Pengelolaan Bisnis di Masa Purna Karya
Seri artikel tentang Pembekalan Masa Purna Karya (PMPK), training yang saya dan suami ikuti pada 19 - 23 Mei 2025, di The Patra Bali Resort & Villas masih berlanjut....
Saya berniat menuliskan semua pengalamannya, agar kegiatan pembekalan yang bernama lain Retirement Readiness yang diadakan kantor tempat suami saya bekerja yang diperuntukkan bagi pekerja (bersama pasangannya) jelang 1-5 tahun masa purna karya mereka ini, semua terdokumentasi.
Maklum, semakin matang usia, makin berkurang space memorinya, jadi kalau tidak ditulis begini, saya kuatir lupa...hiks! Sebab, training ini daging banget...banyak ilmu dan pengalaman dibagikan oleh para ahli juga praktisi!
Selama 5 hari, peserta yang berasal dari unit usaha di seluruh Indonesia mendapatkan materi, di antaranya: kesehatan mental tentang Persiapan Aspek Psikologis Memasuki Masa Pensiun, dan kesehatan fisik terkait Tips Mengatasi Keadaan Darurat Kesehatan.
Nah, di hari kedua kami dibekali materi terkait finansial yaitu: Pengelolaan Bisnis di Masa Purna Karya serta Perencanaan Keuangan Menuju Masa Pensiun.
Bisnis di Masa Purna Karya
Pemberian kesemua materi, tentu dimaksudkan setelah siap mental dan fisik, tahap selanjutnya adalah prepare buat finansial. Mulai deh ada mumet-mumetnya...Karena tidak mudah pastinya, pekerja yang bertahun-tahun berada di zona nyamannya, berkarya di bidang yang sama, jam kerja tetap, penghasilan pasti, menikmati fasilitas itu ini..eh tiba-tiba semua itu berhenti dan harus mulai semua dari nol lagi.
Memang sih, bisa saja tinggal menikmati masa pensiun dengan tidak aktif lagi bekerja. Tapi mengingat usia 56 tahun (usia pensiun di kantor suami) dibilang masih bisa produktif, kok ya sayang rasanya. Apalagi jika ternyata kami masih bisa membawa manfaat bagi sesama, dengan punya usaha yang bisa membuka lapangan kerja, kenapa tidak kan ya....
Nah, inilah yang dibahas dengan menarik oleh narasumber materi Coaching Bisnis dalam 'Pengelolaan Bisnis di Masa Purna Karya" oleh Bapak Indra Dewanto, MM, EPC (Leadership Development, Business Strategy, Service Strategy, Entrepreneurship, in finance, consumer goods, manufacturer, etc)
Lalu, apa saja bahasannya?
Nah, di awal sesi, masing-masing dari kami diminta oleh Coach Indra Dewanto untuk menyebutkan apakah sudah ada bisnis yang telah ditekuni selama ini.Dan, ternyata di antara peserta banyak yang sudah punya usaha bahkan lebih dari satu bisnisnya!
Ada yang punya klinik kesehatan (kebetulan istri pekerja adalah bidan), peternakan ayam petelur, peternak lele, punya salon kecantikan, produsen scarf/hijab printing, ada usaha kos-kosan (ini ada beberapa orang), memiliki toko sembako, punya sawah/kebun dan pewaralaba Indomaret...
Saya dan suami yang ikutan tunjuk tangan tim yang punya usaha jadi jiper sendiri hihihi...
Maklum usaha depot air minum dan self service laundry kami masih masuk kategori baru dibandingkan bisnis teman-teman lainnya yang sudah berkembang. Tapi, kami berdua sadar diri secara pensiun sih masih 5 tahun lagi, sementara teman-teman ada yang kurang 2 atau 1 tahun bahkan ada yang tahun ini pensiun. Jadi mereka sudah bersiap sebelumnya (lebih ke menghibur diri sih ini hihihi).
Nah, Coach Indra menanyakan apa sih sejatinya alasan berbisnis kita.., di antaranya:
- Menambah Penghasilan
- Mengembangkan Keterampilan
- Berkreasi Tanpa Batas
- Mewujudkan Mimpi
- Membuka Lapangan Kerja
Kemudian, jika sudah ada alasannya maka kita tentukan ide bisnis, bisa sesuai passion atau sesuai market. Sebaiknya keduanya beriringan, sebab jika kekeuh pilih sesuai passion tapi enggak ada market-nya bisnis enggak akan berjalan sesuai harapan.
Lalu, market selanjutnya bisa kita kerucutkan siapa, apakah beberapa orang (spesifik) atau semua sebagai dasar penentuan misi dan visi bisnis kita nantinya.
Merancang Business Model Canvass (BMC)
Next, ada Business Model Canvass (BMC) yang merupakan suatu perencanaan atau kerangka kerja yang membahas model bisnis dalam bentuk visual berupa canvas lukisan, agar mudah dimengerti dan dipahami.
Di mana BMC ini terdiri dari 9 elemen model bisnis yang dapat digambarkan secara visual, sehingga inovasi yang dibuat pada model bisnis perusahaan lebih mudah dipahami dan dimengerti, yakni:
Sementara untuk aktivitas terkait Customer Relations berisikan kegiatan perusahaan untuk menjalin hubungan dan memaksimalkan komunikasi melalui berbagai kontak, seperti: Website, Medsos
Promotion, CSR, Pameran, Gathering, Sponsorship
Lalu untuk Customer Channels ini merupakan sarana untuk menyampaikan manfaat atau nilai kepada Customer yang berbentuk distribusi dan jaringan penjualan, yang meliputi: Office/Representative Office, Webstore, Outlet/Toko, Marketplace, Pameran dengan transaksi, Telesales
3. Insfrastucture: Key Activities, Key Resources, Key Partnership
Selanjutnya, Key Resources adalah berbagai sumber daya penting yang dimiliki perusahaan untuk mewujudkan Value Proposition. Contoh : SDM, Pabrik/Alat Produksi, Teknologi, dsb.
Dan, Key Partners yang berisi pihak-pihak yang menjadi penentu terhadap jalannya bisnis, yaitu: Suplier, Reseller, Distributor, Principal
Kemudian terkait segi Finance, ada Revenue Stream yang mencakup sumber-sumber revenue yang dapat dioptimalkan oleh perusahaan, supaya perusahaan terus hidup dan berkembang. Revenue Stream bisa berasal dari layanan yang bersifat sekali bayar maupun berulang kali bayar/rutin.
Dan, Cost Structure yang meliputi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk membentuk, memproduksi, dan memasarkan produk atau layanan bisnis. Dengan pengelolaan biaya yang benar, bisnis akan menjadi lebih efisien, hemat, dan meminimalkan resiko kerugian.
Wahh acaranya menarik dan meriah sekali ini... heheh. Pengen juga dateng kesana, siapa tahu dapat ilmu bisnis yang dapat saya terapkan, heheh
BalasHapus