Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayo Bangga Pakai Batik!

Saya memastikan panjang bagian baju yang dipotong sesuai dengan yang saya mau. Saya beri tanda dulu baru saya berikan ke tukang jahit keliling yang sudah menunggu. 

Memang kemeja batik si Adik kebesaran ukurannya. Saya membelikannya ukuran untuk remaja. Pasalnya, saya kesulitan mencari ukuran baju yang bermotif sama  dengan punya saya, Bapak dan Masnya. 

Tapi syukurlah, dengan sedikit modifikasi dari tukang jahit langganan yang lewat depan rumah, ukuran kemeja itu pun bisa diubah.

Dan...ta daaaa....

Akhirnya kami sekeluarga pun bisa Sholat Ied lanjut silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri (sebelum pandemi) dengan mengenakan batik yang cantik.


Hari Batik Nasional

Daya Tarik Batik


Hmmm....Idul Fitri berbatik? Mengapa tidak...? 

Meski ini hari besar agama tak ada salahnya memakai batik saat merayakannya. Memang sih biasanya banyak yang lebih memilih baju Muslim untuk dikenakan. Apalagi busana Muslim sekarang begitu trendi dan modelnya kekinian. Tapi tampil beda bercirikan Indonesia boleh saja, kan?

Ya, batik kini memang begitu membumi. Mau dipakai kapan dan dimana, oke saja. Tak seperti dulu kala, saat batik begitu ketinggalan jaman dan biasa dipakai hanya saat kondangan. 

Sekarang batik tak hanya berada di rapat desa tapi juga di forum dialog antar kepala negara. Enggak cuma dipadukan dengan kebaya di Hari Kartini namun juga menjadi karya indah perancang busana baik dalam maupun luar negeri.

Ya, Batik Indonesia kini telah mendunia dan menjadi salah satu Pesona Indonesia.
Lalu......, apa saja sih sejatinya daya tarik batik?

Sejarah

Kata batik, berasal dari bahasa Jawa, amba yang artinya menulis dan nitik yang berarti titik. Jika keduanya digabung, berarti menulis dengan titik-titik.

Nah, sejatinya, sejak berabad silam, metode menulis (menghias) kain dipercaya telah ada di dunia. Berdasarkan penelusuran, sebenarnya tekstil yang menggunakan teknik pola dan pewarnaan, sudah pernah ditemukan di tempat lain, misalnya di Mesir, India dan China.

Tapi, sejarah mengukir bahwa dari seluruh temuan tersebut tidak ada yang teknik pewarnaannya lebih rumit dan mutu pengerjaannya lebih halus daripada yang ditemukan di Pulau Jawa, Indonesia.

Memang pemakaian malam sebagai perintang warna yang dibubuhkan pada canting diperkirakan berkembang di pedalaman Jawa Tengah pada awal abad XVII. 

Sedangkan alat yang dipakai sebelum canting, diantaranya adalah tangkai bambu. Sementara untuk zat warna yang dipakai misalnya, bubur ketan, kunyit, mengkudu, pace, dan lainnya.

Filosofi

Batik sebagai simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. Ketika bayi, batik dipakai sebagai alas tidur dan gendongan dan saat ada orang yang meninggal batik digunakan untuk menutup jenazahnya.

Hal ini jugalah yang menjadikan UNESCO memutuskan memasukkan Batik Indonesia sebagai UNESCO Representative List of Intagible Cultural Heritage of Humanity (Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia). Dikarenakan Batik telah memenuhi kriteria diantaranya kaya dengan simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia

Motif

Beraneka motif Batik Indonesia memiliki makna tersendiri dan memiliki nilai-nilai yang dalam sekali. Misalnya saja motif Mega Mendung pada Batik Cirebon.

Dimana jika ditilik dari artinya, mega itu awan dan sedangkan mendung langit yang meredup di saat akan turun hujan. Motif ini mengandung makna seharusnya manusia tidak mudah marah/emosi/baperan dalam situasi dan kondisi apa saja. Tetap adem laksana mendung yang mendinginkan suasana di bawahnya. Seperti juga seharusnya kita hati tetap adem di sosial media pada teman yang beda haluan politiknya.

Atau motif Batik Parang yang terdapat huruf S saling bersambung, seperti ombak lautan. Hal ini melambangkan semangat tak pernah menyerah laksana ombak yang tak berhenti bergerak.

Oia, ada juga motif tertentu yang hanya boleh dipakai oleh raja dan keluarga kerajaan. Misalnya, udan liris (hujan gerimis) yang melambangkan kesuburan. Diharapkan yang memakai akan hidup sejahtera dan tabah menjalankan kewajiban saat mengemban amanah bangsa.

Tentang Hari Batik Nasional


Dimulai dari kontroversi dengan negara tetangga, Malaysia, yang menyerukan batik adalah salah satu dari budaya khas mereka. Dari klaim tersebut, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dong...

Pemerintah langsung gercep mengambil upaya untuk mengusut dan merunut sejarah batik secara lengkap. 

Sehingga pada tahun 2008, Indonesia resmi mendaftarkan batik ke UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).

Butuh waktu yang cukup panjang untuk membuat batik sepenuhnya diakui menjadi milik Indonesia. Setahun setelah pengajuan tersebut, yakni pada 2 Oktober 2009, Indonesia dikukuhkan sebagai pewaris sah batik oleh UNESCO. 

UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Master of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Nah, tanggal ini, 2 Oktober, juga menjadi sejarah yang ditetapkan kini sebagai Hari Batik Nasional yang setiap tahun diperingati.

Batik Indonesia

Jadi, Berapa Banyak Koleksi Batik yang Ada di Lemarimu? 


Ha? Belum punya? Ayo, tinggal pilih saja, mau jenis batik apa? 

Ada, batik tulis yang proses pembuatan batiknya dengan teknik pewarnaan paling rumit, mutu pengerjaan paling halus dan paling cermat. Biasanya memakan waktu pengerjaan berbulan-bulan bahkan sampai setahun. Sehingga dibandrol dengan harga yang mahal, mencapai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Juga ada, batik yang dibuat dengan teknik membubuhkan malam dengan menggunakan lempengan logam bermotif atau disebut dengan batik cap yang mulai ada sekitar abad XIX.

Atau, tekstil motif batik yang pembuatannya tanpa teknik merintang warna. Awalnya dengan teknik sablon pada sekitar tahun 1970. Lalu berkembang memakai mesin cetak tekstil yang kini dilengkapi dengan komputer. Sehingga waktu pengerjaan lebih singkat dan tentunya membuat harga lebih bersahabat.

Ayo kenakan batik dalam keseharian. Dan, tunjukkan bahwa kita adalah pemilik resmi salah satu warisan dunia yang membanggakan!

Selamat Hari Batik Nasional!💖


Salam Semangat

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

24 komentar untuk "Ayo Bangga Pakai Batik!"

  1. Aku dooong, punya beberapa blus batik, rok, celana dll. Meskipun mungkin koleksi batikku di lemari belum banyak, tapi aku memang bangga banget pakai batik ke berbagai acara formal maupun santai. Bangga lagi deh di tahun 2008 Indonesia dikukuhkan sebagai pewaris sah batik oleh Unesco. Kepengen punya batik tulis yang mahal hahahah semoga kesampaian suatu hari nanti :D

    BalasHapus
  2. Oalaaah aku baru tahu artinya mega mendung dan motif parang S itu!
    Dan baru tahu juga sejarah canting dari tangkai bambu Karena kalau zat warna yang dipakai misalnya, bubur ketan, kunyit, mengkudu, pace, dan lainnya itu aku sering baca

    BalasHapus
  3. Suamiku yang penggemar batik garis keras, mba. Pakaian kerja kalau resmi dia lebih milih batik daripada baju kemeja gitu. Senangnya batik ini diakui internasional dan kita bertugas menjaga dan merawatnya ya

    BalasHapus
  4. aku juga suka pakai batik apalagi keluargaku termasuk pengrajin batik dan menyukai dengan design motif batik daerah Bengkulu, Lampung, Jambi atau Jawa.

    BalasHapus
  5. Saya mulai "ngeh" tentang batik mungkin usia 3 tahun. Samar-samar ingat, waktu kakek saya meninggal, dia terbujur di tengah rumah dengan ditutupi beberapa helai kain batik. Ingatan itu masih jelas, bahkan warna kain batiknya juga masih ingat, sesuatu yang membuat saya takjub sampai sekarang.

    Memang lah di Indonesia batik digunakan sejak kita lahir sampai meninggal. Semoga akan terus lestari

    BalasHapus
  6. Dulu waktu zamannya masih kerja, baju batik saya banyak, Mbak. Supaya bisa dipakai ganti-ganti setiap hari Jumat hehehe.
    Sekarang koleksi baju batik saya masih ada. Warna dan kainnya masih bagus serta modelnya cocok untuk segala acara. Mudah-mudahan kelak bisa dipakai anak-anak juga :)

    BalasHapus
  7. Bicara batik, dalam budaya masyarakat di Muarenim Sumsel asal nenekku, ada yang namanya Pembalas Juada, yang artinya hadiah pernikahan. Jadi, kalau anak perempuan menikah, keluarga besar mendapat juada (sejenis dodol). Semakin dekat hub keluarga, dodol itu semakin besar, dan balasannya semakin besar. Nah, balasan itu ditandai dari kain batik yang diberikan. Bila besar, bisa dibalas dengan 2 kain batik kualitas terbaik. Dan tradisi itu sudah berlangsung sejak lama, sejak nenekku masih gadis. Nenekku lahir tahun 1930an. Padahal, di Muaranenim tidak ada pengrajin batik. Kain batik dijual oleh pedagang dari Jawa.

    Seindah itu batik menjadi bagian dari tradisi pernikahan di suatu daerah di Sumsel sana.

    Batik Mbak Dian cakep-cakep. Aku ga punya banyak baju batik, tapi kalau tenun lumayan. Dari yang masih utuh sebagai kain panjang/lebar, sampai jadi rok dan baju. Sayangnya tidak ada hari tenun ya, kayak hari batik yang selalu diperingati. Padahal kain tradisional Indonesia tidak hanya batik. Ada tenun, jumputan (di Palembang), dan lainnya mungkin ada lagi.

    BalasHapus
  8. Cantik banget ini mbak Dian dengan baju-baju batiknya, motifnya pun aku suka deh. Kalau jahitin batik itu memang susah-susah gampang. Karena untuk beberapa motif dia harus ada yang nyambung gitu, karena aku tipe yang baju batik itu lebih baik jahit sendiri.

    BalasHapus
  9. Aku suka dengan batik. Soalnya kebanyakan bahannya enak dan adem di badan. Tapi sejak pandemi, jarang lagi pake pakaian batik, selain daster batik. Kalo buka marketplace, suka mupeng kepengen beli baju batik ini. Model dan motifnya udah semakin cantik. Gak lagi kaku kayak zaman baheula. Cuma ya gitu, bingung mau dipake ke mana. AKhirnya ya check out daster batik aja deh. Buat dipake sehari-hari di rumah. :D

    BalasHapus
  10. biasanya baju kondanganku pakai batik yang kembaran sekeluarga. berhubung pandemi ga ada kondangan sama sekali, bajunya ku pakai kalau pergi aja. hihi ... bangga dong pakai batik.

    BalasHapus
  11. wah mbak Dian pecinta batik ya
    lengkap banget koleksi batiknya, mulai dari batik tulis, batik cap hingga tekstil motif batik
    Emang batik ini pas buat acara apapun ya mba, dan kita harus bangga dengan batik

    BalasHapus
  12. Wah koleksi batiknya banyak nih mbak Dian :D
    Aku jd keinget pas masih ngantor dulu aku dan bbrp temen inisiatif bikin hari Batik tiap Jumat trus akhirnya sama manajemen malah dijadikan resmi tiap Jumat pakai batik
    Batik ini emang udah jd identitas bangsa ya, coraknya/ motifnya skrng jg makin bagus2

    BalasHapus
  13. Aku dulu suka juga pakai baju batik. Bisa lucu dan banyak gaya. Well karena BB naik, sekarang pada gak muat. Kayanya butuh bikin yang baru emang meski belum bepergian ke tempat macam-macam

    BalasHapus
  14. Cantik-cantik ya motif batiknya. Cakep dipakai ama Mba Dian. Bagian sarimbit paling suka juga, soalnya jadi kembaran sekeluarga. Saya juga suka pakai batik, outer batik, masker batik juga cakep-cakep. Bangga pokoknya pakai batik yang udah diakui sebagai warisan budaya dunia.

    BalasHapus
  15. Aku pas lebaran juga kadang bikin baju keluarga pakai batik Mak, suka banget aku... Terus, bajunya ntar juga bisa dipakai ke kondangan...hehehe...

    Aku sih memang suka batik, apalagi batik tulis yang motifnya beda aja gt. Tapi sayang, batik tulis harganya mahal.

    BalasHapus
  16. Jaman masih kerja koleksi batikku banyaaak, Mba.Karena kan tiap Jumat wajib pakai batik. Semenjak resign, perlahan tapi pasti batikku tak kasih-kasihkan ke orang, ahahaha. Habis jarang dipakai juga. Paling disisakan buat kalau acara formal atau kondangan. Etapi bahan batikku banyak juga nih, di kantor suami kalau ada yang mutasi/pindah seringnya kasih kenang-kenangan batik.

    BalasHapus
  17. Koleksi batik saya dikit banget mbak. Kerasa banget waktu tinggal di malaysia dan jepang, mau ngenalin batik tanpa pengetahuan dan contoh batiknya bikin grogi hehe alhamdulillah waktu di Jepang, suami sempat belikan saya peta yang ditulis dengan batik, jadi bisa memberikan souvenir pada sekolah anak saya waktu mereka sekolah di penitipan anak.

    BalasHapus
  18. koleksi batikku bisalah dipakai ganti-ganti, batik itu unik memang banget ketika memakainya ada kebangaan tersendiri.belum lagi koleksi batik yang dikasih sodara-sodaraku

    BalasHapus
  19. Sukaa juga dengan batik. Apalagi motif dan model batik sekarang banyak yang kekinian. Kalau dulu batik identik dengan orang tua,, sekarang cocok untuk semua usia.. Keren..

    BalasHapus
  20. baik makin mendunia dan designyya pun makin modern, walau yang classic meski punya kelas dan wibawanya tersendiri yang benar-benar sebagai jati diri negeri ya mba

    BalasHapus
  21. Enak aja yaaa Malaysia mau ngaku-ngaku batik ini punya mereka. Geram banget kalau baca sejarah terkait hal ini. Alhamdulillah sudah diakui ya sama UNESCO sekarang bahwa batik merupakan kekayaan dari Indonesia.

    Aku punya beberapa macam baju batik mba, mulai dari baju atasan, outer sampai gamis. Selalu merasa cantik kalau pake batik loooh...

    BalasHapus
  22. Aku selalu bangga pakai batik. Makanya kalau beli blouse atau tunik batik untuk ke kantor itu gak apa-apa mahalan dikit. Yang penting cantik motif dan warnanya. Terus makenya juga lebih nyaman dan PD. 😁

    BalasHapus
  23. jadi ingat kalo punya batik kembaran sekeluarga jg. namanya sarimbit ya yg kembaran gini? mama saya jahit sendiri. wrna merah dan biru, meski gak tau nama jenis batiknya apa sih...tp bagus, sukaa

    BalasHapus