Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antologi Puisi Bertema Ayah

Antologi Puisi Bertema Ayah, berjudul "Lewat Angin Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku" , adalah buku kumpulan puisi yang memuat salah satu karya saya. Antologi ini adalah kumpulan naskah terbaik dari Lomba Cipta Puisi Bertema "Ayah" yang digelar FAM Indonesia pada tahun 2017 silam. Terkumpul 783 naskah pada lomba tersebut yang akhirnya terseleksi menjadi 196 naskah yang dimuat di buku ini. Yang terdiri dari 3 Puisi Terbaik, 14 Puisi Pilihan dan 179 Puisi Nominator. 

Puisi saya masuk yang mana? Yang terakhir lah, kwkwwk. Meski begitu tetap semangat dong ya! Dan, karena bukunya baru ketemu saat beberes rumah, jadi baru saya bagikan di sini.

Penasaran? Yuk mari....!


Lewat Angin Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku


Data Buku 


Judul: Lewat Angin Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku
Penulis: Andi Jamaluddin, AR.AK dkk

Desain Sampul | Penata Letak: Fariz Hazim
Editor: Tim FAM Publishing
Halaman: 408
Cetakan Pertama: Oktober 2017
ISBN: 978-602-335-296-8


3 Puisi Terbaik

Andi Jamaluddin, AR. AK, Rezqie Muhammad AlFajar
Atmanegara, Sugik Muhammad Sahar


17 Puisi Pilihan

Abdul Warits, Adriano Julian Kakiay, Feliks Hatam, HM Farid Wajri
RN', Imam Rosyadi, Lydia Nahkluz Petrovaskaya, Limanur, Maria
Ulfa. Moh. Ghufron Cholid, Panggih Cahyo Setiaji, Rusmiah Intang Baleleng, Rut Gresela, Yos Irawan, Yuniche llhami Putri KZ


BERSAMA PUISI NOMINATOR LAINNYA

Terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kita semua untuk lebih menghargai dan menghormati sosok ayah. Terkadang kita tidak menyadari bagaimana beliau bekerja dengan sangat keras demi keluarga, terkadang pula kita tidak mengerti jika sikap kerasnya merupakan salah satu bentuk kasih sayangnya pada kita. Terlebih jika beliau telah diambil terlebih dulu oleh Yang Maha Kuasa. Maka, dari sekian puluh puisi yang disajikan, kita seolah diajak untuk mengapresiasi kerja keras seorang ayah dari berbagai sudut pandang.

FB: Aishiteru Menulis
FB: Forum Aishiteru Menulis
Penerbit FAM Publishing Jalan Mayor Bismo, No. 28
Pare, Kediri, Jawa Timur
0812 5982 1511 aktifmenulis@gmail.com
www.famindonesia.com


FAM Publishing

Tentang FAM Indonesia


Adalah Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia yang didirikan oleh “duo penulis muda” Indonesia, Muhammad Subhan (Sumatera Barat) dan Aliya Nurlela (Malang, Jawa Timur). Berdiri pada tanggal 2 Maret 2012 dan berkantor pusat di Pare, Kediri, Jawa Timur. Punya tujuan mulia menyebarkan semangat cinta menulis di kalangan generasi muda, khususnya siswa sekolah dasar, SLTP, SLTA, mahasiswa, dan kalangan umum lainnya. 

FAM Indonesia bertekad membina anak-anak bangsa untuk cinta menulis dan gemar membaca buku. Sebab, dua hal ini melatarbelakangi maju dan berkembangnya negara-negara di dunia lantaran rakyatnya suka membaca buku dan menulis karangan.

FAM Indonesia berbasis di sekolah-sekolah dan melebur di tengah masyarakat dalam berbagai kegiatan kepenulisan. Kalau kamu mau gabung add saja facebook FAM Indonesia: "Aishiteru Menulis". Ikuti juga diskusi kepenulisan bersama Tim FAM Indonesia di Grup Facebook "FAM Indonesia". 

Nah, secara berkala FAM Indonesia mengadakan event lomba kepenulisan. Dimana lomba bisa diikuti oleh umum dengan kategori tema yang telah ditentukan. Persyaratannya mudah, hanya kirim naskah tanpa dipungut biaya. Ada hadiah menarik berupa uang tunai dan paket buku. Selanjutnya, kumpulan naskah terbaik akan dibukukan dan jika penulis ingin memesan akan dicetak sesuai jumlah pesanan.

Untuk event kali ini, mengambil tema AYAH dengan harapan dapat memberikan manfaat juga mengingatkan semua lebih menghargai dan menghormati sosok Ayah. Beliau yang telah bekerja keras demi menafkahi keluarga. Sosok yang kadang kita rasa bersikap keras yang sejatinya itu adalah bentuk kasih sayangnya pada kita. Dan, antologi ini adalah apresiasi akan sosok Ayah dari berbagai sudut pandang.


FAM Indonesia


Puisi Terbaik Pertama


Lewat Angin Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku
(Andi Jamaluddin AR.AK)


Lewat angin tengah malam dalam tadah tangan yang gemetar kucoba kirimkan lagi segenggam doa buat abahku sebab ada rindu segala dirinya menjelma di sini mengingatkan betapa jauh sudah langkah jalan kulewati segalanya adalah darinya bermula

Hujan yang menggiring derai
Seakan menuliskan kembali helai perjalanan hidupnya
Tak pernah lelah
Menyiramkan butir hujan penyejuk sukma
Seperti juga tatap matanya
Selalu mengantarkan keteduhan 
Hingga kutiba di dermaga pagi

Dan kepada angin yang berangkat menuju sorga 
Berikan dia cahaya
Berikan di aroma wangi
Dudukkan dia di altar-Nya
Amin!

Al Fatihah
Bagi Abahku

//ajarak/19.06.17/23.25/pgt.tanbu//


FAM Publishing



Puisi Karya Saya


Tuhan pun Menamainya...."Ayah"
(Dian Restu Agustina)


Tuhan mengambil segelintir kekuatan petir
Sekuku keteduhan pokok kayu
Sepadi kehangatan mentari pagi
Sejumput ketenangan air laut
Secercah kemurahan alam yang berlimpah
Secolek kenyamanan malam yang molek
Sebiji kebijakan pasak negeri
Sekerat kekuasaan pejabat
Sekubit sukacita pagi buta 
Secuil kesabaran dari keabadian
Sekelebat iman malaikat
Sekulum kelembutan senyum
Sejenang keberanian pejuang 
Sejurus kepintaran genius
Selincam kukuhnya genggam
Sedikit kekarnya bukit 
Sekelonet solidnya planet
Serepih kalemnya kasih
Sekelebat tegarnya hibat
Sejambak perkasanya ombak
Sejaras riangnya paras
Seberinda tangguhnya keluarga
Dan,..sejenak kebutuhan istri anak
Saat dirasanya campuran itu telah sempurna
Tanpa memerlukan penambahan apa-apa
Tuhan pun menamainya....."Ayah"!


Lewat Angin Kukirimkan Segenggam Doa Buat Abahku



Salam Semangat

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

13 komentar untuk "Antologi Puisi Bertema Ayah"

  1. waaah ternyata mbak dian penulis puisi ya. saya mah ga bisa nulis puisi.cukup penikmat aja.. sukses utk bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mbak.
      Dulu kalau gaje saya nulis fiksi hihi
      Oh ya, ini buku tahun 2017, memang enggak dijual, terbatas hanya untuk peserta yang memesan saja.

      Hapus
  2. Aku suka puisi mba dian..
    Tuhan pun menamainya "ayah".

    Mengingatkanku sama bapak yang udah 4 tahun pergi.
    Ah rasanya gak cukup kata untuk mendeskripsikan betapa nyamannya berada pada pelukan ayah.

    BalasHapus
  3. Keren banget ihhhh selain gemar baca buku pinter bikin puisi juga hehe. Btw baca puisi kak Dian aku jadi berkaca kalau masih banyak kosa kata yang aku baru tau huhu.

    BalasHapus
  4. Jadi ikut terharu bacanya. Puisi yang mbak rimanya bagus banget ^^. Bagi saya pribadi kasih sayang ayah itu sama besarnya dengan ibu. Keduanya punya peran penting. Terus berkarya mbak, semoga ada buku puisi berikutnya.

    BalasHapus
  5. Mbak Dian keren banget, masya Allah, bisa nulis puisi juga rupanya.
    Semoga bukunya laris manis. BTW Pak Andi Jamaluddin kayaknya orang Sulsel, kalau dari namanya. Masya Allah ya puisinya keren.

    BalasHapus
  6. Masha Allah, another prestasi lagi :*

    Btw banyak banget tuh penulisnya Mba, dan kayaknya kalau saya baca buku ini, bakalan mewek nangis-nangis haru dan auto kangen bapak.

    Sosok ayah memang kadang luput dari pikiran banyak orang, padahal kasih ayah tidak kalah dengan kasih ibu, huhuhu

    BalasHapus
  7. Aih kereen. Selarang masih nulis puisi nggak mbak? Aku terakhir nulis puisi malah zaman SMA, sekitar 20 tahun lalu deh.

    BalasHapus
  8. Mbak Dian keren. Bisa bikin puisi. Saya bisa bikin puisi hanya jika sedang super galau dan super rindu. Jadi selalu ga minta baca info lomba puisi.
    Btw, puisinya bagus

    BalasHapus
  9. Aku belum baca isi puisi semua nominator nya mba. Duuuh, aku terlanjur suka sama puisi berjudul Dan Tuhan pun menamainya Ayah.

    Puisinya terasa hangat Mba.

    Congrats mba Dian.
    Aku turut bangga sekali

    BalasHapus
  10. Baca cerpen juara 1 sempet ngerutin kening, begitu baca bagian akhir hati langsung maknyes, hehehe. Jarang banget ya, antologi puisi tentang Ayah.

    BalasHapus
  11. DAya udah jarang juga menulis puisi mbak. Liat tulisan mbak ini jadi kangen euy. Puisi mbak dian juga keren.

    BalasHapus