Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menggali Memori dari FB

Menggali Memori dari FB


"We don't remember days, We remember moments"




Hai, punya akun Facebook, kan? Sudah berapa lama punya?

Kalau saya pertama gabung pada bulan Desember 2008. Saat itu, adik ipar yang lebih kekinian dari saya, baru saja bikin akunnya. Jadilah saya dibuatkan dan diajari.

Lalu, meski masih malu, saya mulai menggunakan jaringan media sosial yang resmi launching pada 4 Februari 2004 itu. Kala itu, Facebook yang dibuat oleh Mark Zuckerberg bersama teman-temannya dari sebuah kamar asrama mahasiswa di Harvard University ini, belum marak di Indonesia. Saya dan adik ipar- yang sebangku saat SMA-, kesulitan mencari jejak teman-temanBisa jadi mereka belum punya akun Facebook, mungkin tidak memakai nama asli atau malah belum punya gadget.

Tahun-tahun berikutnya, saya mulai menemukan jejak sahabat, kerabat, teman dekat sewaktu sekolah atau bekerja dulu. Tapi, lagi-lagi saya masih merasa minder sekali. Maklum, saat itu saya berada pada kadar sangat kurang percaya diri. Lantaran status saya sebagai Ibu Rumah Tangga. Apalagi melihat profil Facebook teman-teman yang sudah jadi ini, kerja itu, pergi ke sana, main ke situ, punya apalah-apalah...Saya merasa bukan siapa-siapa dan nggak punya apa-apa. Juga, merasa nggak ada yang pantas saya tampilkan di status saya.

Paling rajin saya cuma menyapa untuk mengucapkan selamat ulang tahun di wall teman. Atau sekedar menjawab jika ada yang menanyakan kabar. Apalagi waktu itu saya masih harus gantian memakai laptop dengan si Mas, anak sulung saya. Belum lagi, pertengahan Mei 2009, saya berangkat ke Amerika mengikuti suami untuk sekolah di sana. Otomatis karena kesibukan mengurus rumah dan si Adik yang masih bayi, akhirnya nggak sempat untuk sosmed-an. Jadinya paling banter saya nunggu di-tag oleh suami atau teman-teman.

Baru beberapa waktu terakhir ini, saat hobi menulis mulai menuai prestasi, barulah saya berani unjuk diri. Mulai rajin nulis status, juga posting tulisan saya yang ada di blog sendiri ataupun di media. Pokoknya, lebih pede! hehehe

Nah, ternyata, Facebook sebagai ganti diary, entah sejak kapan selalu mengingatkan memori yang terjadi di tanggal yang sama, dari tahun sebelumnya. Dengan catatan, kita memang sudah membuat akunnya waktu itu. Fitur On This Day, namanya. (Saya nggak tahu untuk FB versi Bahasa Indonesianya, karena sejak pertama bikin saya pakai yang versi English hehe)

Dan, di sinilah segala memori tergali. Adakalanya, pagi-pagi buka On This Day ini jadi senyum-senyum geli sendiri, tertawa bahagia atau bahkan sedih dan menitikkan air mata. Seperti buka album lama rasanya.

Berikut antara lain perasaan saya saat mengenangnya:
  • Bangga


Waktu itu, 22 Juni 2009, Suami, saya dan dua anak kami pindahan ke apartemen di Edenborn Avenue, Metairie, LA. Sebenarnya kami menginjakkan kaki di Amerika sejak 31 Mei 2009. Tapi, untuk sementara waktu tinggal di hotel dulu sambil mencari apartemen untuk ditinggali secara permanen. 

Saya merasa bangga dengan pencapaian suami dalam meraih cita-cita pun semangat saya sendiri untuk mendukungnya. Alhamdulillah Allah memberikan kelancaran untuk semua prosesnya. Meski saat itu kami pindahan dengan membawa si Mas yang usianya 4 tahun dan si Adik yang baru 2 bulan. Tapi, semua dimudahkan-Nya.


apartemen+red Chevy Venture'97(pertama punya mobil di Amerika, harga murah $2500)

  • Syukur
Dari memori yang tersimpan di Facebook, saya jadi teringat kalau pernah pergi ke suatu tempat. Ini membuat saya tak henti mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rejeki yang Allah beri.

Seperti, saat melihat lagi foto-foto selama tinggal di Amerika dimana kami berkesempatan berkeliling ke 48 negara bagian. Perjalanan darat yang ditempuh dengan penuh perjuangan. Suami menyetir sendiri selama berjam-jam, sementara saya sibuk dengan Mas dan Adik di jok belakang. Perjalanan selama sekitar 6 minggu dengan 4 kali pergi saat liburan semester yang benar-benar sangat berkesan.

Chicago Trip. Misi: lihat salju😂


  • Sedih
Rasa sedih muncul ketika saya diingatkan Facebook, sebuah foto bersama teman-teman yang satu diantaranya sudah berpulang. Seperti foto berikut, almarhumah yang memangku batita di samping saya. Beliau adalah seorang pejuang kanker, penyandang gelar PhD dan punya anak sebaya dengan anak bungsu saya. Beliau meninggal tahun lalu. meninggalkan suami dan dua orang putra-putri. Dan, kalau ingat semangatnya saya merasa malu dengan diri sendiri. Oh ya, sebagai warisan untuk putra-putri Beliau juga menulis sebuah blog tentang perjalanannya selama berjuang melawan kanker. Al Fatihah untuk Beliau.

Memang tak ada yang tahu kapan maut menjemput kita. Dari memori seperti ini pula kita jadi diingatkan lagi, sudah punya belum bekal untuk "pulang" nanti.



  • Salut
Ketika satu ketika, Si Mas ada kegiatan Market Day di sekolah. Dia kekeuh mau jualan es gabus. Saya pun membawakan termos es jadul yang segede gaban. Dan dia sama sekali tidak malu menawarkan dagangan. (saya lihat banyak temannya, cuek bebek sama dagangan sendiri hihihi..). Si Mas terlibat dalam proses pembuatan dan dagangan hampir habis terjual. Sisa sedikit karena waktu istirahat/jualan sudah selesai. Dia pun berhasil mengantongi uang 15 ribu sebagai laba. Dia lalu mengembalikan uang modal sebesar 30 ribu ke saya, tanpa diminta. Salut sama anak sendiri saya! hahaha...Bravo Mas!


  • Bahagia
Sebagai ibu, tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anak-anak tumbuh sehat. Facebook tiba-tiba akan menampilkan lagi momen saat saya mengabadikan keceriaan anak-anak. Melihatnya lagi terselip bahagia di hati. Dan, rasa rindu betapa cepatnya waktu berlalu. Perasaan saat di foto itu masih unyu-unyu, eh sekarang si Mas tingginya sudah melebihi Ibu.



  • Geli
Ada foto yang tersimpan di gallery Facebook, yang saat melihatnya lagi saya merasa geli dan senyum-senyum sendiri. Jadi, ceritanya waktu itu kami lagi di Paris. Sebelumnya sudah cek suhu dari jauh hari, suhu udara setempat saat kami menginap. Nah, ternyata di luar bayangan. Suhu siang hari 10 C dan hujan seharian membuat kami menggigil kedinginan. Sebenarnya cuma saya sih hahaha. Karena diantara berempat saya yang paling nggak tahan dingin. Jadi, judulnya ini kami salah kostum. Punya jaket winter di Jakarta, tapi nggak dibawa...aduuh, beku badan!



  • Lega
Foto saya ini berlatar Candi Cetho, di Karanganyar, Jawa tengah. Saat sudah mencapai lokasi saya merasa lega setengah mati. Karena, akses menuju ke candi Hindu ini sungguh tak mudah. Tanjakan dan tikungan tajam, berliku-liku, jalan menanjak yang sempit. Mana berkabut lagi. Aduh, saya berdoa saja di samping suami..hihihi. Melihat fotonya lagi, jadi lega rasanya bisa sampai ke sana.


  • Haru
Momen terharu muncul ketika foto saat merantau di negeri orang terpampang. Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang sederhana namun tak mengurangi makna. Bersama orang Indonesia yang tinggal di New Orleans dan sekitarnya, upacara dengan khidmat, berdoa untuk kebaikan tanah air lalu lanjut makan tumpeng bersama. Rukun, bersatu tanpa membedakan suku dan apapun itu.



  • Kecewa
Sebelum pulang ke tanah air, teman-teman memberikan tali kasih berupa plakat kenang-kenangan karena saya menjadi koordinator pengajian di sana. Dan, hadiah untuk suami karena berpartisipasi sebagai pengurus IACA (Indonesian American Community Association). Tapi, sayangnya barang tersebut tak pernah sampai di tangan kami bersama barang pindahan lainnya. Kecewa kalau mengingatnya!




Nah, itulah antara lain, rasa yang ada saat fitur On This Day Facebook mengingatkan saya akan beragam kenangan. Adakalanya menyedihkan juga menyenangkan. Lewat berbagai peristiwa yang saya tuangkan di sosial media. Kadang saya jadi tersenyum mengingatnya. Lain waktu air mata menetes karenanya.
.
Apapun itu, masa lalu adalah guru. Yang mestinya membuat saya akan lebih berhati-hati melangkah kini dan nanti. Dan, pengalaman adalah kenangan. Yang harusnya menjadikan saya selalu merapal syukur atas segala anugerah-Nya.

Bukankah begitu?


Salam,

Dian Restu Agustina



#ODOPOKT11
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One Post Oktober 2017
 Blogger Muslimah Indonesia

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

20 komentar untuk "Menggali Memori dari FB"

  1. Saya juga sama neh kenal facebook sejak tahun 2008, berkat fitur baru didalamnya semua hal yang pernah terjadi sebelumnya bisa di kenang lagi

    BalasHapus
  2. Mengharukan ceritanya mba Dian,terutama kenangan sama Almarhumah temannya mba yang sakit kanker😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak..dan ternyata benar tulisan itu bisa jadi warisan...Blognya masih ada. Suatu hari nanti putra putrinya bisa membacanya :)

      Hapus
  3. Iya benar, Facebook kayak diary ya. Malah sampe mengingatkan kita.

    BalasHapus
  4. Saya dari tahun brp ya, kayaknya sebelum 2008 udah pakek FB, deh. Setelah Friendster lgs bikin aku FB, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..keren!
      Aku di daerah sebelumnya Mbak..cari sninyal aja susah..hahaha..Pas pindah Jakarta baru mudah semua

      Hapus
  5. Ah ya, fitur ini memang romantis ya. Momen setiap hari pada tahun2 seblmnya diputar lagi. Facebook bisa aja deh :p

    BalasHapus
  6. Nah, kata pakar internet yang saya simak obrolannya, generasi X suka facebook karena fitur kenangan-kenangan ini, dibandingkan dengan generasi Y yang lebih menyenangi IG. Tapiii sebetulnya saya yang masuk generasi Y (walaupun memang generasi Y/milenial awal ya) suka juga lho sama fitur untuk nostalgia begini :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti tergantung orangnya ya..nggak peduli dia dari generasi mana?

      Thanks ceritanya:)

      Hapus
  7. FB itu memang pintar sekali menarik minat kita ya, Mbak. Aku pun suka dibawa campur aduk sama yang dimunculkan oleh memori FB.

    BalasHapus
  8. Biarpun banyak macam sosmed sekarang. FB tetap dihati. Apalagi FB punya keunggulan memunculkan memori yang telah lalu. Makasih ada FB

    BalasHapus
  9. Saya termasuk yang suka malu kalau lihat foto sama kenangan lama di fitur ini, diinget inget saya pernah norak ya dulu, haha (sampai sekarang pun masih XD)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..bagian yang norak ini jadi bikin geli sendiri hihihi:D

      Hapus
  10. wah asyik mbaknya sudah ke amrik
    tergantung juga sih ya memorinya
    pas males itu diingetin pertama temenan sama mantan
    sekarang fotonya udah bertiga atau berempat
    ewww

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah , kalau yang itu kabuuuuur saya Mas...kwkwkw:D

      Hapus