Sate Klatak Pak Pong: Tujuan Utama Wisata Kuliner di Yogyakarta
Sebelum mengunjungi Makam Imogiri, saya, suami dan si bungsu isi perut dulu di Sate Klatak Pak Pong yang lokasinya memang searah ke situ. Meski paginya kami sudah sarapan di Hyatt Regency Yogyakarta, hotel tempat kami menginap selama 5 hari di Jogja, tapi mumpung lewat sini sekalian saja mencicipi sate yang melegenda yang bisa membuat pelanggannya mengantri hingga dua jam lamanya!
Syukurnya ketika kami tiba belum ramai pengunjungnya. Jadi hanya menunggu sekitar 10 menit saja, hidangan yang kami pesan sudah terhidang semua di meja. Meski jelang kami pulang, tepat di jam makan siang, ramai datang pelanggan. Saat di depan kasir mau membayar, saya dengar karyawan bagian antrian bilang ke seseibu yang baru datang "Ngantri Bu, nunggu satu jam mau?"
Memang ya, laris benar Sate Pak Pong ini. Tak heran sih, karena kabarnya sejak berdiri pada tahun 1960 sate klatak racikan Pak Pong ini cita rasanya masih dipertahankan oleh generasi penerusnya.
Harganya pun terbilang murah, apalagi untuk ukuran warga Jakarta seperti saya. Karena dengan harga 30 ribuan saja perporsinya, terhidang di depan mata: sate, tengkleng, gule, tongseng, nasi goreng....yang bikin kenyang dan rasanya enaaak tenan!
Sate Pak Pong "Tujuan Utama Wisata Kuliner di Yogyakarta"
Well, sate klatak adalah makanan khas yang berasal dari kabupaten Bantul yang berbahan dasar daging kambing. Dengan spesifikasi tusuk sate terbuat dari besi jeruji sepeda yang cara memasaknya dengan dibakar dan hanya diberi bumbu garam saja.Oia, Sate Klatak Pak Pong yang saya kunjungiini adalah pusatnya, yang berlokasi di Jl Sultan Agung No. 18, Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul (Timur Stadion Bantul). Selain di pusat ada 2 cabang Sate Klatak Pak Pong lainnya, yakni Sate Pak Pong 2 dan Sate Pak Pong 3 yang lokasinya masih di seputaran Bantul juga.
Nah, lokasi Sate Pak Pong pusat ini ada di dua sisi jalan dengan bangunan yang berseberangan. Sisi kanan dari arah kota Jogja adalah tempat mengambil nomor antrian, kasir, dapur pengolahan makanan, serta tempat makan. Sementara, di seberang jalan selain bangunan semi terbuka dengan kursi/meja tempat makan, tersedia juga parkiran, toilet dan musholla.
Jadi alurnya, setelah kamu dan rombongan tiba, salah satu ada yang ambil nomor antrian dulu, yang lain cari meja. Setelahnya tunggu di meja sampai disamperin Mas/Mbak karyawan Sate Klatak Pak Pong yang akan mencatat pesanan sesuai nomor antrian.
Kemudian tunggu hingga pesananmu diantar, selesai makan baru ke kasir untuk bayar. Sebuah cara yang membuat antrian berurutan sesuai kedatangan pelanggan. Jadi enggak bakalan ada yang datang duluan, eh pesanannya datang belakangan.
Maka, biar enggak kecewa saat ambil antrian tanya dulu saja, kira-kira bakal nunggu berapa lama. Karena ada yang akhirnya balik kanan dan ngomel-ngomel setelah lamaaa pesanannya belum tiba. Mesti sabar yagesya, apalagi saat ramai pembelinya. Karena sate dan teman-temannya ini dadakan dibikinnya, jadi fresh...bukan yang sudah distok/dimasak duluan.
Oia, jika kita makannya di seberang kita mesti bolak-balik nyebrang jalan, tapi enggak usah khawatir karena Sate Pak Pong menyediakan petugas keamanan yang sekalian membantu menyeberangkan pengunjung, biar bisa bolak-balik dengan aman.
Sejarah Sate Klatak
Nama sate klatak sendiri lahir dalam berbagai versi, di antaranya karena bunyi yang ditimbulkan saat membakar atau memasak sate tersebut, yaitu klatak-klatak yang ditimbulkan dari suara garam yang terbakar.
Pada jaman dahulu, garam yang dipakai memang garam kasar “grosok” sehingga ketika terbakar, garam tersebut menimbulkan bunyi klatak. Bunyi inilah yang kemudian dipakai untuk menamakan olahan sate tersebut.
Sate klatak dijuluki juga sebagai sate ndeso yang didasarkan pada sifat atau pengolahannya yang sederhana sebab hanya dibumbui dengan garam saja.
Terus, apa beda sate klatak dengan sate kambing biasa?.
- Sate klatak merupakan sate kambing muda
- Ukuran irisan dagingnya relatif lebih besar dari sate biasa
- Ditusuk dengan jeruji besi
- Hanya diberi bumbu garam
- Disajikan dengan jeruji besinya dan jumlah tusuknya relatif lebih sedikit dari sate biasanya
- Penyajiannya disertai dengan kuah santan yang relatif encer
Lalu, saya pesan apa saja di Sate Klatak Pak Pong Jogja?
Hampir semua menu saya pesan! Kwkw, sampai-sampai ada 2 porsi yang saya minta dibungkus pulang karena sudah kekenyangan!
Jadi saya, suami dan si bungsu pesan:
- 3 x sate klatak @32.000
- tongseng @ 32.000
- kicik @ 32.000
- gulai daging @ 32.000
- tengkleng @ 38.000
- 2 x nasi goreng kambing @ 37.000
- es teh 2 x @5.000, es jeruk 2 x @5000, soda gembira @15.000
Total pesanan saya seharga: Rp 372.900
Sebuah harga yang sepadan bagi saya karena porsinya tuh porsi berbagi dengan isi yang sesuai ekspektasi!
Sate klataknya tuh dagingnya empuk, juicy, gurih, meski kabarnya hanya dibumbui garam saja tapi terasa tasty, enggak ada bau kambingnya (kadang ada olahan kambing yang menyisakan bau prengus kan, ini enggak sama sekali).
Sedangkan untuk olahan menu tengkleng dengan bahan utama adalah tulang-tulang kambing yang pada tulang tersebut masih tersisa atau melekat daging kambing, bisa digragoti sisa dagingnya karena empuk juga teksturnya. Bumbu kuahnya gurih berempah, dengan pedas yang pas.
Adapun gulai yang berbahan utama jeroan: usus, lemak, babat, ginjal, paru/limpa dengan kuah santan berbumbu berbagai rempah khas nusantara seperti bawang putih, bawang merah, kemiri, jahe, kunyit, ketumbar, serai, mantap cita rasanya
Lalu, olahan tongseng yang berbahan dasar irisan daging kambing berkuah gulai ditambah kol dan tomat segar, dipadukan dengan kecap manis dan irisan cabai. Sebuah rasa olahan kambing yang kaya rempah, pilihan pas dimakan dengan nasi goreng kambing yang enak yang ternyata dan satu piring aja porsinya banyaaak.
Dan tak lupa kicik, daging kambing yang dimasak dengan sedikit kuah gule, bikin bumbu meresap ke dagingnya, tau boleh dikatakan kicik ini merupakan tongseng kering/tanpa kuah berlimpah.@dianrestuagustina Sate Pak Pong #sateklatak #CapCut ♬ DJ TIWAS TAK GONDELI TENANAN ( KISINAN ) - YK FVNKY
bener banget mbak, orang lapar lebih mudah jadi "singa", bawaannya emosian hahaha
BalasHapusaku penasaran kira-kira dalam sehari sate klatak Pak Pong ini menghabiskan berapa kilo daging kambing ya, soalnya bukanya sampe jam 23.30, luar biasa bangettt
Temen-temenku kalau ke Jogya cukup sering kulineran di sate klatak, aku sendiri malah belum pernah cobain, mungkin next time kalau sempet cobain juga disini
hahaha aku pun kalo lagi laper nih, bisa-bisa cranky parah dan pundung makanya kalo lagi laper maksimal dan liat makanan maunya beli semua
BalasHapusSepertinya wajib aku coba deh kalau pas lagi jalan ke Yogya. Apalagi aku penggemar sate. Kadang ada ya sate kambing ya keras cuma kalau di Sate Pak Pong ini dagingnya juicy dan lembut ya mbak. Paling suka sama sate kambing yang empuk
BalasHapusNice share Kak, aku kebetulan pertengahan tahun ini ada rencana liburan ke yogya, lagi lihat-lihat rekomendasi kuliner dan wisata yang antimainstream dan menarik untuk di kunjungi. Sepertinya sate klatak ini menarik untuk diicipnicip
BalasHapusKicik yang daku tahu itu adalah kecil, hehe. Ternyata daging kambing ya.
BalasHapusSepertinya daku belum pernah mencicipi sate kambing muda. Pankapan boleh nih ketika traveling ke sana, bisa mencoba satenya juga sekalian
Mak Dian, aslinya aku ngiler banget lihat menu-menunya :)). Kalau ke Jogja aku kudu geret Mak Indah Juli buat ke sini nih. Udah sering bolak-balik ke Jogja, belum pernah soalnya ke sini :))
BalasHapusWah jadi tahu sejarah Sate Klatak. Selama ini kalo ke Jogja ya makan aja, seriusss enaaakk bangett!
BalasHapusTapi beneran deh beda yaa rasanya ama Sate kambing biasa mba. Apalagi ngga bau prengus gitu. Lebih empuk dan juicy, anak-anak juga suka dan ngga bilang bau. Suamiku juga suka gulai sama tongsengnya sih, beneran worth it lah sama ngantrinya.
Di Jogja kayaknya emang pusatnya wisata kuliner ya Mbak. Kayaknya anak wedhokku kalau diajak ke sini bakalan seneng banget nih, secara dia pecinta sate kambing. hahaha
BalasHapusWah, artikelnya Mbak Dian kali ini bikin ngiler banget! Aku jadi kebayang aroma daging kambing yang juicy dan gurih dari Sate Klatak Pak Pong. Selain rasanya yang legendaris, aku juga suka cara penyajiannya yang unik dengan tusuk sate terbuat dari besi jeruji sepeda. Cocok nih dijadiin destinasi wajib kalau ke Jogja nanti. Makasih ya mbak atas rekomendasinya!
BalasHapusah jadi kangen jogja baca tulisan ini. kemarin saya rasanya belum puas pas mampir ke jogja soalnya cuma 1 hari. semoga nanti bisa ke sana lagi
BalasHapusAdekku baru aja bulan lalu jalan-jalan ke Jogja dan dia mampir ke Sate Klatak Pak Pong ini lho. Waktu itu lihat story-nya adek di Instagram, cuma nggak paham kalau Sate Klatak Pak Pong ini ternyata memang terkenal dan jadi tujuan wisata kuliner,. Duh jadi kepingin nyobain juga deh.
BalasHapuswah kayaknya enak-enak yaa, baru lihat fotonya udah tergoda saya ingin mencobanya. Porsinya lumayan besar ya, boleh nih nanti pas ke Yogya cobain jugaa
BalasHapusSate Klatak tuh favoritku banget kalau pas mudik ke Yogyakarta, makanan wajib yang memang harus didatangi sih ini. Anakku juga suka sama sate klatak, kalau kata dia unik tusukannya dari besi.
BalasHapusWaaaah aku jadi kangen makan sate klatak Pak Pong. Emang sih antriannya bikin kita kudu belajar sabar. Tapi worth it sih kalo kata aku.
BalasHapusOh, sate kambing muda. Pantesan terlihat enak karena biasanya dagingnya lebih empuk. Harga seporsinya 30-an, masih okelah ya. Bukan yang mahal banget. Catet dulu siapa tahu singgah ke sana juga
BalasHapusHarganya umum lah ya untuk ukuran harga sate kambing. Di Lombok sini pun sekitar harga itu. Saya sering nih denger teman-teman ataupun keluarga yang kuliah/kerja di sana bercerita tentang kuliner Sate Klatak Pak Pong. Penasaran ih pengen coba, gimana bedanya dengan sate kambing biasa
BalasHapusWah selama ini aku terpaku pada gudeg kalau ke Yogya, ternyata ada juga kulineran sate yang cukup terkenal ya. Noted nih Sate Klatak Pak Pong.
BalasHapusSelain sate juga menyajikan temannya yaa, yaitu tengkleng. Abis makan semua itu ditutup dessert kue cucur, manteb :D
Waduh ini sate klatak dan teman-temannya kesukaan saya dan keluarga semua. Apalagi suami wah olahan kambing itu favoritnya banget.
BalasHapusKalau ke Yogya memang jangan sampai lupa mampir ke tempat sate klatak. Apalagi harganya cukup terjangkau
Sate Klatak Jogja ini memang viral banget ya, Mbak. Selain harga murah, rasanya maknyus. Kalau ke Jogja wajib banget sih kulineran ke sini. Kadang suka heran sih, kok bisa ya seenak itu satenya padahal bumbunya garem doang.
BalasHapusBelum pernah makan sate klatak deh unik banget ya dari jeruji besi tusuknya, jadi ngiler lihat dagingnya...
BalasHapusMbak aku juga pernah kesini. Sate klataknya besar banget ya potongannya. Trus itu tengklengnya enak banget ... Demi apa sebanyak itu aku makan sendirian. Puas banget 😂
BalasHapussate Pak Pong di Yogya ini emang jadi tujuan kulier wisatawan dari luark koa ya mbak
BalasHapusAaah, minumnya uu odaaa..
BalasHapusHihihi.. aku suka soda gembira.
Oiyaayaa.. baru sadar kalau tusukan satenya pakai besi.
Jadi Sate Pak Pong ini eco friendly foods banget yaah..
Auto ngileer.. kalau di Bojonegoro istilahnya kambing muda ini "Sate Cempe".
Cempe means anak kambing dari buku pepak boso jowo.
Siap, yuk ah agendakan mampir ke sate pak pong kalau mampir ke Jogja... Suamiku suka banget wisata kuliner terutama makanan lokal khas daerah seneng dia nyobain
BalasHapusWah aku baru tau tentang sate klatak ini, Mbak. Meski cuma dibumbui garam tapi enak dan enggak prengus, ya? Mungkin dagingnya dibumbui apa gitu ya sebelumnya. Hehe. Penasaran jadinya. Kayaknya enak banget :)
BalasHapusWah saya pernah nih mampir sate klatak Pak Pong ketika wisata ke Musieum Dirgantara. Di perjalanan pulang memang sengaja cari sate klatak yang tersohor ini. Memang benar2 istimewa sih rasa dan penyajiannya. Cocok 100% di lidah saya dan paman saya.
BalasHapusDicatat!
BalasHapusSuatu saat kalo ke Jogja akan singgah ke sate klatak pak Pong ya kak. Saya suka sekali daging kambing. Pas banget menu-menunya juga saya suka. Seperti nasi goreng kambing dan kawan-kawannya. Yang bikin penasaran kicik. Belum pernah rasa. Kalo tongseng di Medan sudah sering kak
sepertinya ini wajib dicoba nih. Ke jogja harus coba sate klatak pak pongo. Pilihan untuk list destinasi kuliner ke jogja
BalasHapusWiih sampai antre begitu ya. Luar biasa pengelolanya ya masioh bisa mempertahankan kekhasan sate klatak Pak Pong, makanya masih digemari. Rasa khasnya secara turun-temurun diceritakan antar generasi juga.
BalasHapusWah menunya benar-benar menggoda nih, bikin lapar yang melihat. Ada sate, tongseng dan juga gulai daging. Oya mbak baru tahu saya ternyata nama sate klatak itu berasal dari bunyi sate yang dibakar ya...kalau ke Yogya saya mau juga nih menikmati kelezatan sate klatak ini
BalasHapusWah saya catet nih alamtnya mba.
BalasHapusBerharap tahun ini bisa menyambangi jogja dan mampir di sate klataknya pak pong.