Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Mengajar di Kelas Menulis Artikel Lomba

Bulan lalu, adalah pengalaman saya pertama kali menjadi mentor alias "guru". Meski sebelumnya saya sudah beberapa kali sharing pengalaman as a blogger, tapi yang ini sifatnya lebih resmi. Ya, saya dibayar untuk mengajar blogger (perempuan) terkait tema "Menulis Artikel Lomba". 

Nah, yang meminang saya adalah Joeragan Artikel (JA), sebuah komunitas yang menawarkan aneka kelas online yang didirikan oleh seorang perempuan tangguh asal Bandung, Sri Kuswayati alias Ummi Aleeya. Beliau adalah seorang ibu tunggal yang juga pengajar di sebuah universitas swasta di Bandung yang mendirikan JA dengan tujuan mulia, ingin perempuan di luar sana mampu berdaya dengan mengasah potensi yang dimiliki dari rumahnya. 

Maka, beragam kelas yang mayoritas adalah kelas kepenulisan pun terlahir dari tangan dinginnya. Dengan menggerakkan kekuatan perempuan, kelas-kelas ini berlangsung dari, oleh dan untuk perempuan. Dan, bersyukur saya menjadi salah satunya. Dari yang dulunya peserta beberapa kelas yang ada, kini saya menjadi pengajarnya.

Kelas menulis artikel lomba

Ngapain sih Mesti Ikut Kelas Online?


Dulu, saya memutuskan ikutan belajar kepenulisan di sebuah kelas online, bemula dari tekad bahwa: "Sebuah langkah harus diambil saat ini juga, enggak boleh lagi ditunda!"

Sebuah niatan yang mengiringi keinginan mulai menulis di blog ini di akhir tahun 2016 lalu. Satu keinginan yang saya pendam entah sejak kapan. Semangat yang turun naik enggak karuan. Juga mimpi yang kadang memuncak tapi lebih sering jatuh dan berserak. Akhirnya semua itu mampu saya rengkuh dan membawanya menjauh meninggalkan segala ketidakpercayaan, keraguan dan ketakutan.

Ya, saya berniat ingin kembali menulis lagi....!!

Sejak kecil saya memang tertarik pada dunia literasi. Tapi sayangnya saya tak pernah serius menekuni. Pun ketika beralih profesi menjadi ibu rumah tangga saya tetap tak yakin dan tak tahu bagaimana bisa mengembangkan hobi menulis ini. 

Hingga satu waktu saya ambil solusi dengan memiliki blog pribadi. Pertama bikin yang gratisan, kemudian dalam sebulan saya pindah ke blog berbayar. Lalu menyusul beberapa cara yang saya lakukan hingga kini mimpi menjadi penulis itu satu demi satu sukses tergenggam tangan.

Tentang Joeragan Artikel


Nah, salah satu tempat yang membantu saya mewujudkan mimpi itu adalah Joeragan Artikel. Sebuah nama yang unik, yang mana berbeda dengan kata "juragan" yang biasanya identik dengan horang kayaaa, nama ini diambil karena awalnya fokus komunitas ini adalah menulis artikel baik untuk media cetak ataupun online. Jadi juragannya artikel gituuuu

Didirikan sejak 16 Februari 2016 oleh Ummi Aleeya, setelah mendadak harus menjadi pencari nafkah utama keluarga dengan 5 putra/putri lantaran suami tercinta meninggal dunia. Dengan jargon awal "Mengajak Emak Berpenghasilan dari Rumah" yang kini berkembang menjadi "Media Bagi Smart Ladies untuk Menimba Ilmu dan Berpenghasilan dari Menulis"

Tak heran Joeragan Artikel semakin hari makin meng-upgrade diri menyesuaikan kebutuhan pasar dan potensi para alumni. Sehingga tak hanya menyediakan media belajar tapi juga menyalurkan karya alumni, dan membuka kerjasama dengan dunia usaha untuk jasa yang berkaitan dengan kepenulisan.

Lalu untuk biayanya gimana?

Muraaah banget dengan biaya kisaran puluhan - seratusan ribu saja, sudah termasuk kelas dan pendampingan selama kelasnya. Biaya yang tak memberatkan untuk sebuah ilmu, Cuma seharga satu buah baju bahkan lebih murah dari itu...!!

Pengalaman Mengajar di Kelas Menulis Artikel Lomba


Nah, awal saya ditanya Ummi Aleeya untuk mengajar di kelas ini, saya sudah tolak secara halus. Secara saya juga masih belum semoncer blogger jawara lomba lainnya, hanya prestasi yang bisa dibilang belum seberapa. Maka saya berdalih belum pantas untuk jadi mentor di sana. Tapi, Ummi Aleeya meyakinkan kalau apa yang saya capai patut dibagikan pada perempuan lain agar mereka termotivasi dan punya semangat tinggi, syukur-syukur bisa menjuarai lomba juga satu hari nanti.

Eh, baru juga kekeuh enggak mau, sudah dimasukkan ke WAG kelasnya. Jadi mau enggak mau sebenarnya hahaha. Ya sudah, toh siapapun yang pernah belajar satu saat akan mengajar, yekan?

Apalagi yang bikin saya pede diantaranya adalah pasangan mengajar saya. Jadi, saya dipasangkan dengan Mbak Damar Aisyah, seorang blogger alumni JA yang saya sudah kenal (dekat) sebelumnya. Pernah jumpa beberapa kali dalam event blogger yang sama, bernaung di WAG dan berinteraksi di situ...membuat saya tak lagi ragu untuk bahu membahu berbagi ilmu.

Pokoknya bondo nekad sajalah, Bismillah!

Long short story, kelas yang dipersiapkan cukup dadakan, dua minggu dari sebar flyer, diikuti oleh 17 peserta dari lintas benua. Ya, selain dari Indonesia ada satu peserta bermukim di Australia dan satu dari Amerika.

Untungnya, kelas yang diadakan 2 hari via WAG (Mbak Damar mengajar di hari pertama dan saya di hari kedua), bisa dibaca kapan saja. Jadi ada satu grup chat, satu grup materi yang dikunci. Lalu, peserta juga mendapatkan pendampingan selama dua minggu. Di mana selama kurun waktu itu bisa bertanya seputar materi pada mentor. Jadi kapan saja mau disimak dan kapan mau ditanyakan bebas saja asal di waktu kelas berlangsung.

Oia, sebagai pemantapan materi, langsung ada tantangan menulis artikel di kelas ini. Dan karena ada peserta yang baru saja kenal blog maka untuk memudahkan artikel dibagikan di akun Facebook masing-masing. Dengan Syarat & Ketentuan yang sudah diajarkan oleh mentor akan diambil 3 peserta terbaik dengan total hadiah uang 1 juta rupiah dari sponsor. Sementara tema lomba: "Peran Perempuan di Masa Bangkit dari Pandemi"

Nah, karena peserta banyakan ibu-ibu dengan berbagai profesi, maka hasil tulisan pun beragam. Jujur, saya speechless pada beberapa karya mereka yang melampaui ekspetasi. Mereka sungguh punya potensi tapi belum tahu bagaimana dan dimana bisa mengembangkannya. Untuk itulah sebuah komunitas ada, sebagai jembatan banyak perempuan untuk meraih peluang dan kesempatan yang sejatinya bisa diraihnya. Apalagi untuk perempuan yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga yang kadang kala mesti menomorkesekiankan impian pribadi. (halah malah tjurhat kwkwkw)

Maka, di kelas ini Mbak Damar dan saya berusaha tidak hanya membagikan pengalaman seputar menulis artikel lomba, tapi juga membangkitkan semangat agar mereka bisa lebih sukses lagi nanti.

Sementara, materi yang kami berdua ajarkan adalah seputar lomba menulis, khususnya:

  1. Menentukan tema yang sesuai
  2. Memahami syarat dan ketentuan lomba
  3. Riset pustaka, lapangan, dll
  4. Teknik penulisan artikel lomba
  5. Elemen pendukung lomba
  6. Deadline

Dengan pembagian tugas, Mbak Damar yang pernah memenangi lomba menulis tingkat nasional ngajar tentang tema, riset dan elemen pendukung. Sedangkan saya yang masih juara menulis level KW alias tingkat RT ngubek-ubek soal S&K, teknik penulisan dan ceklis DL.

Oia, untuk memudahkan, sebelum hari H saya memberi materi, saya buat versi Word seperti sebuah artikel blog terkait apa yang saya bahas. Jadi peserta bisa membaca di versi Word kapan saja, pun lebih runut materinya.

Alhamdulillah, Kelas Menulis Artikel Lomba Joeragan Artikel yang saya ampu bersama Mbak Damar Aisyah, berjalan lancar. Meski ada rasa belum bisa memberikan yang terbaik, karena saya juga sedang hectic mendampingi anak yang sedang Ujian Sekolah SD Kelas 6, ini menjadi pengalaman yang sungguh berkesan.

Apalagi saat beberapa peserta memberi testimoni, jadi lebih semangat untuk mengikuti lomba nanti. Yes, lomba menulis bisa kita ikuti bukan saja sebagai upaya update tulisan (jika versi blog berarti update blog), tapi juga untuk beraneka tujuan, misalnya: meningkatkan kualitas tulisan, mendapatkan traffic dan backlink, menambah protofolio dan....kalau menang bisa dapat hadiah juga lho!

Seperti saya, dari lomba blog pernah dapat hadiah: uang tunai dengan nilai terbesar 6 juta rupiah, voucher dan aneka barang diantaranya ponsel dan Ipad!

Jadi, senang enggak jadi mentor?

Senang dong...meski deg-degan, kuatir apa yang saya sampaikan belum sesuai harapan!

Terus masih mau jadi guru? 

Mauuuu.....! Beneran happy, saat peserta nanya dan kita jawab, eh dia jadi ngerti, katanya dia jadi lebih tahu. Semacam ada rasa lega dan bahagia bisa berbagi juga membantu!

Nah, kalau dirimu, pernah juga enggak jadi guru?💖


Stay Happy & Healthy

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

41 komentar untuk "Pengalaman Mengajar di Kelas Menulis Artikel Lomba"

  1. Kalau ngomonging jadi guru, semua orang bisa jadi guru mbak 😂😂

    Membangkitkan semangat untuk konsisten menulis itu juga penting mbak. jadi abis kelas selesai, semua peserta masih semangat ngeblog dan menghasilkan artikel yang bagus dan bermanfaat.

    Kadang banyak yang ikutan lomba, akhirnya update artikel blog. Setelah lama gada artikel baru 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Mas..receh ya postingan saya:D

      Benar, ikut lomba bisa sekalian buat update blog

      Hapus
  2. Makasih banyak infonya, mba..
    Ini informasi yang saya butuhin :)

    nice post!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen yang singkat, jelas, padat...Sama-sama, semoga bermanfaat!

      Hapus
  3. Wah, seruuu ya Mbak pengalaman mengajarnya. Walau kepaksa akhirnya berjalan lancar juga, jadi bisa berbagi ilmu dengan yang lain. Dulu aku punya cita-cita jadi guru, tapi akhirnya nggak kesampaian. Hihi

    San bener banget sih Mbak, saat memutuskan jadi ibu rumah tangga kita menomorsekiankan Keinginan pribadi. Kadang suka sedih, tapi juga bikin semangat untuk nyari celah biar bisa terus Upgrade skill dan mengembangkannya.

    Nice sharing Mbak, nanti aku kepoin soal Joeragan Artikelnya, ah.

    BalasHapus
  4. Wah, keren mbak. Kapan² bisa nih sharing dan berbagi ilmunya buat Kubbu. 🤗

    BalasHapus
  5. Mulanya karena dipaksa, eh akhirnya menikmati prosesnya ya, Kak? Kadang, hal baru memang sulit di awal dan ternyata setelah dijalani malah ada kepuasan tersendiri.
    Semoga bisa terus berlanjut membagikan materi untuk yang membutuhkan.

    BalasHapus
  6. Thank you for sharing, Mbak! Keren nih Mbak mentor hehe... Kapan2 sharing ilmu dong Mbak

    BalasHapus
  7. Kadang sesuatu yang dipaksakan malah jadi candu ya mbak, keren banget. Dan senang dengarnya ibu-ibu masih semangat belajar, aku yang masih muda ini jadi tertohok kalau masih males-malesan.
    Btw, kalau mau gabung komunitasnya gimana mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan komunitas..hanya pernah ikut salah satu kelas saja bisa jadi alumni

      Hapus
  8. sekali sekali tar jadi mentor di kubbu yak ka.. , pernah ngalamin mengajar sambil belajar tapi di room chatting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah
      Wah..semoga sukses ngajar lagi lain kali ya, Kak

      Hapus
  9. Saya suka ikut kelas online bertema kepenulisan. Kalau ada kelas online tentang blog, atau tips and tricks menang lomba blog saya boleh ikut mba. Keren nih mba dian.

    BalasHapus
  10. Mantap nih mba Dian dan mba Damar. Sering memang lihat mba Dian menang lomba blog. Alhamdulillah punya pengalaman jadi mentor ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ada sedikit pengalaman bisa dibagi:)

      Hapus
  11. Wahh senang ya ketika ilmu yang kita punya bisa sangat bermanfaat untuk orang lain, apalagi memacu orang tersebut untuk mengikuti jejak kita.. Kerenn mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah tujuan utamanya itu, berbagi inspirasi dan motivasi

      Hapus
  12. Wah keren banget kakak. Aku pernah sih jadi guru sekolah minggu buat anak-anak kecil gitu. Kerjanya cuma mendongeng aja sama palingan ngasih materi sederhana, terus tanya jawab yang bener dapet coklat. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah, keren Kak..guru sekolah minggu ya? Semoga sukses ngajarnya yaa

      Hapus
  13. Cara belajar nulis adalah nulislah yang banyak, dan bacalah yang banyak, nanti juga jadi sendiri hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget..hanya sayangnya bisa jadi ga berlaku bagi banyak perempuan di luar sana yang mungkin punya potensi tapi kelamaan tenggelam di rumah jadi enggak tahau cara memulai:)

      Hapus
  14. Saya suka nih sama Joeragan Artikel. Suka sama visinya yg bertujuan agar para kaum perempuan bisa tetap berkarya dan menghasilkan pendapatan dari rumah. Bener2 kegiatan yang bermanfaat banget. Duhhh mau banget ikut kelas Mba Dian :)

    BalasHapus
  15. Wahhh keren sekali pengalamannya kak, sangat menginspirasi. Aku justru terrfikir untuk ikut kelasnya Hehehe

    BalasHapus
  16. Wahh Cerita yang sangat menarik Mba, semangat terus, jangan pernah lelah untuk menginspirasi, sekali kali boleh lah mentorin kita di KUBBU

    BalasHapus
  17. Seru banget kak bacanya. Kakak yang jalaninya pasti merasakan keseruan yang luar biasa yah kak. Sampai-sampai kalau ditanya mau jadi guru lagi jawabannya semangat "mauuuuu".
    Clara juga mau donk kak, diajarin sama kakak. 😊😘

    BalasHapus
  18. Wah next bisa sharing-sharing tentang pengalaman lombanya di kubbu nih Kak, dan sharing teknik penulisan buat lomba.

    BalasHapus
  19. Wah ini pengalaman yang luar biasa bermanfaat, membanggakan sekaligus membahagiakan ya mbak. Salut dan kagum sekali dengan mbak Dian. InsyaAllah ilmunya akan menjadi berkah dan manfaat ya. Tetap dan terus lanjutkan berbaginya mbak, dan menjadi guru.
    Bisa menjadi guru adalah kesempatan baik yang sangat mulia, rasanya memang membahagiakan sekali sekaligus membuat diri terus terpacu untuk belajar dan bersyukur.
    Saya sendiri sangat mensyukuri, menerima juga senang, saya pernah pula menjadi seoeang guru. Pengalaman pertama saya menjadi guru adalah sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK) dan Playgroup. Berbarengan dengan itu juga saya pun mengajar Creative Writing untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
    Semangat terus mengejarnya mbak Dian, semoga semakin sukses dan bisa semakin banyak menebarkan kebaikan juga kebermanfaatan.

    BalasHapus
  20. Lengkaplah ini Kak. Kak Dian sudah menulis dengan keren, terus mengajar untuk kelas lomba. Saya yakin ketika mengajar kakak tidak hanya berbagi tapi dapat juga hal-hal baru yang semoga berguna untuk penulisan kakak berikutnya. Saya ingat ada yang bilang, jika kita mengajar, sesungguhnya kita tidak kehilangan namun bertambah 'kaya' karena audience kerap menyampaikan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Begitu jugakah yang kakak alami?

    BalasHapus
  21. Aku yg nulisnya sedang kehilangan nyawa jadi kepingin ikutan joeragan artikel. Kok keren yaaa mbak. Jd penasaran. Tapi mbak dian keren bgt siii.. Walopun blm pd tp ttp majuu terus. Hhe

    BalasHapus
  22. Duhhh belum pernah kebayang jadi mentor dunia blogging, untuk sekarang mau jadi murid dulu...biar bener nulis blognya...mau dong ikut kelas online mba Dian...

    BalasHapus
  23. Yaampun kak hadiah nya gede loh itu kakak merendah banget bilang abal2. Haha.
    Btw di kerjaan sama kadang sering ada kerjaan yang tugasnya ngajar. Dulu saya paling takut kalo disuruh ngajar. takut kurang ilmunya. Tapi punya atasan yang push jadi akhirnya berani. Sama kayak mbak dian yang ke push mau nggak mau akhirnya ngajar juga. Dan kalo udah dapet apresiasi tuh seneng banget memang. Kalo udah memulai kedepannya pasti lebih baik lagi.

    BalasHapus
  24. Wah keren banget mba, dari hobi, ikutan lomba, menang, eh sekarang malah bisa sharing strategi nulis lebih serius yah. Kapan-kapan ajarin kita di KUBBU yah mba. Sukses terus, mba

    BalasHapus
  25. keren sekali mbak dian restu. Semoga ilmunya jd bermanfaat ya utk teman2 :)

    BalasHapus
  26. Keren banget mba Dian. Aku beberapa kali liat postingan sosmed mba dia yg rajin banget ikut lomba nulis dan menang. Paraaah sih bisa banget konsistennya. Sukses terus ya Mba

    BalasHapus
  27. kalau guru privat pernah mbak, ngajar anak SD waktu kuliah dulu, nyambi kerja ceritanya
    pasti seru nih kelas mba Dian kemarin ya, sayang aku melewatkannya

    BalasHapus
  28. Setiap membaca tulisan blog yang berisi kegiatan seputar blogging, seperti mengajar di kelas menulis artikel lomba yang diceritakan mb, saya jadi semakin yakin bahwa blogging adalah kegiatan bermanfaat yang masih akan terus berkembang.

    BalasHapus