesuai dengan anjuran dan edukasi dari dokter pastinya.

Sementara, apabila ASI tidak dapat diberikan karena indikasi medis, formula alternatifnya:

  • Gejala Alergi Berat: Asam Amino
  • Gejala Alergi Ringan - Sedang: Protein Terhidrolisa Ekstensif
  • Gejala Alergi ringan - Sedang : Formula Isolat Protein Soya

Oia, Prof Budi berpesan untuk pemberian formula alternatif ini diberikan atas diagnosa dan rekomendasi dokter anak, ya Bunda!

Lalu, apakah Isolat Protein Soya aman untuk Anak Alergi Susu?

"Terkait manfaat Isolat Protein Soya ini, sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf, serta fungsi hormonal anak-anak yang mengkonsumsi Isolat Protein Soya tidak kalah dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi," tegas Prof. Budi.

Melihat temuan tersebut, tentunya ini menjadi hal yang sangat serius bagi para orang tua. Mengingat keamanan Isolat Protein Soya untuk anak alergi susu sapi didasari pada penelitian berikut ini:

  1. Meta analisis menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif terhadap fungsi reproduksi dan endokrin, termasuk juga pada sistem imun dan kognitif (Kneepkens F, 2010)
  2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan aspek kognitif dan bahasa (verbal intelligence, expressive communication, auditory comprehension) anak yang diberikan formula soya dibandingkan dengan anak dengan formula susu sapi pada usia 3 dan 5 tahun (Bellando J, et al. 2020)
  3. Penelitian (pilot study) yang dilakukan Jan 2018-Sep 2019 secara multi-site di Bandung, Yogya, Jakarta dan Surabaya pada 39 anak dengan alergi susu sapi menunjukkan pemberian formula isolate protein soya mendukung pertumbuhan normal anak yang alergi susu sapi sesuai dengan grafik pertumbuhan WHO serta aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Namun tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah dan metode yang lebih luas (Budi et al, 2020)

Keamanan Isoalat Protein Soya

Terus...terus, alergi susu sapi ini bisa sembuh atau tidak ya?

Alergi susu sapi ini akan mengalami remisi. Biasanya reaksinya berkurang, bahkan menghilang seiring dengan pertambahan usia. 

Sementara untuk angka remisinya di:

  • Tahun pertama 45-55%
  • Tahun kedua 60-75%
  • Tahun ketiga 90%

Jadi, ditegaskan Prof Budi:

✔ Tata laksana nutrisi termasuk faktor penting yang mendukung penanganan alergi susu sapi
✔ Nutrisi yang tepat dan adekuat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak dengan alergi susu sapi, di mana selain pemenuhan protein yang sesuai juga dibutuhkan nutrisi penting lainnya (makro dan mikro), termasuk Zat Besi untuk pertumbuhan fisik dan kognitif anak dengan alergi susu sapi

“Permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan, karena dampak dan prevalensi-nya yang umum ditemukan pada usia di awal kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan nutrisi yang tepat dan adekuat pada awal kehidupan si Kecil, terutama bagi yang tidak cocok susu sapi. Di sini, peran penting orang tua khususnya Bunda sangat diperlukan untuk tetap tanggap dalam penanganan kondisi si Kecil. ASI merupakan yang terbaik bagi si Kecil yang tidak cocok susu sapi, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk dapat diagnosa dan penanganan yang tepat. Bunda dengan kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga tidak perlu khawatir dalam pemenuhan nutrisinya karena sesuai anjuran tenaga kesehatan atau Dokter terdapat beberapa pilihan pengganti protein susu sapi seperti Protein Terhidrolisa Ekstensif atau asam amino. Namun, jika terdapat kendala dalam memperoleh alternatif tersebut dapat diberikan Isolat Protein Soya sesuai dengan anjuran dan edukasi dari Dokter," pungkas Prof. Budi 

Sarihusada Luncurkan Inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal



Nah, penjelasan dari Prof. Tati dan Prof. Budi tadi benar-benar memberi pencerahan saya tentang apa itu alergi susu sapi dan bagaimana pemenuhan nutrisi si Kecil dengan kondisi tidak cocok susu sapi untuk dukung tumbuh kembangnya secara maksimal.

Dan saya semakin tercerahkan ketika narasumber berikutnya, Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Anggi Morika Septie menyebutkan inovasi Sarihusada sebagai jawaban akan kegundahan para Bunda perihal kecukupan nutrisi bagi si Kecil yang tidak cocok dengan susu sapi ini. 

Anggi Morika Septie


Di mana Sarihusada yang terus melakukan inisiatif dan inovasi untuk mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tetap tumbuh maksimal, telah meluncurkan inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, yang memiliki kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, IronC, serta Isolat Protein Soya berkualitas.

Tak hanya itu, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil & menyusui dan anak dengan rasa enak, terjangkau serta berstandar internasional seperti SGM Eksplor, SGM Eksplor Soya, SGM Eksplor Buah & Sayur, SGM Aktif, dan SGM Bunda, juga mempersembahkan rangkaian kegiatan dalam peringatan Pekan Alergi Dunia ini. 

Oia, Sarihusada merupakan bagian dari kategori bisnis Danone Specialized Nutrition. Danone adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang memiliki misi memberikan kesehatan melalui makanan kepada sebanyak mungkin orang dan beroperasi di 160 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia. 

Dan di Indonesia, bisnis Danone terdiri atas dua kategori utama, yaitu Air Minum dalam Kemasan dan Minuman Non Karbonasi (Waters), serta Specialized Nutrition dengan memiliki 24 pabrik dengan jumlah karyawan lebih dari 15.000 orang.

Pekan Alergi Dunia 2021

SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx


Enggak heran sejalan misinya Sarihusada terus melakukan inisiatif dan inovasi untuk mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tetap tumbuh maksimal, melalui:


1. Edukasi Gerakan 3K+

Menyempurnakan kampanye kesehatan ‘Gerakan 3K’ menjadi menjadi Gerakan 3K+, yaitu: 

Kenali gejala alergi, diantaranya ditandai dengan: batuk pilek yang terjadi berulang atau napasnya asma. Juga adanya eksim/ruam ditandai dengan munculnya bercak merah di kulit yang terasa gatal

Konsultasikan ke dokter, yang bisa dilakukan baik secara langsung maupun melalui telepon atau online agar Si Kecil mendapat penanganan yang tepat

Kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat

Kembangkan dan asah potensi prestasi si Kecil dengan stimulasi yang tepat agar ia tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju. 

Edekasi Gerakan 3K+


2. Website Alergi Anak

Edukasi ini bisa didapatkan secara lebih lengkap melalui www.generasimaju.co.id/AlergiAnak ya, Bunda....

Ada fitur digital yang lengkap untuk mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tumbuh maksimal, yang terdiri dari: 

  • Cek risiko tidak cocok susu sapi
  • Artikel lengkap seputar tumbuh kembang si kecil yang tidak cocok susu sapi
  • Konsultasi online
  • Kreasi resep sehat tinggi Zat Besi
  • Tips stimulasi si Kecil yang tidak cocok susu sapi

SGM Soya Generasi Maju

3. Festival Soya Generasi Maju 

Selain itu, dalam kegiatan Festival Soya Generasi Maju yang berlangsung pada 23 Maret – 3 April 2021, para Bunda diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti sesi Tanya Dokter, di mana Bunda bisa mendapatkan informasi langsung dari para ahli seputar kondisi tidak cocok susu sapi si Kecil 

Juga, berbagi tips dan cerita bersama Celebrity Moms untuk dukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tetap tumbuh maksimal. Tak hanya itu, ada pula tips mengembangkan potensi prestasi dengan stimulasi yang tepat untuk si Kecil yang tidak cocok susu sapi dari Psikolog Anak dan Keluarga. 

Serta sesi LIVE Cooking bersama Celebrity Chef untuk mengajak Bunda berkreasi dengan resep sehat berbahan dasar SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang juga mengandung Zat Besi serta aman untuk si Kecil yang tidak cocok susu sapi. 

Sementara untuk melihat langsung keseruan rangkaian acara selama dua minggu itu, Bunda dapat mengakses link http://bit.ly/FestivalSoyaGenerasiMaju

SGM Sarihusada

Ibu Anggi kemudian mengingatkan jika faktanya saat ini masih ada masalah kesehatan yang harus kita atasi untuk dukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tumbuh maksimal. Yakni, data bahwa ada 1 dari 3 anak Indonesia berpotensi tidak dapat menyerap Zat Besi secara optimal. 

Juga sejumlah 350.000 anak Indonesia mengalami kondisi tidak cocok susu sapi dan prevalensinya terus meningkat.

Ibu Anggi juga mengingatkan bahwa dampak alergi susu sapi dan kekurangan Zat Besi pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi, yakni:

✔ Dampak tidak cocok susu sapi: meningkatkan risiko gejala yang berkelanjutan dan meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya

✔ Dampak kekurangan Zat Besi: prestasi akademik rendah, gangguan pada sistem motorik dan sensorik, mudah terserang penyakit dan pertumbuhan fisik terhambat.

“Melalui inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan rangkaian kegiatan edukasi dalam Festival Soya Generasi Maju, kami berharap para Bunda dapat semakin tanggap dalam menangani kondisi tidak cocok susu sapi yang disertai risiko kekurangan Zat Besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju”, tutup Ibu Anggi.


dampak kekurangan zat besi

dampak alergi susu sapi

Webinar Sarihusada

Natasha Rizky - Penting Mengetahui Tingginya Risiko Kekurangan Zat Besi Pada Anak yang Tidak Cocok Susu Sapi


Setelah memahami penjelasan dari Ibu Anggi tentang Sarihusada terkait komitmen dan dukungannya pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi tumbuh maksimal, lalu bagaimana seharusnya orang tua menyikapinya?

Nah, sebagai Bunda dengan anak yang tidak cocok susu sapi, Bunda Selebriti, Natasha Rizky, berbagi pengalaman, jika saat mengetahui tentang tingginya risiko kekurangan Zat Besi pada anak yang tidak cocok susu sapi, ia dan Desta, suaminya, menjadi lebih berusaha untuk ekstra tanggap terhadap gejala yang muncul, rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengendalikan gejala tidak cocok susu sapi anak mereka, Miskha, dengan konsumsi nutrisi alternatif yang tepat. 

Natasha juga mengatakan akan pentingnya orang tua mengetahui risiko apa yang dapat terjadi pada anak yang tidak cocok dengan susu sapi, khususnya terkait potensi kekurangan Zat Besi.

Oia, ketika pertama tahu jika anaknya punya kondisi tidak cocok susu sapi, istri dari drummer sekaligus presenter Deddy Mahendra Desta ini pun langsung menyiapkan sejumlah langkah untuk menyiasati.

"Saat mengetahui tentang tingginya risiko kekurangan Zat Besi pada anak yang tidak cocok susu sapi, saya dan Desta menjadi lebih berusaha untuk ekstra tanggap terhadap gejala yang muncul," ujar Natasha, dalam kesempatan Webinar yang sama.

Natasha Rizky

Ia rutin melakukan konsultasi ke dokter anak dan mengganti susu sapi dengan konsumsi nutrisi alternatif lainnya. Juga  mengendalikan gejala tidak cocok susu sapi pada Miskha dengan konsumsi nutrisi alternatif yang tepat. 

Natasha juga memutuskan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sang anak, melalui konsumsi produk susu SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx. Karena menurutnya, produk ini dapat memberikan nutrisi alternatif seperti Isolat Protein Soya yang terkandung didalamnya.

Bagi Natasha, hadirnya alternatif solusi nutrisi berbasis Isolat Protein Soya yang diperkaya dengan kombinasi Zat Besi dan Vitamin C seperti pada SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, tentu dapat membantunya sebagai orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil yang tidak cocok minum susu sapi. Terpenuhinya nutrisi, membuatnya bisa mengembangkan potensi prestasi buah hatinya itu melalui berbagai stimulasi.

"Sekarang Miskha bisa belajar, bermain dan melakukan aktivitas yang ia sukai dengan nyaman karena gejala tidak cocok susu sapinya tidak muncul lagi. Saya yakin dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan stimulasi yang tepat, Miskha bisa tumbuh maksimal seperti anak lainnya," tutur Natasha.

Sementara hal senada juga disampaikan oleh Bunda Selebriti lainnya yang hadir pada kesempatan Webinar yang sama, Revalina S. Temat dan Joanna Alexandra yang juga memiliki putra/putri dengan kondisi tidak cocok dengan susu sapi. Mereka berbagi pengalaman, bahwa yang utama saat mengetahui si Kecil punya gejala alergi susu sapi, orang tua mesti stay calm

Tenang dulu, lalu setelah mengenali gejala alergi, konsultasikan ke dokter agar si Kecil segera mendapat penanganan yang tepat. Setelahnya kendalikan dengan dukungan nutrisi alternatif yang tepat sehingga potensi prestasi si Kecil bisa dikembangkan.


Wah, lengkap sekali ilmu yang saya dapatkan dari acara Webinar dalam rangkaian Festival Soya Generasi Maju yang bertema "Pentingnya Kombinasi Unik Zat Besi dan Vitamin C untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal" ini. Membuat saya makin yakin bahwa anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi bisa tetap tumbuh maksimal seperti anak lainnya.

Jadi, yuk Bunda....,

kita semakin tanggap dalam menangani kondisi tidak cocok susu sapi yang disertai risiko kekurangan Zat Besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju!

Mari tanggap alergi dengan Gerakan 3K+ ini! Kenali risiko dan gejala alergi, Konsultasikan segera gejala alergi ke dokter, Kendalikan alergi dengan dukungan nutrisi alternatif yang tepat dan Kembangkan potensi prestasi si Kecil!

Oia, untuk mendapatkan berbagai konten edukasi yang tepat bagi si Kecil dengan kondisi tidak cocok susu sapi, silakan langsung saja ke link berikut ini ya....! See Ya!💖


Inovasi Baru  SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx

Website: www.generasimaju.co.id/AlergiAnak
Instagram: @soya_generasimaju
Facebook Page: Soya dukung Generasi Maju



Salam Sehat dan Tetap Semangat

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

105 komentar untuk "Sarihusada Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tetap Tumbuh Maksimal dengan Inovasi Baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Festival Soya Generasi Maju"

  1. Sekarang lagi gencar banget kampanye untuk memerangi anemia defisiensi besi ya Mba Dian. Mungkin karena jumlah penderit dan kasusnya kian meningkat. Saya dukung misi SGM ini untuk kesehatan masyarakat kita, mulai dari yang kecil sampai generasi tua. Mereka semua berisiko mengalami penyakit terkait kekurangan darah dan zat besi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul anemia defisiensi zat besi punya risiko yang jika sejak dini tidak ditangani akan berdampak besar kini dan nanti

      Hapus
  2. Heol.. duh anakku tuh phagophabia.. Ternyata itu gejala dari kekurangan zat besi ya? iih..

    ini beda kah sama SGM eksplor soya yang biasa, Mbak? Anakku soalnya soya itu e makenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitu penuturan ahilnya, Mbak..silakan konsultasi ke dokter untuk lebih jelasnya ya
      Ini SGM Soya dengan formula yang terbaru, peluncurannya hari Rabu yang lalu

      Hapus
  3. Wah, ada SGM Eksplor Soya Progress Maxx nih menjadi solusi buat anak2 yang memiliki alergi susu sapi, bisa mimi susu dengan aman dan tenang. Bener banget, vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, terutama zat besi. Rasa soya menurutku sih enak, jadi anak2 tetap menikmatinya ya.

    BalasHapus
  4. Putra saya pernah ADB waktu usia 7 bulan. Benar banget kalau yang namanya zat besi ini sangat penting buat tumbuh kembang anak. Dulu dokternya juga menyarankan banyak memakan protein dari kacang-kacangan, selain dari daging. Mmm, sepertinya boleh nih, nyobain susu SGM yang baru ini. Pas banget untuk sahur sebelum puasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sebaiknya menurut anjuran dan rekomendasi dokter untuk konsumsi nutrisi yang tepat

      Hapus
  5. kebetulan saya lihat webinar ini mbak Dian
    Karena anak sulung saya alergi susu sapi
    Sekarang udah gede sih dia, saya takut keturunannya kelak alergi juga
    Bingung banget dulu, anak kan butuh protein, akhirnya beli susu impor yang harganya lumayan emnguras dompet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar harga susu amino mahal belum tentu terjangkau, maka susu isolat protein soya bisa jadi jawabannya

      Hapus
  6. Sipp bangeett ini Mba
    Hadirnya inovasi produk SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx ini kudu diapresiasi.
    karenauntuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak berusia di atas 1 tahun dengan kondisi tidak cocok susu sapi

    Anak2 tetap bisa tumbuh maksimal dengan dukungan nutrisi.
    Apalagi Susu soya ini dikombinasikan dengan zat besi dan vitamin C, IronC, serta isolat protein soya berkualitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul anak jadi tetap tumbuh maksimal dengan dukungan nutrisi yang tepat

      Hapus
  7. Paparannya lengkap banget, Mb. Dian. Saya jadi inget-inget lagi dulu anak-anak zat besinya terpenuhi sempurna apa nggak. Ternyata efeknya bukan hanya pada pertumbuhan fisiknya saja, tapi berpengaruh juga pada perkembangan koginitif anak.

    BalasHapus
  8. Zat besi sangat-sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak ya, mba. Akan sangat banyak dampaknya jika anak alergi susu sapi. Untung SGM terus berinovasi dengan mengeluarkan produk susu soya, sehingga anak-anak yang alergi susu sapi tetap tercukupi kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, jadi membantu tercukupinya kebutuhan nutrisi anak

      Hapus
  9. Webinar nya oke banget nih mba.. materi nya daging semua. Related sekali dengan pengalaman saya ya g pernah ngalamin kekurangan zat besi sejak kecil. Dulu edukasi belum se-massive ini.. susu pun, dulu minumnya yang melegenda itu, yg ternyata kandungannya gula.. haha.. untungnya pengalaman itu jadi guru terbaik, saya ngga ingin terulang ke anak-anak. Alhamdulillah sekarang edukasi ttg kebutuhan zat gizi sudah banyak sekali .. apalagi dari Sari Husada yang concern sekali dengan hal ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak, syukurnya kini edukasi tentang kekurangan zat besi sudah baik, jadi bisa diantisipasi dan diatasi

      Hapus
  10. Saya punya teman yg anaknya alergi susu sapi. Mau ganti ke produk lain tapi ya itu harganya mahal teman sya ga begitu mampu. Coba sya rekomendasikan susu SGM soya ini utk anaknya teman sya

    BalasHapus
  11. Kekurangan Zat Besi ini gak bisa dianggap remeh, ya. Apalagi prevalensinya meningkat setiap tahun. Gak heran kalau kemudian ada kekhawatiran tentang masa depan anak Indonesia bila ini terus berlanjut. Untungnya SGM terus mengedukasi tentang pentingnya Zat Besi. Anak yang alergi susu sapi pun bisa tumbuh kembang dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul kekuraangan zat besi tidak bisa disepelkan maka mesti diperhatikan agar tumbuh kembang anak maksimal

      Hapus
  12. Anak saya yang pertama alergi Mba,tapi ga tau sih alergi apa, dan ngaruh banget sering kambuh ketika usianya di bawah 6 tahun.

    Ya kulitnya ruam lah, pencernaan terganggu, pernapasan.

    Nggak enak banget deh kalau anak alergi, tapi untungnya sekarang udah lumayan sih.

    Btw, saya sering dengar anak-anak yang menderita kekurangan zat besi, padahal makannya juga teratur, ternyata usut punya usut, anak tersebut doyan teh, jadinya terhambat penyerapan zat besinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga putranya Mbak Rey sudah lebih baik sekarang ya

      Hapus
  13. Kekurangan/defisiensi mineral unsur besi (Fe) pada anak-anak memang cukup mengkhawatirkan untuk tumbuh kembang mereka. Kasihan juga jika anak memiliki prestasi akademik turun akibat kurang unsur besi ini. Untungnya sumber nutrisi besi ini bisa diperoleh dari susu. Memang konsumsi susu pada anak-anak juga penting, selain itu vitamin C juga perlu dikonsumsi agar penyerapan zat besi berlangsung lebih optimal.

    Btw, kepedulian sari husada untuk masa depan generasi bangsa ke depan patut kita apresiasi, karena ini tujuannya baik untuk mengentaskan masalah defisiensi gizi besi pada anak-anak.

    Karena target Indonesia emas 2045 anak Indonesia terbebas dari anemia. Thanks for sharingnya ya kak Dian, sangat bermanfaat dan sudah kubaca artikel di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat, benar memang kepedulian sari husada untuk masa depan generasi bangsa ke depan patut kita apresiasi, karena ini tujuannya baik untuk mengentaskan masalah defisiensi gizi besi pada anak-anak.

      Hapus
  14. susu menjadi salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang optimal.tapi pasti agak bikin cemas ketika reaksi anak malah jadi alergi sehabis minum susu formula yang notabane terbuat dari susu sapi.
    beruntung ada inovasi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx sebagai alternatif yang juga melengkapi kebutuhan zat besi dan vitamin C

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar syukurnya, ada inovasi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx sebagai alternatif yang juga melengkapi kebutuhan zat besi dan vitamin C

      Hapus
  15. Mantep ada inovasi baru SGM Soya.
    Kalau anakku pribadi Alhamdulillah tidak ada alergi susu sapi
    Tapi beberapa memang banyak anak yang alergi.
    Untungnya sudah ada variasi soya ini jadi bisa membantu tetap melengkapi nutrisi.

    BalasHapus
  16. Alergi susu sapi memang umum banget ya dialami anak-anak. Nah ada soya jadi bisa dapet nutrisi yang setara dengan suus sapi nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, isolat protein soya sebagai pengganti susu sapi

      Hapus
  17. Waktu kerja beberapa tahun lalu, juga temen daku maunya minum es teh buat menemani makan siangnya. Kalau daku malah malas, karena kan es teh ada rasanya, dan maksi juga ada rasanya, kek nya nabrak aja gitu di lidah hihi. Ternyata memang kurang baik ya di tubuh untuk penyerapan zat besi nya. Webinar ini memang menggugah kita untuk lebih peduli lagi tentang nutrisi gizi besi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, saa kita..memang sebaiknya dihindari makanan atau minuman yang menghambat absorpsi zat besi

      Hapus
  18. Luar biasa ya Mbak efek kekurangan zat besi pada anak itu. Apalagi pada balita yang ada pada periode emas tumbuh kembangnya. Bener-bener gak bisa dianggap remeh dan HARUS diperhatikan oleh para orang tua yang memiliki anak balita.

    Semoga dengan hadirnya SGM dan mensosialisasinya pengetahuan yang disampaikan dalam webinar di atas, mampu mengurangi jumlah anak-anak yang mal gizi (khususnya zat besi).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak..mesti jadi perhatian orangtua tentang pemenuhan zat besi ini

      Hapus
  19. Saya baru tahu ternyata manfaat zat besi banyak sekali untuk tumbuh kembang si kecil
    Selama ini hanya tahu zat besi untuk tambah darah sehingga terbebas dr anemi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar berdampak sekali jika kekurangna zat besi buat tumbuh kembangnya

      Hapus
  20. Saya juga baru tahu kalau teh selain ada manfaat sebagai anti oksidan ternyata tidak pas diminum sesaat setelah makan, jadi ngeh kenapa orang Jepang kalo minum teh hanya teh saja tanpa ada cemilan apa pun ternyata karena ini

    BalasHapus
  21. Susu SGM Soya memang cocok ya untuk anak yang alehgi susu sapi, SGM juga banyak mengandung nutrisi untuk meningkatkan kreatifitas anak, terus mengedukasi ya SGM ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya diperuntukkan untuk anak yang alergi susu sapi ini:)

      Hapus
  22. Anak temenku ada yang alergi susu sapi, sampe bikin ibunya kebingungan krn susah nyari susu selain susu sapi. Katanya juga mahal produk susu selain susu sapi, nggak tahu udah nemu pengganti susu sapi apa belum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa disarankan pakai SGM Eksplor Soya Pro-Gress Maxx Mbak

      Hapus
  23. Masyaallah. Manfaat banget nih, nambah ilmu. Nanti kalau udah punya anak bisa lebih hati-hati...

    BalasHapus
  24. zat besi memang merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan anak - anak untuk pertumbuhan dan juga untuk kita menjaga kesehatan. I love soy milk as well btw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul tumbuh kembang anak jadi maksimal meski alergi susu sapi

      Hapus
    2. Bener ya Mak, penting banget zat besi ini buat tumbuh kembang anak.
      Hadirnya susu soya dan festival soya ini semogaenjadi solusi untuk mereka yang punya alergi susu sapi, agar tetep sehat dan maksimal tumbuh kembang anaknya.

      Hapus
  25. alergi pada anak terutama susu sapi bisa dirunut dari sejarah keluarga pihak bapak atau ibu jadi tau sumbernya dari mana atau memang bawaan dari anaknya. Makanya alergi pada anak gak bisa dipandang sebelah mata. Harus diatasi dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, karena alergi diturunkan, Mbak...maka bisa diantisipasi dan segera dikenali

      Hapus
  26. memang tidak semua anak bisa cocok dengan susu sapi ya mbak
    makanya saat anak menujukkan tanda alergi susu sapi, maka orang tua perlu mencari pengganti, salah satunya ya dgn memberikan susu soya atau susu berbahan kedelai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar susu berbahan isolat protein soya bisa jadi alternatifnya

      Hapus
  27. Mbaaaak artikelnya lengkap banget, ya ampun. Penjelasannya detail, ditambah desain grafis yang cakep, informasinya jadi makin mudah dipahami. Sarihusada ini hebat banget ya, perhatiannya pada anak sangat detail, sampai ke masalah kekurangan zat besi yang beresiko besar, hingga anak yang alergi susu sapi, lalu dibuatlah susu SGM Eksplore SOYA yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan anak sekaligus membantu anak tumbuh dengan baik. Sehat selalu anak Indonesia bersama SGM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul jadi enggak ada alasan lagi untukanak alergi susu sapi tidak tercukupi nutrisinya

      Hapus
  28. Bener bener terbaiikkk SGM Eksplor ini!
    Concern banget dgn tumbuh kembang generasi Indonesia ya
    Semangaatt!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, komitmennya buat masa depan anak bangsa juwara

      Hapus
  29. Lah kok sama, kami berdua menurunkan bakat alergi ke anak-anak. Duh gimana dong...
    Kalau bisa diputar balik, aku bakalan ngasih SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx tuh ke anakku perempuan. Tau ga, aku baru tahu dia alergi susu sapi setelah waktu dia SMA dong. Bawaannya pagi pilek-pilek, setelah stop susu, engga pilek-pilek lagi.
    Padahal sejak kecil tiap pagi minum susu. Kupikir pilek, karena Bandung dingin...
    Artikelnya lengkap banget mb Dian, jadi nambah pengetahuan dan istilah baru ttg defisiensi anemia dan macam-macam gejala alergi. Makasih mb Dian...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Mbak...Itulah nurunin bakat kok alergi hihihi
      Saya pun makin tercerahkan karena materi webinar ini soalnya anak juga alergi

      Hapus
  30. Lengkap banget artikelnya, Mbak Dian. Jadi merasa ikut nonton webinarnya lagi. Kalau dipikir-pikir waktu jadi ibu muda dulu kayanya udah ngelotok soal ilmu nutrisi anak, ternyata masih banyak kesalahan yang nggak disadari terutama soal nutrisi zat besi nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar , kumerasa banyak salah jadinya ...tapi masih bisa diperbaiki untuk ke depannya

      Hapus
  31. Mengenali gejala alergi adalah tahapan awal yang penting banget. Buibu harus tahu nih tentang gejala2 alergi sebelum ke tahapan lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, kenali gejala itu yang utama dan pertama berikutnya ke tanggap berikutnya:)

      Hapus
  32. Berkat SGM Eksplor Soya, anak-anak yang mengalami alergi susu sapi bisa terpenuhi zat besinya ya. Tumbuh kembang mereka pun bisa optimal, seperti anak-anak lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, sehingga punya kesempatan sama untuk kembangkan potensi prestasinya

      Hapus
  33. Alergi susu sapi sempat dialami oleh anakku, meskipun saat itu SGM belun mengeluarkan susu untuk penggantinya. Dengan kehadirannya sekarang, sangat membantu para bunda yang tak memiliki anak dengan alergi yang sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benra, ini membantu sekali pasti bagi orangtua yang memiliki anak alergi susus api

      Hapus
  34. wah sekaarng sudah ada ya, aku ingat jaman adikku punya bayi, dan gak kuat susu sapi hrs beli susu impor yang harganya mahal banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak..kalau susu amino mahal harganya, kalau isolat protein soya seperti SGM Eksplor Soya ini lebih terjangkau harganya

      Hapus
  35. Ngomongin zat besi, saya jadi ingat salah satu dokter anak yang sering sharing mengenai pentingnya zat besi pada anak. Edukasi seperti itu harus sampai hingga ke kampung2. Saya hidup di kampung dan maaf, ibu2 nya masih sedikit yang sadar akan pentingnya nutrisi untuk anak. Btw, dengan adanya sgm soya ini ibu2 nggak usah khawatir ya kalau anaknya alergi susu sapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar SGM Eksplor SOya diperuntukkan untuk anak yang alergi susu sapi

      Hapus
  36. Bahaya kekurangan zat besi memang gak main-main. Kebayang kalau satu generasi banyak yang mengalami kekurang nutrisi ini. Salut dengan langkah Sarihusada yang terus konsisten mengedukasi

    BalasHapus
  37. Zat besi memang sangat penting dalam pertumbuhan anak. Nggak cuma orang dewasa, anakpun bisa mengalami kekurangan zat besi ya, terlebih bagi anak yang alergi susu sapi. Untung nih ada SGM Eksplor Soya buat anak yang alergi susu sapi, jadi bisa terpenuhi zat besinya.

    BalasHapus
  38. 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun yang mengalami anemia ... serem ya.

    Untungnya sekarang ada SGM Eksplor Soya yang bisa mencukupi gizi anak alergi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, hasil penelitian begitu, miris ya

      Hapus
    2. Makanya saya ini anak dua perempuan harus benar pengawasannya supaya zat besinya tetap tercukupi dan nutrisinya yang dikonsumsi juga diserap baik oleh tubuh

      Hapus
  39. Waktu kecil aku juga suka ngunyah es batu lho. Rasanya unik aja gitu..ternyata itu suatu kelainan ya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disebutkan begitu, Mbak..mungkin ini yang udah parah, yang sampai enggak mau makanan lain atau eating disorder

      Hapus
  40. Susu soya enak, aku pun sukaa hehe.
    Kalau anak2 kurang zat besi kasihan, orang dewasa aja lemas kalau kurang zat tsb. Anak2 perlu asupan yg bergizi, masih aktif bergerak juga. Alhamdulillah ada susu soya, sgm terus inovasi dan konsisten memberikan informasi untuk masyarakat..😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, anak perlu asupan yang bergizi tak tekecuali anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi

      Hapus
  41. lhaa...anak pertamaku juga suka makan es mbaak. Tapi sering kularang sih. Bahkan aku sampai jaraaang bikin es batu di freezer hehehe
    Memang dia ga alergi susu sapi sih. Dan kayaknya juga ga da alergi lain2. Entah karena seneng aja atau karna ada sesuatu (jadi mikir hihihi).

    Kalau anak keduaku sepertinya alergi ikan lele. Aku pakai kata sepertinya krn mmg belum pernah cek alergi ke dokter. Bersyukurnya alergi lele sih masih banyak substitusinya yaa.. Lha kalau alergi susu parah yg sampai ke produk2 turunannya, jelas repot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak , kalau alergi susu luas dampaknya karenbanyak makanan/minuman berasal dari turunannya

      Hapus
  42. lengkap banget mba dian ulasannya... edukasi soal alegri susu sapi, efek dan solusinya tuh penting banget lho terutama buat new moms, kejadian banget tahun lalu adek bungsuku anaknya alergi susu sapi dan dia bingung banget krn anaknya jd terganggu pencernaannya. untung sekarang makin banyak ya susu soya termasuk dr SGM eksplore

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, kini ga bingung lagi sudah ada SGM Eksplor Soya untuk anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi

      Hapus
  43. pemenuhan gizi seimbang sangat penting bagi tumbuh kembang anak ya mbak
    makanya orang tua harus cari tahu alergi si kecil, klo memang g cocok susu sapi bisa diberi susu soya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, pemenuhan gizi seimbang penting diperhatikan terkait tumbuh kembang anak

      Hapus
  44. wah 1 dari 3 anak balita di Indonesia terkena anemia. berarti kan tinggi sekali angkanya ya mbak, 25%.

    Semoga dengan inovasi sarihusada dengan susu SGM soya progress Max ini, anak-anak yang alergi susu sapi bisa terpenuhi kebutuhan zat besinya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dengan inovasi SGM ini, anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi akan tetap tercukupi nutrisinya

      Hapus
  45. Zat besi sangat dibutuhkan ya untuk tumbuh maksimal, baru ngerti juga kalau anak alergi susu sapi bisa berpotensi mengalami kekurangan zat besi, makanya harus dikasih nutrisi penggantinya ya melalui soya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, nutrisi alternatif perlu agar tumbuh kembang anak tak tertinggal dibandingkan dnegan anak dengan kondisi yang cocok susu sapi

      Hapus
  46. Intinya ketika anak menderita alergi Kita jangan panik ya mba ambil langkah 3k+, beri nutrisi yg tepat Dan lengkap juga asupan tambahan susu seoya dr sgm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar tanggap akan alergi anak agar segera dilakukan tindakan

      Hapus
  47. Ngeri banget ya mba dengan dampaknya ini apalagi liat gejalanya udah ngeri kasian makanya penting buatbpenuhi zat besi

    BalasHapus
  48. Iya kalau ada tanda2 anak alergi apalagi alergi susu sapi memang kudu segera konsultasi dokter ya mbak supaya mendapat treatment yang tepat, khususnya yang menyangkut makanan/ nutrisi hariannya supaya tumbangnya jg bisa maksimal kyk anak2 lain, gak terganggu alerginya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar treatment sesuai dnegan kondisinya yang tidak cocok susu sapi

      Hapus
  49. Ternyata ada juga ya sumber bahan pangan yang justru malah menghambat penyerapan zat besi pada tubuh. Salah duanya adalah olahan susu dan oregano. wah waahhh padahal bahan pangan dan bumbu ini disukai banyak orang yaaa... Harus dikonsumsi secara terpisah nih dari sumber pangan zat besinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, ada yang bisa menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi bersamaan

      Hapus
  50. Wah kalau anak-anak udah ada gejala ini anak mudah lelah, terjadi gangguan kognitif dan tidak bertenaga harus mulai cek ricek ya apakah kebutuhan zat besinya tercukupi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, kenali gejala dan segera lakukan tindakan sesuai 3K+

      Hapus
  51. Susu SGM Soya hadir untuk anak-anak yag alergi susu sapi ya. Dulu anakku juga alergi susu sapi waktu kecil. Selalu cari susu soya sebagai pengganti susu sapi.
    Kalau alergi sudah menyerang gejalanya sama seperti penjelasan di atas. Banyak lendir d saluran pernafasan, gatal, ruam dan sedikit bengkak.
    Kalau sekarang udah nggak papa kalo susu sapi, hanya saja justru anak saya yg sulung malah alergi terhadap seafood dan cuaca. Kalau sudah kumat.. mata dan bibirnya bengkak.. untuk kondisi parah malah sampai demam dan masuk RS.

    BalasHapus
  52. Dulu saya nggak tahu kalau anak bisa alergi susu begini mba, dan harus ganti susu
    sekarang dengan adanya edukasi macam ini jadi terbuka nih, kudu banyak belajar ilmu parenting

    BalasHapus