Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cegah Stunting Selalu Penting

'Cegah Stunting Selalu Penting', demikian tema Webinar yang dihelat Kemenkes RI dalam rangkaian Peringatan Hari Gizi Nasional ke-62, pada hari Kamis 3 Februari 2022, yang saya ikuti bersama rekan-rekan dari Bloggercrony.

Tema yang sangat relevan mengingat gizi yang baik adalah pondasi penting bagi tumbuh kembang optimal anak. Meski sayangnya di kondisi saat ini masih banyak anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga mengalami stunting!

Yup, stunting, terjadinya gagal tumbuh yang ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. Yang dalam jangka panjangnya dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes, stroke, dan gangguan jantung.

Sebuah fakta yang perlu disikapi dengan kebijakan nyata. Apalagi data Riskesdas 2018 menyebutkan prevalensi obesitas pada Balita 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. 

Sementara survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi stunting 24,4% yang menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang!

Hari Gizi Nasional 2022

Tentang Stunting dan Cara Pencegahannya


Ya, #CegahStuntingSelaluPenting, mengingat dampaknya dalam jangka pendek dan jangka panjang akan menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus nantinya.

Karenanya, upaya strategis harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting, yang sampai kini masih menjadi fokus kesehatan tak hanya di Indonesia tapi juga di tingkat global.

Itulah mengapa sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menghadapi tantangan akibat stunting (dan obesitas), Hari Gizi Nasional ke-62 yang jatuh pada 25 Januari 2022  kali ini, mengangkat tema “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”. 

Faktor Berat Badan Ibu Hamil dan Bayi Lahir Memengaruhi Stunting


Well, terkait stunting, calon ibu hendaknya melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama kehamilan serta memperhatikan kecukupan penambahan berat badan. 

Kemudian, ketika bayi lahir yang harus diperhatikan ibu adalah berat badan bayi minimal di atas 2,5 kg dengan panjang badan di atas 47 cm. 

Lalu, ibu wajib memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Jika tidak diberikan ASI eksklusif dan anak pernah diare berkali-kali itu sudah pertanda akan terjadi gangguan stunting kalau tidak segera diatasi.

Nah, kandungan gizi seimbang bisa didapatkan dari pangan yang banyak beredar di masyarakat. Untuk ibu hamil atau sebelum bayi lahir, pangan yang dianjurkan setiap kali makan adalah ikan minimal 4 kali/minggu dengan porsi minimal 75-100 gr, 1-2 butir telur/hari, susu, pangan hewani, dan lauk pauk.

Sementara itu pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI, berbagai MPASI, telur setelah 1 tahun 1 butir sehari kalau setelah 6 bulan antara setengah sampai satu butir telur sehari, kemudian diberi susu pertumbuhan, pangan hewani, dan lauk pauk.

Kemudian, bayi usia 0 – 24 bulan harus diberi ASI, bayi pada usia 6 – 9 bulan mulai diberi MPASI berupa makanan lumat, pada usia 9 – 12 bulan diberi MPASI makanan lembek, dan pada usia 12 – 24 bulan mulai diberi makanan keluarga.

Frekuensi makan bagi bayi per hari usia 6 – 9 bulan sebanyak 2 – 3 kali makanan lumat + 1 – 2 kali makanan selingan ditambah ASI. Jumlah setiap kali makan terdiri dari 2 – 3 sendok makan penuh setiap kali makan dan tingkatkan secara perlahan sampai ½ cangkir mangkok ukuran 250 ml tiap kali makan.

Pada usia 9 – 12 bulan diberi 3 – 4 kali makanan lembek + setengah kali makanan selingan ditambah ASI. Porsi makanan sebanyak ½ mangkuk ukuran 250 ml. 

Selanjutnya untuk bayi usia 12 – 24 bulan sebanyak 3 – 4 kali makanan keluarga ditambah 1 – 2 kali makanan selingan plus ASI. Jumlah setiap kali makan sebanyak ¾ mangkuk ukuran 250 ml.

Cegah stunting selalu penting


Upaya Strategis Cegah dan Atasi Stunting Lewat Isi Piringku


Nah, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikinpada talkshow virtual Hari Gizi Nasional 2022, Selasa (25/1) mengatakan, upaya strategis yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah gizi terutama stunting dimulai dengan deteksi dini. Kegiatan dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di Posyandu.
“Penguatan promosi pemberian makanan bayi dan anak mencakup inisiasi menyusui eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan sampai dengan 2 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani sejak anak berusia 6 bulan yang mana sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak."

Lalu pangan seperti apa yang dapat mencegah stunting? 

Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof. Dr. Hardiansyah menjelaskan, pencegahan stunting harus diawali dengan prinsip pencegahan, yakni mencegah sedini mungkin.

Artinya remaja sehat bergizi baik kemudian calon pengantin yang sehat dan bergizi baik merupakan langkah awal mencegah anak stunting,” ucapnya.

Disebutkan juga, pencegahan stunting dimulai dari porsi isi piring dengan kandungan gizi seimbang, salah satunya untuk pembentukan kolagen bagi kebutuhan tulang rawan. Tetapi secara umum kalau sudah makan 3 jenis lauk pauk setiap hari maka semua kebutuhan asam amino esensial untuk pembentukan kolagen sudah terpenuhi.

Nah, pangan gizi seimbang berdasarkan Permenkes nomor 41 tahun 2014,  antara lain:

Bagi ibu hamil: makan pagi terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani ½ porsi, lauk nabati ½ porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, gula 1 porsi, lemak 1 porsi, dan air putih atau air mineral 2 porsi. 

Kemudian makanan selingan pagi yaitu makanan pokok ½ porsi, buah 1 porsi, dan air minum 1 porsi.

Makan siang terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani ½ porsi, lauk nabati ½ porsi, sayur 2 porsi, buah 1 porsi, lemak 2 porsi, dan air putih 2 porsi. 

Untuk makanan selingan siang terdiri dari makanan pokok ½ porsi, gula 1 porsi, air putih 1 porsi.

Selanjutnya untuk makan malam terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani ½ porsi, lauk nabati ½ porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, lemak 1 porsi, susu 1 porsi, air minum 2 porsi.

Catatan:
  • 1 porsi makanan pokok seperti nasi sebanyak 100 gr atau 1 piring sedang dan dapat diganti dengan ubi jalar kuning 1 buah ukuran sedang atau 135 gr.
  • Lauk hewani merupakan 1 porsi ikan pepes 45 gr atau 1 potong ukuran sedang, bisa diganti dengan daging ayam 1 potong ukuran sedang 40 gr.
  • Lauk nabati bisa dengan 1 porsi tempe goreng 50 gr atau 1 potong ukuran sedang, dapat diganti dengan tahu 2 potong ukuran sedang 100 gr.
  • Untuk sayuran bisa dengan 1 porsi sayur bayam 100 gr sebanyak 1 mangkok kecil atau dapat diganti dengan kacang panjang 1 gelas sayuran 100 gr.
  • Kebutuhan buah bisa dengan 1 porsi pisang ambon 50 gr atau 1 buah pisang ukuran sedang, dapat diganti dengan jeruk manis 1 buah ukuran sedang sebanyak 100 gr.
  • Selanjutnya untuk minuman terdiri dari 1 porsi susu atau air putih satu gelas 250 ml.

cara mencegah stunting
Hari Gizi Nasional

Webinar Cegah Stunting Selalu Penting


Nah, webinar Hari Gizi Nasional bertema 'Cegah Stunting Selalu Penting', dibuka oleh Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Dr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA dan dihadiri juga oleh Ketua Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenkes RI, Ibu Ida Budi G Sadikin.

Webinar yang dipandu oleh host Rian Anggraini dan dimoderatori oleh Akim Dharmawan ini menghadirkan 3 narasumber, perwakilan dari UNICEF Indonesia, Unilever dan Tanoto Foundation.

Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Optimal untuk Cegah Stunting - Ninik Sukotjo - UNICEF Indonesia


Mengapa PMBA penting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)?

Data global: stunting meningkat secara pesat pada rentang usia 6-23 bulan. Data Indonesia: stunting meningkat secara cepat pada rentang usia 6-23 bulan. Kebutuhan gizi anak usia 0-23 bulan sangat tinggi: periode pertumbuhan pesat, pertumbuhan otak hingga 75% ukuran otak dewasa, lebih dari 1 juta koneksi saraf terbentuk setiap detik, tinggi badan meningkat 4x lipat

Dampak kurang gizi pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM apa?

Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, tetapi juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit dan menurunkan produktivitas, dampaknya:

  • Gagal tumbuh ➔ berat lahir rendah,kecil, pendek, kurus
  • Hambatan perkembangan kognitif dan motorik ➔ berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan
  • Gangguan metabolik pada usia dewasa ➔ meningkatkan risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung)

Rekomendasi UNICEF dan WHO: Standar Emas PMBA:

Inisiasi Menyusui Dini, ASI Ekslusif selama 6 bulan pertama, Pemberian MPASI berkualitas pertama pada saat bayi usia 6 bulan, dan terus menyusui hingga anak berusia dua tahun atau lebih dengan MPASI yang tepat dan berkualitas

Pesan Kunci Atasi Stunting:

Konsumsi makanan bergizi secara rutin, perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas, hindari makanan tinggi gula garam lemak, aktivitas fisik dan perbanyak air putih, dan lakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga (memasak bersama, berkebun bersama, dll)




Peran Unilever dalam Mengedukasi Masyarakat tentang Gizi Seimbang - Andiyani Wagianto - Nutrition & Health Manager Southeast Asia


Inisiatif Unilever Indonesia dalam Perbaikan Nutrisi dan Stunting

  1. Standar nutrisi internal: 87% produk sudah selaras dengan standar WHO
  2. Reformulasi: pilihan kecap dengan 30% kurang gula, es krim yang khusus diformulasi secara bertanggung jawab untuk anak, yang sudah dibatasi kalori gula dan lemaknya, jus buah dengan kandungan buah asli yang difortifikasi dengan vitamin C 100% kebutuhan harian, pilihan bahan herbal seperti jahe kunyit dalam teh, peluncuran produk sebagai alternatif daging yang berbasis nabati, bumbu kaldu yang dibuat dengan garam beriodium
  3. Menciptakan kebiasaan pola makan yang baik dan hidup bersih: Program Ibu dan Balita & Komunitas Sehat, Program Sekolah dan Pesantren Sehat, Unilever Brightfuture, Program Nutrimenu

Program Nutrimenu Indonesia, Masak Lezat Sesuai Isi Piringku

Merupakan inisiatif dari salah satu brand Unilever yang diluncurkan sejak 2019. Bekerjasama dengan mitra strategis, bertujuan untuk memberikan edukasi dan membangun kebiasaan keluarga Indonesia dalam memasak dan mengonsumsi makanan yang lezat dan bergizi seimbang sesuai panduan Kemenkes RI "Isi Piringku"

Kelebihan Program Nutrimenu: lezat dan disukai anak, harga terjangkau, bernutrisi

program inisiatif Unilever dalam perbaikan nutrisi dan stunting

gerakan 21 hari Nutrimenu
resep inspirasi Nutrimenu
Program Nutrimenu Unilever


Pendekatan Desain Berbasis Masyarakat untuk Praktik PMBA & Perkembangan AUD di Indonesia - Sisca Wulandari - Tanoto Foundation


Dilakukan Desain Berbasis Masyarakat:

  • Tahap 1 - IMERSI: Fasilitator tinggal, terlibat langsung dalam keseharian keluarga di desa lokasi
  • Tahap 2 - INSPIRASI: Temuan-temuan fasilitator di lapangan dibahas secara intensif dalam satu forum lokakarya bersama para ahli
  • Tahap 3 - DESAIN: Fasilitator kembali ke lapangan dan melakukan serangkaian diskusi bersama masyarakat untuk mengeksplorasi ide dan mengembangkan model solusi yang sesuai
  • Tahap 4 - UJI COBA: Masyarakat melakukan uji coba atas potensi solusi yang telah mereka kembangkan dan menilai efektivitasnya

Rekomendasi:

  • Pembelajaran dari pendekatan bottom up diharapkan dapat membantu untuk menginformasikan komunikasi perubahan perilaku strategi pemerintah untuk pengurangan stunting
  • Studi ini membantu meningkatkan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana menyediakan makanan tambahan yang berkualitas bagi bayi mulai 6-24 bulan
  • Dibutuhkan penguatan kepada para kader untuk memengaruhi perubahan perilaku di masyarakat




Yuk, Bersama Lakukan Upaya Cegah Stunting!


Well, perbaikan gizi lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik. Yang mana gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur.

Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur.

Saat ini Kemenkes RI berfokus pada remaja dan 1000 hari pertama kehidupan dengan tujuan memperkuat intervensi spesifik untuk melaksanakan penerapan gizi seimbang.

Nah, dalam intervensi spesifik ada 6 intervensi yang dilakukan yaitu:
  1. Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
  2. Promosi dan konseling menyusui
  3. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak
  4. Pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vit A
  5. Penanganan masalah gizi dan pemberian makanan tambahan
  6. Tatalaksana gizi buruk

Oia, intervensi spesifik diikuti dengan strategi peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kualitas program, penguatan edukasi gizi dan penguatan manajemen intervensi gizi di Puskesmas dan Posyandu. 

Tentu saja selain upaya pemerintah, peran keluarga terutama ibu berperan penting dalam mencegah anak stunting. Yuk, bersama lakukan upaya cegah stunting, karena cegah stunting selalu penting!💗


Salam Sehat

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

27 komentar untuk "Cegah Stunting Selalu Penting"

  1. Tema yang diangkat tentang stunting, ini supaya masyarakat lebih aware lagi ya untuk pencegahannya.
    Untuk pencegahan stunting sekarang mulai dari remaja harus mengonsumsi makanan bergizi termasuk calon pengantin ya untuk mempersiapkan kehamilan nantinya.
    Dari event2 kaya gini kita terus diingatkan & bisa membagi ilmu pada masyarakat siapa tau memang belum tau ilmunya untuk mencegah stunting

    BalasHapus
  2. aku sempat khawatir anakku stunting karena kalau bermain dengan temannya dia itu termasuk pendek. Tapi ini salah, harusnya bandingkan dengan buku KIA atau standar WHO, kan. Syukurlah masih normal
    Eh ya trus yang ibu punya buku resep sendiri itu menarik, mbak. Kalau dulu yaa buibu biasanya mencatat resep dari radio di satu buku. Rapi banget.

    BalasHapus
  3. Dengan maraknya makanan fastfood banyak promonya dari pada makanan sehat, membuat generasi sekarang suka fastfood.

    Stunting bisa terjadi ketika ibu hamil dan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan suka makan fastfood daripada makanan sehat kalau kita dulu namanya 4 sehat 5 sempurna ya.

    Semoga kampanye mencegah stunting berhasil, Indonesia memiliki generasi yang sehat, bergizi baik dan nantinya berimbas pada otak yang cerdas.

    BalasHapus
  4. Seneng banget sekarang mulai sering diadakan edukasi masalah stunting untuk para orang tua agar lebih sadar tentang pentingnya gizi seimbang yah mbaaak

    Semoga anak2 kita bisa sehat terus dan terhindar dari stunting yaaah. Dulu sempet khawatir karena anak aku sering males2an makannya, tapi untung aja ternyata hanya fase sih.

    BalasHapus
  5. Stunting memang menjadi musuh kita bersama ya mba.. harus kita awasi dan perbaiki bersama, termasuk dengan memberikan pengetahuan yang cukup terkait hal ini

    BalasHapus
  6. Benar mbak, peran ibu besar sekali dalam mengatasi stunting pada anak anak karena aku ibu yang paling tahu apa saja yang diberikan pada anak terkait gizi di masa awal kehidupan anak

    BalasHapus
  7. Benar mbak, peran ibu besar sekali dalam mengatasi stunting pada anak anak karena aku ibu yang paling tahu apa saja yang diberikan pada anak terkait gizi di masa awal kehidupan anak

    BalasHapus
  8. Benar mbak, peran ibu besar sekali dalam mengatasi stunting pada anak anak karena aku ibu yang paling tahu apa saja yang diberikan pada anak terkait gizi di masa awal kehidupan anak

    BalasHapus
  9. stunting nih terus menerus digaungkan ya mbak Dian
    soalnya kalo engga lengah dan ... kembali kendor deh buat awasi pola makan anak yang bergizi

    BalasHapus
  10. Ngeri juga ya, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting. Dan sampai sekarang, ternyata masih banyak juga lho yang belum tahu apa itu stunting. Soalnya saya pernah post di beranda FB tentang stunting, eh teman-teman kantor saya banyak yang bertanya apa itu stunting.

    Jadi edukasi lewat webinar kayak gini juga penting banget, apalagi kalau seperti mbak Dian yang membagikan ilmu yang diperoleh dari webinar kayak gini, jadi masyarakat yang nggak berkesempatan ikut webinar pun bisa memperoleh pengetahuan mengenai stunting

    BalasHapus
  11. Komplit banget artikelnya ini. Pengetahuan kayak gini harusnya juga diedukasikan kepada para nenek ya. Soalnya aku sering nemuin tuh anak2 yang diasuh ama nenek atau pembantu karena ibunya kerja tapi ngasi makan anak asal kenyak aja. Nggak diperhatiin gizinya..

    BalasHapus
  12. Aku senang kemarin ikut webinar ini juga. Sebagai calon Ibu, ilmu kaya gini kan penting banget. Mau hamil ya kudu persiapan. Pas hamil sampai lahiran, gizi buat diri sendiri dan anak kudu seimbang

    BalasHapus
  13. Lihat si nutri menu itu aku jadi ingat jaman anakku mpasi, aku selalu bikin jadwal dan menu makannya setiap hari. Bahkan sekarang pun masih suka bikin menu makannya, jangan sampai gizinya gak terpenuhi. Aku juga suka bawel banget sama saudara agau.teman dekat soal stunting ini jangan main-main karena bahaya.

    BalasHapus
  14. Mencegah stunting ini memang penting banget. Jangan sampai karena ga tahu ilmunya, anak jadj korban. Alhamdulillah ya ada Unilever dan Tanoto Foundation yang peduli terhadap gizi anak Indonesia. Jadi pingin intip 42 resep nutrimenu nya

    BalasHapus
  15. Stunting nih emang masih jadi PR banget ya buat rakyat Indonesia. Asupan gizinya masih banyak yang asal. Ga cuma di desa2 loh di perkotaan juga masih banyak yang ga paham ttg nutrisi anak.

    BalasHapus
  16. Asi ekslusif tuh bener ada banyak sekali ya manfaatnya. Bahkan upaya untuk mencegah stunting ini bisa dilakukan dengan pemberian ASI ini. Makasih mba informasinya

    BalasHapus
  17. Ngeri ya ternyata penderita stunting pada anak banyak juga bahkan 1 dari 4 anak, kampanye isi piring ini bisa membantu para ibu mencegah stunting ya, tak mesti makanan mahal yang penting gizinya seimbang

    BalasHapus
  18. Mencegah lebih baik daripada mengobati ini agaknya sangat berlaku ketika masuk ke masa-masa pertumbuhan anak. Ketika senantiasa memberikan perhatian ekstra kepada anak, maka semua dampak yang dirasakan saat anak kekurangan gizi bisa diatasi.
    Edukasi yang menarik untuk para orangtua dan calon orangtua masa kini.

    BalasHapus
  19. stunting dan obesitas ini emang perlu sama2 diawasi supaya tidak terjadi pada anak-anak kita , pada ibu hamil sebaiknya emang ada yang ikut mengawasi juga. semoga ada team untuk itu yah

    BalasHapus
  20. Eh aku baru tau Tanoto Foundation tu juga fokus ke program perbaikan gizi, kirain selama ini cuma di bidang pendidikan aja.
    Yg namanya stunting nih problem gk kelar2 ya mbak, apalagi pandemi gini katanya makin bertambah. Emang gk bisa kalau ngarepin pemerintah aja, perlu kerjasama pihak swasta, masyarakat, organisasi2, utk mengatasinya bersama.

    BalasHapus
  21. sedih banget kalau banyak angka stunting di Indonesia ya, ibu hamil perlu banget di support semoga makin banyak ibu2 yang hamil gizinya terpenuhi

    BalasHapus
  22. Stunting ini beneran gak bisa diabaikan. Seringnya kita berpikir yang penting sudah makan, padahal apa yang dimakan juga penting untuk menentukan kecukupan nutrisi dalam tubuh anak. Begitu pun saat jadi bumil atau busui, "yang penting makan", balik lagi makanan juga kalau gak ada protein tubuh gak punya amunisi untuk organ-organnya. Ortu musti jeli sejak hamil, lanjut saat menyusui dan MPASi

    BalasHapus
  23. Stunting emang harus diatasi dan dicegah karena dampaknya jangka panjang ya...Semoga Indonesia segera bebas stunting..dengan segala upaya yang dilakukan bersama insyaallah pasti bisa...

    BalasHapus
  24. Peran semua pihak diperlukan untuk mengatasi masalah stunting ini. Saya suka dengan studi dari Tanoto Foundation yang melakukan upaya mencegah stunting berbasis masyarakat. Efeknya lebih mengena dan jangka panjang. Meskipun proses edukasinya butuh waktu yang tidak sebentar

    BalasHapus
  25. Banyak anak stunting sebenarnya gara gara bapaknya. Uang untuk beli susu malah dibelikan rokok.

    BalasHapus
  26. stunting emang jadi momok ya soalnya generasi penerus ini yang mau tidak mau harus tercukupi kebutuhan gizinya sehingga jadi generasi bebas stunting

    BalasHapus
  27. Tentang stunting yg kmrn kubaca miris kmrn, yg keluarga berada tapi anaknya ga mau makan dan terindikasi stunting, memang ilmu parenting itu harus dicari dan diupdate ya mak.

    BalasHapus