Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengunjungi Wat Arun Thailand

Wat Arun adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketika traveling ke Thailand. Ya, Wat Arun yang berarti Candi/Kuil Fajar adalah kuil Budha yang terletak di distrik Bangkok Yai di Bangkok, Thailand, tepatnya di barat hulu sungai Chao Phraya. Nama panjangnya sendiri dalam Bahasa Thai juga panjaaaang sekali, yakni: Wat Arunratchawararam Ratchaworamahavihara. Di mana nama Arun diambil dari nama Dewa Fajar yaitu Aruna. Wat Arun juga dianggap salah satu situs yang paling terkenal di Thailand. Maka, tak heran di setiap itinerary, wisatawan memasukkan Wat Arun sebagai tujuan. Termasuk saya dan rombongan yang mengunjunginya di hari pertama setelah tiba di Bandara Don Mueang dengan Thai Lion Air. 


Tips berkunjung ke Wat Arun


Tentang Wat Arun

Dibangun pada era kerajaan Ayutthaya, sebelumnya Wat Arun lebih dikenal dengan sebutan Wat Makok. Seiring berjalannya waktu, Raja Rama II & Raja Rama IV pun berkuasa. Dengan pergantian tahta ini, nama yang diberikan oleh penguasa sebelumnya pun diubah dengan nama yang tersemat hingga kini.

Saya kutip dari Wikipedia, Wat Arun dipercaya ditemukan oleh Raja Taksin pada 1768, ketika sang Raja bertempur melawan Burma demi merebut kembali wilayah kerajaan Ayutthaya. Setelah bertempur, Raja Taksin datang ke kuil ini kemudian tak lama memugar bangunan kuil.. Juga menamainya Wat Chaeng yang berarti Kuil Fajar, lantaran saat pertama kali menginjakkan kaki dan menemukan kuil ini, Sang Raja tiba di waktu fajar.

Nah, kuil ini dulunya merupakan rumah bagi patung zamrud Budha yang ternama. Tapi, setelah ibu kota dan istana kerajaan pindah ke seberang Wat Arun, patung tersebut disimpan di sana. Kemudian, ketika Raja Rama III memimpin kerajaan antara tahun 1824 hingga 1851, dilakukan pemugaran kembali di kuil ini. Raja memberikan sedikit tambahan di menara tertinggi di pusat kuil Wat Arun. Mozaik yang terbuat dari keramik disematkan di pusat menara tersebut yang mempercantik keindahan Wat Arun.


Berkunjung ke Wat Arun


Menuju Wat Arun

Sejatinya Wat Arun jadi tujuan pertama saya begitu tiba di Bangkok, setelah sebelumnya makan siang di Canal Restaurant. Tapi karena khawatir Grand Palace keburu tutup jika jadi tujuan terakhir, maka jadwal pun dibalik, ke Grand Palace dulu baru ke Wat Arun. Memang, keduanya berseberangan letaknya, hanya dipisahkan oleh Sungai Chao Phraya.

Nah, cuaca yang panazzz, membuat tour guide kami menyarankan untuk naik tuk-tuk saja ke sana.  Pasalnya bis tidak bisa parkir di situ. Sudah pasti semua mau, karena biar sekalian coba alat transportasi khas Thailand yang memiliki tiga roda seperti bajaj yang ada di Jakarta itu.

Dan, karena yang pesan tuk-tuk guide-nya kami enggak kena tipu dari sopir seperti kebanyakan pengalaman naik tuk-tuk dari wisatawan lain. Tarifnya (seingat saya - maaf lupa) disepakati 200 Baht (sekitar 94 ribu) per tuktuk/4 orang.

Jaraknya sebenarnya deket sih, kalau niat jalan pun bisa. Cuma energi kami sudah nyaris habis karena memang begitu mendarat langsung ngikuti itinerary, demi tercapainya weekend gateway kali ini hihi..

Kemudian, sesampainya di dermaga, saya disambut deretan pedagang kaki lima persis di Jakarta yang menjual es, rujak buah dan sejenisnya, pas dengan kondisi cuaca. Lalu mengarah ke dermaga ada bus sungai yang akan mengangkut penumpang (kebanyakan wisatawan) ke seberang.

Saya enggak perhatian berapa tarifnya, karena dibayar oleh guidenya. Oh ya dari kejauhan Wat Arun nampak terlihat megah seperti sedang mengapung di tengah sungai Chao Phraya yang jauh bersihnya dibandingkan Kali Ciliwung. Cuma karena siang hari, memang terlihat kurang memesona dibanding yang saya lihat di foto-foto yang beredar di dunia maya. Kurang eksotis gitu...maka jika jalan sendiri ke sini dan ingin berburu foto, mendingan pagi-pagi (sesuai namanya, saat fajar bakal indah sekali, atau pas senja saja).

Oh ya, bus sungai ini cukup besar ukurannya, bisa menampung 50-an penumpang (hm atau lebih ya), ada kursi-kursi juga tempat berdiri macam di bus kota.

Enggak pakai lama, bus sungai ini pun sampai di dermaga Wat Arun, setelah menyeberangi sungai utama di Thailand yang memiliki panjang sekitar 372 kilometer itu.


Mengunjungi Wat Arun
naik tuk-tuk...si Adik dah asem mukanya, kecapekan kwkw

Wat Arun
river bus/bus sungai

Mengunjungi Wat Arun
duduk di bus sungai

Mengunjungi Wat Arun
kakek pengemudi ...santai sekali


Mengunjungi Wat Arun

Begitu sampai, disambut jajaran penjual lagi, meski lebih rapi, akhirnya beli minum, es krim dan jus dulu di sini, karena beneran bulan Juli, Bangkok tuh panasnyaaa gila....persis Jakarta! 

Lalu, jalan menuju lokasi kuil dengan sisa tenaga..haha. Beneran, jetlag karena begitu turun dari pesawat langsung ngider, ditambah bangun dari jam 3 pagi karena mesti check in di Bandara Soetta jam 5, dah muterin Grand Palace sebelumnya, jadi lengkap sudah! Saya (dan si Adik) tepaaar, pemirsaah!

Maka, di sini, meski dari jauh nampak indah sekali, saya hanya duduk-duduk menikmati. Enggak naik ke bagian kuil Wat Arun yang saya intip bertangga curam ini. 

Wat Arun, kuil yang sangat indah, dipenuhi dengan detail ornamen bunga di pilar-pilar bangunannya. Selain itu, di sudut-sudut kuil, terdapat pecahan-pecahan keramik dan pecahan-pecahan kerang yang disusun indah sebagai dekorasi. Tak hanya itu,  kuil ini juga memiliki anak tangga yang banyak dan curam untuk menaiki puncaknya. Di mana baik menaiki maupun menuruni anak tangga ini, kita harus ekstra hati-hati. Begitu cerita suami saya saat menaiki tangga bareng beberapa anggota rombongan lainnya.

Sementara, sambil menunggu yang lain eksplor Wat Arun, saya ke bagian belakang pagar tempat kios souvenir berjajar. Letaknya persis di belakang tempat duduk untuk rehat pengunjung. Saya ingat pesan sepupu yang tahun lalu ke sini juga, kalau beli oleh-oleh di Wat Arun saja karena lumayan murah harganya. Akhirnya tertebus beberapa kaos dan souvenir khas Thailand di sana.

Nah, karena Wat Arun akan ditutup segera dan kami punya agenda lainnya, maka saya dan rombongan pun tak bisa berlama-lama di sana. Agenda rombongan setelah Wat Arun, sekalian arah pulang adalah Chao Phraya River Tour. 


Wat Arun

Wat Arun

Mengunjungi Wat Arun

Wat Arun


Mengunjungi Wat Arun



Info dan Tips Mengunjungi Wat Arun

Well, sedikit info dan tips saat mengunjungi Wat Arun:


  • Jam operasional: 08.00 - 18.00 (ini sebelum pandemi, mungkin disesuaikan kini)
  • Tiket: 50 Baht (sekitar 24 ribu)
  • Alamat: 158 Thanon Wang Doem, Wat Arun, Bangkok Yai, Bangkok 10600, Thailand
  • Kuil merupakan tempat persembahyangan umat Budha maka sebaiknya berpakaian sopan saat mengunjunginya
  • Saat menaiki maupun menuruni anak tangga, berhati-hati agar tidak tergelincir nanti.
  • Jika berminat sewa baju tradisonal Thailand ada di dekat dermaga, bisa kita gunakan sebagai pelengkap dokumentasi liburan. 
  • Kios souvenir di luar pagar (dekat toilet), harga lebih murah dibandingkan di Chatuchak Market
  • Butuh waktu sekitar 1 jam di sini untuk mengitari area kuilnya
  • Yang niat berburu foto lebih greng kalau datang saat sunrise atau sunset juga malam saat berhias lampu

Baiklah, semoga infonya bermanfaat ya..


Meski belum bisa pergi-pergi akibat pandemi, enggak ada salahnya kan ngumpulin informasi hihi...


See Ya!!💖


Wat Arun



Happy Traveling









Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

12 komentar untuk "Mengunjungi Wat Arun Thailand"

  1. Masha Allah lengkap banget tulisannya.Terimakasih mbak sudah menambah wawasan pembaca ttg destinasi wisata wat arum.

    BalasHapus
  2. bawa topi atau payung ya mba, biar gak kepanasan hihi. seruuu ya mengunjungi negara lain untuk traveling. pingiiin ih. paspor juga udah mau abis masa berlakunya tahun 2021, tapi masih belum bisa kemana-mana haha. makasih mba sharingnya, seru banget perjalanan ke thailand-nyaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, pasporku dah hampir expired juga.
      Bener bawa payung dan topi

      Hapus
  3. Mbak Dian... selalu komplit kalau cerita perjalanan gini... sedap banget deh bacanya. Btw itu bangunannya bagian luarnya dari porselen gitu kah? Warnanya cakep banget

    BalasHapus
  4. Aku pernah ke Bangkok pas April akhir, itu luar biasaaaa puanaaasnya juga mba -_-. Dan balik dari sana msh lanjut pula ke Kamboja, sampe indo, aku sakit radang tenggorokan parah, Krn ga kuat panasnya.. sjk itu aku ga mau ke thailand pas puncaknya panas. Mendingan december-february, itu enak suhunya.

    Wat Arun ini kuil yg paling aku suka di Bangkok. Kalo sluruh Thailand, tetep pilihanku White Temple di Chiang Rai, tercantik! Tapi khusus Bangkok, wat Arun lah. Cm aku LBH suka pas malam ke sana, foto dari luar aja, Krn lampu2nya itu ganti2 :D. LBH cakep. Tiap kali ksana aku ga tertarik naik ke atas. Terlalu curam hahahaha. Bisa encok aku :p

    Seru tuh naik boat chao Praya. Dulu aku sama suami beli tiket trusan 1 day pass. Jadi dari pagi Ampe malam naik turun boat di beberapa pier, trus liat2 wisata yg ada di pier itu apaan. Trus naik boat lagi, gitu aja trus :D. Seru jugaaa. Pgn gitu lagi klo ntr ke bangkok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba..memang lebih enak naik tiket terusan bisa singgah ke beberapa tempat wisata sekaligus...jadi sekalian.

      Hapus
  5. Waktu itu saya dan suami bulan madu ke sini. Kami naik dan masuk ke dalam. Memang benar di dalamnya ada tempat beribadah. Megah sekali bangunannya. Ya ampun jadi kangen jalan-jalan lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga pandemi segera pergi dan kita bisa jalan-jalan lagi ya Mbak:)

      Hapus
  6. Cerita traveknya menarik jadi pengen ke sana.

    BalasHapus