Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menulis Surat Pribadi: Belajar pada Masa Pandemi COVID-19

Yeay..., Ujian Praktik (Uprak) kelas VI SD si Adik sudah seminggu berlalu. So far, Alhamdulillah lancaaar! Maka untuk mendokumentasikan dan siapa tahu ada yang membutuhkan, beberapa materi akan saya update di blog ini. Seperti saat praktik pidato Bahasa Indonesia dan menggambar simulasi gerhana matahari pada pelajaran IPA. Nah, kini saya akan membagikan praktik pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis surat pribadi bertema sama dengan pidatonya: "Belajar pada Masa Pandemi COVID-19".

Oh ya, sebelumnya dirimu sudah tahu kan apa surat pribadi itu?


Menulis Surat Pribadi

Pengertian Surat Pribadi


Dulu, waktu kuliah di Bali saya masih menulis surat pribadi untuk orang tua saya di Kediri. Surat itu masih bersampul amplop plus bertempelkan perangko, serta terkirim lewat jasa pos. Ya, begitu jayanya surat pribadi via pos saat itu sehingga kedatangannya selalu saya tunggu.

Nah, seiring berkembangnya teknologi, surat pribadi tak lagi ditulis di kertas dan terkirim lewat pos lagi. Melainkan dalam format electronic mail (email) dan dikirimkan lewat jaringan internet. 

Meski demikian esensi surat pribadi tak berubah!

Saya kutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), surat pribadi adalah sebuah tulisan atau surat yang dibuat oleh orang tertentu kepada seseorang. Surat pribadi bertujuan untuk memberikan informasi atau kabar tertentu kepada orang lain, termasuk menceritakan isi perasaan dan hati kepada seseorang.

Nah, surat ini memiliki jumlah penulisan yang tidak terbatas. Akan tetapi, untuk jenis surat ini kita perlu menuliskan beberapa hal wajib di dalamnya. Mulai dari tanggal, alamat yang dituju, pembukaan (salam, kata untuk menyapa), isi dan penutup. Kemudian di bagian akhir diberi nama pengirim sekaligus tanda tangan.

Surat pribadi tidak memiliki aturan yang baku sebagaimana surat resmi. Meski demikian, saat menulis surat pribadi, harus memakai bahasa yang mudah dipahami.

Sementara untuk ciri-cirinya, surat pribadi memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini: 

  • Isi surat bersifat pribadi 
  • Tidak menggunakan kop surat 
  • Bahasa yang digunakan boleh tidak resmi, ragam bahasanya akrab 
  • Salam pembuka dan penutup bersifat non formal 
  • Penulisan lebih bebas.

Sedangkan tujuan surat pribadi, yakni: 

  • Menanyakan kabar 
  • Memberitahukan keadaan 
  • Memberikan undangan 
  • Mengungkapkan perasaan 
  • Menyampaikan pesan

Surat Pribadi Bertema "Belajar pada Masa Pandemi COVID-19"


Nah, saat tahu tugas Ujian Praktik adalah Menulis Surat Pribadi, si Adik memutuskan menulis surat untuk sepupunya yang tinggal di Solo, Afi, yang kini duduk di kelas 4 SD. Oh ya, surat ini wajib ditulis tangan dan setelah selesai difoto lalu dikirimkan ke Google Class Room mata pelajaran Bahasa Indonesia.

*Catatan: sepupunya, Afi, di Solo sudah masuk sekolah (tidak PJJ lagi)

Ini dia suratnya:

Jakarta, 28 Januari 2021
Untuk Dik Afi
di Solo

Assalamualaikum Dik Afi,

Apa kabarnya? Semoga sehat selalu ya....
Aku dan keluarga di Jakarta juga sehat. Semoga kita semua selalu dilindungi Allah SWT. Amin.

Oh ya, bagaimana sekolahmu di sana? Apa kamu sudah pergi ke sekolah seperti biasa? Wah, senang dong ya?

Kalau aku belajar dari rumah karena sekarang masih pandemi. Sebenarnya aku bosan dan ingin segera sekolah lagi. Tapi demi keselamatan semua aku bersabar dan terus berdoa semoga pandeminya berakhir segera.

Oh ya, aku setiap hari zoom meeting dari pukul 07.30 sampai 12.00. Istirahatnya dan salat Dhuha 45 menit pada pukul 09.45 sampai 10.30. Lalu tugas dari guru akan dibagikan lewat Google Class Room (GCR). 

Memang jadi sedikit repot, tapi aku senang karena masih bisa belajar dari rumah.

Baiklah sekian dulu surat dariku. Terus semangat dan jaga kesehatan, ya. 

Sampai berjumpa di lain waktu. 

Oh ya, sampaikan salamku untuk orangtuamu, Om Arief dan Tante Titik, ya.

Salam dari sepupumu,

Randy



Semoga bermanfaat!💖

signature-fonts














Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

7 komentar untuk "Menulis Surat Pribadi: Belajar pada Masa Pandemi COVID-19"

  1. Manis banget ya suratnya si kakak, mbak Dian!
    Seneng deh kalo ada anak yang bisa mengungkapkan isi pikirannya di sebuah surat seperti ini, penasaran anakku yang bontot mau gak ya bikin surat kek gini!

    BalasHapus
  2. tutorial nih buat anak-anak yang baru belajar menulis surat, hihi. Kalau kita kan ud paham ya, but anyway thanks buat infonya mbak Dian

    BalasHapus
  3. Menarik ya Ujian Praktik/Uprak

    Seingat saya dulu juga dapat pelajaran bikin surat dan Akhirnya punya teman pena

    Ketika anak anak saya Sekolah, mereka juga belajar bikin surat

    BalasHapus
  4. Aku berasa kembali ke masa kecil belajar menulis surat 😊😍 aku coba dehh trik dan tipsnya buat anakku juga

    BalasHapus
  5. Saya senyum-senyum baca suratnya. Lucu. Jadi teringat dulu waktu SD dan SMP juga pernah mengalami hal ini. Ujian sekolah dengan membuat surat pribadi. Dan lucunya semuanya dimulai dengan menanyakan kabar. Sepertinya format begitu sudah baku banget ya Mbak.

    BalasHapus
  6. Jadi teringat hobi saya dulu, dari SD sampe kuliah hobinya surat-suratan-sahabat pena haha. Meskipun waktu kuliah sudah ada email, surat-suratan denga surat pos masih aja dilakukan dengan para teman chat.

    BalasHapus