Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membuat Terang di Tahun Menantang

Suami saya sebenarnya enggan untuk ditampilkan. Tapi karena, saya mau cerita tentang CEO, maka Beliau saya 'pamerkan'. Sekali-kali pamer prestasi suami boleh, kan? 

Well, beberapa waktu terakhir suami dan saya merencanakan persiapan masa depan dengan lebih matang. Ini berkaitan dengan usia pensiun suami di perusahaan tempatnya bekerja yang tinggal hitungan tahun saja. Juga, sebagai pengaplikasian ilmu yang pernah didapat saat kuliah. (FYI, suami saya lulusan program MBA dari Tulane University, New Orleans, LA)

Maka, beberapa ide usaha sendiri yang kapan hari sempat tertunda karena pandemi, sebagian akhirnya telah dieksekusi. Sementara sebagian lagi sedang dalam tahap persiapan menuju final sehingga segera bisa beroperasional.

Alhamdulillah, akhirnya segera jadi owner dan CEO di bisnis milik sendiri! (Cie....! Eits meski skala masih keciiiil, gapapa kan kalau bangga😀)

Tentuuu, kami masih harus banyak berguru pada para CEO yang hadir di 'Kompas 100 CEO Forum di Istana Negara Jakarta', pada Jum’at (2/12), terutama, the one and only, Presiden Direktur JNE, Bapak M. Feriadi Soeprapto!

Tapi mengapa sih masih beberapa tahun lagi pensiun sudah repot nyiapin persiapannya dari sekarang? Karena, saya dan suami tak ingin membebani anak-anak kami di masa tua nanti!

Kompas 100 CEO Forum di Istana Negara Jakarta

Ingin Masa Tua Happy? Rencanakan dari Saat ini!

Pembahasan tentang sandwich generation terus bergulir beberapa waktu terakhir. Sebutan untuk generasi di mana seseorang mesti menanggung tak hanya diri dan keluarga sendiri tapi juga orangtua bahkan saudara kandungnya. Jadi ibaratnya tergencet dari atas maupun bawah macam roti isi. 

Sampai-sampai ada kasus pembunuhan orangtua dan saudara kandung oleh anak/adik sendiri yang kabarnya dikarenakan merasa terbebani tanggung jawab ini...

Nah, karena itulah sebaiknya teman-teman yang kini dalam posisi menjadi orangtua memutus rantai generasi sandwich ini dengan mempersiapkan sejak dini masa tua sehingga anak-anak kita nanti bisa fokus pada pengembangan diri mereka, juga keluarganya.

Yup, tidak selamanya tubuh mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Hal ini bisa berdampak pada kondisi keuangan, di mana antara pendapatan dan pengeluaran menjadi tidak seimbang. 

Apalagi pada fase lanjut usia biasanya pengeluaran malah bertambah lantaran harus memenuhi kebutuhan ekstra di hari tua seperti makanan/minuman khusus, obat-obatan, minyak-minyakan, diapers, dan lainnya yang harganya terus naik, padahal penghasilan malah turun menukik.

Nah, cara terbaik untuk menjamin agar tujuan hari tua kita tercapai adalah dengan memulai membuat perencanaan keuangan masa pensiun dari sekarang! Yakni:

  • Mulai Merencanakan Tabungan Hari Tua
Banyak di antara kita yang punya tabungan, tapi bisa jadi itu digunakan untuk kebutuhan konsumsi, bukan tabungan untuk dana hari tua nanti. Nah, sebaiknya, bikin tabungan untuk dana pensiun secara terpisah pada tabungan yang sesuai dengan perencanaan hari tua kita. Dan, mulailah sekarang juga, tak perlu merasa terlambat memulainya. Lebih baik mulai mempersiapkan dibanding tidak sama sekali bukan?

  • Daftar Menjadi Peserta Lembaga Dana Pensiun
Ada berbagai lembaga yang menyelenggarakan dana pensiun tapi baru sebagian yang sudah dikenal masyarakat umum. Misalnya, ada PT Taspen - lembaga dana pensiun bagi PNS, PT Asabri - lembaga dana pensiun bagi prajurit TNI, Polri dan PNS Departemen Pertahanan dan Keamanan, juga BPJS Ketenagakerjaan - lembaga untuk karyawan umum. Nah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) - adalah salah satu program keuangan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin memiliki dana pensiun. Prinsipnya relatif sama dengan tabungan berjangka, di mana dana yang kita tanam tidak bisa dicairkan sebelum masanya tiba.

  • Mulai Berinvestasi
Investasi juga termasuk sebagai salah satu pintu dalam mempersiapkan dana pensiun. Tapi, pastikan disesuaikan dengan kondisi keuangan. Jangan sampai keuangan jadi kacau atau hutang nambah karena kita gegabah. Beberapa pilihan yakni: investasi bangunan, properti, obligasi, deposito, saham, reksa dana, waralaba atau... buka usaha sendiri! Semua pilihan punya tingkat risiko bervariasi. 

Presiden Direktur JNE, Bapak M. Feriadi Soeprapto!

Kompas 100CEO Forum di Istana Negara Jakarta


Well, ngomongin investasi, sebuah bisnis - seberapapun skalanya - perlu dikelola oleh seorang CEO (Chief Executive Officer) yang profesional dan mempunyai beragam skill mumpuni untuk mengelola perusahaan. 

Tak hanya itu, CEO juga harus bisa menginspirasi karyawan-karyawannya dengan baik dikarenakan pada posisi ini, ia bertanggung jawab untuk membuat kebijakan dan menjaga kualitas kerja para karyawan.

Seperti teladan yang diberikan oleh para CEO yang menghadiri, Kompas100 CEO Forum 2022. Sebuah helatan yang tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-13 yang mengadopsi konsep trifecta, mengolaborasikan tiga generasi penggerak ekonomi dari berbagai sektor industri.

Nah, Kompas100 CEO Forum hadir sebagai forum dialog antara para pemangku kepentingan sektor ekonomi ini membedah berbagai topik, di antaranya kondisi perekonomian, energi, dan pangan. Termasuk transformasi layanan kesehatan hingga digitalisasi era metaverse. 

Presiden Direktur JNE, Bapak M. Feriadi Soeprapto, hadir di acara yang dihadiri oleh CEO dari berbagai industri usaha di Tanah Air ini. Tak heran Beliau memang termasuk jajaran CEO berprestasi, di mana selama kepemimpinan Beliau, JNE menorehkan banyak prestasi yang membanggakan. di antaranya penghargaan 50 Best CEO 2022 Awards “Employee’s Choice” untuk kategori perusahaan jasa kurir logistik.

Oia, terkait penyelenggaraan acara, pada kesempatan ini juga dilakukan diskusi panel dengan tema “Membuat Terang di Tahun Menantang”: 7 Langkah Menavigasikan Pemulihan 2023, yang menghadirkan:

  • Bapak Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI
  • Bapak Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI
  • Ibu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan RI.

Well, pemerintah dan dunia usaha memilih proaktif menghadapi tahun 2023 yang penuh tantangan. Apalagi, Indonesia punya daya tahan, modal dasar, dan kemampuan menavigasikan pemulihan

Paradigma proaktif ini menjadi pandangan umum di antara pejabat pemerintah dan pelaku usaha di sepanjang rangkaian Kompas100 CEO Forum powered by East Ventures yang berlangsung sejak Agustus hingga Desember. Mengusung tema ”Membuat Terang di Tahun Menantang”, Kompas100 CEO Forum di Istana Negara, Jumat (2/12/2022), menjadi puncak acara yang menguatkan kesepahaman cara pandang itu.

Nah, Presiden Joko Widodo dalam arahannya di depan 96 pemimpin perusahaan dan 10 kepala daerah di Istana Negara mengajak dunia usaha untuk optimistis menghadapi 2023. Hal ini disampaikan dengan penekanan agar semua pihak tetap waspada dan berhati-hati dengan mendasarkan optimisme pada empat faktor:
  1. Indonesia kaya sumber daya alam
  2. Memiliki sumber daya manusia yang besar
  3. RI mempunyai pasar yang besar, termasuk pasar ASEAN dengan akumulasi penduduk sekitar 600 juta jiwa
  4. Indonesia terletak di jalur perdagangan yang sibuk

Yuk Gaes, kita bersama membuat terang di tahun menantang! Terus semangat menjadi versi diri yang terhebat!

Oia, untuk info menarik lainnya jangan lupa ikuti link media internal JNE di: https://jnewsonline.com/ , yagesya!💞




Salam Semangat

Dian Restu Agustina







Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

26 komentar untuk "Membuat Terang di Tahun Menantang"

  1. Keren ih suaminya merintis banyak usaha. Mestinya ikut masuk jajaran 100 ceo di atas, ya. He he he..

    BalasHapus
  2. gak kebayang UMKM tanpa JNE, pasti masih gitu2 aja
    karena berkat JNE, produk mereka bisa merambah ke seluruh pelosok bahkan ke luar negeri
    sehingga omzet mereka berkembang puluhan kali

    BalasHapus
  3. Justru di usia produktif, kita harus merencanakan masa pensiun ya Mbak. Yang pasti dengan cara begini kita jadi mandiri secara finansial

    BalasHapus
  4. Kalau lihat CEO JNE ini dipilih sebagai CEO terbaik pilihan pelanggan, sepertinya Pak Feriadi ini atasan yang membuat suasana kerja jadi menyenangkan.

    BalasHapus
  5. Ah keren mbak Dian
    Sudah mempersiapkan rencana pensiun dari jauh jauh hari
    Menjadi CEO bisa dimulai dari belajar dengan CEO yang sudah berpengalaman ya mbaj

    BalasHapus
  6. Perencanaan masa pensiun ini memang kudu dimatangkan. Ibaratnya seperti jelang masa resign gitu lah ya.
    Matangkan dalam hal perencanaan keuangannya, lalu nantinya lepas bekerja ingin bisnis kah atau melakukan apa

    BalasHapus
  7. Bener banget mba, kita harus mulai mempersiapkan masa pensiun jauh2 hari. Aku pun dan pak suami mulai menyusun rencana apa yg harus kami kerjakan di masa pensiun nanti.

    BalasHapus
  8. Boleh banget bangga sama suami.. Karena akan menjadi dukungan terbesar ketika membangun sebuah usaha, terutama..
    Semoga semakin penuh keberkahan dan selamat atas prestasi CEO JNE sebagai 50 Best CEO 2022 Awards “Employee’s Choice” untuk kategori perusahaan jasa kurir logistik.

    BalasHapus
  9. Saya dalam hitungan tahun juga akan pensiun, hehehe... Sudah ada persiapan hunian saat pensiun biar tidak merepotkan anak. Profesi yang saya geluti hingga saat ini, kayaknya tidak mengenal kata pensiun, selama masih banyak yang membutuhkan saya, saya akan tetap berkarya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah profesi dokter tak mengenal batas usia nih, selamat dan semangat berkarya

      Hapus
  10. Wishlist juga nih mba jadi CEO di bisnis sendiri bersama suami, meskipun usaha kecil tetep akan jdi bos ya klo di usaha sendiri. Beda dgn karyawan, setinggi apapun jabatan ya tetep aja bawahan, hehehe

    BalasHapus
  11. Tapi bener banget mbak, saya setuju dengan apa yg mba Dian sampaikan. Pasangan suami istri yg punya anak saja harus merdeka finansial ketika tua, lalu bagaimana dengan saya yg TDK punya anak. Tentu harus merdeka sekali, hehehe.

    BalasHapus
  12. yesss, for the brighter future :D

    BalasHapus
  13. Setuju mba, persiapan pensiun justru harus dilakuin pas masih bekum pensiun. Supaya bisa dipersiapkan budget dan dalam bentuk apa nantinya, supaya saat pensiunnya tiba, kita ga bingung lagi mau ngapain, ga ngerepotin anak yg penting. Papaku juga ngajarin begitu, sampe skr pun ortu masih aktif kerja mengelola bakery shops dan cabang2nya juga beberapa bisnis lain di Medan.

    Aku sendiri Ama suami menginvestasikan beberapa property yg kami punya untuk disewakan. Lumayan jadi passive income.

    2023, aku juga optimis kalau Indonesia bisa survive dari resesi. Apalagi perekonomian kita sebenernya tetep tumbuh, walopun agak melambat. Resesi kan kalo tidak ada kenaiakan samasekali dalam 2 tahun.

    Tapi tetep harus ada dana cadangan, dan review lagi pengeluaran, supaya ga terlalu boros

    BalasHapus