Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku: Damar Hill

Review Buku: Damar Hill - Dataran Tinggi Gayo, Secangkir Kopi dan Dua Keping Hati


Judul: Damar Hill 
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 
Cetakan: 1/2017 
Halaman: 307
ISBN: 978-602-03-7592-2


"Tapi kita tidak hidup untuk masa lalu. Ada saatnya untuk mempertahankan, dan ada saatnya kita harus belajar melepaskan..." (hal 304)




Entah kenapa novel ini begitu memikat saya. Mungkin dari latar cerita yang menggambarkan keindahan Dataran Tinggi Gayo dengan danau yang tenang, pekebunan kopi dan pernak pernik budayanya. Atau karena kedalaman cerita yang menyeret rasa pada kekuatan karakter tokoh-tokohnya yang unik beserta rentetan kisah hidup yang menarik. 

Membacanya, juga membuat saya seperti ikut merasakan kebekuan air danau. Membayangkan hijaunya perbukitan. Juga mereka-reka aroma secangkir kopi Gayo yang diseduh langsung di kebunnya. 

Nadya Sera, memutuskan kembali pulang untuk mengurus Damar Hill, penginapan tua milik keluarganya, setelah kehilangan pekerjaan sebagai pustakawan. Ia mencoba lagi menyusun serpihan hati diantara setumpuk rahasia, duka dan perasaan bersalah yang terpendam di sana. Ayahnya, yang selalu mengkhawatirkan dan menyayanginya, menyambut dengan pesan untuk melanjutkan hidup. "Kadang lebih baik kalau kamu melepaskan apa yang seharusnya pergi.." (hal 62) 

Sementara Daryl Sukmawan, menyimpan rasa bersalah yang mendalam setelah kehilangan orang yang sangat dicintai. "Aku bisa saja menutup hati dan ingatan, melanjutkan hidup, tapi aku memilih menanggung rasa bersalah itu". (hal 253) 

Nadya tak pernah menyangka pertemuan mereka yang tak disengaja di Red Mountain, kedai kopi milik Daryl, membuat mereka melangkah ke pusaran narasi yang mampu membuatnya membuka diri. Daryl pun sama. Nadya, gadis yang disukainya sejak pertama jumpa di kedai kopinya, membuatnya ingin mencoba menemukan jangkarnya, meski ragu sempat menerpa. "Aku takut aku tidak berhak untuk bahagia...sementara keinginanku untuk bahagia denganmu membuatku nyaris gila..." (hal 260) 

Nadya, melewati masa kecil dengan bahagia. Rumah besar dengan banyak kamar. Ayah, yang meski punya dua keluarga dan dua rumah, mencintainya dengan cara tak biasa. Dan, Ibu yang dulunya pengajar, lalu memilih tinggal di rumah untuk mengasuhnya dan menjadi penulis buku. Hidup yang sempurna. Sampai satu ketika, segalanya berubah. Tragedi demi tragedi membentuknya jadi pribadi yang takut untuk bahagia. Dan, merasa tak layak menjalani takdir yang lebih berwarna.

Daryl, di tengah kedukaan berkepanjangan, berharap Nadya mengisi ruang kosong di hatinya. Meski ia ragu, setelah tahu bahwa gadis itu berhati sama kelabu dengannya. Apalagi setelah Katinka, mantan istrinya datang menawarkan untuk pulang bersama ke masa lalu mereka. Sebuah pilihan yang membingungkan baginya. Apakah memupuk tunas cinta bersama Nadya yang belum teruji, ataukah menjaga ingatan dan berbagi kenangan yang sama dengan Katinka?

Novel bergenre amore ini kisahnya manis berpagar kuatnya latar adat yang agamis. Cerita dari awal ke akhir runut dan mengalir cair. Beberapa istilah budaya setempat dipakai dengan disertai penjelasan sehingga pembaca tak kebingungan.

Pada awal kisah, pembaca dibuat menebak siapa sebenarnya Nadya Sera dan sejarah yang membuat ia menjauh dari Damar Hill, rumah masa kecilnya. Dengan cantik, penulis mengulik pelan, bagian per bagian hingga akhirnya di akhir cerita barulah tertebak semua.

Penulis juga menjabarkan keindahan tempat Damar Hill berada dengan apik sehingga pembaca merasa seperti berada di sebuah kota di Dataran Tinggi Gayo, seperti yang digambarkannya. Tak heran karena penulis memang lahir dan besar di kota dengan suhu yang menggigit tulang itu.

Akhirnya, novel ini memang pas dijadikan bacaan bagi siapa saja. Karena ceritanya yang bertema kekinian, juga berbagai pesan yang terselip tentang beragam kebaikan. Betapa maaf bisa meringankan langkah. Bagaimana hidup harus dimulai dengan langkah baru, setelah masa lalu dilepaskan berlalu. Dan, keyakinan akan ada hal-hal baik yang dibawa takdir setelah tahun-tahun gelap menyelimuti kehidupan. 


Have faith, something good is going to happen.



#ODOPOKT5 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One Post Oktober 2017 
Blogger Muslimah Indonesia 
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

27 komentar untuk "Review Buku: Damar Hill"

  1. mbak bertema amore itu saya belum paham.. tapi penasaran ingin membacanya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novel genre amore itu novel cinta dewasa dengan bahasa puitis, kisah cinta yang lebih mendalam (lebih pada perasaan sang tokoh) dan happy ending.

      Tapi novel ini agamis, berlatar Aceh Gayo, jadi nggak ada bahasa vulgarnya.

      Hapus
  2. Saya jadi penasaran pengen baca juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ikutan give away saya Mbak..ada di IG

      Atau cari di Gramedia ada :)

      Hapus
  3. Saya juga baru kenal kata Amore setelah dulu berteman dengan mbak Bulan di facebook. Waktu itu beliau ngomongin novel pertamanya yang juara di GPU, By Your Side. Belum punya sih, kepingin beli 😊 Kalo yg Damar Hill, ngikut giveaway dulu aja. Kali aja menang, hihi. Thanks resensinya, Mbak. Baru baca gini aja udah tersihir kata-katanya. Duh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia..pandai kali adik penulisnya meramu kata..Semoga beruntung giveaway nya yaaa:)

      Hapus
  4. Penasaran banget sama buku kedua ini, buku pertama penulis juga aku suka :)

    BalasHapus
  5. Buku yang sangat menarik, jadi pengen membacanya langsung

    BalasHapus
  6. Wah.. ada GA nya buku ini di IG mba Dian? Salam kenal mba. Dhika meluncur kesana ya, siapa tau jodoh.hehehe

    BalasHapus
  7. Pasti deh bikin baper ceritanya. Tapi alhamdulillaah kalau happy ending mah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,, seperti layaknya Amore..happy ending...
      Yang happy-happy ajalah, biar pembaca ikut happy :)

      Hapus
  8. Mau baca juga. Eh tapi aku harus menyelesaikan seluruh tumpukan bukuku dulu. Masih banyak..... Masukin wish list dulu.

    BalasHapus
  9. Lihat covernya, lucu. Selain sinopsis, cover bisa jadi salah satu sebab seseorang tertarik untuk membaca isi novelnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak..Jadi tertarik beli kalau covernya oke..:)

      Hapus
  10. Jangankan novelnya. Baca reviewnya disini indah banget kata2nya, mbak. Jadi penasaran sama bukunya. Siap meluncur ke ig nya deh. Salken ya mba. Semoga aku beruntung fapetin GA nya. Sedang belajar nulis2 fiksi juga nih. Mupeng banget bs bikin novel bergaya amore as my fave genre..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak...
      Iya saya juga penikmat amore..:) toss!

      Hapus
  11. Baca resensinya keren banget. Mupeng q mbk dian bukunya😘 bismillah dapet ya Rabb...

    BalasHapus
  12. Resensi Damar Hill ini begitu menggoda. Salut sama Mbak Dian yang berhasil bikin saya kepo maksimal. Keren Mbak.

    Dataran tinggi Gayo, perkebunan kopi, danau. Romantis bagiku.
    Kopi & bentang Alam adalah perpaduan yang sempurna, membawaku pada sebuah pagi dengan aroma kopi di tepi danau. #khayalmodeon.

    Pesan yang Mbak Dian dapatkan dari novel inilah, sebenarnya yang membuatku lebih tergoda ingin menjelajahi Damar Hill.

    ..."Tapi kita tidak hidup untuk masa lalu. Ada saatnya untuk mempertahankan, dan ada saatnya kita harus belajar melepaskan..."

    So True!

    Semakin penasaran sama kisah cinta Nadya & Daryl.

    Semoga berjodoh pula dengan saya.
    #ngareep.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak



      Saya saja jadi punya wish list ke Takengon setelah baca novel ini

      Hapus
  13. Semakin ke sini saya jatuh cinta dgn tulisan mbk Dian😍

    BalasHapus