Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Webinar: Sudut Pandang Penggunaan Gadget

Webinar: 'Sudut Pandang Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini dan Anak Menanjak Remaja' adalah kegiatan yang diselenggarakan Forum Komunikasi (Forkom) Jam'iyyah Al Azhar Kembangan pada Sabtu, 3 Desember 2022. 

Event yang dihelat oleh Sie Pendidikan ini menampilkan narasumber Deswarita Eryanti, S.Psi - Psikolog, dengan host Yanita Mila Ardiani, ST, MT, IAI - Ketua Sie Pendidikan jam'iyyah SMPI Al Azhar 10 Kembangan.

Acara yang dihelat lewat aplikasi zoom ini free dan diikuti oleh Orang Tua Murid Sekolah Al Al Azhar Kembangan (TKIA 9/SDIA 8/SMPIA 10) dan peserta umum dengan waktu sekitar 2 jam dan doorprize saldo Gopay @50K untuk 10 orang pemenang beruntung.

Nah, tema webinar diangkat untuk menyikapi era digital saat ini, yang nyaris tak mungkin bila anak-anak sama sekali tidak berkenalan dengan gadget. Karena segala aktivitas kita tak lepas dari kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi dan digitalisasi termasuk dalam dunia pendidikan.

Karenanya, sebagai orang tua adalah sebuah tantangan pastinya berusaha lebih bijak mendampingi anak-anak pun berperan sesuai tahapan usia mereka yang terdapat masa perkembangan yang harus dilaluinya. Sebab perilaku orang tua dapat berpengaruh terhadap terbentuknya watak anak yang nantinya menjadi jati diri mereka.



Tentang Anak dan Tahapan Perkembangannya

Well, Ibu Deswarita memulai webinar dengan penjelasan jika di setiap tahap usia perkembangan manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada perkembangan usia selanjutnya akan terjadi masalah pada diri orang tersebut.

Kemudian terkait tahapan ini peran orang tua dalam pendidikan anak yakni:

  • Sebagai Trainer: usia anak 1-7 tahun
  • Sebagai Coach: usia anak 8-21 tahun
  • Sebagai Terapis: kondisi negatif

Pendidikan orang tua sangat penting untuk kondisi tumbuh kembang anak. Orang tua memberikan pondasi kehidupan berupa pengetahuan dan ketrampilan dasar. Orang tua membantu anak mencapai tujuan dengan mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki. Orang tua menjadi terapis saat anak menginjak usia remaja yang umumnya mencari identitas diri, sehingga seringkali berperilaku yang tidak semestinya.

Nah, remaja sendiri adalah masa peralihan masa anak-anak dan dewasa yang berjalan antara usia 12-21 tahun yang seringkali membuat pusing orang tua saat menghadapi anak-anaknya.

"Untuk memahami jiwa remaja dan mencari solusi yang tepat bagi permasalahannya maka penting bagi kita memahami remaja dan perkembangan psikologinya, yaitu: konsep diri, intelegensi, emosi, seksual, motif dan religinya" (Prof. Sarlito W Sarwono,Psikolog)


Deswarita Eryanti, S.Psi - Psikolog


Pengaruh Perilaku Orang Tua terhadap Watak dan Jati Diri Anak


OTORITER: paling tahu, berkuasa, memerintah, selalu benar/menyalahkan, emosional menolong 
Watak Anak: merasa kurang tahu, tidak berdaya, menurut, takut salah, temperamen, menerima saja 
Jati Diri Anak: sulit mengaktualisasikan jati diri, tidak berprestasi, kepedulian rendah, tidak peduli, mendahulukan emosi untuk menyelesaikan masalah, mudah terpengaruh.

MELINDUNGI: memanjakan, memenangkan, membela 
Watak Anak: tergantung, terjamin,berlindung pada orangtua 
Jati Diri Anak: sulit berperan dewasa, berkuasa, tidak tahan banting.

MEMBEBASKAN: sangat percaya pada anak, mengizinkan semua permintaan 
Watak Anak: menganggap dewasa, tidak terikat sistem 
Jati Diri Anak: kemauan harus dituruti, binal

SURI TAULADAN: mengarahkan/menjelaskan, berdialog, memberi pedoman/berprinsip, bekerjasama, membimbing 
Watak Anak: hormat pada orang tua, senang berdiskusi, berkesadaran tujuan hidup, merasa diperlukan, memiliki tempat bertanya 
Jati Diri Anak: menjaga nama baik keluarga, mudah bersosialisasi, berprinsip, dewasa, memiliki akar dalam keluarga.



Sudut Pandang Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini dan Anak Menanjak Remaja

Nah, Ibu Deswarita di akhir acara mengajak semua untuk menjadi 'Ortu Kekinian', dengan: lebih mengenal, mengetahui dan memahami anak baik potensi maupun karakternya. Juga, selalu berusaha mencari informasi terkini yang berhubungan dengan perkembangan anak dan pendidikan lanjutan untuk anak. 

Caranya bisa dengan baca buku, mengikuti webinar seperti ini, membaca tulisan di media perihal parenting atau merujuk pengalaman seputar pengasuhan yang banyak ditulis orang (di antaranya para momblogger seperti saya). Apapun, waktu kebersamaan yang berkualitas itu yang utama!

The best inheritance a parent can give his children is a few minutes of his time each day (O.A.Battista)

Lalu, tips mencegah kecanduan gadget apa saja?

  1. Ortu bijak ber-gadget di depan anak
  2. Buat aturan/kesepakatan dalam penggunaan gadget, aturan berulang dan dievaluasi
  3. Jelaskan fungsi gadget pada anak
  4. Kenalkan gadget di usia yang tepat, batasi, latih menggunakan dengan bijak
  5. Jangan lupa life balancing, ada tugas kehidupan yang harus dijalani
  6. Jelaskan akibat kecanduan gadget, games dan pornografi
  7. Cek/evaluasiperkembangan anak
  8. Minta pendapatnya dan hargai pikiran dan perasaannya
  9. Selalu ada control, dialog dan diskusi

Well, menjadi orang tua bukan sebuah kompetisi. Seorang anak dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap anak adalah unik, tidak ada yang bisa menyamai, tiap anak lahir dengan potensi masing-masing.

Tugas orang tua adalah sebagai pendamping, fasilitator, coach dan mendidik anak sesuai fitrah bukan membandingkan anak kita dengan anak yang lain. 

Yuk, manfaatkan waktu berkualitas bersama anak dengan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat tanpa menggunakan gadget! Seperti berolahraga, berkebun, memasak bersama, melakukan percobaan sains sederhana ...dan masih banyak yang lainnya yang bisa menjadi kegiatan home education di rumah kita. Semangat para orang tua!💜

Happy Parenting

Dian Restu Agustina 




Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

26 komentar untuk "Webinar: Sudut Pandang Penggunaan Gadget"

  1. tugas orangtua jaman sekarang memang tambah berat ya... Bagaimana membimbing anak agar dapat memaksimalkan pemakaian gadget utk hal yang positif, durasi waktu main gadget sama belajar, wah... bukan hal yg sepele banget utk perkembangan si anak

    BalasHapus

  2. Children See Children Do banget ya..
    Rasanya belajar dan berproses menjadi orangtua itu gak ada hentinya dan pastinya karakter kita yang tumbuh dari pengasuhan sebelumnya turut mewarnai, sehingga kudu banget terus belajar dan evaluasi ketika menjadi orangtua generasi alpha begini.

    BalasHapus
  3. Kalau perilaku orang tua baik, maka baik pula watak dan jati diri anak. PR besar buat seluruh orang tua, termasuk aku tentunya, agar senantiasa berkesadaran untuk berperilaku baik :)

    Setuju untuk menerapkan 9 tips jitu di atas, agar kecanduan gadget pada anak dapat dicegah. Semangat buat kita semua! 💪🏻

    BalasHapus
  4. Emang berat ya tugas orang tua, nggak cuma jadi pendamping, fasilitator, coach bahkan juga harus mampu jadi terapis jika anak menemui masalah.

    Soal kecanduan gadget ini emang perlu perhatian khusus ya, jangan sampai anak-anak (dan kita sebagai orang tua) mengalaminya.

    BalasHapus
  5. Duh aku termasuk ortu yang mana yaaa kepengennya sih jadi suri tauladan hehe.
    Persoalan gadget ini sejak pandemi kyknya penggunaan gadget anak2 nambah, meski begitu aku belum melepas sepenuhnya jd masih pakai aturan khusus buat sekolah aja atau kalau cuma buat main2 cukup sejam sehari.
    Artikel ini bikin aku mikir utk makin mengatur manajemen waktu lagi soalnya supaya aku pribadi kalau bisa megang gadget saat malam shg anak2 bisa lbh sering liat emaknya megang buku atau berkegiatan lain, supaya gk cuma kenal gadget hehe. TFS

    BalasHapus
  6. Sejak dulu, saya gak pernah melarang anak menggunakan gadget. Memilih membatasi disesuaikan dengan kebutuhan dan usianya. Saya lumayan ketat untuk urusan pembatasan. Tetapi, memang harus ada kegiatan seru juga sebagai pengganti gadget. Karena gadget berpotensi bikin kecanduan. Kalau sampai dibatasi atau dilarang malah ngedrama anaknya. Kecuali ada kegiatan lain yang juga seru.

    BalasHapus
  7. Kebetulan anak-anakku kenal gadget udah usia belasan tahun karena generasi yang lahir antara tahun 1995-2000. Kebetulan lagi di sekolah mereka juga ada larangan membawa gadget untuk SD - SMP nya, aman deh. Untuk urusan dadakan gitu, SMP nya ada fasilitas hape untuk menghubungi ke rumah atau orang tua. Jadi mereka bawa hape saat udah SMA, cuma di rumah sesekali dulu pegang hape. Tetep ada batasan, dan kami juga dulu jarang lama-lama buka hape. Kalo sekarang ya karena udah dewasa semua, bebas aja kecuali kalo sedang ngumpul, nggak boleh buka hape, itu peraturan di rumah khususnya

    BalasHapus
  8. Tugas orangtua memang semakin berat dengan keberadaan gadget ya Mbak. Mengingat perkembangan teknologi yang sana pentingnya dengan perkembangan anak, jadi semua dituntut untuk seimbang. Kalo saya selalu trial error, dan membuat kesepakatan dengan anak. Soalnya anak tertarik sama dunia programmer jadi harus pinter-pinter cari strategi.

    BalasHapus
  9. Gadget ini sebenarnya musuh dalam selimut, haha. Harus benar - benar disiplin dalam menggunakannya apalagi untuk anak - anak, terimakasih sharingnya

    BalasHapus
  10. Masih selalu cari ilmu dan tips2 seputar mengelola penggunaan gadget pd anak2 yg sdh pre teen dan teen karena sdh gak mungkin untuk memilih melarang sama sekali krn ya mrk mmh harus menggunakan gadget jg utk urusan studi. Makasih sharingnya mba

    BalasHapus
  11. Tepat! Pakai waktu berkualitas bersama anak dengan melakukan berbagai kegiatan. Ya ga bisa 100% no gadget sih, minimal pada saat olahraga = diskusi - nyanyi bareng, main kata dan masak memang menjauhkan sementara dari gadget

    BalasHapus
  12. meski aku termasuk orangtua yang memberikan akses kepada anak untuk menggunakan gagdet namun tetap mengutamakan kualitas bermain bersama untuk meningkatkan bonding

    BalasHapus
  13. Yupp betul banget, harus ada aturan dalam menggunakan gadget apalagi anak2 masih di bawah tanggung jawab kita sebagai orang tua.

    Waktu tidak bisa diulang, kebersamaan bersama keluarga wajib diciptakan sebelum kelak mereka dewasa susah diajak kumpul atau pergi bersama.

    BalasHapus
  14. Buat anak anak generasi alpha, gagdet jadi hal yang tak terpisahkan
    Tidak bisa dilarang sepenuhnya ya mbak, melainkan harus dengan porsi sewajarnya

    BalasHapus
  15. Aku kalau di rumah pas ada anakku gak pernah pegang gadget, kecuali pas dia tidur baru deh kita bisa pegang handphone. Terus aku juga membiasakan anakku kalau mau main gadget itu biasanya sore hari dari hanya 30 menit saja. Nanti biasanya di weekend juga dikasih, kalau pas hari sekolah aku batasin.

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Najwa mau 12 tahun Maret nanti. Sekarang pun, rasanya PRku makin berat. Anak banyak tanya, anak pengin tahu segala hal. Kasih penjelasannya PR juga. Tapi kalau dirasa-rasa ya seru juga sih krn gak bakal terulang lagi.

    BalasHapus
  18. PR bener jadi ortu jaman now. Untungnya makin banyak media untuk belajar dan makin banyak pilihan2 yg bisa dibuat ortu karena cara berpikir juga sudah berbeda dgn jaman orangtua kita dahulu. Yg jelas tiap pilihan ada konsekuensinya, termasuk pilihan cara mengasuh anak.

    BalasHapus
  19. Setuju banget ya perilaku orangtua berpengaruh pada watak dan jati diri anak.Karena kita adalah role model anak. Apa yang kita lakukan itu yang mereka tiru. Dan sebagai orangtua terutama di usia anak-anak -remaja perlu care banget dalam memberikan kebijakan dalam penggunaan gadget

    BalasHapus
  20. Paling susah memang pengaturan penggunaan gadget ini. Apalagi kalau remaja kayak anakku yang udah kuliah ini. Bisa sehari full tidak lepas dari gadgetnya, adaaa aja jawabannya klo ditanya kenapa ga brenti2 pegangin gadget. Jadi kepikiran nih setelah baca artikel ini, harus menata ulang waktu penggunaan gadgetnya.

    BalasHapus
  21. Setuju nih tantangan ortu jaman now banyak, pastinya berusaha lebih bijak mendampingi anak-anak saat pegang gadget. Tapi nggak bs melarang sama sekali karena gadget udah nggak bisa pisah sama hidup kita. Karena mmg udah kebutuhan dan perkembangan jaman.

    BalasHapus
  22. Tugas kita sebagai orang tua zaman now emang enggak mudah ya, Mbak. Harus bisa jadi teladan atau role model yang bagus kalau pengen anaknya bagus juga. Dan di tiap tahap usianya selalu punya tantangan sendiri, apalagi di masa pra remaja dan remaja. Semoga kita semua bisa menjadikan anak-anak generasi yang berkualitas, ya. Aamiin.

    BalasHapus
  23. Menjadi orangtua kalau melihat berbagai teori parenting memang berat banget rasanya. Saya sih prinsipnya biarkan ia mengalir apa adanya.

    Seperti gadget. Ga selamanya gadget negatif, selama kita tau batasannya. Semua yang berlebihan, jangankan gadget yang terlihat sehat pun akan ada dampak negatifnya.

    BalasHapus
  24. Kalau ngomongin tugas orangtua, memang berata banget ya mbak. Apalagi sekarang zamannya gadget, dimana-mana lihat anak-anak main gadget. Selama ini urusan anak main hp, saya batasi

    BalasHapus
  25. Benar banget kalau anak mau bijak bermain gadget, dimulai dari orang tua memberikan contoh ya, evaluasi juga apa saja yang anak-anak main dan lihat di gadget-nya

    BalasHapus
  26. Aku kesentil nih, kalau televisi gimana mba? Soalnya anaku masih 4 bulan sering diliatin tipi sama mertuaku jadinya ya nyilek (anteng) itu gimana?

    BalasHapus