Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi

Hola...Emaks, gimana kabarnya hari ini? Apa sudah terima transferan uang belanja dari suami? Sudah jugakah terima gaji sendiri? Terus biasanya apa yang dilakukan dengan sekian penghasilan? Langsung lewat saja buat bebayaran kayak saya terus akhir bulan baru ngeh kok segini sisanya? Hahaha.

Memang, kelihatannya sepele ya, bayar itu-ini, baru deh sisanya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari plus kalau ada sisa ditabung. Nah, kek gini ini kalau dibiarkan terus-menerus, serius uang bakal bablas saja dan lama-lama ambyar perekonomian keluarga kita.

Mestinya sih ada perencanaan, juga lebih baik nabung di depan. Ingat juga miliki asuransi untuk mengantisipasi risiko yang terjadi, juga tak lupa berinvestasi.

Wah...wah, udah mirip financial advisor belum saya? Hahaha

Nah, Maks, saya sih awam perihal ini, tapi beberapa hal terkait pengelolaan keuangan tersebut sudah saya lakukan. Seperti ada perencanaan keuangan, nabung duluan di depan saat terima income, juga nyatet kemana keluarnya uang. Tapiii masih ada satu-dua yang belum saya terapkan atau enggak konsisten dilakukan, karena ketidakpahaman!

Maka, saya beneran merasa tercerahkan ketika kemarin mengikuti acara zoom meeting "Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021" bersama teman-teman dari Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang bertema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi"

Tuh, tema yang sungguh emak-emak bangets ya! Enggak heran kan kalau saya sungguh sukaaa! Pasalnya meski sudah bertahun-tahun jadi "Menteri Keuangan" keluarga,  saya merasa masih jauh dari sempurna!

Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021

Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021


Well back to topic, acara Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021 ini menampilkan host ketjeh, Mak Elly Nurul, Ketua KEB, dengan narasumber: 

✔ Luskito Hambali - Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia
✔ Bondan Margono - Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia
✔ Aliyah Natasya - Financial Advisor
✔ Lidya Fitrian - Blogger & Anggota KEB


Nah, acara yang dihadiri sekitar 40 Emak Blogger anggota KEB ini berlangsung akrab dan interaktif. Diselingi obrolan seru di kolom chat, berjibun pertanyaan seputar tema pada narasumbernya, ada games berhadiah menarik dan pastinya bahasan yang bermanfaat tentang Asuransi Syariah dan Financial Planning!

Pak Luskito Hambali, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, yang akrab dipanggil Pak Kiki mewakili Prudential Indonesia membuka acara yang dihelat masih dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan 2021 ini. 




Disampaikan jika tema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" diambil dengan dilatarbelakangi masih kurangnya literasi finansial di kalangan perempuan termasuk Emak-Emak yang notabene adalah Menteri Keuangan di keluarga masing-masing. 

Padahal belum meleknya perempuan akan hal seputar keuangan termasuk asuransi ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan dan ketangguhan finansial sebuah keluarga. 

Karenanya, Pak Kiki mewakili Prudential merasa senang sekali bisa berbagi dengan para Emak Blogger seputar tema yang related dengan mereka dan berharap acara bisa memberi insight baru bagi semua.

Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi

Yuk Kenalan dengan Asuransi Dulu!


Nah, terkait literasi asuransi yang disebutkan Pak Kiki, narasumber pertama, Bondan Margono - Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia, membuka wawasan saya tentang apa itu asuransi khususnya Asuransi Syariah.

Selama ini yang saya tahu Asuransi Syariah itu adalah jenis asuransi yang berdasarkan prinsip Syariah. Sudah itu thok! Padahal, banyaak kali detilnya lho ternyata. Dan syukurnya, Mas Bondan dari Prudential Indonesia secara rinci menjelaskannya!

Oia, sebelumnya Mas Bondan mengawali tentang risiko dalam hidup dan bagaimana orang menghadapinya, yaitu dengan cara:

  1. Menghindari Risiko 
  2. Meminimalisir Risiko (contoh: sedia payung sebelum hujan)
  3. Berbagi Risiko: contoh (prinsip tolong-menolong pada Asuransi Syariah)
  4. Mangalihkan Risiko (mengalihkan risiko pada perusahaan asuransi di Asuransi Konvensional)
  5. Menerima Risiko

Nah, terkait risiko ini Mas Bondan mengingatkan jika asuransi adalah sebuah solusi untuk menghadapi risiko dalam hidup kita. Karena itu asuransi dibutuhkan untuk meminimalisir kerugian/dampak finansial jika terjadi risiko. Jadi asuransi bukan untuk mendapatkan keuntungan. Maka kalau orang mau cari untung dari asuransi itu salah besar!

Lha kalau gitu, asuransi dibutuhkan untuk apa? 

Untuk: Perlindungan Pendapatan, Dana Darurat, Perlindungan Kesehatan, Warisan, Dana Pensiun, dan Perlindungan Dana Pendidikan.

Next, berdasarkan jenisnya Asuransi Jiwa dibedakan menjadi:

Asuransi Tradisional

  • Dwiguna: dalam satu polis asuransi ada manfaat yang berhubungan dengan proteksi (misalnya: kesehatan, kematian, penyakit kritis) dan ada manfaat nilai tunai yang bersifat investasi atau tabungan
  • Berjangka: berhubungan dengan termin atau periode perlindungan yang diberikan, bisa 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun
  • Whole Life: polis berlaku seumur hidup (sebenarnya sih enggak benar-benar seumur hidup ya, saat ini di market batasannya usia 99 tahun, jadi kalau lebih 99 tahun masih hidup, manfaat akan diberikan) 

Unit Link

Hampir sama dengan Dwiguna, bedanya kita sebagai Tertanggung bisa memonitor dan cek investasi ke layanan penyedia dana investasi sehingga kita bisa tahu kinerjanya seperti apa. Di Unit Link ini kita bisa desain sesuai kebutuhan kita, dengan menambahkan proteksi-proteksi yang di awal kita beli. Misalnya, di awal beli Unit Link kita hanya beli proteksi kematian, di tengah jalan mau nambah proteksi penyakit kritis tinggal ditambahkan. Kalau di Asuransi Tradisional ini harus di-set dari awal.

Lalu, Sudah Tahukah Kamu Apa itu Asuransi Syariah?


Nah, sekarang sudah tahu ya jenis Asuransi Jiwa itu apa saja? Kalau sudah tahu manfaatnya, dirimu bisa pilih apakah mau Asuransi Konvensional atau Asuransi Syariah.

Bedanya dimana? Tunggu, sebelumnya, pengertiannya dulu yang mesti dipahami, yes

Asuransi Syariah menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI NO. 21/DSN-MUI/X/2001 adalah: usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau Tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan Syariah

Jadi gini, Asuransi Jiwa Syariah itu ada, karena beberapa elemen di Asuransi Jiwa Konvensional tidak memenuhi prisip Syariah

Misalnya:

Kalau di Asuransi Konvensional, ada transfer risiko atau risiko yang dialihkan dengan akad Jual Beli. Jika seorang Individu (Tertanggung) ingin memproteksi diri maupun keluarga dan membeli proteksi dari Perusahaan Asuransi (Penanggung). Sebagai gantinya, jika misalnya terjadi sesuatu pada Tertanggung itu, maka perusahaan asuransinya akan bayar klaim. 

Sementara dalam prinsip Syariah akad Jual Beli itu ada syaratnya: harga harus jelas, apa yang didapat harus jelas, kapan barang/jasa akan didapat tersebut harus jelas. Nah, ketidakjelasan inilah yang tidak diperbolehkan di Asuransi Syariah.

Karenanya, akad di Asuransi Syariah bukan Jual Beli tapi Tabarru' atau tolong menolong. 

Jadi ada sekumpulan orang yang memiliki kesamaan kebutuhan yakni ingin diproteksi bila terjadi sesuatu terhadap diri atau keluarganya. Caranya: mereka menyisihkan sebagian uangnya untuk membentuk dana Tabarru'. Sehingga jika salah satu dari mereka mengalami risiko, diambillah dana  sejumlah uang untuk dibayarkan klaim ke orang tersebut.

Jadi yang membayarkan klaim di Asuransi Jiwa Syariah bukan Perusahaan Asuransi tapi uang itu hasil tolong-menolong dari Peserta Asuransi. Makanya disebut Peserta bukan Tertanggung

Lalu Perusahaan Asuransinya ngapain dong? Rebahan? Ngemil  camilan?

Enggak dong, Perusahaan Asuransi bertindak sebagai operator, yang mengelola dana Tabarru'. Jadi dana ini bukan punya Perusahaan Asuransi. Jika ada klaim mereka akan membayarkan. Mereka juga akan menyebarluaskan ajakan agar makin banyak yang ikut dana Tabarru', biar makin membawa maslahat yang lebih besar bagi para Pesertanya.

Jadi bisa dipahami sampai sini?

Betuuul! Pada  Asuransi Jiwa Konvensional hanya ada kontrak Jual Beli. Berbeda dengan di Asuransi Jiwa Syariah yang  ada 2 kontrak, yaitu akad antara Peserta yang merelakan hibah iuran Tabarru', dan akad antara Peserta dengan Perusahaan Asuransi (wakalah bil ujrah), yang mempercayakan dana ke Perusahaan Asuransi. Sebagai ganti, Perusahaan akan mendapat ujrah/upah akan jasanya 

Oia, jangan lupa berdasar prinsip Syariah ada beberapa transaksi dalam Islam yang mesti dihindari, yakni:

  • Gharar
Adanya kondisi ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan. Jika terjadi pada Kontrak Komersial atau Jual Beli (misalnya: kapankah uang pertanggungan akan dibayarkan)

  • Riba
Merupakan tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak memenuhi ketentuan Syariah (misalnya: beli uang kecil dapat uang besar. Seperti di asuransi jiwa konvensional keluar 1 juta terjadi risiko ada tambahan uang diterima)

  • Maysir
Taruhan yang menempatkan keuntungan salah satu pihak menjadi kerugian pihak lain diakibatkan transaksi tersebut (ada judi, taruhan, yang dapat klaim dianggap menang, yang enggak dapat dianggap kalah. Karena niat saling membantu, tolong menolong, misal enggak dapat hak klaim, maka Peserta masih mendapatkan nilai kebaikan dari tolong menolong sesama)


Nah, Sudah Paham kan Beda Antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional? 


1. Prinsip Dasar 

Asuransi Syariah: Risk Sharing (Berbagi Risiko)  
Asuransi Konvensional:  Risk Transfer (Mengalihkan Transfer)

2. Perjanjian

Asuransi Syariah: Akad Tolong Menolong (Tabarru') Dan Wakalah bil Ujrah  
Asuransi Konvensional: Akad Jual Beli

3. Peran Perusahaan

Asuransi Syariah: Peran Perusahaan Asuransi sebagai Pengelola Operasional & Investasi Asuransi Syariah 
Asuransi Konvensional: Penanggung Risiko

4. Surplus Underwriting (Penseleksian pembayaran klaim)

Asuransi Syariah: Dikembalikan ke Dana Tabarru' - Diberikan ke Peserta dan Sebagian kecil (jika diperbolehkan) Diberikan ke Perusahaan 
Asuransi Konvensional: 100 % Menjadi milik Perusahaan

5. Pengawasan

Asuransi Syariah: pengawasan dari OJK, Manajemen Internal, Dewan Pengawas Syariah (DPS) yaitu perwakilan DSN-MUI untuk mengawasi kegiatan di perusahaan asuransi sebagai tambahan supervisi 
Asuransi Konvensional: pengawasan dari OJK dan Manajemen Internal

6. Jenis Investasi

Asuransi Syariah: Instrumen investasi wajib yang berbasis Syariah yang riba tidak diperbolehkan. Misal kalau dinvestasikan di saham tidak boleh di perusahaan produk alkohol, juga saham bank konvensional 
Asuransi Konvensional: Instrumen investasi tidak wajib yang berbasis Syariah

Jadi, Kenapa Pilih Asuransi Jiwa Syariah?


Nilai Tolong Menolong: Asuransi Syariah bukan hanya melindungi diri dan keluarga tapi kita juga dapat membantu keluarga lain. Sehingga hidup menjadi lebih bermanfaat dan berkah. Sehingga Asuransi Syariah tidak hanya punya fungsi proteksi tapi juga ada fungsi sosial

Bersifat Universal (Syariah untuh Semua): Meski asuransi ini berbasis Syariah tapi nilai baik asuransi Syariah relevan untuk semua. Karena di agama lain juga ada konsep tolong menolong serupa.

Sesuai Prinsip Syariah (Bebas dari Gharar, Riba dan Maysir): Bebas dari ketiga transaksi yang tidak diperbolehkan secara Syariah dan ada pengawasan dari DPS

Keadilan: Masing-masing pihak baik Peserta maupun Perusahaan Asuransi memiliki hak dan tanggung jawab. Peserta akan dapat hak bila ikut berkontribusi atau bayar premi dan Perusahaan Asuransi mendapat ujrah (upah) dari pengelolaan asuransi Syariah

Transparansi Keuangan: Kantong-kantong di Asuransi Jiwa Syariah sudah jelas, mana untuk klaim, mana untuk Perusahaan. Tidak ada ketidakjelasan dalam pengelolaan keuangan tersebut. Jika di Asuransi Konvensional semua pengelolaan dimiliki oleh Perusahaan Asuransi.


Pengalaman Lidya Fitrian Berasuransi


Oia, dalam acara, dihadirkan juga teman blogger, anggota KEB yang berbagi pengalaman seputar asuransi. Yup, Lidya Fitrian, Blogger-Anggota KEB sebagai pengguna asuransi menyebutkan bahwa punya dana darurat dan asuransi itu penting sekali. 

Menurutnya saat ada anggota keluarga yang sakit terasa berguna punya asuransi ini. Pengalaman, saat suaminya mengalami kecelakaan, keluarganya sangat terbantu dengan dana darurat dan asuransi karena penanganannya membutuhkan dana yang besar sekali. 

Mak Lidya juga meyakini jika kesulitan dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah hal-hal yang tidak terduga yang pastinya bisa dialami siapa saja. Itulah sebabnya, menjawab mengapa memilih asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan, Mak Lidya beralasan ingin mendapatkan proteksi jangka panjang. 

Mak Lidya bilang dia tuh parno memikirkan bagaimana buat sekolah anak-anak, gimana biar enggak membebani anak di masa tua dan menghindarkan mereka dari menjadi generasi sandwich nantinya. Maka dari awal Mak Lidya memilih proteksi asuransi dan kini memiliki 4 polis Prudential.

Meski sebenarnya biayanya enggak sedikit juga, hingga Mak Lidya pernah pengin stop salah satunya eh malah ada musibah. Enggak jadi deh berhenti, karena mengingat manfaat penting maka asuransi perlu dimasukkan ke financial planning.
 

Financial Planning untuk Keluarga yang Seperti Apa?


Nah, sebelum membicarakan asuransi yang jadi bagian dari financial planning, Aliyah Natasha, Financial Adivisor mengingatkan akan pentingnya 2 hal ini yang ternyata banyak Emak-Emak abai, yakni:

1. Tidak melakukan financial planning
2. Telat melakukan financial plannning

Etapiii, mengapa para Emak tidak/telat melakukan financial planning? Pasalnya, saya mereka percaya pada Mitos-Mitos Keuangan berikut:

Penghasilan besar jaminan ketahanan finansial

Berapapun jumlah penghasilan jika tidak dikelola dengan baik akan mencelakakan hidupmu. Ingat, enggak tentu lho kita sehat, pasangan kita sehat, kita bertahan dalam kurun waktu tertentu yang kita juga enggak tahu.

Berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai "hak-hal tertentu"

Semakin dini kamu mulai berinvestasi semakin banyak waktu untuk membuat uang bertumbuh. Kita mulai investasi nanti saja nunggu banyak uangna. Nope! enggak bisa gitu! Jadi semakin early, kita mesti mulai berinvestasi, walaupun kecil. 

Ingat kan kekuatan investasi itu ada di waktu bukan di nominal. Semakin cepat maka biasanya kita jadi dipaksa untuk belajar investasi itu apa. Kalau ntar-sok mulu, kita enggak pernah memaksa diri untuk berkenalan dengan investasi. Padahal risiko investasi adalah nilai uang yang kita punya tergerus inflasi. Yes, musuh uang kita adalah inflasi sehingga kita harusnya sahabatan dengan investasi.

Mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit

Hidup akan lebih sulit  dan dipenuhi penyesalan jika kamu tidak mengendalikan dan mengelola keuangan. Well, memang mengelola keuangan pribadi itu sulit. Tapi ingat lho kita Emak-Emak, kalau kita enggak bertanggungjawab pada keuangan kita sendiri gimana kita mau mengelola keuangan keluarga kita. Karena fundamental dari ketahanan keluarga itu salah satunya adalah dari finansial

Enggak hanya itu, Mbak Aliyah, menyemangati para Emak dengan menunjukkan sebuah Riset dari CNBC soal Perempuan Mandiri Finansial.

Fact: 75% dari Perempuan berusia  45 tahun membuat keputusan finansial (baik yang sudah menikah ataupun yang masih single)

Lah tapi kok tadi kata Pak Kiki perempuan tuh enggak pede membuat keputusan finansial?

Nah, kata Mbak Aliyah perempuan itu percaya diri kok saat mengambil keputusan finansial tapi bukan keputusan besar. Contoh: membeli rumah, atau mobil yang nominalnya besar, perempuan kurang percaya diri. 

Ingat, kebahagian ada di tangan kita sendiri. Kalau kita sebagai ibu enggak berani mengambil keputusan gimana nanti pada keputusan hal-hal lain yang akhirnya harus kita ambil? 

Padahal menurut riset "Women are better investor"

Perempuan tuh komplit karena sebelum mengambil keputusan terbiasa: melakukan riset, mencari sumber terpercaya, memiliki ketelitian dan attention to the details, lebih waspada dan berhati-hati.


Nah, Bagaimana Financial Planning Journey yang Baik?


Ayo, siapa di antara Emak yang pegang uang di awal bulan, terus di akhir bulan merasa uangnya nguap begitu saja? Diingatkan Mbak Aliyah nih, bikin budgeting dong, biar enggak kejadian uang lewat doang!

Yes, Kunci financial planning yang pertama adalah membuat budgeting. Tanpa budgeting kita bakalan enggak tahu apa yang bisa kita sisakan. Semua akan menjadi pengeluaran, pokoknya yang masuk, keluar gapapa.
 
Kalau seperti ini, gaji keluar masuk saja, akan membuat kita tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Maka penting melakukan budgeting minimal satu tahun sekali. Karena biasanya ada perubahan budget selama setahun belakangan. 

Selama budget tidak keluar jalur maka enggak perlu selalu update budgeting, sudah cukup setahun sekali diperbarui. Jika kita lakukan maka kita tahu bocor halusnya dimana. 

Mengapa sebaiknya budgeting? Karena eksekusi setelah kita melakukan perencanaan keuangan ada pada:

  • Wealth Protection: perlindungan untuk kesehatan dan finansial. Kalau kita enggak sehat gimana mau cari uang?
  • Wealth Creation: juga, gimana caranya agar uang yang kita tabung bisa menjadi tambahan income, menjadi sumber dana pensiun kita saat kita tidak produktif. Maka harus punya tujuan melakukan financial planning untuk wealth protection & creation

Lalu memulai asuransi darimana? Ini dia Step by Step Asurans:

Know your budget
 
Pertama, kamu punya budget atau enggak? Karena asuransi ini adalah komitmen. Sebuah perlindungan yang memang butuh komitmen untuk pembayaran terus-menerus. Kalau memang belum ada budgetnya, akan kelihatan dari financial planning ini gimana caranya biar kita punya budget asuransi.

Kalau sudah tahu budgetnya ada dimana, maka kita bisa menyesuaikan pembayarannya itu secara bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan bahkan tahunan. Tahu dulu budgetnya, jangan sampai enggak tahu budget terus pengin window shopping asuransi. Jangan sampai bulan ini bisa bayar, bulan depan enggak bisa, akhirnya putuslah itu kontraknya.

Know your needs

Dengan tahu budget maka jadi tahu mana yang diutamakan terlebih dahulu. Biasa prioritasnya adalah:

  • Asuransi jiwa, karena sebagai pengganti jika pencari nafkah meninggal dunia, maka keluarga yang ditinggal punya dana sumber kehidupan. Namanya usia kita enggak pernah tahu kan ya...
  • Asuransi kesehatan
  • Asuransi-asuransi tambahan

Know your insurance company

Kenalan deh sama perusahaan asuransi. Sama seperti jodoh, kita mesti pilih bobot bibit bebetnya asuransi. Seperti apa reputasinya, berapa lama mereka berdiri, mudah enggak sih kalau punya asuransi ini klaimnya nanti. Misalnya tanya teman yang punya claim history di sana. Agar tahu kemampuan asuransi untuk membayarkan dana

Why Sharia

Asuransi Syariah memiliki nilai kekeluargaan, dilakukan secara gotong royong dan memiliki surplus underwriting.


Sesi Q&A

1. Bagaimana melakukan financial planning yang baik kalau sumber income hanya satu?

Kita lakukan pencatatan pengeluaran agar tahu mana yang harus kita kontrol. Kalau merasa uang menguap saja, biasanya selain karena kurang teliti mencatat kita juga meng-under estimate manfaat dari uang itu. 

Coba tanya ke diri kita sendiri, setelah bekerja keras uangnya dimanfaatkan untuk apa (beda lho antara menghabiskan dan memanfaatkan. Misal dimanfaatkan untuk biaya les anak, dll) Ketika otak kita dipaksa berpikir manfaat uang seperti ini, kita akan beradaptasi ulang dengan spending habit kita.

2. Bagaimana cara menabung yang baik?

Ketika punya income tentukan berapa persentase yang akan ditabung. Jadi di awal ditabung. Savers spending laters!

3. Bagaimana monthly budgeting jika penghasilan tidak tetap (freelancer)?

Sarannya lakukan budgeting per minggu. Dari sini akan tahu berapa lama income akan bisa membuat bertahan. 

Gimana caranya freelancer bisa nabung? Dengan cara hitung berapa pengeluaran seminggu. Jika minggu selanjutnya ada tambahan., fokus di tabungan dulu. Paling tidak setelah 3 bulan income naik turun, maka akan bisa dilihat mampu berapa banyak bayar preminya

4. Mana yang diprioritaskan dalam keluarga?

Untuk Asuransi Jiwa prioritaskan siapa pencari nafkah. Karena uang pertanggungan untuk keluarga yang ditinggalkan.

Untuk Asuransi Kesehatan: prioritaskan yang ada riwayat kesehatan, mesti bolak-balik ke RS. Jangan lupa isi formulir sejujur-jujurnya, maka kasih waktu isi ini 3 hari-1minggu. Karena di situ kita bisa isi dengan jujur riwayat kesehatan.

Karena akan ada kemungkinan gagal bayar klaim kalau kita tidak mengisi dengan benar. Maka kasih waktu lebih. Jika kamu lupa ngisinya adalah bagian dari kecerobohan kamu bukan salah Perusahaan Asuransi. Asuransi itu ada kontrak, ada hak dan kewajiban, maka isi sejujurnya yaaa! Juga, kalau mau beli asuransi baca pelan-pelan, biar kita tahu detilnya

5.  Seberapa besar minat masyarakat Indonesia pada Asuransi Jiwa Syariah?

Secara umum berdasarkan data di AAJI, hanya ada 7% dari penduduk Indonesia yang punya asuransi jiwa. Sebagian tidak punya asuransi karena sudah ada asuransi dari BPJS Kesehatan atau proteksi dari kantornya. 

Tapi masih banyak kebutuhan yang harusnya diproteksi misal pendidikan atau warisan yang enggak di-cover BPJS atau kantor.

Nah, kabar baiknya, belakangan minat akan asuransi terutama Asuransi Jiwa Syariah makin meningkat. Jadi awareness akan proteksi makin meninggi.

Bahkan survey Prudential di tahun 2020, pada 5000 responden di kota-kota besar, 58% berminat ke Asuransi Jiwa Syariah (meningkat dari 46 % di survey sebelumya). 

Nah dari jumlah ini 44% adalah kaum milenial, yang merasa membutuhkan proteksi. Kalau dilihat dari peminat Asuransi Syariah, terbukti di Prudential bukan hanya kalangan Muslim saja Pesertanya. Karena yang dipakai prinsip tolong menolong jadi relevan buat semua

6. Tapi, kabarnya dari segi harga Asuransi Syariah itu lebih mahal?

Mahal tidaknya relatif ya. Segala sesuatu yang kita butuhkan tergantung pada kebutuhan masing-masing. Sama halnya dengan asuransi, murah dan mahal tergantung manfaat dan keuntungan yang didapatkan. 

Misal fokus saja asuransinya ke kesehatan enggak usah dibesarkan ke lainnya. Kalau nanti pendapatan sudah cukup untuk nambah proteksi, kita beli lagi. Setidaknya dalam 3 tahun sekali proteksi asuransi bisa kita perbarui. Karena ada peningkatan pendapatan sehingga perlu proteksi yang sesuai.

Secara garis besar Asuransi Syariah kompetitif dibanding Asuransi Konvensional. Bahkan ada produk asuransi digital di Prudential - berbasis syariah, harga hanya sekitar Rp 8.000/bulan khusus proteksi ke jiwa. Jika dibayar tahunan jatuhnya bisa 5 rb /bulan. Kalau memang butuhnya untuk periode tertentu ya pilih yang term saja, nanti direview jika kebutuhan kita berubah.

7. Kapan batas waktu asuransi?

Batas waktu untuk asuransi itu enggak ada. Tapi waktu yang tepat, ada: selama masih sehat dan masih diterima usianya. Misalnya ada produk yang batas umur 65 tahun, atau jika kondisi sudah tidak sehat (karena sudah sakit) tidak bisa ditanggung asuransi  

8. Ada anggapan asuransi itu seperti bakar duit? Benarkah? 

Asuransi cara untuk mitigasi risiko (bisa mengalihkan atau berbagi risiko). Jadi enggak ada hubungan dengan takdir atau mendoakan orang sakit, kecelakaan, berpulang dan lainnya. Yang ada, misalnya risiko itu terjadi sudah ada yang memback-up kita. Dalam konteks Asuransi Syariah, orang yang saling tolong menolong yang sudah siap  membantu kita. 

9. Apakah Asuransi  Syariah ada pengembalian premi?

Kalau dalam konteks Syariah, kalau kita memberikan sesuatu, menghibahkan sesuatu untuk membantu orang lain esensinya kita enggak bisa menarik uang kita lagi. Tapi misalnya ada produk asuransi seperti PRUCinta, 10 tahun bayar dicover 20 tahun. 

Misalkan enggak terjadi apapun di 20 tahun maka uang kontribusi akan dikembalikan, ada yang desainnya seperti itu. Tapi ada produk yang lain dimana uang enggak kembali. Biasa produk ini lebih murah. Jadi tergantung desain dan selera konsumen, karena berbeda-beda.

10. Klaim Asuransi Syariah apakah sama dengan Asuransi Konvensional?

Secara klaim sama, dan masing-masing produk dan perusahaan punya prosedur tersendiri untuk melakukan klaim. Selama prosedur dan ketentuan klaim terpenuhi maka akan dibayarkan. Yang membedakan sumber dananya. Kalau Asuransi Syariah dari dana Tabarru', yang Asuransi Konvensional dari Perusahaan Asuransi.



Jadi, Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi Penting Sekali!


Semoga semua makin paham ya tentang pentingnya financial planning dan asuransi ini yaaa

Semoga info liputan acara Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021" bersama teman-teman dari Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang bertema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" ini membantu mencerahkan teman-teman semua...

Oia, satu pesan penutup dari Mas Bondan yang beneran perlu diperhatikan. Jadi jangan lupa sebelum beli produk asuransi:

1. Kenalan dengan Perusahaan Asuransinya
2. Kenalan dengan tenaga pemasarnya; tanya...tanya dan tanya info produknya.
3. Yang paling penting baca polisnya. Kepoin sampai detil, apa yang kita dapatkan, cara pengajuan klaim dan seterusnya. Jangan sampai memutuskan beli produk asuransi yang kita enggak tahu detilnya, lalu ngomel kalau ada apa-apa. Jadi ingat: baca...baca..dan baca!

Yes, semoga kita semua selalu sehat dan tetap semangat! See Ya!💖



Happy Sharing

signature-fonts
Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

51 komentar untuk "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi"

  1. Biasanya pas punya uang, perempuan (baca:saya),
    mentingin pengeluaran dulu, nabungnya nanti kalau ada uang sisa. Padahal konsep perencanaan keuangan gak begitu ya. Harus adil sejak awal terima pemasukan, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nahiya..aku pun begitu..hehe.. Hayuk langsung dipraktekkan kalau mau nabung langsung potong buat tabungan sebelum dibelanjain ini itu... Kalo nunggu sisa..seringnya sih gak bakalan tersisa buat tabungan atau investasi

      Hapus
  2. asuransi dibutuhkan untuk hal-hal yang mendesak terutama dalam kesehatan, harus dimasukin budget bulanan juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar harus dimasukkan karena fungsi memberikan proteksi pada risiko

      Hapus
  3. Salah satu blessing in disguise di kala pandemi tuh ya ini kita-kita jadi melek soal finansial. Termasuk untuk urusan asuransi. Alhamdulillah ada aja ya forum/webinar gini yang membahas segala hal tentang asuransi. Dari sini aja saya jadi paham tentang bedanya asuransi konvensional dan syariah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar jadi terbukti ya akan fungsi asuransi, kita bisa ambil pembelajaran dari pandemi

      Hapus
  4. Lengkap banget tulisannya Mba Dian. Selalu runut dan detail. Betul banget financial planing dalam keluarga itu penting, jangan sampai besar pasak daripada tiang. Prinsip asuransi Syariah itu tolong menolong, memang saya juga lebih setuju asuransi berbasis Syariah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, konsep tolong-menolong yang baik sesuai ajaran agama

      Hapus
  5. Temanya sungguh mantuuull: "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi"
    Karena ini relatable dgn semua orang ya Mba.
    Penginnya kita kuat, setrong secara financial, tapi kadang kita abai dgn aneka 'syarat ketentuan berlaku'kalo pengin ekonomi keluarga kuat.

    Bismillah, semoga daku bisa terapkan advise bagus yg ada di artikel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak..banyak komponen yang membuat keluarga jadi tangguh di antaranya adanya kepemilikan asuransi sebagai proteksi

      Hapus
  6. Nah iya, Mbak, sebagai menteri keuangan dalam keluarga, kita harus paham dengan perencanaan keuangan. Sebaiknya nabung itu di awal menerima pemasukan ya, jangan sampai baru nabung dari sisa pengeluaran lainnya. Memiliki asuransi juga penting sekali untuk jaga-jaga di masa depan, ya ...

    BalasHapus
  7. Karena keluarga memang harus tangguh mengahdapi segala risiko, maka asuransi diperlukan :) Terutama kinin asuransi pendidikan dan kesehatan itu yang paling banyak menjadi prioritas ya mbak Dian :) Apalagi kini menggeliat asuransi syariah tentunya sebagai umat muslim ini penyejuk secara finansial dan hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, asuransi jiwa prioritasnya kalau menurut financial advisor di acara karena jika ada apa-apa dengan pencari nafkah bisa ada proteksi untuk keluarga yang ditinggalkan

      Hapus
  8. Jujur awalnya aku nggak ngeh ada asuransi syariah. Tapi dengan berkembangnya waktu, asuransi syariah nih pas buat kita ya mba. Bagus sekali mba LIdya dapat melindungi keluarganya hingga punya 4 asuransi prudential :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, karena acara ini saya juga jadi tahu tentang asuransi syariah

      Hapus
  9. Aduduh aku baca artikel ini ketampol berkali-kali.
    Jadi kunci pertama financial itu budgeting ya, nah kunci pertama aja belum saya lakukan. Pantesan aja, tiap bulan terima duit, tapi ya nggak jelas ke mana aja larinya.

    Membaca ini saya juga jadi makin paham perbedaan asuransi syariah dengan konvensional. Satu lagi yang perlu digarisbawahi ya, Asuransi itu bukan buat cari keuntungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, asuransi bukan untuk cari keuntungan tapi mengalihkan risiko di masa depan atau membagi risiko

      Hapus
  10. Belajar financial planing, lalu asuransi itu jadi barang wajib ya sekarang ini. Kita gak tahu apa yang akan terjadi nanti. Buat jaga-jaga di masa depan. Jadi ingat juga kemarin nganterin tetangga yang ambil asuransi. Lebih selow deh buat hari tua saat suaminya gak ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, karena kita tak pernah tahu risiko apa yang akan menimpa kita di masa depan

      Hapus
  11. Belajar financial planing, lalu asuransi itu jadi barang wajib ya sekarang ini. Kita gak tahu apa yang akan terjadi nanti. Buat jaga-jaga di masa depan. Jadi ingat juga kemarin nganterin tetangga yang ambil asuransi. Lebih selow deh buat hari tua saat suaminya gak ada

    BalasHapus
  12. JAdi inget dulu orang tua paling bawel kalo soal perencanaan keuangan dan tiap ank perempuannya disarankan bekerja. Dan setelah gajian kasih reward buat dirimu, penuhi dulu kebutuhanmu, nikmati hasil kerjamu, nabung/asuransi sekian persen,sedekah dll, pnya porsinya.
    Jadi ampe sekarang sudah terbiasa, kalo pun pernah tekor pas gajian, ya terus diperbaiki dan menstabilkannya kembali (meski ga gampaang)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Mbak..Ortuku juga gitu, maka anaknya (saudaraku perempuan semua) memang ditanamkan punya penghasilan sendiri , juga mesti pinter-pinter ngatur uang

      Hapus
  13. Yang sekarang disasar Asuransi memang para Ibu, ya karena perempuan sebelum mengambil keputusan langsung pgang gadget cari info dari sumber terpercaya, dan jelaaasss .... mereka lebih teliti karena daripada uang jajan daster berkurang.. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, bener, biasa kepoin dulu , cari tahu ini itu, baru mutusin yang mana yaa haha

      Hapus
  14. Aku gak pernah terima transferan dari suami nih mbak hehehe, ATMmya aja ada di aku jadi semua akju yang tanggung jawab.
    Udah mirip mbak Dian kaya financial advisor tuh hehehe. Ternyata emak-emak memang harus melek finansial ya supaya perekonomian keluarga bisa lancar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, asyik...aku ngatur untuk pengeluaran domestik. Kalau kupegang semua pusing ..ada untuk pos-pos lainnya biar bagi dua pusingnya haha

      Hapus
  15. Nah aku baru tahu loh sekarang ada asuransi syariah bedanya sama yang konvensional itu dari akadnya ya mba, akad di Asuransi Syariah bukan Jual Beli tapi Tabarru' atau tolong menolong

    BalasHapus
  16. Aku termasuk salah satu dari sekian persen wanita yang sulit mengambil keputusan keuangan jangka panjang kali yaa.. Hihi tapi itu dulu sekarang sejak sering dengan penjelasan perencana keuangan jadi paham penting Financial planning Sejak dini

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaaa...maka perlu paham financial planning nih mulai kini

      Hapus
  17. Memang kalau ada pilihan yang konvensional atau yang syariah, sebagai muslim utk kehati2an sih jelas pilih syariah.
    Eh aku abaru tahu ada produk asuransi digital Prudential yang bayar preminya 8000 bahkan bisa 5000an perbulan mbak.
    Yg mana itu hehe jd penasaran
    Kalau pekerja freelance gtu bisa gak ya ikutan asuransi yg kyk gtu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba ditanyakan ke agen asuransi untuk lebih jelasnya , Mbak

      Hapus
  18. asuransi adalah salah satu proteksi bagi kehidupan yg serba tidak pasti ini ya mbak, agar keluarga bisa tetap tangguh secara finansial

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar karena proteksi untuk masa depan itu penting sekali

      Hapus
  19. Nabung diawal pas nerima income, ini mudah dilakukan sebenernya, cuma kalau butuh nih ketarik lagi tu duit hahahha. Setuju banget buat jadi wanita yang berani ambul keputusan besar, bukan blanjaan doang yang diusurin hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jangan shopping doang mesti paham financial planning

      Hapus
  20. wajib banget setiap orang belajar ini nih ya mba, kelola financial dan memersiapkan tabungan masa depan plus asuransi yang akan membuat kita tenang. Pengen ikutan acaranya pasti banyak insighnya, dan terima kasih mbak udah mengulas lengkap dan detail

    BalasHapus
  21. aku itu dulu maju mundur ambil asuransi syariah. tapi sekarang jadi mantep karena memang harus melek asuransi biar bisa makin kenal keuangan sendiri kesehatannya kayak gimana, perlu tidak perlndungan dll. Jadi yakin mau ambil yang syariah

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, kita mesti paham kebutuhan sehingga bisa tentukan prioritas untuk perlidungan termasuk asuransi

      Hapus
  22. Memang kalau bicara dan memilih asuransi ini kita harus jeli ya. Jangan sampai di kemudian hari bilang ditipu asuransi padahal ternyata karena kita nggak baca polisnya dengan benar. Bagusnya sih ketemu sama agen yang benar-benar transparan menerangkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, makanya mesti baca dengan detil sehingga jelas dan enggak ada penyesalan nanti

      Hapus
  23. Aku setuju dengan yg bilang 'kalo mau investasi, yaaa jangan di asuransi'

    Beneeeer. Kebanyakan orang2 hanya tergiur Ama return investasi dari suatu asuransi. Padahal kelas2 itu hanya ilustrasi yang diambil dengan asumsi kondisi aman tentram sentosa 😅.

    Aku pribadi selalu berfikir asuransi wajiiib banget. Tapi untuk tujuan proteksi. Kalo investasi, aku prefer di saham atau LM atau Reksadana. Aku ga akan mau ambil asuransi unit link. Asuransi2 yg aku punya semuanya utk proteksi. Krn buatku ini memang utk jaga2 kalo suatu saat ntah kita sakit, ATO rumah kebakaran, mobil rusak/kecelakaan, semua terlindungi dan ga perlu kluar uang banyak. Ga pusing mikirin nya.

    Tapi ada orang2 yg berfikir asuransi mah hanya menguntungkan untuk ahli waris. Laaaaah kan memang tujuan asuransi jiwa utk itu, supaya kluarga yg ditinggalkan ga sengsara. Aku dan suami ambil asuransi jiwa, itu untuk anak2 memang. Supaya hidup mereka terjamin sampai setidaknya selesai kuliah dari UP nya. Ya ga kepengin kan keluarga yg tergantung Ama kita JD susah saat kita meninggal.

    Ada juga yg bilang, mending banyakin sedekah drpd bayar premi mobil misalnya. Aku rasanya mau Julid, situ sedekah ikhlas ga sih, kok ngarepin timbal balik Ama tuhan. Sedekah mah sedekah aja. Asuransi mobil beda lagi ceritanya 😅.

    Jadi bagi yg ga percaya asuransi, sudahlaaah, biarkan saja. Yg penting kita sekeluarga ambil asuransi memang untuk perlindungan kluarga. Cuma jujur, aku msh belum sreg kalo asuransi syariah. Jadi sampe skr semua asuransiku masih konven, dari perusahaan yg memang udh langganan lama keluargaku :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, masih banyak pemahaman keliru soal asuransi ini ya mbk Fanny...

      Hapus
  24. Edukasi yang bagus nih untuk para emak kayak aku. Apalagi kalo melihat di masa pandemi banyak keluarga yang terimbas perekonomian nya karena pandemi

    BalasHapus
  25. Manfaatnya banyak banget kalo kita pilih asuransi syariah ya mba, selain bermanfaat buat diri sendiri, juga bermamfaat buat orang lain, secara tidak langsung kita dah nolong orang juga.....makin paham nih skrng.

    BalasHapus