Alhamdulillah, setelah mendapatkan siraman rohani dari Ustadz Subhan Bawazier, di hari kedua Sarasehan ke-7 Salam Jamiyyah Al Azhar Indonesia, saya mendapatkan insight baru tentang "Personal Branding Pemimpin Wanita" dari Dr. Hj. Arzeti Bilbina, MAP. Seorang model/aktris/public figure yang juga anggota DPR RI fraksi PKB, serta pemerhati anak dan kesehatan.
Sungguh bersyukur selama tiga hari, pada 19-21 Nov 2025 lalu, saya bisa menghadiri Sarasehan ke-7 Salam Jamiyyah Al Azhar Indonesia ini. Sebuah event tahunan yang menjadi ajang silaturahmi pengurus Jamiyyah Al Azhar seluruh Indonesia.
Senangnya, tak hanya bisa menguatkan silaturahmi, sinergi dan kolaborasi antar pengurus Jamiyyah, kami peserta juga bertambah wawasan dan ilmu baru dari narasumber yang mengisi acara.
Diikuti sekitar 100 peserta yang merupakan Ketua atau pengurus Jamiyyah dari berbagai sekolah Al Azhar yang berada dalam naungan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia. Kegiatan berlangsung di Karawang, Jawa Barat tepatnya di Al Azhar Karawang dan Hotel Resinda, Karawang.
Nah, materi "Personal Branding Pemimpin Wanita" dibawakan Arzeti Bilbina dalam sesi interaktif, bertanya jawab langsung dengan peserta sarasehan.
Berikut ringkasan diskusi yang berlangsung hangat sebelum sesi kedua yang disampaikan oleh Intan Erlita, M.Psi, Psikolog ini.
Personal Branding Pemimpin Wanita
Membuka sesi, Arzeti Bilbina menekankan pentingnya stabilitas emosional ketika menghadapi tantangan, terutama bagi wanita yang memprioritaskan keluarga daripada karier meskipun memiliki pendidikan tinggi.
Arzeti yang memulai karir sebagai model ini lalu menyoroti nilai perempuan yang memilih menjadi ibu dan istri, membesarkan anak-anak dan mendukung suami. Ia mengungkapkan kekaguman kepada mereka yang telah menemukan kepuasan dalam peran ini.
Memang tantangan yang dihadapi oleh perempuan pekerja yang jadwalnya tidak fleksibel itu tak mudah dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang dapat mengatur waktu untuk hadir bagi anak-anak mereka.
Tapi Arzeti menyarankan agar mereka tidak merasa tak mampu karena memprioritaskan keluarga daripada kariernya. Juga menekankan bahwa membesarkan anak adalah upaya yang mendalam dan berdampak. Merujuk pada pengalaman pribadinya yang mengalami momen rasa bersalah terhadap suami atas ketidaknyamanan anak dan kesedihannya ketika anaknya merindukan Arzeti saat ia pergi.
Perempuan berdarah Minangkabau ini juga menceritakan masa kecilnya, yang menanamkan etos kerja yang kuat dan fokus untuk menikmati proses kehidupan, bahkan di tengah kesulitan.
Sementara, membahas topik personal branding bagi para pemimpin wanita, Arzeti menekankan pentingnya karakter yang baik, kebaikan hati, dan komunikasi yang efektif dalam sebuah tim. Ia menyarankan perempuan untuk berfokus pada tujuan positif, bertindak tegas meskipun dengan dukungan terbatas, dan mengabaikan hal-hal negatif.
Juga, menyoroti pentingnya menjaga tata krama dan etika yang baik, menghindari validasi eksternal, dan menerima kritik yang membangun untuk perbaikan berkelanjutan.
Menurutnya penting bagi perempuan untuk memilih lingkungan yang suportif dan menghindari pengaruh negatif. Arzeti berbagi pendekatan pribadinya terhadap media sosial, dimana Ia lebih memilih interaksi tatap muka dan diskusi yang bermakna daripada terus-menerus mengunggah postingan.
Ia menekankan pentingnya mencari ilmu dari sumber tepercaya dan panutan, dengan berfokus pada contoh positif tentang karakter dan etika.
Pentingnya Pembelajaran dan Pengembangan Diri
Arzeti yang juga Ibu dari 3 putra-putri ini, kemudian membahas pentingnya pembelajaran dan pengembangan diri yang berkelanjutan, terutama bagi perempuan dalam peran kepemimpinan. Ia mendorong perempuan untuk menerima tantangan sebagai peluang untuk berkembang dan mempertahankan pandangan positif, bahkan ketika menghadapi kesulitan.
Terkait tentang menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional, Arzeti berusaha menjaga kepercayaan diri, dan menghadapi kritik. Ia menekankan pentingnya kedamaian batin, mencari pertolongan ilahi, dan berfokus pada kontribusi positif daripada berkutat pada hal-hal negatif.
Kemudian Ia menyarankan para peserta untuk tidak berkutat pada kegagalan masa lalu, melainkan memandangnya sebagai pengalaman belajar. Tak lupa penting adanya menetapkan batasan, memprioritaskan kesehatan baik fisik maupun
kesehatan mental, dan membuat pilihan yang sadar tentang bagaimana menggunakan waktu dan energi.
(Jangan sampai kita perlu jasa
terapis energetik yagesya...itu lho praktisi yang menggunakan energi untuk membantu menyeimbangkan aliran energi vital dalam tubuh guna mengurangi stres, melepaskan emosi terpendam, dan meningkatkan kesejahteraan. Pokoknya sehat-sehat kitaaaa... )
Nah, anggota DPR RI Fraksi PKB Dapil 1 Jatim (Surabaya-Sidoarjo) ini kemudian menekankan pentingnya perempuan saling mendukung, menciptakan lingkungan yang positif, dan terus berupaya meningkatkan diri.
Ia menyoroti nilai yang menjadi bagian dari komunitas yang suportif seperti Jamiyyah Al Azhar Indonesia, yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan berkontribusi bagi masyarakat.
Di akhir sesi, Arzeti menutup materi dengan mendorong perempuan untuk merangkul peran mereka sebagai pemimpin dan mentor, menekankan bahwa kontribusi mereka sangat berharga dan bahwa mereka adalah individu terpilih yang memiliki kapasitas untuk memberikan dampak positif yang signifikan.
Sungguh, sebuah sesi yang hangat dan penuh semangat pada Sarasehan Salam Jamiyyah Al Azhar ke-7! 💗
Salam
Dian Restu Agustina
Posting Komentar untuk "Arzeti Bilbina: Personal Branding Pemimpin Wanita"