Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Pasang Alat Kontrasepsi IUD

Beberapa bulan belakangan saya merasa tidak nyaman saat menstruasi. Ada rasa nyeri di sekitar perut bagian bawah, panggul dan pinggang berasa sakit juga. Enggak biasanya, padahal semakin menua rasa sakit saat haid yang dulu ketika masih gadis mendera sudah enggak pernah lagi singgah. Paling saat PMS atau jelang haid saja jadi uring-uringan dan moody enggak karuan...

Saya pun teringat kalau jadwal bongkar pasang IUD saya sudah molor dari waktunya hingga saya kepikiran apa ini penyebab nyerinya ya..Duh!

Pengalaman Pasang Alat Kontrasepsi IUD di RSPP

Tentang Saya dan IUD


Jadi saya tuh pakai kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) alias KB Spiral sejak 2011. Tepatnya, sesudah kelar nyapih si bungsu. 

Saat itu usia saya 35 tahun dan sudah punya anak 2 (sebenarnya 3, yang pertama meninggal dunia). Suami dan saya sudah berencana mencukupkan saja, sehingga kami yang sebelumnya memang tidak memakai alat kontrasepsi, akhirnya memutuskan memakai alat pencegah kehamilan ini.

Oia, IUD adalah salah satu alat kontrasepsi yang umum digunakan, selain kondom dan pil KB. Spiral KB ini bekerja dengan cara menghambat gerakan sperma menuju saluran rahim. Dengan begitu, terjadinya pembuahan pada sel telur pun bisa dicegah sehingga tidak terjadi kehamilan.

Nah, saya pilih IUD, dengan alasan keempat kakak saya pun memakainya dan dari pengalaman mereka aman-aman saja. Juga, dari berbagai referensi yang saya baca, KB IUD ini efektif mencegah kehamilan, dengan tingkat keberhasilan 98-99 persen hingga selama lima tahun penggunaannya (tergantung merek) dan dapat digunakan oleh hampir semua wanita. 

Jadi istilahnya sekali pasang, kontrol setahun sekali, baru bongkar 5 tahun lagi..Simpel! 

Itulah kenapa saya pertama pakai IUD tahun 2011, lalu ganti yang baru di 2016. Nah, seharusnya waktunya ganti lagi adalah 2021. 

Lalu kenapa saya sampai lupa untuk bongkar pasang IUD-nya?

Karena di bulan Juli 2021 saya terkena Covid varian Delta. Yang bikin buyar semua rencana termasuk jadwal bongkar IUD saya. Setelahnya, karena kasus COVID di Jakarta masih tinggi maka saya belum berani juga ke rumah sakit untuk ngurusin si IUD.

Hingga mulai deh saat merasa enggak nyaman saya memutuskan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Dokter pertama (perempuan) yang pasang IUD saya adalah yang membantu saat saya operasi caesar di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) tahun 2009. Ternyata saat saya mau ganti spiral di tahun 2016, Beliau sudah meninggal. (Al Fatihah untuk almarhumah)

Akhirnya saya ganti dokter (perempuan juga) lainnya di RS yang sama, yaitu dr. Triani Ismelia Firdayanti, Sp.OG. 

Nah ndilalah pas ketiga kalinya ini Dokter Triani sedang cuti, jadilah ganti lagi ke dr. Nadia Octarya, Sp.OG. yang saat itu sedang ada jadwalnya.

Saya pun menjelaskan keluhan saya yang kemudian disarankan untuk dilepas saja dulu IUD-nya selama sebulan biar rahimnya istirahat enggak ada alat.

Baiklah, jadi saya mendapatkan tindakan pelepasan spiral di saat tidak datang bulan. Menurut dokter lebih baik tindakan pas lagi derasnya haid sehingga lentur  bongkar pasangnya. Alhasil..agak nyeri saat tindakan dilakukan. hihihi. 

Untungnya, saya bawa bodyguard (baca:suami), mengingat saat bongkar pasang IUD di tahun 2016 saya sempat pingsan. Selain karena nyeri (karena tindakan dilakukan pas enggak saat satang bulan) juga karena saya nyetir sendiri ke RS dan sebelumnya wara-wiri nyiapin anak dan suami juga nganter anak sekolah dulu. Jadi deh, saya dalam kondisi capek, enggak 100% fit, hingga sempat beberapa menit sempat pingsan dan bikin ramai kamar praktek dokter. Kwkw

Karenanya, untuk kali ini, terkait urusan IUD, saya jauh-jauh hari sudah berpesan agar ditemani suami hihihi  Syukurlah, kali ini..lancar jaya dan saya enggak diberi obat cuma diminta nanti setelahnya diminta segera istirahat.

kelebihan alat kontrasepsi spiral

Sebulan Setelah Pelepasan IUD


Nah setelah spiral dilepas saya nunggu apakah pas jelang haid bulan itu, masih nyeri dan enggak nyaman. Dan  ternyata enggak dong! Alhamdulillah..

Maka sekitar sebulan dari waktu spiral dilepas saya ke RSPP lagi. Harusnya sih hari ketiga menstruasi atau saat deras-derasnya biar enggak terlalu nyeri. Tapi karena jatuhnya pas Sabtu jadi ketunda dulu, karena dokter adanya di hari Rabu..

Jadilah baru ke RS pas haid hari kelima. Pas udah mau bersih haidnya

Tapi Alhamdulillah, rasanya lebih nyaman daripada saat IUD dilepas bulan sebelumnya. Tindakan berjalan lancar dan pulangnya saya diberi obat pereda nyeri dan obat atasi jika pendarahan terjadi.

Dokter berpesan sebulan kemudian kontrol lagi untuk pemeriksaan pasca pemasangan IUD dan selanjutnya setiap tahun kontrol untuk memastikan IUD masih berada di tempatnya. Juga...5 tahun ingat buat bongkar pasang ya.. (Baiquelah Dok, noted!)

Karena, selama masih menstruasi, kemungkinan kehamilan bisa terjadi. Maka jika memang berencana  tidak hamil lagi ya sebaiknya memakai alat kontrasepsi. Karena usia yang makin menua makin tinggi risiko jika sampai hamil tak terencana.

Apalagi saya tahun ini 46 tahun, jadi risiko banget kalau hamil kan? Jadi..nurut Bu Dokter saja. Sebaiknya, pakai kontrasepsi yang memang selama ini pas hingga nanti haid berhenti.

Tips Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD


FYI, saya lansir dari berbagai sumber, IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang dipasang di dalam rahim. Jenis KB spiral hormon dapat bertahan selama 3-5 tahun, sementara KB spiral tembaga bisa mencegah kehamilan sampai 10 tahun lamanya.

Alat kontrasepsi yang kerap kali disebut dengan KB spiral ini populer digunakan oleh wanita yang ingin menunda atau tidak ingin hamil lagi. Namun sebelum dirimu memutuskan untuk pakai IUD, baca dulu tentang kekurangan dan kelebihan IUD yaa...

Nah, kelebihan dari KB spiral adalah:

  • Dilaporkan 99,7% efektif mencegah kehamilan hingga bertahun-tahun tanpa harus repot mengingat jadwal minum pil KB, suntik, gonta-ganti alat kontrasepsi
  • Bisa dilepas kapan saja, tanpa memengaruhi kesuburan
  • Aman digunakan untuk ibu menyusui
  • Mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker endometrium
  • Tidak membuat gemuk seperti pil KB/KB hormonal
  • IUD hormon bisa mengurangi nyeri dan kram PMS, mengurangi aliran darah yang terlalu deras selama menstruasi, dan menurunkan risiko kehamilan ektopik (janin tumbuh di luar rahim)

Sementara kekurangan KB spiral, yakni:

  • Posisi IUD bisa bergeser, yang bisa meningkatkan risiko kebobolan hamil
  • Rasa tidak nyaman pada perut ketika baru pasang
  • Untuk beberapa bulan pertama, kemungkinan mengalami bercak perdarahan secara tidak teratur
  • Tidak boleh digunakan pada wanita yang punya penyakit radang panggul/penyakit menular seksual aktif; sedang hamil/kemungkinan hamil; atau memiliki masalah terkait dengan rahim.
  • Menstruasi bisa jadi lebih deras dan disertai kram saat menggunakan KB tembaga
  • KB spiral hormon, menstruasi lebih ringan dan singkat atau bisa tidak menstruasi sama sekali.
  • Tidak mencegah risiko penyakit kelamin menular
dr.Nadia Octarya, Sp.OG

Penutup


IUD atau KB Spiral sebagai salah satu alat kontrasepsi bisa jadi pilihan sebagai pencegah kehamilan. Pengalaman selama 3 kali bongkar pasang (kurang lebih 10 tahun pemakaian), saya cocok menggunakannya dan hampir tidak ada keluhan. Juga pemasangannya enggak sengeri yang sering dibicarakan.

Tapi, ini bisa berbeda efeknya pada masing-masing orang ya...Jadi jika dirimu punya niatan yang sama lebih baik konsultasi dulu pada ahlinya!

Nah, kalau dirimu pernah punya pengalaman apa pakai alat kontrasepsi, Bestie? Apapun itu semoga yang terbaik buatmu dan semoga dirimu sehat selalu!💗


Salam Semangat

Dian Restu Agustina


Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

26 komentar untuk "Pengalaman Pasang Alat Kontrasepsi IUD "

  1. wah aku udah lama banget mba pasang iud, malah sempat mau lepas sendiri dan pendarahan selama seminggu. itu karena banyak kegiatan fisik yang dilakukan seperti mengangkat berat2

    BalasHapus
  2. Duh, jujur masih belum berani pasang IUD karena udah serem duluan hahaha
    Iya, aku tuh emang mudah ciut sih makanya bela2in pake pil KB aja, pasang alarm setiap malem gak boleh kelewat, kalo sampai kelupaan yah suami harus maklum buat libur dulu aja hahaha

    BalasHapus
  3. Agak ngeri ngeri sedaapp ya urusan IUD ini :)
    Sebenernya aman, tapiii karena banyak perempuan yg udah was-was duluan, jadinya ikutan jiper deh hihihi.
    tapiii, edukasi seputar IUD ala mba DIan ini penting bgt dbaca pasutri.

    BalasHapus
  4. Selalu ngeri kalau dengar IUD hahaha.. Jmungkin karena sering baca cerita yang aneh aneh jadi perasanya ngeri duluan ya. MAkasih infonya mbak, ini komplit banget

    BalasHapus
  5. Saya belum berani mbak pasang IUD. Apalagi disini dapat cerita mbak Dian sempat pingsan saat melepas IUD. hihi... nambah takut
    Jadi ya pakainya KB suntuk saja, per 3 bulan, resikonya saya nggak pernah haid. Setelah jalan 3 tahun, saya ganti suntik yang 1 bulan. Alhamdulillah nggak masalah, haid lancar.

    BalasHapus
  6. Saya dulu pas pasang enggak begitu terasa karena baru 40 hari melahirkan, terasa ngilu pas buka IUD 2 tahun lalu heheh.

    BalasHapus
  7. Wah hebat nih mbak DIan. Aku udah sejak lama disuruh untuk pasang IUD, tapi akunya masih takut-takut. Enggak tahu kenapa ya, kok bayanginnya udah ngilu duluan. Aku beraninya pake inplan. Tapi baru aja beres. Apa pasang IUD aja gitu? Huhu masih takut. :D

    BalasHapus
  8. Banyak orang yang tidak berani pakai IUD, karena rasa takut ada benda didalam. Tetapi aku sudah bertahun-tahun cocok pakai IUD. Keluhanku cuma satu volume darah yang banyak saat haid dan waktunya lama.Mom seperti aku jugakah?

    BalasHapus
  9. Banyak yang tidak berani pasang IUD karena takut ada benda didalam tubuh.Saya sudah bertahun-tahun pakai IUD. Yang buat saya rada tidak nyaman volume darah yang banyak saat haid & lama. Mom seperti saja jugakah mengalami?
    Salam:Dennise Sihombing

    BalasHapus
  10. AKu juga pakai IUD, yang Nova T, mbak Dian. Alhamdulillaah sejak awal pakai sampai detik ini tetap nyaman dan baik2 saja, cocok akunya dan suami :D Dokter kandungan aku laki-laki, di RSPI namanya dr. Bramundito. Orangnya sabar banget dan punya kiat khusus kayaknya jadi ketika bongkar pasang ga terasa sakit, malah dingin aja gitu dan lekas kelar hehehe alhamdulillah.

    BalasHapus
  11. Untung aku udah lewat mbak - dan alhamdulillah ga pernah pasang karena kok ya kebetulan dapat anaknya susah banget, bertahun-tahun lalu brojol berturut-turut dan langsung stop sendiri!

    banyak teman yang curhat tentang IUD ini

    BalasHapus
  12. aku juga pakai IUD mba, dan setiap kali pasang/lepas/pasang itu aku stress banget, sampe saking tegangnya pernah pendarahan dan kaku gitu karena stress. Duuuh ngeri deh nih aku klo sesi lepas/pasang, padahal sesudahnya sejauh ini aman2 aja ga ada keluhan berarti

    BalasHapus
  13. Sama mbak, aku juga pakai IUD, baru sekali ganti. Jadi sudah sekitar 6 tahun pakai.nggak ada keluhan yg berarti sih. Paling KLO kecapekan suka nyeri perut bagian bawah

    BalasHapus
  14. Aku nihdari anakku lahhir hingga kami akhirnya memutuskan untuk tidak menambah anak lagi, belum pakai alat kontrasepsi. Waktu itu pernah ngobrol sama dokter obgynku tapi masih galau, dan akhirnya sekarang bablas 8 tahun gak pernah pakai alat kontrasepsi

    BalasHapus
  15. Aku pengen pakai IUD mbak. Tapi takut sakit. Jadi yaa gak KB deh. Makanya kebobolan mulu. Kebobolan pertama 15 tahun lalu, anak pertama 5 bulan, saya hamil lagi. Kebobolan kedua yg anak bungsu ini. Niatnya 2 anak, dapat bonus deh jadi 3. Hihihi..

    BalasHapus
  16. aku malah gak berani iud karena masukin pas datang bulan, pernah kb inplant susuk.. alhamdulilah gak perlu rutin minum obat juga, dan cocok..haid lancar tiap bulan

    BalasHapus
  17. Gak pakai aku mbak wkwk, mengandalkan kalender dan "sarung" soalnya pengalaman kenalan yang pakai IUD di sekelilingku gak lancar jd terus terang blm terpanggil utk ber-IUD.
    Tp emang kata yg sukses IUD, alat KB ini lbh bagus drpd yg lain, gak suntik2 gak konsumsi obat2 jg ya, cuma ya itu td aku blm dapat hidayah makai :D

    BalasHapus
  18. aku juga pakai IUD tadinya seram banget pas mau pakai ternyata tidak seseram yang dibayangkan dan alhamdulillah selama ini nggak ada keluhan..semoga kita sehat selalu ya...

    BalasHapus
  19. pakai IUD sempat direkomendasikan kakakku tapi aku enggak berani jadilah enggak pakai KB ini hahah...

    BalasHapus
  20. Kalau menunda atau tidak mau hamil lagi entah karena usia dan lainnya, kontrasepsi itu wajib entah perempuan yang pakai atau laki-lakinya. Yang penting kesepakatan bersama ya, Mbak. Di keluargaku belum ada yang pakai IUD nih. Baca ini jadi agak dapat gambaran

    BalasHapus
  21. aduh anu aku belum pake pake ini kb bingung mau yang mana
    kalau hormon takut nanti mempengaruhi aku kan kanker takut micu hormonal
    tapi emang sebenarnya aslinya takut apalagi iud :D

    BalasHapus
  22. Aku pun pakai IUD, kak.
    Dan kini tanpa perlu ke rumah sakit, ada bidan yang bisa datang ke rumah dan melayani pasang - copot IUD. Keren yaah..

    Sehat-sehat selalu, kak Dian.

    BalasHapus
  23. Alhamdulillah diberikan kelancaran ya mba proses bongkar pasang IUDnya. Gini tuh emang cocok-cocokan yaa.. ada yang langsung nyaman, ada juga yang harus melewati proses pendarahan beberapa lama.

    BalasHapus
  24. Mba diaaaaaaan kok kita samaaa sih 😅😅. Lupa lepas Ampe setahun wkwkwkkw.

    Jadi pas pasang spiral kan abis Cesar tuh 2016. Aku udh bilang Ama dokternya kalo bisa yg paling lama, 8 atau 10 THN kalo ga salah inget. Ternyata si dokter pasang yg 5 tahun 🤣🤣. Harusnya 2021 udh waktunya lepas. Tapi Krn ga sadar kalo itu 5 THN, aku ga periksa jadinya. Trus mulai deh kayak keputihan dan nyeri di pinggul. Baru mulai curiga, akhirnya ke dokter. Dan ternyata ketahuan 5 tahun iud nya hahahahhaa. Udah telat setahun, aku baru kesana 2022. Jadi dia suruh aku DTG pas sedang haid biar dilepas.

    Naah ini pertama kali aku buka spiral pas haid. Krn sebelumnya iud pertama buka Ama bidan sedang ga haid. Itu ga sakit mba. Cepet bgt pula. Jadi aku pikir kalo sedang haid pasti ga sakit juga.

    Ternyata sakiiit 🤣🤣. Tapi sebenernya Krn spiralku agak melenceng gitu loh. Jadi si dokter lebih susah ngelepas hahahaha. Jadi ngilu banget 😭. Tapi masih bisa ditahan. Pas pasang malah cepet.

    Kemarin baru aja aku kontrol. Alhamdulillah masih bagus. Disuruh kontrol lagi tahn depan. Aku ga mau lupa lagi pokoknya 😄

    BalasHapus
  25. Pengalaman yang berharga sekali ya mbak, terutama berharga bagi ibu yang berencana menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dulu yang pakai IUD mama saya. Sebab subur sekali kali ya, mama tetep hamil anak kembar, tapi karena usianya dah tua dan dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatannya, akhirnya dikuret. Eh ternyata IUDnya geser. Makasih info seputar pemasangan IUDnya mbak, bermnafaat sekali.

    BalasHapus
  26. Aku juga pengin ganti pakek IUD Mbak. Emang banyak yang bilang lebih nyaman, aman dan minim efek samping karena non hormonal kan. Ini lagi nyiapin mental karena jujur aja aku tuh agak takut, haha, masih kebayang pas dulu gagal lahiran normal tapi area bawah sudah "diobok-obok" sama bidan.

    BalasHapus