Perencanaan Keuangan Menuju Masa Pensiun
Pembekalan Masa Purna Karya (PMPK) yang saya ikuti bersama suami pada 19 - 23 Mei 2025, di The Patra Bali Resort & Villas, adalah pelatihan yang diberikan kepada calon purna karya di perusahaan tempat suami saya bekerja yang dirancang khusus untuk peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun.
Sebagai awal Pak Arief Budiman mengingatkan tentang faktor pembentuk perilaku keuangan, yang terdiri dari 3 hal, yakni: daily life, social life dan money personality. Sementara Indikator Kesehatan Keuangan seseorang bisa dikatakan positif itu jika: cashflow bulanan positif, aset investasi minimal 50% dari total aset, dan aset likuid 3x-12x pengeluaran rutin bulanan.
Nah, investasi tuh berkaitan dengan pertumbuhan kekayaan. Memiliki keuangan yang stabil memungkinkan seseorang untuk berinvestasi. Ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan kekayaan lebih lanjut dan menciptakan lebih banyak peluang keuangan di masa depan.
Kemudian, agar punya keuangan yang stabil dibutuhkan perencanaan anggaran yang matang. Anggaran rumah tangga atau bujet merupakan suatu rencana yang disusun untuk seluruh kebutuhan pembayaran keluarga dan juga memenuhi rencana di masa depan. Contoh sederhana adalah dengan membuat rencana pengeluaran dalam bentuk membagi pemasukan ke berbagai pos-pos pengeluaran rumah tangga.
Butuh Mendadak: pengeluaran yang tidak diketahui kapan akan dibutuhkan, yakni: biaya kesehatan yang tidak ditanggung BPJS/Asuransi, musibah, masalah kendaraan
Ingin: pengeluaran yang menjadikan hidup lebih nyaman & menyenangkan, tidak wajib, tetapi penting, contohnya: plesir dan liburan, hobi, hebutuhan hari raya.
Checklist Kesiapan Pensiun
Well, jangan lupakan juga Prioritas Pengelolaan Dana Pesangon, yaitu: kewajiban zakat, kebutuhan biaya hidup termasuk dana darurat, pelunasan pinjaman, kebutuhan membesarkan anak termasuk dana pendidikan, menambah portofolio dana pensiun dan dana kesehatan, mewujudkan tujuan keuangan lain dan memenuhi gaya hidup.
Nah, bagaimana caranya Memperkirakan Besaran Dana Pensiun?
Sementara, risiko dalam Investasi: risiko likuiditas (seberapa cepat investasi bisa jadi uang tunai), risiko volatilitas (naik turunnya harga saham, bisa membuat modal naik & turun pada suatu titik), risiko gagal bayar (jika saat tarik dana, broker/penerbit tidak bisa bayar), risiko pasar (kondisi makro-ekonomi).
Economic Conditions to Our Financial Portfolio:
1. Pasar Uang
Pengertian Dasar: efek yang diberikan atas penempatan dana berupa utang dalam jangka pendek dan memberikan pendapatan berupa bunga atau bagi hasil. Nilai = nilai pokok + pendapatan yang belum dibayarkan. Risiko sangat rendah.
Jenis Instrumen: Tabungan, Sertifikat Deposito, Treasury Bonds.
Cara membeli: datang ke Bank/melalui mobile banking, tentukan tenor dan jenis deposito berdasarkan produk – produk yang ditawarkan oleh pihak bank, melakukan setoran untuk membuka deposito, setelah dinyatakan berhasil, kita akan menerima bilyet sebagai bukti kepemilikan deposito.
2. Instrumen Pendapatan Tetap
Pengertian Dasar: Surat utang dengan tenor (kurun waktu) yang telah ditentukan untuk pengembalian dana disertai dengan pembayaran bunga secara berkala. Efek yang ditentukan atas penempatan dana
berupa utang jangka menengah dan jangka panjang. Nilai dari instrumen pendapatan tetap yang jumlahnya relatif stabil, ditentukan berdasarkan harapan akan pendapatan. Risiko relatif rendah.
Jenis Instrumen: Surat Berharga Negara Ritel (Obligasi Negara Ritel Indonesia, Sukuk Ritel, Savings Bond Ritel, Sukuk Tabungan), Obligasi Pemerintah, Obligasi Swasta.
Cara membeli: melalui Mitra Distribusi (Bank, Sekuritas, Fintech) secara online, Registrasi dan Pendaftaran > Pemesanan > Pembayaran > Konfirmasi
3. Saham
Pengertian Dasar: efek yang diterbitkan berdasarkan kepemilikan (bersama) atas suatu perusahaan. Nilai ditentukan berdasarkan nilai perusahaan, kinerja, kebijakan dividen, dan prospek potensi hasil tinggi dalam jangka panjang. Penilaian dengan Analisa fundamental, Valuasi, dan Teknikal. Risiko tergolong tinggi.
Jenis Instrumen: Saham Biasa, Saham Preferen, Waran. Diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 1 LOT = 100 Lembar Saham.
Cara membeli: pilih Perusahaan Sekuritas, buka rekening dana nasabah (RDN), tentukan saham yang akan dibeli dan banyaknya.
4. Reksa Dana
Pengertian: wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan kembali ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (dimana harta bersama milik pemodal disimpan dan diadministrasikan oleh Bank Kustodian).
Bentuk Reksa dana: Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dana dapat bersifat Terbuka atau Tertutup.
Jenis-jenisnya: Reksa dana pasar uang, Reksa dana pendapatan tetap, Reksa dana campuran, Reksa dana saham, Reksa dana indeks.
Penerbit: Manajer Investasi (BRI-MI, MAMI, Bahana TCW, Trimegah AM, Batavia PAM, BNI AM, dll). Penjual: APERD - Agen Penjual Efek Reksa Dana (Bibit, BCA, BNI sekuritas, dll)
5. Mengenal Investasi Alternatif
Contoh Kasus: Simulasi Biaya Kos-kosan di Sekitar UI Depok
Harga tanah Rp 6.000.000/m² dan tanahnya seluas 300 m², jadi kebutuhan modalnya Rp 1.800.000.000. Asumsi 1 kamar berukuran 3x4 m², dan penggunaan lahan untuk kamar 70% (sisanya untuk parkiran, jemuran dsb). Kamar yang dibuat sebanyak 15 kamar (1 lantai). Butuh rata-rata biaya Rp50.000.000/ kamar, jadi kebutuhan modalnya Rp 750.000.000
Pelatihan yang meningkatkan awareness terhadap finansial, kesehatan fisik dan mental, serta perencanaan pengembangan bisnis untuk masa purna karya ini dilaksanakan selama 5 hari dengan agenda dan narasumber yang menarik agar para peserta mendapatkan pengalaman berharga selama masa pembekalan.
Peserta PMPK berasal dari calon purna karya beserta pasangan dimana diharapkan melalui kegiatan ini peserta akan semakin matang dan siap menjalani masa purna karya dengan berbagai bekal ilmu dan bahagia bersama keluarga.
Nah, di hari kedua setelah mendapatkan materi "Pengelolaan Bisnis di Masa Purna Karya", pada sesi kedua kami mendapatkan ilmu tentang "Perencanaan Keuangan Menuju Masa Pensiun".
Materi disampaikan oleh tim Zapfinance, Bapak Arief Budiman, SE, MBA, CFP, QWP, CPC., Senior Consultant Zapfinance, Master Degree di MM Universitas Gajah Mada, Pengajar di Universitas Bina Nusantara dan Universitas MM UGM Jakarta-Jogja serta Pemegang sertifikasi CFP & CPC.
Sesi yang berlangsung hangat dan interaktif ini menarik sekali, apalagi bagi kami-kami peserta yang semuanya masuk kategori Generasi X yang rata-rata kurang menguasai soal investasi. Apalagi tak semua orang mampu dan mau untuk berbisnis sendiri. Sehingga investasi bisa jadi opsi sumber pemasukan di masa pensiun nanti.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan terkait perencanaan keuangan menuju masa pensiun?
Perencanaan Keuangan Dasar
Don’t Put All Your Eggs in One Basket
Sebuah nasihat yang berarti bahwa seseorang sebaiknya tidak memusatkan semua upaya dan sumber daya di satu area karena seseorang dapat kehilangan segalanya.
Demikian juga dengan aset kita. Jangan menempatkan seluruh dana dalam satu jenis aset atau instrumen saja. Karena jika gagal, dampaknya akan ambyaaar! Prinsip ini menekankan pentingnya diversifikasi dengan memiliki beraneka aset di antaranya: rumah, tanah, surat berharga, perhiasan, kendaraan, karya seni, emas, dan instrumen keuangan.
Sebagai awal Pak Arief Budiman mengingatkan tentang faktor pembentuk perilaku keuangan, yang terdiri dari 3 hal, yakni: daily life, social life dan money personality. Sementara Indikator Kesehatan Keuangan seseorang bisa dikatakan positif itu jika: cashflow bulanan positif, aset investasi minimal 50% dari total aset, dan aset likuid 3x-12x pengeluaran rutin bulanan.
Nah, investasi tuh berkaitan dengan pertumbuhan kekayaan. Memiliki keuangan yang stabil memungkinkan seseorang untuk berinvestasi. Ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan kekayaan lebih lanjut dan menciptakan lebih banyak peluang keuangan di masa depan.
Kemudian, agar punya keuangan yang stabil dibutuhkan perencanaan anggaran yang matang. Anggaran rumah tangga atau bujet merupakan suatu rencana yang disusun untuk seluruh kebutuhan pembayaran keluarga dan juga memenuhi rencana di masa depan. Contoh sederhana adalah dengan membuat rencana pengeluaran dalam bentuk membagi pemasukan ke berbagai pos-pos pengeluaran rumah tangga.
Misalnya, Anggaran Bulanan 7 Pos Keuangan: 5% zakat/sedekah/sosial, 60% biaya hidup bulanan dan cicilan, 10 % investasi masa depan, 10% gaya hidup dan hiburan, 5% nabung pembelian besar, 5% dana darurat, 5% premi asuransi.
Lalu darimana saja sumber pemasukan di masa pensiun?
Wajib: pengeluaran yang wajib dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan, tidak bisa ditunda/diganti dan merupakan komitmen, seperti: bayar cicilan, bayar sekolah anak
Lalu darimana saja sumber pemasukan di masa pensiun?
- Penghasilan Aktif: gaji pekerjaan utama, honor pekerjaan sampingan, bagi hasil bisnis (usaha), penghasilan dari talenta
- Penghasilan Pasif: uang pensiun bulanan, dari DANA PENSIUN, penghasilan dari aset investasi keuangan, penghasilan dari aset produktif
- Mengambil Aset Pensiun: dana di tabungan pensiun, menjual aset-aset yang ada.
Wajib: pengeluaran yang wajib dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan, tidak bisa ditunda/diganti dan merupakan komitmen, seperti: bayar cicilan, bayar sekolah anak
Butuh/Rutin Bulanan: pengeluaran yang harus dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan, tetapi bisa diganti/dihemat, seperti: belanja bulanan/dapur, listrik, air & internet, transportasi, pajak-pajak
Butuh Mendadak: pengeluaran yang tidak diketahui kapan akan dibutuhkan, yakni: biaya kesehatan yang tidak ditanggung BPJS/Asuransi, musibah, masalah kendaraan
Ingin: pengeluaran yang menjadikan hidup lebih nyaman & menyenangkan, tidak wajib, tetapi penting, contohnya: plesir dan liburan, hobi, hebutuhan hari raya.
Perencanaan Dana Hari Tua (Pensiun)
Bagaimana, sudah ada gambaran tentang sumber pemasukan dan pos pengeluaran apa saja yang ada saat masa purna karya?
Ingat...ingat....perencanaan dana hari tua ini penting dilakukan, jangan sampai kita masuk ke kategori Mantab (makan tabungan) yang menggunakan uang tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat masa purna bakti.
Untuk itu yuk coba kita isi beberapa checklist berikut ini!
- Apakah Anda sudah memiliki dana darurat yang ideal?
- Apakah Anda sudah tidak memiliki utang?
- Apakah Anda sudah memiliki rumah tinggal?
- Apakah investasi Anda sudah mencapai semua tujuan keuangan yang diinginkan?
- Apakah Anda sudah memiliki aset aktif yang memberikan penghasilan pasif?
- Apakah penghasilan pasif Anda sudah bisa untuk memenuhi gaya hidup ideal?
- Saya ingin memiliki usaha: siapkan modal usaha, menambah skill, menata mental pengusaha
- Saya ingin bekerja lagi: membangun jejaring, menambah skill, menyiapkan aset produktif
- Saya ingin menikmati hidup: menurunkan gaya hidup, menyiapkan aset produktif.
- Evaluasi kebutuhan untuk pengeluaran kesehatan
- Periksa manfaat tunjangan kesehatan yang mungkin diterima
- Menjadi bagian dari peserta BPJS Kesehatan
- Membeli asuransi kesehatan bilamana diperlukan.
Well, jangan lupakan juga Prioritas Pengelolaan Dana Pesangon, yaitu: kewajiban zakat, kebutuhan biaya hidup termasuk dana darurat, pelunasan pinjaman, kebutuhan membesarkan anak termasuk dana pendidikan, menambah portofolio dana pensiun dan dana kesehatan, mewujudkan tujuan keuangan lain dan memenuhi gaya hidup.
Nah, bagaimana caranya Memperkirakan Besaran Dana Pensiun?
- Setelah memutuskan kapan akan pensiun, seseorang harus memutuskan kebutuhan penghasilan di hari tuanya. Berapa jumlah uang yang harus dikumpulkan untuk persiapan di hari tua
- The 4% Rule atau The Trinity Study adalah tingkat penarikan maksimum yang bisa dilakukan supaya tidak kehabisan dana selama masa pensiun
- 4% digunakan sebagai acuan karena merujuk pada paper yang sangat berpengaruh dalam bidang finansial tahun 1998 yang ditulis oleh 3 profesor keuangan di Trinity College dengan melihat tingkat pengembalian investasi dalam 15-30 tahun, secara rata-rata sangat kecil kemungkinan akan kurang dari 4% per tahun
- Prinsip ini mengasumsikan semua dana yang dikumpulkan tersebut disimpan dalam bentuk investasi, baik deposito, saham, atau obligasi. Imbal hasil umumnya adalah 7% per tahun, sedangkan rata-rata inflasi 3% per tahun. Apabila diselisihkan, maka akan menerima 4% sebagai jumlah yang bisa dipergunakan. Inilah dari mana angka 4% tersebut muncul.
Yang terakhir, bagaimana membangun dana pensiun ini?
Bisa dari:
- Program Pensiun: Dana Pensiun Pemberi Kerja - DPPK, Dana Pensiun Lembaga Keuangan - DPLK
- Program Pemerintah: BPJS Ketenagakerjaan/BPJamsostek, Taspen, Asabri
- Swadaya: Aset Keuangan, Aset Produktif
Manajemen Aset untuk Masa Pensiun
Nah, keuntungan atau kerugian dari suatu Investasi, terdiri dari dua komponen: kas yang diterima dari suatu investasi (pendapatan bunga), kas yang didapat dari selisih peningkatan atau penurunan harga dari investasi awal yang dibeli (capital gain or loss). Umumnya dihitung berupa persentase dari modal awal dan dihitung berdasarkan satu periode (year on year).Sementara, risiko dalam Investasi: risiko likuiditas (seberapa cepat investasi bisa jadi uang tunai), risiko volatilitas (naik turunnya harga saham, bisa membuat modal naik & turun pada suatu titik), risiko gagal bayar (jika saat tarik dana, broker/penerbit tidak bisa bayar), risiko pasar (kondisi makro-ekonomi).
Economic Conditions to Our Financial Portfolio:
- Suku Bunga turun Bunga Deposito turun
- Suku Bunga turun Kinerja Reksa Dana Pasar Uang stagnan
- Suku Bunga turun Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap naik
- Suku Bunga turun Harga Saham cenderung naik
- Suku Bunga turun Harga Obligasi cenderung naik
- Inflasi naik Harga Saham cenderung turun
- Inflasi naik Harga Obligasi cenderung turun
- IHSG naik Harga saham cenderung naik
- Kurs IDR melemah Harga Saham cenderung turun
1. Pasar Uang
Pengertian Dasar: efek yang diberikan atas penempatan dana berupa utang dalam jangka pendek dan memberikan pendapatan berupa bunga atau bagi hasil. Nilai = nilai pokok + pendapatan yang belum dibayarkan. Risiko sangat rendah.
Jenis Instrumen: Tabungan, Sertifikat Deposito, Treasury Bonds.
Cara membeli: datang ke Bank/melalui mobile banking, tentukan tenor dan jenis deposito berdasarkan produk – produk yang ditawarkan oleh pihak bank, melakukan setoran untuk membuka deposito, setelah dinyatakan berhasil, kita akan menerima bilyet sebagai bukti kepemilikan deposito.
2. Instrumen Pendapatan Tetap
Pengertian Dasar: Surat utang dengan tenor (kurun waktu) yang telah ditentukan untuk pengembalian dana disertai dengan pembayaran bunga secara berkala. Efek yang ditentukan atas penempatan dana
berupa utang jangka menengah dan jangka panjang. Nilai dari instrumen pendapatan tetap yang jumlahnya relatif stabil, ditentukan berdasarkan harapan akan pendapatan. Risiko relatif rendah.
Jenis Instrumen: Surat Berharga Negara Ritel (Obligasi Negara Ritel Indonesia, Sukuk Ritel, Savings Bond Ritel, Sukuk Tabungan), Obligasi Pemerintah, Obligasi Swasta.
Cara membeli: melalui Mitra Distribusi (Bank, Sekuritas, Fintech) secara online, Registrasi dan Pendaftaran > Pemesanan > Pembayaran > Konfirmasi
3. Saham
Pengertian Dasar: efek yang diterbitkan berdasarkan kepemilikan (bersama) atas suatu perusahaan. Nilai ditentukan berdasarkan nilai perusahaan, kinerja, kebijakan dividen, dan prospek potensi hasil tinggi dalam jangka panjang. Penilaian dengan Analisa fundamental, Valuasi, dan Teknikal. Risiko tergolong tinggi.
Jenis Instrumen: Saham Biasa, Saham Preferen, Waran. Diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 1 LOT = 100 Lembar Saham.
Cara membeli: pilih Perusahaan Sekuritas, buka rekening dana nasabah (RDN), tentukan saham yang akan dibeli dan banyaknya.
4. Reksa Dana
Pengertian: wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan kembali ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (dimana harta bersama milik pemodal disimpan dan diadministrasikan oleh Bank Kustodian).
Bentuk Reksa dana: Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dana dapat bersifat Terbuka atau Tertutup.
Jenis-jenisnya: Reksa dana pasar uang, Reksa dana pendapatan tetap, Reksa dana campuran, Reksa dana saham, Reksa dana indeks.
Penerbit: Manajer Investasi (BRI-MI, MAMI, Bahana TCW, Trimegah AM, Batavia PAM, BNI AM, dll). Penjual: APERD - Agen Penjual Efek Reksa Dana (Bibit, BCA, BNI sekuritas, dll)
5. Mengenal Investasi Alternatif
Beli fisik Logam Mulia, Tabungan Emas, Cicilan Emas, Emas Digital. Waktu ideal untuk menyimpan emas setidaknya 5 TAHUN
Harga tanah Rp 6.000.000/m² dan tanahnya seluas 300 m², jadi kebutuhan modalnya Rp 1.800.000.000. Asumsi 1 kamar berukuran 3x4 m², dan penggunaan lahan untuk kamar 70% (sisanya untuk parkiran, jemuran dsb). Kamar yang dibuat sebanyak 15 kamar (1 lantai). Butuh rata-rata biaya Rp50.000.000/ kamar, jadi kebutuhan modalnya Rp 750.000.000
Harga sewa kos Rp 1.200.000 dan biaya perbulan rata ratanya (listrik, air, wifi, penjaga, dsb) Rp400.000. Jadi 1 kamar bisa menghasilkan Rp 800.000. Dalam 1 tahun mendapatkan Rp 800.000 x 15 x 12 = Rp144.000.000. Pemilik kosan membutuhkan (Rp 2.550.000.000/Rp 144.000.000) 17 Tahun 7 Bulan untuk balik modal (asumsi semua kamar terisi).
Tips Mengelola Keuangan bagi Pensiunan Generasi X
Bagaimana, sudah tercerahkan dengan aneka produk investasi yang ada? Rencana mau pilih yang mana? Yang jelas tetap ingat nasihat yang tadi ya: Don’t Put All your Eggs in One Basket. Dibagi-bagi saja dana/asetnya, jangan ditempatkan pada satu aset/instrumen saja biar amaaaan terkendali semua!Oh ya, ada tips diberikan pada sesi ini bagaimana mengelola keuangan bagi pensiunan generasi X, yakni:
- Memilih gaya hidup yang sesuai
- Bijak sebelum berutang
- Kartu kredit bukan dana darurat
- Opsi di masa pensiun: Aset Keuangan (Deposito, Saham, Instrumen Pendapatan Tetap) dan Aset Produktif (Kontrakan/ Kost, Sewa-menyewa alat, Sewakan lahan)
- Pilihan Investasi untuk Memenuhi Kebutuhan: Warisan (Aset Lainnya), Beli rumah-Pendidikan Anak-Dana Pensiun/ Building Wealth (Properti, Saham, Reksa Dana), Dana Kebutuhan Tidak Terduga (Deposito, Tabungan)
Salam Semangat
Dian Restu Agustina
Posting Komentar untuk "Perencanaan Keuangan Menuju Masa Pensiun"