Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bango Pangan Lestari

Bango Pangan Lestari, adalah sebuah program yang diperkenalkan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan di Indonesia. Di mana program ini merupakan payung besar bagi keseluruhan insiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan-baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan. 

Ya, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, di masa pandemi COVID-19 ini, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan memang terdampak sekali. Oleh karena itu, mereka harus segera didukung agar ketahanan pangan dapat terjaga hingga nanti. 

Diantaranya lewat program “Bango Pangan Lestari” untuk melindungi kesejahteraan petani di tengah pandemi yang merupakan kolaborasi Bango, produksi PT Unilever Indonesia, Tbk dengan Sayurbox dan TaniHub Group yang mengajak masyarakat bersama-sama melindungi kesejahteraan petani dengan membeli bahan pangan langsung dari mereka. 


“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi



Nah acara peluncuran Program “Bango Pangan Lestari” ini dilakukan secara online pada hari Selasa, 25 Agustus 2020 dengan dipandu oleh Nirina Zubir dan menghadirkan narasumber:

  • Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
  • Hernie Raharja - Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk
  • Rusli Abdullah - pengamat pertanian dan peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
  • Oshin Hernis - Head Of Communications Sayurbox
  • Aria Alifie Nurfikry  - Vice President of Marketing TaniHub


Tantangan yang Memengaruhi Ketahanan Pangan Nasional


Mengawali acara, Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk menuturkan, 

“Banyak negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan. Melihat fakta ini, hingga tahun 2050 Unilever secara global berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Guna mewujudkan komitmen ini, Unilever ingin berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik melalui dua hal penting, yaitu diversifikasi konsumsi pangan dan diversifikasi produksi pangan.” 

Lebih lanjut Hernie menyampaikan secara spesifik dalam hal diversifikasi produksi pangan, Unilever berkomitmen untuk membangun fondasi yang kuat bagi Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. 

Hingga sejalan dengan hal tersebut, maka pada hari ini Bango memperkenalkan program ‘Bango Pangan Lestari’ sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan-baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan.

Yang mana secara garis besar, program ini menggarisbawahi tiga pilar penting, yaitu: Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan; Perlindungan kesejahteraan petani dan keluarganya; dan Penggalakkan regenerasi petani.


“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi
Hernie Raharja - Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk 



Nah, faktanya memang saat ini Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan nasional, yakni:

  1. Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal: disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga memengaruhi kualitas lahan
  2. Jumlah petani yang terus berkurang: masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan
  3. Lahan yang semakin terbatas: rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun. Di mana hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian, dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan 

Selain tantangan itu, pandemi COVID-19 juga menghadirkan tantangan lain yang tak kalah pelik, yaitu menurunnya kesejahteraan petani sebagai pihak yang berperan besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional.

Well, memang menurut Siche (2020), tiga kelompok yang paling rentan terdampak dari wabah COVID-19 adalah: orang miskin, petani, dan anak-anak

Nah, keberadaan petani pada golongan rentan merupakan fenomena yang unik karena mereka merupakan produsen bahan-bahan pangan yang menjadi tumpuan semua orang. Ya, pada masa pandemi ini, petani kecil tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga hasil produksi pertaniannya hanya dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang murah.

Misalnya saja, di tengah musim panen raya, penghidupan mereka sangat terdampak dengan terbatasnya distribusi komoditas pangan antarkota, antarprovinsi dan antarpulau sehingga hasil panen tidak terserap secara maksimal di pasaran. Bahkan diperkirakan 80 persen konsumen di negara berkembang terutama perkotaan mengandalkan pasar atau dari tempat lain untuk sumber pangan mereka, sehingga dengan diterapkannya pembatasan sosial dan transportasi akan mengganggu proses pendistribusian pangan.

Tak hanya itu, permintaan bahan pangan juga menurun cukup drastis, antara lain karena banyaknya bisnis Hotel, Restoran, Katering (HOREKA) yang terpaksa tutup selama pandemi

Maka, untuk melindungi kesejahteraan para petani, salah satu hal yang harus menjadi prioritas adalah memastikan kelancaran rantai distribusi pangan dari petani ke konsumen. Di mana hal ini dapat terwujud melalui kolaborasi yang erat dari berbagai pihak.


“Bango Pangan Lestari”
MC - Nirina Zubir


"Bango Pangan Lestari" sebagai Perwujudan Komitmen Global Unilever



Nah, Unilever memiliki komitmen global sampai tahun 2050 untuk menjadi katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Sejalan dengan komitmen tersebut, 

Bango memperkenalkan program “Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar bagi keseluruhan inisiatifnya dalam menggalakkan pertanian yang berkelanjutan sebagai bentuk dukungan Bango terhadap strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas industri pertanian dan tercapainya ketahanan pangan di Indonesia

Ini artinya, secara global, hingga tahun 2050 Unilever berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Sehingga untuk mewujudkan komitmen tersebut, ada dua hal penting yang dilakukan Unilever guna berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik, yaitu melalui: 


1. Diversifikasi Konsumsi Makanan

  • Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati
  • Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi
  • Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan
  • Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati
  • Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi
seluruh pembicara acara



2. Diversifikasi Produksi Pangan

Lebih lanjut, Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. Yang mana sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan, Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. ingin bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. 

Oleh karena itu, Bango memperkenalkan program ”Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan, terdiri dari:

  • Pengembangan Sistem Pertanian yang Berkelanjutan

✔ Saat Kecap Bango diakuisisi pada tahun 2001, keberadaan kedelai hitam terbilang langka. Untuk itu, Unilever Indonesia bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada secara khusus mengembangkan kedelai hitam Mallika, varietas unggul yang hingga kini menjadi kunci kelezatan autentik khas Bango

✔ 100% kedelai hitam Mallika yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu serangkaian standar cara bertani yang ramah lingkungan

✔ Bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia


“Bango Pangan Lestari”
Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan oleh Bango


  • Perlindungan Kesejahteraan Petani dan Keluarganya

✔ Bango bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan mitra lainnya telah mengembangkan komunitas petani kedelai Mallika melalui “Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam”. Hingga 2018, program ini telah memberikan manfaat dan menyejahterakan kehidupan 10.500 petani dengan cakupan area seluas 3.900 hektar – tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur

✔ Untuk memberikan dampak yang lebih luas, Bango memiliki “Program Saraswati” yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca panen sehingga mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri

  • Penggalakan Regenerasi Petani

Bango telah menggagas program regenerasi petani melalui “Program Petani Muda” sejak akhir 2019 dan akan terus berlanjut ke depannya. Bekerjasama dengan The Learning Farm, program ini melakukan pembinaan intensif bagi para pemuda potensial mengenai cara bercocok tanam yang efektif untuk hasil panen yang maksimal dan kesejahteraan yang lebih terjamin. Di mana diharapkan program ini akan menghasilkan pahlawan‐pahlawan generasi baru yang dapat membantu menjamin ketersediaan bahan pangan berkualitas



“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

Sehat, Bahagia dengan Pangan Lokal


Nah, keseluruhan program yang telah dijelaskan merupakan dukungan Bango terhadap strategi Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan sistem pertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan. Dan strategi ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang mengintegrasikan empat elemen, yaitu aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi sehingga manfaat pertanian dapat dinikmati dalam jangka panjang.

Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online.

Di mana pada saat membuka acara Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI menanggapi, 
“Di tengah pentingnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online seperti yang digalakkan dalam kolaborasi Bango, Sayurbox dan TaniHub Group ini diharapkan akan mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat - untuk keuntungan petani maupun masyarakat.” 

 

Lebih lanjut Agung Hendriadi menjelaskan dampak COVID-19 bagi perubahan lingkungan strategis global, diantaranya: 

  • Peringatan musim kemarau
  • Ancaman krisis pangan
  • Terganggunya ketersediaan pangan bagi 267 jiwa
  • Restriksi ekspor pangan global
  • Meningkatnya pengangguran

Tak hanya itu, pandemi juga membawa akibat pada Ketahanan Pangan Nasional, yakni: terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang/tenaga kerja, terganggunya distribusi pangan karena akibat penerapan PSBB dan penutupan wilayah terbatas dan  daya beli masyarakat menurun.

  1. Maka dikeluarkanlah Kebijakan dan Program Kementerian Pertanian:
  2. Meningkatkan produktivitas pangan pokok
  3. Memperlancar distribusi pangan
  4. Mempermudah akses transportasi
  5. Menjaga stabilitas harga
  6. Mengembangkan buffer stock dan intervensi pasar

Di mana, kesemuanya bertujuan untuk: Petani Sejahtera, Stock dan Harga Stabil


“Bango Pangan Lestari”

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi


 Sektor Pertanian di Masa Pandemi COVID-19


Sementara terkait dengan pilar kesejahteraan, saat ini kehidupan dan penghidupan petani sebagai pihak yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan nasional menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama di tengah pandemi COVID-19. 

Nah, Rusli Abdulah selaku Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada kesempatan ini menjelaskan, 

“Pada masa pandemi, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terkontraksi pada kuartal II 2020, meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu. Di balik fakta ini, secara umum kesejahteraan petani ternyata kian tergerus. Buktinya, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan - yaitu perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani - kian menurun. Di awal tahun NTP berada pada level 104,16; sementara di bulan Juli 2020 indeksnya tercatat turun menjadi 100,09. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua.”


Rusli menyebutkan pandemi telah menjadikan beberapa perubahan, diantaranya:

  1. Pergeseran konsumsi: pengeluaran per kapita non karbohidrat meningkat
  2. Permintaan bahan makanan di rumah tangga meningkat: ada kecenderungan responden untuk memasak di rumah
  3. Perubahan perilaku konsumen di masa pandemi: konsumen menghindari kontak fisik dan beralih menggunakan media virtual/digital

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi


“Bango Pangan Lestari” Berkolaborasi dengan Sayurbox dan TaniHub Group 


Nah, program “Bango Pangan Lestari” berkolaborasi dengan Sayurbox dan TaniHub Group untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya menjaga ketahanan pangan dalam situasi pandemi COVID-19 ini dilakukan dengan mengajak masyarakat membeli hasil pangan langsung dari petani. Di mana kolaborasi ini juga bertujuan meningkatkan kualitas petani Indonesia melalui berbagai pelatihan

Ya, guna membantu terciptanya ketahanan pangan, program “Bango Pangan Lestari” kembali mewujudkan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan dua platform e-commerce yang memasarkan hasil tani dari petani lokal, yakni SayurBox dan TaniHub Group.

Melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari, Bango mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan dari petani Indonesia, salah satunya melalui platform digital Sayurbox dan TaniHub Group. 

Di mana website ini akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan mereka terhadap jerih payah petani dan berkontribusi nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Kerja sama ini diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil tani sekaligus meningkatkan permintaan hasil tani, salah satunya melalui platform e-commerce sebagai channel alternatif. 

Nantinya, kolaborasi ini akan memperluas jaringan mitra petani sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Beberapa bentuk pelatihan seperti pembuatan pupuk organik cair dan pelatihan literasi keuangan, juga akan digelar untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.

Selain itu, kolaborasi ini juga merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian RI yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online. Di tengah meningkatnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online dipandang mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat - untuk keuntungan petani maupun masyarakat.


“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi

“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi



Sementara, Oshin Hernis selaku Head of Communications Sayurbox menanggapi tentang "Bango Pangan Lestari, ini bahwa pihaknya merasa senang sekali industri seperti Unilever, dalam hal ini Bango, ikut memiliki komitmen untuk memperbaiki kesejahteraan petani. Dan, berangkat dari persamaan visi dan misi Sayurbox, diharapkan kerjasama ini dapat lebih menyebarluaskan pentingnya membeli hasil pangan langsung dari petani, sehingga memberikan dampak yang semakin besar terhadap kesejahteraan mereka. Apalagi dengan makin meluasnya jangkauan pengiriman Sayurbox yang saat ini mencakup area: Jabodetabek, Surabaya dan Bali


Tak hanya itu, antusiasme yang sama juga datang dari Aria Alifie Nurfikry, Vice President of Marketing TaniHub Group yang menerangkan, 
“Melalui kolaborasi ini, kami akan memperluas jaringan mitra petani yang melakukan transaksi dengan TaniHub maupun yang dibantu pendanaannya oleh TaniFund, sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya"

Yang mana, bersama Bango, Tanihub Group juga akan menggelar berbagai pelatihan kepada lebih dari 500 petani, mulai dari cara pembuatan pupuk organik cair hingga pelatihan analisis usaha tani guna meningkatkan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. 

Yang kesemuanya sejalan dengan makin berkembangnya Tanihub yang telah menjangkau area pengiriman: Jabodetabek, Bandung-Sumedang,  Yogya-Solo-Semarang, Surabaya-Malang-Pasuruan dan Bali

Sementara menutup acara peluncuran program “Bango Pangan Lestari” untuk lindungi kesejahteraan petani di tengah pandemi, Hernie Raharja menegaskan lagi,

“Kami harap, kolaborasi ini akan semakin mengukuhkan komitmen Bango untuk bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian."

Jadi, yuk #DukungPetaniIndonesia dengan membeli bahan pangan langsung dari mereka melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari agar kesejahteraan petani di tengah pandemi terlindungi!

Dan...mari jaga bersama ketahanan pangan Indonesia untuk anak cucu kita!💖


“Bango Pangan Lestari” Lindungi Kesejahteraan Petani  di Tengah Pandemi


BANGO
www.bango.co.id | FB/IG/Youtube: BangoWarisanKuliner | Twitter: WarisanKuliner





Salam Semangat

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

39 komentar untuk "Bango Pangan Lestari"

  1. Bango selalu komitmen ya untuk melindungi para petani, semoga banyak petani yang mendapatkan manfaat. ih selalu teringat deh sama SIMALIKA keledai hitam yang dirawat dari kecil l. Hihihi

    BalasHapus
  2. Wah, terima kasih ulasannya mbak Dian. Sebagai orang yang pernah lama di suatu perusahaan. Mempresentasikan dan mempublikasikan CSR atau aktivitasnya dalam hal pemberdayaan masyarakat adalah sangat penting. Sehingga masyarakat akan paham dan menghargai bagaimana suatu perusahaan dengan banyak kewajiban dari pemerintah untuk berperan serta memajukan masyarakat, terutama yang langsung bersinggungan dengan perusahaan. Terima kasih mbak Dian. Kata teman-teman sih, Kecap Bango yang paling enak. hehehe

    BalasHapus
  3. Banyak hikmah di Pandemik gini mbak, dimana perusahaan besar nasional pun kehantem dan harus evaluasi diri untuk join ke masyarakat sesungguhnya

    BalasHapus
  4. Iya sih. Generasi muda lebih suka bekerja di luar sektor pertanian. Gengsinya lebih gedhe. Begitu katanya.

    Tapi, yuni malah pingin jadi petani. Istilahnya petani berdasi begitu. Hehehe

    BalasHapus
  5. Program bagus nih mba untuk para petani. Bisa belajar tentang membuat pupuk cair dan bercocok tanam yang efisien. Semoga tani Indonesia selalu sejahtera.

    BalasHapus
  6. Dari penjelasan mbak dian aku jadi tau tenganh Si Malika ini yang dirawat kayak anak sendiri hehehe ternyata begitu toh

    BalasHapus
  7. wah jadi program bango pangan lestari ga cuma soal kecap doang yaa, ternyata lebih luas! dan kerennya kolaborasinya jg nih sama sayurbox dan tani hub! emnang sih ya kita tuh punya banyak sumber karbohidrat tapi jarang diulik. menarik banget nih buat kampanye pergeseran konsumsi karbohidratnya :)

    BalasHapus
  8. Pandemi ini memang berdampak sama semua pihak ya Mba Dian. Kasihan hugs buat para petani yang kena imbas banyak kayak gini. Tapi aku salut juga sama kecap bango, Unilever, tanihub dan semua pihak yang telah menggagas ide kolaborasi keren jni. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani juga. Btw kecap bango itu favorite keluargaku loh.

    BalasHapus
  9. Baca ini membuat saya teringat cita2 lama yang sejauh ini masih tergeser : menjadi petani. TFS Mbak Dian..
    Oh ya, baru ngerti akronim HOREKA nih.. :)

    BalasHapus
  10. Semoga kendala minimnya pengetahuan cara menanam dan mengolah hasil tanam yang dialami petani berangsur bisa dikurangi dengan program bango pangan lestari ini ya. Sehingga kualitas sumber pangan bisa lebih maksimal

    BalasHapus
  11. Pandemi mengajarkan banyak hal, salah satu unsur utama yang paling terasa adalah pada unsur kebutuhan pangan di dalam rumah tangga agar terus terjamin dan selalu ada tanpa khawatir terpapar virus Covid-19. Kece bangettt nih programnya BANGO

    BalasHapus
  12. Bener banget, Mbak Dian, petani memang menjadi salah satu kelompok rentan. Bapak saya juga petani soalnya. Kadang harga sayur di pasaran mahal, tapi dari petaninya sih nggak ikut mahal. Program kolaborasi Bango, TaniHub, dan Sayurbox ini keren banget, bisa membantu para petani. Saya jadi tertarik ingin tahu lebih banyak tentang TaniHub ini, mudah-mudahan semakin banyak petani yang mendapatkan akses untuk bergabung di program yang bagus ini. Terima kasih sharingnya, Mbak Dian.

    BalasHapus
  13. Ternyata, bango gak cuma sayang sama Mallika aja ya mbak. Tapi juga sayang sama petani. Respect banget sama programnya. Mari saling mendukung dan membantu, terutama buat para Petani Indonesia. Semoga petani Indonesia bisa berjaya dan sejahtera

    BalasHapus
  14. Wah, program yang berkelanjutan ya dari Bango, memikirkan petani juga sebagai bagian dari pentingnya industri ini, sehingga perlu dimajukan juga...

    Industri pertanian masih dibutuhkan apalagi dengan adanya Covid-19 yang sepertinya meningkat kebutuhan pangannya

    BalasHapus
  15. Ulasannya panjang banget ya Mbak Dian. Sampai ngos-ngosan nih bacanya. Hihihi. Aku salut dengan Unilever dengan programnya Bango Pangan Lestari yang berusaha mensejahterakan petani di masa pandemi seperti ini, mendorong konsumen belanja kebutuhan sayur langsung dari petani dan bekerja sama dengan TaniHub yang memberikan pelatihan kepada para petani.

    By the way salut juga dengan komitmen Unilever dalam mengembangkan kedelai hitam Malika dan mempunyai banyak petani binaan.

    BalasHapus
  16. Jika makin banyak yang peduli terhadap petani, Insya Allah pangan kita akan terjamin. Karena sudah jadi rahasia umum bahwa generasi muda enggan masuk ke bidang pertanian karena menganggap bidang ini kurang menjanjikan. Padahal tanpa petani dari mana kita makan ya? Apresiasi penuh Bango dengan program seperti ini

    BalasHapus
  17. Semoga dengan Bango angan Lestari ini, kesejahteraan petani yang sempat menurun bisa ditingkatkan lagi.

    BalasHapus
  18. Baru ngeh kalau Bango itu bagian Unilever (kemana aja saya selama ini,hehehe). Menurut saya Bango punya tujuan mulia nih mba apalagi saat pandemi pasti petani pun terdampak. Dulu saya pernah ditawari beras yg langsung dr panen petani tapi karena lokasinya yg cukup jauh juga, niat sya urung terlaksana. Semoga dengan program dr Bango ini saya bisa mulai membeli produk langsung petani

    BalasHapus
  19. Ketahanan pangan saat masa pandemi ini penting banget. Salut untuk Bango yang bekerja sama dengan petani lokal untuk ketahanan pangan ini. Sebagai pengguna Bango, kubanggaaa!

    BalasHapus
  20. Kita juga bisa turut andil dalam mensejahterakan petani ya mbak, dengan melakukan belanja bahan pangan di Sayurbox atau TaniHub Group itu ya. Tapi emang Sayurbox andalan aku banget sih dari pertengahan Maret .

    BalasHapus
  21. sy pengguna setia tani hub nih mba Dian..produknya bagus dan sy setuju program dari Bango yg berkolaborasi dng petani..aplgi masa pandemi gini ya pasti para petani terbantu banget ya

    BalasHapus
  22. Berhubung aku tinggal di Kota Bogor tapi aslinya berada di suatu pedesaan di kota hujan ini, komplek tempat aku tinggal berdekatan dengan pemukiman sekitar yang masyarakatnya sebagian bercocok tanam. Aku tahu banget deh mereka itu kalau panen langsung membawa dagangannya ke pasar.

    Pernah ketemu di angkot dan aku beli, orangnya senang bukan main. "Katanya, Alhamdulillah ... Untung saya lebih besar. Nggak jadi keluar uang buat naik angkotnya." Waktu itu beliau turun lagi.

    Sebagai petani dengan lahan sangat terbatas, hasil pertanian yang mereka jual juga sedikit banget, Mak. Diborong satu keluarga juga sudah habis.

    Di tempat tinggalku sendiri, sudah biasa petani tersebut keliling komplek perumahan buat menawarkan singkong, ubi, pisang, pepaya, atau bengkuang. Berhubung lahannya cuma di belakang rumah, khusus bengkuang, aku suka nyamperin aja biar nggak keburu dibeli orang, hahaha ...

    Semoga program Bango Pangan Lestari dapat terus menghidupkan kesejahteraan para petani Indonesia. Tanpa mereka, gimana lah nasib perut kita.

    BalasHapus
  23. Suka sama programnya Unilever. Patut didukung demi melihat para petani dan UMKM Indonesia sukses.

    BalasHapus
  24. Yeayy semoga dengan adanya program Bango Pangan Lestari ini, para petani jadi banyak terbantu dan kembali sejahtera yaa mbak.

    BalasHapus
  25. Aku sepaham nih sama programnya Bango, demi penghidupan para petani yg lebih layak dan lebih baik.

    BalasHapus
  26. emang rasa kecap Bango terbaik sih buat menu masakan apa aja, semur, tumis, semuanya jadi enak dan gurih

    BalasHapus
  27. Ulasannya komplit banget mbk. Alhamdulillah aku tinggal di daerah yang masih banyak petani, jadi sering banget beli langsung dari petani. Lebih banyak ke buah, sayur sama rempah. Alhamdulillah..

    BalasHapus
  28. Great project from unilever nih. We must support. Btw in my house. I am using Bango too. The taste is good and my kidz like it

    BalasHapus
  29. Jumlah petani yang semakin berkurang memang bikin khawatir ya... Senang deh ada program regenerasi dari unilever...

    BalasHapus
  30. Bagus sekali program kerjasama Bango dengan para petani.
    Di Bandung ada banyak sekali petani yag menawarkan sayurannya langsung dari kebunnya di Lembang.
    Dan dari segi harga sangat terjangkau dengan jaminan mutu dan kualitas terbaik.

    BalasHapus
  31. Bango ini kecapnya emang paling sedep kalau di lidahku. seneng rasanya kalau suatu produk perhatian banget sama petaninya ya mak

    BalasHapus
  32. Kecap kesukaanku inj.Malika juga udah jadi branding yang berhasil,tiap denger Malika meski nama orang ingetnya kecap Bango, hehehe. Ternyata Malika termasuk salah satu program untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan ya, bagus sekali ini programnya semoga sustain biar petani regerenerasi juga dengan teknologi yang lebih menguntungkan mereka :)

    BalasHapus
  33. Selama ini bango udah jadi kecap andalan kami sekeluarga.. nah apalagi Bango punya program begini makin ngefans deh..

    BalasHapus
  34. program ketahanan pangan ini pas baca bagus banget, semoga aplikasinya dilapangan lancar dan sukses, sodara ada yang petani, ya gitu harga naik turun, apalagi klo lagi musimnya bisa anjlok parah huhuhu

    BalasHapus
  35. Program2nya emang bagus2 semua yaa menyasar ketahanan pangan, soal petani Indonesia dan juga keberlangsungannya

    BalasHapus
  36. Bener jangan lagi petani kita diperdaya tengkulak ya. Harus punya wadah kayak sayur box dan bango nih. Saya tadi klik linknya. Ternyata bisa dpt voucher belanja juga ya, Mba.

    BalasHapus
  37. bango pangan lestari bekerjasama dengan tukang sayur online (sayurbox) kecintaan aku. Jadi semakin mau beli lebih sering disana atau mau coba juga tani hub

    BalasHapus
  38. Bango idaman banget mba Dian.
    Aku kan di rumah jualan ya, warungan kecil bango jadi yang sering diburu

    BalasHapus