Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku: Bunda Sarjana Rumah Tangga

Review Buku: Bunda Sarjana Rumah Tangga, karya Evi Syahida

Manusia boleh berencana, berusaha dan berdoa tapi Allah yang menentukan hasil akhirnya. Demikian juga sebuah cita-cita. Saat muda kita bercita-cita bersekolah setinggi-tingginya, meraih gelar seperti yang diidamkan, berkarya sesuai dengan ilmu yang kita punya, menikah, punya anak kemudian menua dengan bahagia bersama pasangan dan keluarga tercinta. Sebuah jalan hidup yang ideal yang jadi impian banyak orang. 

Tapi, apa mau dikata jika di tengah perjalanan menuntut ilmu, telah ada jodoh menunggu, hingga akhirnya pernikahan terjadi lebih dulu mengakibatkan rencana jadi ambyar dan nyaris kelar?




Sebagian orang mungkin akan melupakan cita-cita awalnya dan menerima kondisi yang ada. Sementara beberapa lagi ada yang membangun impian baru yang disesuaikan situasinya saat itu. Tapi, pasti ada, yang tetap gigih meraih dan mewujudkan cita-citanya jadi nyata dengan perjuangan secara mati-matian. Meski memang mencapainya enggak bisa sendiri, butuh dukungan dari orang-orang tersayang yang membuat semangat tetap menghebat hingga terwujud tekad yang bulat.

Dan Evi Syahida, yang biasa dipanggil Visya, teman blogger saya di Jakarta, menjadi salah satunya. Perempuan muda yang memutuskan menikah di tengah masa kuliah yang tak lama lalu mengandung, melahirkan dan membesarkan anaknya hingga nyaris terbengkalai impiannya. Dengan niat kuat dan semangat, Visya akhirnya bisa menyelesaikan studinya dan menjadi sarjana seperti yang diidamkannya. Untuk itu, Visya membagikan pengalamannya dalam sebuah buku yang bertajuk: "Bunda Sarjana Rumah Tangga - Perjuangan Ibu Muda Meraih Gelar Sarjana". Tujuannya sederhana, ingin berbagi semangat pada perempuan lainnya agar meneguhkan niatan jika menjadi seorang ibu bukanlah halangan meraih pendidikan tinggi seperti yang diharapkan.



Data Buku


Judul:
Bunda Sarjana Rumah Tangga

Penulis:
Evi 'Visya' Syahida

Penyunting:
Cantika Hana Hanifah

Penata Letak:
Niken Hapsari Cahyarini

Pendesain Sampul"
Hanung Norenza Putra

Penerbit:
Ellunar Publisher
Email: ellunar.publisher@gmail.com
Website: www.ellunarpublisher.com

Bandung; Ellunar, 2019 viii+140hlm
14,8 x 21 cm ISBN: 978-623-204-282-7
Cetakan pertama, November 2019




Biodata Penulis


Evi Syahida atau yang akrab disapa Visya merupakan alumnus program studi Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA, UNJ. Visya memiliki ketertarikan di bidang parenting, pernikahan, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Semasa kuliah dirinya aktif mengikuti beragam konferensi paper baik di dalam maupun luar negeri. la juga kerap mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus di bidang sains dan pendidikan di SD yang berada di daerah terpencil. Saat ini ia aktif sebagai mom blogger yang fokus menulis tema parenting, pendidikan, dan pernikahan. Selain itu ia juga seorang mompreneur untuk usaha toko buku dan busana hijabnya serta Ketua Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta.

Penulis dapat dihubungi melalui akun Instagram @visyabiru_ atau e-mail matematika.kimia@gmail.com.




Blurb



"What, Nikah muda? No. No. No."

Menikah di usia muda tak pernah terpikirkan dalam benak Visya. la punya segudang mimpi; lulus kuliah, sekolah di luar negeri, keliling dunia, dan mengabdi di pelosok negeri. Tapi nyatanya Tuhan punya rencana lain. Pada waktu yang terduga, saat dirinya masih menyandang status mahasiswa, dipertemukannya ia dengan sang jodoh, membuatnya menyandang gelar baru sebagai istri. Tak berhenti sampai di situ, tak lama berselang ia dinyatakan hamil. Masih dalam usia yang cukup muda. Masih dengan status yang sama; mahasiswa program sarjana.

Lantas bagaimana masa depannya? Mampukah ia meraih mimpinya menjadi sarjana? Bagaimana perjuangannya menjalani hari-hari sebagai seorang bunda sekaligus seorang mahasiswa?

Buku ini merangkum kisah-kisah seorang ibu muda dalam meraih gelar sarjana. Ada kisah haru, bahagia, sedih, dan kecewa jadi satu. Juga sebagai peneguh bahwa menjadi seorang ibu bukanlah halangan meraih pendidikan tinggi.





Tentang Buku " Bunda Sarjana Rumah Tangga"


Buku setebal 140 halaman ini memuat 19 bagian yang dikelompokkan berdasarkan tahapan kehidupan yang dilalui penulisnya. Diawali dengan cerita masa muda yang penuh gempita yang ada pada bagian pertama dan diakhiri dengan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari kisahnya.

Semua secara runut terjabar sehingga pembaca tahu rentetan kisah hidup penulis tanpa ketinggalan fasenya. Ini memudahkan untuk paham kenapa Visya yang saat muda begitu bersemangat menggapai asa, akhirnya memutuskan untuk membelokkan cita-cita meski tetap berhasil mewujudkannya meski tak sama persis dengan semula.

Seperti kutipan pembuka yang dituliskan Visya:

"Tak ada yang salah dengan bermimpi. Apalagi ada ikhtiar mengiringi. Doa pun selalu membumbung tinggi. Tapi, aku berencana, kamu berencana, Allah sebaik-baik Perencana" (hal 1, Bunda Sarjana Rumah Tangga)

Sebuah kalimat penyemangat yang pas jika disampaikan di depan agar pembaca punya gambaran jika sebuah impian yang dibarengi ikhtiar dan doa terbaik tetaplah berujung pada kuasa Allah Yang Maha Pencipta yang punya rencana lebih baik bagi kita.

Dan, tak hanya kutipan itu saja sebagai pembuka, Visya pun menyisipkan kutipan lainnya di setiap bab di bukunya yang diterbitkan oleh Ellunar Publisher ini. Sementara untuk daftar isi buku selengkapnya adalah sebagai berikut:



Daftar Isi


I am Young, Single, and Haviııg Dreams
Undergraduated and Married 
Demi Sııanıiku Aku Rela 
Tentangku dan si Tugas Akhir 
Berhenti Sejenak untuk Berlari 
Mencoba Selalu Bahagia demi Dirinya  
Kisah di Balik Prestasi Terbaikku 
Aku dan Birupink Bookstore: Jalan Rezeki dan Karierku Lewat Anakku (Bagian l)
Ayah Siaga 
Antara 'Menyudahi' dan Menyelesaikan 
Aku dan Ngeblog: Jalan Karierku lewat Anakku (Part II)
Demi Hak ASI untuk Bayiku 
Aku Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga 
Anak adalah Pemberi(an) Juga 'Tantangan”
Nak Bolehkah Bunda Menyerah (Lagi)
Tiga Langkah Lagi
Dua Langkah Lagi
Akhirnya Bunda Jadi Sarjana
Sarjana Kok Jadi Ibu Rumah Tangga




Pesan Moral di Buku "Bunda Sarjana Rumah Tangga"



Mengawali dengan cerita dengan "I am Young, Single and Having Dreams", Visya menyebutkan banyak impian yang ingin diraihnya seiring potensi dan prestasi yang dipunyai di masa mudanya. Dan, menikah muda, tak pernah ada dalam kamus hidupnya (saat itu), seperti yang dituliskannya: " Menikah sebelum lulus? Duh, nggak deh. Mimpi masih banyak, harus dituntaskan! Aku masih muda. Aku masih punya banyak mimpi." (hal 6, Bunda Sarjana rumah Tangga)

Selanjutnya di bagian-bagian berikutnya, terungkap apa saja yang terjadi hingga seorang Visya memutuskan menikah dan meninggalkan kuliah meski akhirnya bisa menuntaskannya dengan dukungan orang-orang tercinta. Kemudian diakhiri dengan penutup yang tak kalah manisnya: " Terkadang ada hal yang tak perlu kita jelaskan panjang lebar pada banyak orang. Yang terpenting tetap bahagia dan berdaya. Hidup, Ibu (Sarjana) Rumah Tangga!" (hal 140, Bunda Sarjana Rumah Tangga)

Ya, buku ini memang punya beberapa pesan moral yang bagus sekali, yakni:


1. Berani Bermimpi

Pasti ada diantara kita yang takut untuk bermimpi. Belum-belum sudah mutung dan beranggapan diri enggak mampu meraih impian ini. Padahal selama mimpi itu gratis dan enggak dipungut bayaran, kenapa juga kita enggak bermimpi setinggi bintang di langit malam. Dan, buku ini mengungkapkan keberanian penulisnya untuk bermimpi bahkan di saat nyaris tak ada harapan lagi.


2. Semangat Kuat

Niat tanpa semangat adalah hal yang sia-sia belaka. Mimpi sudah dicanangkan, niat telah dibulatkan..giliran mesti ikhtiar ambyaaar! Maka, semangat untuk mewujudkan apa yang sudah ditekadkan itu penting. Demikian juga penulis telah membagikan semangat yang dimilikinya pada pembaca melalui karyanya "Bunda Sarjana Rumah Tangga"


3. Dukungan Orang-orang Tersayang

Manusia tidak bisa hidup sendiri, ia membutuhkan orang lain. Sama juga Visya dan perempuan lainnya. Ketika ada yang ingin diraih tentunya butuh dukungan dari orang-orang terdekat dan tersayangnya. Buku ini menunjukkan jika pasangan, orang tua, sahabat, kerabat, orang-orang yang terkait dengan kita bisa menjadi support system bagi tercapainya sebuah cita-cita.


4. Allah Sebaik-baik Perencana

Bagusnya dalam buku, beberapa kali penulis menyebutkan jika ada kuasa yang  punya kekuatan lebih dari segala-galanya, yakni Allah Yang Maha Kuasa. Jadi seberapapun hebat impian, seberapa keras perjuangan, kita kembalikan lagi pada-Nya untuk menentukan rencana terbaik-Nya. Hingga, di saat kita memutuskan akan terus jalan atau merevisi impian kita bakal yakin jika itu yang terbaik karena kepasrahan pada Allah akan membuat kita yakin untuk mewujudkan "impian cadangan"


5. Selalu Bersyukur

Energi positif akan kita dapatkan setelah membaca buku "Bunda Sarjana Rumah Tangga" ini. Rasa syukur akan nikmat dan karunia-Nya. Pun menyukuri segala jalan perjuangan hingga teraih semua asa.





Akhirnya...buku "Bunda Sarjana Rumah Tangga" ini,



recommended untuk jadi bacaan siapa saja, terutama perempuan karena setelahnya akan banyak hal inspiratif yang  didapatkan. Bukan hanya untuk pengembangan diri tapi juga untuk menjadi istri dan ibu yang lebih baik lagi. Tak hanya itu, para pria khususnya suami pun bisa membaca agar bisa mengambil hikmah jika dukungan pada istri dan keterlibatan dalam keluarga itu penting sekali. Bukankan suami dan istri disatukan untuk mewujudkan keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah dengan makna  keluarga yang tenang, penuh cinta kasih dan diselimuti oleh kasih sayang, serta bisa menjadi keluarga yang bahagia tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat nantinya?💖


Baca juga:



Review Buku Bumiku Sehat Aku Gembira



Selamat Membaca


Dian Restu Agustina









Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

48 komentar untuk "Review Buku: Bunda Sarjana Rumah Tangga"

  1. Masya Allah keren.
    Bagus dibaca sama anak muda ini. Sebagai motivasi bahwa jangan takut kalo jodoh datangnya saat muda dan jangan takut tetap mengejar cita-cita walau sudah menikah. Semoga bukunya laris-manis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, cita-cita tetap bisa teraih meski sudah menikah

      Hapus
  2. Setuju. Ada hal2 yang ga perlu kita jelaskan pada orang lain. Biarlah semua dirasakan sendiri selama itu membuat hati senang dan ga menyusahkan orang lain :) Hebat ya Visya Biru... Akhirnya gelar sarjana digenggamnya berkat niat, usaha, doa dan dukungan keluarganya. Aku ga bisa membayangakan jadi seorang Visya hehehe. Keren sangat menginspirasi. Jadi mahmud tapi pendidikan terus dijalani mencapai cita2 :D TFS mbak Dian.

    BalasHapus
  3. Jangankan kuliah Mba, aku aja yang ngeblog kadang suka berasa dikejer deadline. MasyaAllah Mba visya beneran kuat.
    Meskipun menikah dan punya anak tetep cita-cita jadi sarjana gak terlupakan

    BalasHapus
  4. Wah jadi kepo nih sama bukuknya. Harus bgt nih anak mudah zama sekarang baca ibu biar tau ya mba

    BalasHapus
  5. Masya Allah. Mbak Dian aku terharu Mbak Dian mau merevuew bukuku. Apalah aku tanpa keluarga terdekat dan teman2 di sekitar. Terutama anakku, sumber semangatku 😁 Semoga bisae mengambil yg baik, yg buruk dijadikan pembelajaran XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesss aku sudah mutualan di Ig sama mba Visya yang keren ini ♥️

      Hapus
    2. Kadang saya bersyukur Allah menganugerahkan perempuan kemampuan multitasking ya mba. Gak kebayang kayak Mba Visya ini, sudahlah masih mahasiswa, merangkap istri, hamil, dan melahirkan anak pertama. Semua serba perdana. Saya gak kebayang gimana gagapnya Mba Visya waktu itu. Salam kenal Mba Visya, semoga berbahagia selalu bersama keluarga.

      Hapus
  6. makasih reviewnay, kisah yang inspiratif

    BalasHapus
  7. Dulu saat masih kuliah di Bogor, saya punya beberapa teman yg memutuskan nikah muda. Waktu itu saya memandang mereka sebelah mata (my bad!!!) Tapi sekarang setelah menikah, saya menyadari perjuangan berumah tangga, membesarkan anak, bekerja juga, tak terbayangkan jika saya melakukan ini semua di usia masih muda, semuda Mba Visya ini dulu. Hormat saya untuk beliau. Sangat menginspirasi.

    BalasHapus
  8. MasyaAllah ... Keren! Aku jadi ingat dulu saat kuliah, beberapa teman memutuskan untuk menikah muda. Waktu itu usia 19 tahun lah, lha wong masih di tingkat dua. Setelahnya, teman-temanku itu tetap pergi kuliah, lalu lucu juga setelah beberapa bulan kemudian melihat mereka kuliah dengan perut yang sudah sedikit membuncit.

    Tahu juga gimana di antara mereka ada yang sering mengalami morning sickness lalu setelahnya harus mengambil cuti kuliah, melahirkan, tapi sayangnya nggak balik lagi. Mungkin sudah repot juga mengurus bayi.

    Tapi, mimpi memang sebisa mungkin diwujudkan. Apalagi memperoleh dukungan penuh dari pasangan dan keluarga besar. Ah, ini bukti ya bahwa menikah itu bisa membuka pintu-pintu rezeki yang lainnya seperti yang dialami Mbak Visya ini.

    BalasHapus
  9. 140 halaman ya. Akhirnya Mbak Dian tamat baca bukunya Evi ini berapa lama? :)

    BalasHapus
  10. Selalu salut dengan perempuan yang memutuskan nikah muda dengan segala konsekuensinya, tanpa melupakan impian yang ingin diraih ^^ thx untuk reviewnya, mbak Dian

    BalasHapus
  11. Bagus sekali bukunya ya, Mbak Dian. Sangat menginspirasi dan memotivasi teman-teman perempuan Indonesia lainnya. jadi selagi bersemangat, maka semesta akan mendukung. Karena segala tantangan memang harus dihadapi.
    Saya jadi teringat juga film Nenek yang jadi Mahasiswi, Mbak. Semangatnya sama. Sekaligus pesan moralnya juga, menuntut ilmu tidak mengenal usia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, iya. Jadi teringat sama film ini. Pemainnya Oma Widyowati kan, ya? Nah, itu oma-oma aja masih semangat buat jadi mahasiswi.

      Hapus
    2. Iya, itu film mahasiswa baru kalau gak salah Kak Mel. Udah tayang perdana di tivi dalam rangka spesial film tahun baru. Makanya bener sih meraih impian itu bisa oleh siapa saja dan tak terhalang oleh usia

      Hapus
  12. Inspiratif banget mba ya bukunya, persis kaya dulu temenku pas masih kuliah memutuskan untuk married daripada terjebak zina. Dia konsultasi skripsi dengan kondisi lagi hamil dan berhasil jadi sarjana. Keren! Jadi ibu rumah tangga justru harus pendidikannya tinggi karena harus mendidik anak kan :)

    BalasHapus
  13. Allah sebaik-baiknya perencana. Semua saya serahkan padaNya kurang lebih begitu ya mbak. Selalu bersyukur juga pesan yang sangat bermakna pada bukunya

    BalasHapus
  14. Saya kagun dengan semangat mbak Visya. Bisa menjalankan banyak peran sekaligus. KAlau saya kayaknya udah pusing duluan hehehe

    BalasHapus
  15. Dari ulasannya aja bagus, ngga salah kalau buku ini emang recommended banget sih

    BalasHapus
  16. Mbak VIsya ini keren yah, inspired sekali. Ah jadi ingin baca sendiri bukunya nih.

    BalasHapus
  17. Hebat banget ya?
    Biasanya kalo udah berumah tangga males nerusin kuliah
    Semoga ilmunya bermanfaat ya?

    BalasHapus
  18. Menuntut ilmu tidak ada batas usia ya. Pin tidak ada batasan status atau profesi. Salut dengan semangat serta kegigihan ibu rumah tangga yang menjadi sarjana. Selamat ya Mbak Visya. Ulasan yang dibuat Mbak Dian juga runut sekali

    BalasHapus
  19. Ah keren banget ini bukunya mbak Visya, rasanya aku ingin beli dan cepat membacanya. Habis lihat daftar isi bukunya dan emang wajib punya nih. Kayaknya kalau aku belum mampu deh kuliah sambil ngurus rumah tangga gitu.

    BalasHapus
  20. Wah keren, menikah itu bukan melihat dari umur tapi mepihat kesiapan. Salut dengan orang orang yang sanggup kuliah sambil mengurus keluarga. Teman saya ada yg seperti itu, dia sudah melahirkan lebaran kemarin. Jadi pengen baca bukunya..

    BalasHapus
  21. Keren, aku sendiri mau melanjutkan kuliah setelah nikah itu rasanya berat banget. Apalagi setelah nikah langsung punya anak. Memang butuh kesabaran dan support orang orang sekitar.

    Sekarang saat anak anak udah besar, rasanya lebih milih oendidipen untuk anak dulu.

    BalasHapus
  22. Buku yang sangat pas nih buat dibaca oleh siapa aja, baik yang sedang bekerja maupun fresh graduated, karena kita tidak tahu rezeki indah dari Allah SWT itu seperti apa

    BalasHapus
  23. Masya Allah.. ga kebayang kesulitan apa saja yang dialami seorang ibu muda sambil meyelesaikan studi ya.. aku aja yang blom nikah, cukup puyeng dengan seabrek tugas apalagi pas penelitian dulu..jadi penasaran pengen baca kisahnya mbak Visya

    BalasHapus
  24. "Manusia boleh berencana, berusaha dan berdoa tapi Allah yang menentukan hasil akhirnya." Iya aku setuju sama ini mba, sekeras apapun berencana dan berusaha, hasil akhirnya tetep ada sama Tuhan. Aku jadi pengin baca bukunya langsung ini. Penasaran deh sama kegigihannya mba Visya yang tiba2 menikah saat masih kuliah, terus punya anak, prestasinya juga banyak sampai sering ikut konferensi paper di dalam dan luar negeri. Apalagi cita-citanya mengabdi di pelosok negeri. Noted, nabung dulu buat beli bukunya ehehe. Seneng sama semua pesan moralnya terutama poin kelima. Pada akhirnya bersyukur memang kunci penting dalam hidup ya mba :)

    BalasHapus
  25. Penasaran sama isi bukunya. Dan keingat juga saya selesai sarjana dulu pas udah punya si sulung, masih kecil pula. Tapi emang kalau kita sudah berusaha dan Allah berkehendak, makan akan ada aja jalannya.

    BalasHapus
  26. Baca review ininjadi bikin pengen muda lagi dan memulainmnegjear impian lagi. Hahahha baper. 😁😁😁

    Ilustrasi kavernya imuuut.

    BalasHapus
  27. Keren banget, lho, bisa tetap kuliah saat kondisi hamil. Ini luar biasa. Apalagi biasanya ruang kuliah di atas, naik tangga. Belum rasa malas dan mudah jengkel yang harus diperangi.
    Buku ini harus dimiliki oleh semua perempuan yang punya kondisi sama, dan itu banyaaaak....

    BalasHapus
  28. kebalikannya aku ini, dulu aku ingin sekali menikah muda. Namun begitu jalanNya pasti lah terbaik bagi umatNya, begitu pula dengan mbak Visya ini. Menebar semangat lewat buku, masya Allah.

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. Keren nih yaaa bukunyaaa...
    Aku juga menikah saat masih kuliah semester tujuh... malah sempat ingin berhenti karena yaaa itu. apalagi banyak juga teman2 seangkatan maupun kakak kelas yang menikah saat masih kuliah dan berhenti kuliahnya. hmmm... alhamdulillah dengan dukungan dari suami dan keluarga akhirnya skripsi kelar dan bisa wisuda tepat waktu... semua atas izin Allah..

    BalasHapus
  31. Bermanfaat banget buku ini menjadi penyemangat bagi kaum perempuan, meski udah jadi ibu bisa tetap menuntut ilmu dan melanjutkan cita-cita. Biasanya klo sudah menikah itu ya udah putus semua pendidikan.

    BalasHapus
  32. Masya Allah, baca buku ini pastinya bisa banget jadi motivasi buat yang kuliah dan menikah. Saya juga punya teman yang seperti mbak Visya, menikah di usia muda, tetap lanjut kuliah dalam keadaan hamil dan akhirnya kelar saat anaknya sudah lahir, alhamdulillah

    BalasHapus
  33. Penasaran juga membaca buku ini biar menjadi penyemangat juga untuk tetap memberikan yang terbaik buat kuluarga serta sesama dan diir sendiri. Oh baru tahaku ini tulisan mba Visya. Makasih mba Dian :)

    BalasHapus
  34. Tantangan dalam hidup memang selalu ada yaa...kadang malah terselip cita, harapan dan doa yang besar di sana.
    Termasuk menyikapi menikah di usia belia.
    Salut sekali sama kak Visya yang mampu melewatinya dan berbagi kisahnya dalam buku apik Bunda Sarjana Rumah Tangga.

    BalasHapus
  35. Ada temenku yg kayak mbak visya. Pas masih kuliah malah menikah trus hamil. Tapi dia tetap lanjutin kuliahnya sampe lulus. Sambil ngurus anak dan suami. Wah hebat ya. Mbk visya mah hebat juga.

    BalasHapus
  36. Aku baru tau Mba Visya nulis buku jadi penasaran pengen baca bukunya

    BalasHapus
  37. Paling salut kalau bisa nikah muda, punya anak tapi masih bisa kuliah. Semoga semakin sukses dalam menulis dan mendidik anak-anak buat mba Visya

    BalasHapus
  38. wah buku menarik.. bisa jadi penyemangat ibu2 jaman now yang beraktifitas di rumah tapi punya potensi yang gak kalah dengan yang bekerja diluar rumah.

    BalasHapus
  39. Hebat ya Mba Visha sudah membagikan ceritanya melalui buku. Semoga banyak memberikan inapiraai bagi banyak orang. Tetap semangat dan terus berkarya.
    Terimakasih Mba Dian reviewnya.

    BalasHapus
  40. Setuju kalau dukungan itu penting. Apalagi kalau nikahnya pas masih kuliah. Duh, pasti banyak tantangannya tapi bukan berarti ga mungin yaa :D

    BalasHapus