Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana

Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana, adalah destinasi kedua yang saya kunjungi bersama para bestie (Mbak Dhenik Erni dan Mbak Tami) setelah dari Museum Subak Bali dan sebelum ke Warisan Budaya Dunia Subak Jatiluwih 

Ini adalah sebuah monumen peringatan untuk mengenang Pertempuran Puputan Margarana, salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946.

Monumen ini merupakan penanda dari peristiwa besar yang dialami masyarakat Bali, yakni Puputan Margarana, perang sampai titik darah penghabisan dari rakyat Bali di bawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Rai.

Berlokasi di Banjar Kelaci, Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali sejatinya tempat ini berada di kecamatan yang sama dengan desa tempat saya KKN sewaktu kuliah di Fakultas Pariwisata - Universitas Udayana dulu. 

Tapiii, kok saya baru kali ini ke sini ya....Duh! Memang, itinerary Mbak Dhenik Erni yang memasukkan destinasi ini di traveling kali ini, beneran pas! Dari Taman Pujaan Bangsa Margarana saya jadi tahu sejarah perjuangan rakyat Bali yang bisa dikenang dan diteladani hingga nanti!

Nah, ada apa saja di monumen nasional yang sejak 20 November 1986 dibuka secara resmi oleh Gurbernur KDH TK.I Bali Prof Dr. Ida Bagus Mantra ini?





Tentang Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana

Kami tiba di destinasi dan menemui tempat yang sepiiii. Ada lapangan parkir yang luas tapi kosong. Maklum hari itu hari kerja dan memang Bali belum sepenuhnya pulih dari badai pandemi. (Makanya yuk kalau ada rezeki dan waktu, wisata ke Bali...!😍)

Nah, area yang luas dan terlihat terawat menyambut kedatangan kami berempat. Oia, pas banget ke sini, teman sekaligus driver kami, Bli Ketut itu ternyata cucu dari salah satu pejuang di Perang Puputan Margarana, sehingga setiap tanggal 20 November si Bli dan keluarganya ke sini untuk mengikuti peringatan peristiwa bersejarah ini.

Lanjuuut, di bagian depan ada tugu penanda bertuliskan 'MONUMEN NASIONAL TAMAN PUJAAN BANGSA MARGARANA' dalam Bahasa Indonesia dan Bali. 

Kemudian di sampingnya ada pos petugas yang sayangnya kosong. Kami lalu ke tugu di sebelahnya yang memuat nama-nama pahlawan yang gugur selama perjuangan di Bali pada periode 1945-1950, sebanyak 1372 orang.

Kami lanjut masuk ke dalam area lewat pintu samping, di mana ada pohon besar menyambut, taman dengan kolam air dan suara gemericiknya dan beberapa bangunan yang melingkupi area. Adem di sekitar dan terasa syahdu, apalagi senyi suasananya, hanya ada sesebapak yang sepertinya sedang bekerja membersihkan area.

Saya lansir dari berbagai sumber, monumen seluas sembilan hektar ini terbagi menjadi tiga bagian mengikuti konsep Tri Mandala yakni utama, tengah, dan luar, sebagai berikut:

1. Bagian utama dengan luas areal 4 Ha, merupakan komplek bangunan suci yang disebut Taman Pujaan Bangsa, terdiri atas bangunan–bangunan sebagai berikut: 
  • Candi Pahlawan Margarana: berdiri megah memiliki tinggi 17 meter, dengan tingkatan sebanyak 8 tingkat, anak tangga sebanyak 4 buah, dan berbentuk segi lima yang melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Di sini terpahat secara berangkai isi surat Jawaban I Gusti Ngurah Rai (Pemimpin Dewan Pejuang Bali) kepada Overste Termeulen (Belanda), yang menggambarkan kebesaran jiwa perjuangan dan patriotisme bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Bali khususnya. 
  • Pelataran Upacara: diapit oleh dua balai peristirahatan (di bagian timur dan barat) 
  • Patung Panca Bakti: menggambarkan persatuan dan kesatuan seluruh rakyat dalam perjuangan kemerdekaan. Menggambarkan 5 pejuang yang terdiri dari berbagai tokoh seperti buruh, pemuda, tani, alim-ulama dan wanita yang sedang bergerilya ini menggambarkan perjuangan tersebut tidak hanya oleh golongan tertentu saja.
  • Taman Bahagia: terdapat 1372 nisan atau tugu pahlawan yang menunjukkan jumlah pejuang yang gugur di medan laga selama revolusi fisik di Bali, sebagai pahlawan perang kemerdekaan RI, termasuk nisan untuk pahlawan tidak dikenal. 
  • Gedung Sejarah: sebagai tempat penyimpanan benda-benda sejarah perjuangan. 
  • Taman Suci: merupakan tempat penyucian diri bagi para pengunjung yang hendak melaksanakan sembahyang/perziarahan/kebaktian. 
2. Bagian tengah dengan luas areal satu hektar, disebut Taman Seni Budaya, terdiri atas bangunan: Wantilan dan warung makanan

3. Bagian luar dengan luas 4 Ha, disebut Taman Karya Alam, dan Bumi Perkemahan Pramuka.




Taman Pujaan Bangsa Margarana

Karena kami masuk melalui gerbang samping, maka yang terhampar pertama adalah Taman Suci yang saya sebutkan di awal dilengkapi dengan kolam air dan bale-bale/saung. Kolam ini menyambung ke belakang sehingga untuk menuju Gedung Sejarah kita akan melewati jembatan di atas kolam. Kondisi kolam dan taman rapi dan bersih, saat saya di sana ada yang sedang bekerja merawatnya.

Kemudian ada Gedung Sejarah yang meski bangunannya nampak kokoh tapi kondisinya terkunci dan saya intip bagian dalamnya terlihat kurang terawat. Sayang sekali saya tidak bisa menyaksikan sendiri koleksi benda-benda bersejarah di gedung ini (kalau kata Bli Ketut pada tanggal 20 Nov saat peringatan, gedung ini dibuka). Semoga nantinya selalu buka dan ada petugasnya juga sehingga pengunjung bisa mendapatkan informasi juga menikmati koleksi yang ada.

Meski enggak bisa masuk ke dalam gedung, di bagian luar kita bisa membaca papan bertuliskan kronologi Perang Puputan Margarana dan nama-nama pejuang yang gugur saat Pertempuran Marga, 20 Nov 1946, yaitu ada 96 orang (86 diketahui identitasnya, 10 orang tidak dikenal)

Jalan ke belakang lagi, ada Taman Bahagia dengan 1372 nisan para pahlawan perang puputan. Di mana setiap tanggal 20 Nov, keluarga para pahlawan yang beragama Hindu akan melakukan sembahyang untuk mendoakan leluhurnya, begitu kata Bli Ketut. 

Setelahnya, barulah kami berjalan ke arah Candi Pahlawan Margarana, Pelataran Upacara dan Patung Panca Bakti. Di semua area ini rumputnya rapi, bersih, dan tamannya juga terpelihara dengan baik. 

Dan pas sekali saat itu tengah hari jadi saya melihat seorang ibu sedang melakukan sembahyang Tri Sandhya (Sembahyang harian/3 kali dalam sehari: pagi, siang, dan sore hari) di pelataran Candi Pahlawan Margarana ini.









Taman Pujaan Bangsa Margarana, Pilihan Wisata Edukasi di Bali

Kami pun menyudahi kunjungan ke Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana ini dengan puas hati. 

Sebelum pergi, sejenak saya duduk di anak tangga yang ada, meresapi aura monumen nasional yang menyimpan kisah heroik para pahlawan di masanya. Betapa besar pengorbanan mereka demi kemerdekaan Indonesia. Kini adalah tugas kita generasi penerusnya untuk melanjutkan perjuangan demi Indonesia jaya!

Nah, bagi teman-teman pecinta wisata sejarah, utamanya anak-anak sekolah, juga siapa saja, destinasi ini recommended dikunjungi saat ke Bali. Sebuah tempat wisata edukasi yang tepat sebagai pembelajaran tentang sejarah perjalanan perjuangan negeri hingga bisa kita nikmati kemerdekaan bangsa ini. 

Termasuk juga buat pelaku homeschooling yang menjadikan rumah sebagai Home Education Center

Saya baca di Blog Homeschooling, tempat bersejarah seperti ini menjadi salah satu tempat belajar bagi homeschooler. Merencanakan kegiatan belajar pada liburan keluarga dengan menyertakan kunjungan ke museum, tempat bersejarah, dan pusat sains, misalnya, dapat mengoptimalkan pengalaman ketika anak-anak kita memilih pendidikan homeschooling.

Jadi, jangan lupa kalau ke Bali, masukkan juga Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana ke itinerary-mu, yagesya!💖



Happy Traveling

Dian Restu Agustina 

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

24 komentar untuk "Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana"

  1. Wah, Mbaaa...sudah tayang. Aku belum nih... hehehe. Btw sayang gak bisa masuk monumen. Mesti diulang kyknya...hehe

    BalasHapus
  2. aku sukaa banget ajak anak2 ke monumen nasional dan museum2 gitu buat belajar. karena nggak perlu jadi homeschooler buat mengenalkan banyak hal ke anak. dan ga cuma anak sekolahan yg bisa belajar ya kaan :))

    pokoknya seru banget sih. biasanya kalau gini cari tour guide, jd nggak cuma anaknya yg belajar, ramean tau semua. dan saat di mobil or makan gt nanti di review sambil tanya jawab. heheheh

    BalasHapus
  3. Tempatnya luas banget dan berasa tuh aura syahdu. Semoga sekarang pengunjung lbh banyak yang berkunjung. Selain buat wisata, kita juga dapat informasi mengenai sejarah perjuangan merebut kemerdekaan.

    BalasHapus
  4. Puputan Margarana dan I Gusti Ngurah Rai adalah dua hal yang kuingat dari peristiwa ini. Oh ternyata tahun 1946 ya...haha baca ini jadi inget deh mbaak. Sama, aku jg suka dateng ke tempat2 historis kayak gini (yang biasanya sepiiii pengunjung). Aku juga suka ngajak anak-anak meski mereka tak selalu tampak antusias. Yaaah, meereka kan prefer diajak ke mall dan taman bermain dong. Tapii... aku percaya bahwa aku seperti sedang "menabur benih." Ga langsng tumbuh tapi selalu ada potensi bahwa suatu hari pengalaman itu akan berguna/berkesan bagi anak2.

    BalasHapus
  5. Jadi mba Dian fakultasnya parwis ya di Udayana..wah aku teringat temanku yg anak parwis tp buka Udayana. Sekarang dia timnya Ricis, ngonten pakai drone.
    Btw ini halan2 ke monumen tempat bersejarah banget. Aku suka deh mba apalagi di Bali yak 😄 sejarah perang Puputan yg kudu hafal tanggalnya jg zaman skul, jadi mupeeeng

    BalasHapus
  6. Monumennya bagus. Molly suka nih jalan2 ke tempat wisata sejarah kayak gini. Tapi sepertinya susah utk yg naik kursi roda

    BalasHapus
  7. Seru banget ini mbak Dian, bisa mampir ke Taman Nasional Margarana. Biasanya kalau ke Bali aku jarang mampir tempat seperti ini, tapi setelah melihat ini dan baca penjelasanmu jadi ingin mencoba juga mampir sekalian belajar sejarah ya.

    BalasHapus
  8. Masyaallah luaas banget tenpatnya ya mbak. Aku suka ke tempat kaya gini ga cuma dpt pemandangan indah dan udara sejuk tapi nambah ilmu juga

    BalasHapus
  9. Puputan Margarana mengingatkanku pada buku sejarah di sekolah dulu. Masya Allah ada monumen nasionalnya. Dari luar tampak rapi terawat tapi sayang gedungnya terkunci yah. Apa memang hanya dibuka saat peringatan di 20 November setiap tahunnya saja? eh atau mungkin saat ada rombongan study tour gitu bakal dibuka.

    BalasHapus
  10. Baru tahu juga nih monumen nasional ini, jadi kalau ke Bali juga ngga tahu huhu. Padahal aku suka banget wisata edukasi bersejarah bareng anak-anakku. Sambil cerita ke mereka kisah heroik para pahlawan dan berterima kasih pada jasa para pejuang yang telah mendahului kita.

    BalasHapus
  11. Sudah lama enggak ke Bali lagi
    Jadi pengen balik ajak anak tiga karena dulu ke sana baru anak satu
    Makin senang kalau banyak jenis wisata yang bisa dikunjungi

    BalasHapus
  12. menarik sekali mba reviewnya, masyaallah ini luas juga ya taman pujaan bangsa margarana. keliatannya adem di foto

    BalasHapus
  13. Cantiiik mbak Dian, pake kemeja merah itu berlatar belakang candi
    Baru dengar ada sembahyang Tri Sandhya (sembahyang 3 kali dalam sehari: pagi, siang, dan sore hari) di pelataran Candi Pahlawan Margarana

    Jadi ini tuh mereka ada waktu sembahyang juga yaa!

    BalasHapus
  14. aku pernah ke sini juga mbaaa dan memang bagus tempatnya ya. Tempat yang kaya sejarah dan kerap terlewat karena banyak yang lebih suka ke tempat turis

    BalasHapus
  15. Aku baru tahu kalau ada Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. Dulu di Pelajaran sejarah, Puputan Margarana sih dibahas juga ya. Well kalau wisata sejarah tuh paling suka saat sepi. Jadi bisa benar-benar menikmati kesunyian masa lalu

    BalasHapus
  16. Mbok ya kapan2 aku ya diajakiiiin hahaha.
    Puputan Margarana kyknya dulu sering dengatr pas dapat pelajaran sejarah. Beruntung dapat driver yang paham soal perang itu ya mbak.
    Ini salah satu destinasi Bali yang kyknya beluim banyak org tahu. Semoga kapan2 kalau ke Bali lagi bisa ke sana. Thanks infonya mbak.

    BalasHapus
  17. Bagus ya taman pujaan bangsa margarana di benar benar dirawat dengan rapi sehingga situs bersejarah ini menyenangkan saat kita datangi. Suasananya juga masih asri banget yaa. Masih hijau. destinasi sejarah seperti ini memang perlu banget ya terus disebarkan agar banyak yang mengetahuinya

    BalasHapus
  18. Kalo nggak baca cerita perjalanan Mba Dian di Bali ini, aku gak bakal tahu tentang Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. Lengkap juga isinya ya taman untuk mengenang Perang Puputan Margarana

    BalasHapus
  19. Selain pantai, aku juga suka ke tempat wisata bersejarah kayak gini. Kayaknya cuaca pas lagi adem yah mbak pas ke sana. Noted buat Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. Kalau ke Bali lagi, mau banget main ke daerah Tabanan.

    BalasHapus
  20. noted nih, kalau berwisata ke Bali ngajakin anak wajib mampir ke Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. dan jujurly, aku baru tahu tentang Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana ini.

    BalasHapus
  21. Sejarah memang selalu menarik untuk diceritakan ya mba.. aku juga salah satu yang memilih ajak anak2 ke momentum sejarah jadi bisa belajar jugaa

    BalasHapus
  22. Selain wisata alam, bisa nih dicoba ajak anak ke Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana untuk wisata edukasi. Dan ternyata mengunjungi tempat bersejarah seperti ini dapat mengoptimalkan pengalaman anak-anak yang memilih pendidikan homeschooling ya, Mak?

    BalasHapus
  23. Menarik mba, aku baru tahu destinasi ini memang cocok nih kalau bawa anak-anak yah ke sana bisa mengenali sejarah sambil jalan-jalan ya mba

    BalasHapus
  24. Area sekitar monumen terlihat rumputnya segar-segar ya mbk, Bali tuh memang banyak banget destinasi wisata yang bisa dipilih ya, mau yang syarat akan pembelajaran kayak monumen ini pun bisa, mau yang wisata hiburan pun banyak.

    BalasHapus