Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hotel Aryaduta Jakarta

Hotel Aryaduta Jakarta, hotel lama yang masih berjaya. 

"Di kamarmu enggak ada yang aneh, kan?"
"Enggak!"
"Beneran..memang aneh apaan?"
"Enggak sih, kirain..!"

Begitu obrolan saya berempat dengan teman yang beda kamar saat sarapan di hari kedua menginap di Hotel Aryaduta Jakarta untuk event BI Netifest 2020.

Sementara saat saya menjawab, Evi Syahida (Visya), teman sekamar saya hanya senyum-senyum dalam diamnya. Dan saya baru tahu arti senyumnya beberapa hari di WAG Kelas Blog kami, setelah sampai rumah masing-masing.






Ternyata oh ternyata beberapa teman mendapati hal horor saat menginap selama 4 hari 3 malam di hotel ini. Hm, benarkah? Kok saya enggak merasa sih? Atau karena saya terlalu bahagia sehingga mengabaikan segala rasa yang telah ada hahaha😁

Katanya pula, karena ini hotel tua ya gitu deh, jadi ada penampakan yang seharusnya enggak nampak atau sengaja menggoda agar tertampak. Tuh bingung enggak dirimu? kwkw

Jadi gini cerita lengkapnya....



Ada Apa dengan Hotel Aryaduta Jakarta?







Ketika menerima email undangan acara Workshop BI Netifest 2020 saya bersorak dalam hati. Pasalnya baca tempatnya adalah Hotel Aryaduta Jakarta dimana finalis akan menginap selama 3 malam 4 hari di sana. Saya pun ngecek lokasinya di Google Maps dan jadi kebayang kalau ini Aryaduta yang dekat Tugu Tani.

Lalu, saya nanya ke suami, pernah enggak nginap di sini. Maklum, dulu waktu suami penempatan di luar Jakarta, kalau pas dinas ke kantor pusat pasti nginap di hotel sekitar kantornya - yang dekat Aryaduta. Jadi saya menduga dia pernah nginep di sini dulunya. Tapi ternyata, dugaan saya salah. Dia belum pernah nginap, tapi pernah ada workshop, juga acara makan siang di hotel ini. Yaaah gatau bayangan kamar hotelnya deh akhirnya saya...

Maka, ketika tiba di lokasi, saya pede aja, langsung menuju meja registrasi di lobby yang disediakan panitia dan meminta kunci kamar saya. Dag dig dug juga karena teman sekamar kami akan random diacak dari berbagai kategori. Jadi kita enggak bisa pilih mau sekamar sama siapa. Nah, saat tiba, saya disapa oleh panitia yang ramah semua,

"Asal mana, Mbak?"
"Jakarta, Mas.."
"Oh, kirain.."

Maklum dia lihat saya bawa koper..kwkwkw, kirain finalis dari luar Jawa yang datang naik pesawat kali ya. Padahal ini biar praktis saja bawa koper, kan tinggal tarik, maklum seumur saya yang sudah hampir patang puluh papat ini kasihan punggung kalau gendong ransel....🙈

Singkat cerita, saya pun menuju kamar hotel yang ada di lantai 4. Dan sesampainya di kamar, jujur saya merasa remang banget nih kamar. Biasa ada opsi beberapa lampu di sudut tertentu hingga kalau pengin terang tinggal kita nyalakan yang mana atau semua. Tapi ini enggak ada! Hm, mana sendiri pula saya...

Saya pun mbatin, siapa teman sekamar saya ya...Tadi lupa pula ngecek di list-nya, duh! Kok enggak datang-datang dia ya...

Enggak lama, si Visya, nge-chat saya. Katanya teman sekamarnya belum datang, jadi dia mau ke kamar saya dulu. Baiklah, daripada masing-masing sendiri, kan? 

Akhirnya kami pun berdua sekamar dan ngurus tukeran kamar ini ke panitia lagi di lobby (bisa tuker sih dengan setengah ngeyel mengiba kalau kami masing-masing sendiri..hihi)

Nah...esoknya saat sarapan barengan, teman nanya-nanya perihal tidur nyenyak enggak, ada apa di kamar dan lainnya. Tapi karena saya enggak merasakan hal yang enggak biasa ya sudah, saya pun santuy jawabnya.







Beberapa hari kemudian, ketika sudah pulang, barulah satu persatu cerita di WAG..:

  • Ada yang TV-nya mati sendiri, dengar cekikikan di kamar mandi
  • Dengar WC kamar mandi sebelah yang bolak-balik flush sepanjang malam
  • Ada suara ketak ketok seperti lagi renovasi (padahal malam hari)
  • Bau rokok menguar padahal enggak ada yang merokok di dalam kamar
  • Ada gumpalan rambut panjang di kamar mandi (padahal kamar cowok)
  • Ada yang merasa tidur di sebelahnya (padahal twin bed)
  • Ada yang dapat kamar dengan connecting door, katanya pintunya seperti diketok-ketok melulu

Dan lainnya..duh saya sampai ternganga bacanya!

Seriusan apa ya?? 
Hh, apa saya kurang peka ya sampai enggak merasa apapun! Hm...
Tapi ada juga sih teman di grup yang bilang enggak ada apa-apa dan tidur nyenyaaaak saja seperti saya. jadi saya ada temannya, sesama tidur kebo kan ya?🙊

Terus pembahasan kami pun berlanjut, kalau hotel Aryaduta itu hotel tua. Terus kenapa juga ada lantai 4, padahal biasanya bangunan bertingkat-tingkat begini pantang pakai angka keramat - si angka 4. Biasa langsung loncat ke 5 atau dibikin 4B, M atau apalah...

Ternyata jawabannya ada di sini!!

Tentang Hotel Aryaduta Jakarta









Hotel Aryaduta Jakarta adalah salah satu hotel tertua yang ada di Jakarta yang hingga kini bertahan. Pembangunan hotel Aryaduta dirintis pada tahun 1971 dengan masa konstruksi 3 tahun dan mulai beroperasi pada bulan Juni 1974 (ya, kira-kira kakak kelas saya dikit lha ya si Aryaduta)

Awalnya hotel ini bernama The Ambassador. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1976 berubah nama menjadi Hyatt Aryaduta Hotel Jakarta karena dikelola oleh Hyatt Internasional. Pada bulan Maret 1997, Lippo Group membeli saham Hotel Aryaduta Jakarta. Kemudian di tahun 2000, Lippo Group kembali membeli seluruh saham sehingga memiliki kuasa penuh atas Hotel Aryaduta Jakarta. Setelah dimiliki oleh Lippo Group, maka sampai saat ini hotel ini menamakan diri The Aryaduta Hotel Jakarta.

Nah, lokasi Hotel Aryaduta Jakarta tepat di tengah distrik bisnis Ibukota. Sehingga memberikan akses mudah ke semua pusat belanja, kuliner, dan hiburan. Dengan 302 kamar tamu dan suite dengan lansekap ibukota yang selalu dinamis, lokasi Aryaduta pas buat hunian untuk urusan bisnis, wisata maupun sekedar staycation di pusatnya Ibukota. Pokoknya mau jalan kaki ke Monas, main ke Pepusnas, ke Stasiun Gambir, Masjid Istiqlal, Gereja Kathedral...jalan dekat (kalau ramai-ramai, tapi jika sendirian ya naiklah kendaraan😁) Maka tak heran tamu Hotel aryaduta Jakarta sekitar 40%-nya adalah Warga Negara Asing yang datang baik untuk tujuan bisnis maupun wisata.

Jadi di luar cerita horor tadi yang saya rasa karena beberapa teman memang kecapekan lantaran  banyak yang dari luar kota dan ditambah rundown acara BI Netifest yang benar-benar padat merayap pun tugas kelas yang mesti kelar dalam beberapa jam saja. Karena bagi saya hotel ini nyaman-nyaman saja. (Seperti hotel tua yang pernah saya inapi lainnya, diantaranya: Hotel Hyatt Regency London The Churchill)

Meski, ....ada juga sih yang bikin saya kecewa!

Jadi Hotel Aryaduta Jakarta YAY atau NAY?


Hotel Aryaduta Jakarta YAY









1. Lokasi Strategis

Sudah dibahas di atas ya...beneran gampang kemana-mana nginep di sini mah..Karena pusat kota. Terus mau nyambungnya naik Transjakarta atau moda lainnya pun mudah. Mau cari makan juga gampang. Belanja-belanji enggak jauh juga. Ada urusan di beberapa kantor kementerian dekat sini, tinggal jalan kaki. Pokoknya strategis sekali!


2. Keamanan

Di gerbang ada pemeriksaan saat kendaraan masuk ke hotel. Di pintu menuju lobby juga gitu. Lalu untuk kunci kamar yang berupa magnetic card, hanya bisa mengakses lantai tempat kamar kita berada dan fasilitas bersama untuk tamu hotel, seperti lobby dan kolam renang. Maka, keamanan hotel Aryaduta Jakarta bisa dijamin bikin tenang.


3. Keramahan

Dari satpam di gerbang, bellboy, greeter/concierge, recepcionist, waiter, houskepeer..semua staf hotel Aryaduta Jakarta yang saya temui saat menginap di sini berlaku sopan dan ramah serta helpfull. Mereka juga memakai baju bercirikan Indonesia ..Suka!!
Bahkan staf housekeeping-nya langsung cepat memberi solusi saat saya minta toilettries lagi via telepon, enggak berapa lama dikirim ke kamar saya.


4. Lobby yang Nyaman

Lobby sebagai area pertama yang ditemui saat tiba, bisa menjadi tolak ukur saya akan fasilitas yang dimiliki hotelnya. Lobby Hotel Aryaduta Jakarta berbentuk panjang dan lapang khas hotel berbintang. Peletakan sofa di beberapa sudutnya pun bikin nyaman tamu yang ingin menunggu yang ditunggu. Ada juga Lobby Lounge tempat ketemuan atau sekedar menikmati makanan dan minuman yang bisa dipesan dengan iringan live piano&singer di tiap malam.






5. Kamar yang Lapang

Saya menginap di Deluxe Room-nya yang punya luasan lapang, 36 m². Sehingga untuk berdua pun terasa luas ruangannya. Bagi keluarga, jika ada tambahan ekstra  bed pun enggak akan mengganggu. Untuk fasilitas di kamar pun lengkap, king size bed, meja kerja, stand table, TV, kamar mandi berdinding marmer dengan bathtub dan shower, closet terkini, toilettries yang lengkap, safe desposit box, hair dryer dan koneksi WiFi berkecepatan tinggi (tanpa password)


6. Pemandangan Kota atau Kolam Renang

Kamar saya view-nya kolam renang, jadi senang lihat birunya air meski enggak nyemplung juga. Terus di seberangnya kolam ada gedung perkantoran, saya enggak tahu pasti itu kantor kementerian apa..karena memang di sekitar adalah perkantoran.


7. Makanan Lezatnya

Saat breakfast maupun selama kegiatan workshop, makanan di Hotel Aryaduta Jakarta sungguh lezatos. Saking banyaknya makanan, kami sampai kekenyangan.., dan memang jumlahnya enggak kurang. Tiap mau habis di top up segera karena selalu stand by waiternya jaga







Breakfast at JP Bristo - gambar milik Hotel Aryaduta Jakarta


8. Meeting Room dan Ball Room yang Luas dan Nyaman

Selama acara workshop, para finalis BI Netifest 2020 mengikuti rangkaian acara yang diselenggarakan di meeting room dan ball room Hotel Aryaduta Jakarta. Dan ruangan meeting ini nyaman dan luasannya bisa mengakomodir semua kegiatan. Pantesan saat saya di sana ada acara lain yang diselenggarakan di meeting room sebelah. Semua penuh. Pun setelah disewa BI, ball room-nya , disewa buat wedding keesokan harinya


9. Fasilitas Lengkap

Mau berenang? Kolam renang bergaya Bali tersedia di Hotel Aryaduta Jakarta. Selain itu ada Spa&Massage, Fitness Centre, dan 5 pilihan restoran (Lobby Lounge, Ambiente, JP Bistro, Pool cafe, Shima Japanese). Jadi kalau mager enggak mau ke luar, cuma gegoleran di kamar ya tinggal cuss nikmati fasilitas yang ada


10. Banyak Sudut Keren yang Indonesia Banget

Di beberapa sudut hotel ada meja dengan rangkaian bunga anggrek khas Indonesia, tenunan Nusantara yang dipigura, juga ornamen lain yang berciri Nusantara. Tak heran karena hotel Aryaduta Jakarta memang asli franchise Indonesia. Jadi siapkan pose terbaikmu dan berposelah di berbagai sudut itu!


Hotel Aryaduta Jakarta NAY



sumber: IG Fenni Bungsu

saya dan Visya

saya dan mbak Utari Ninghadiyati

Ada lebih, ada kurangnya, demikian juga hotel Aryaduta Jakarta. Nah kurangnya bagi saya adalah:


1. Kuncinya Susah Sekaliiiiii

Jadi tiap tamu mendapat satu magnetic card buat akses masuk kamar. Nah, kartu ini kemarin itu susah sekali dipakainya. Seperti sudah enggak kebaca gitu kodenya. Jadi mesti ditempel dengan pas dan penuh kehati-hatian juga diiringi doa supaya pintunya buka. Padahal kartu ini dipakai juga untuk akses naik di lift. Masalah ini enggak cuma saya yang ngeluh, tapi beberapa teman yang lain juga complaint. Sepertinya kartu-kartu ini perlu dilem biru..lempar dan pesen yang baru, biar enggak nyusahin tamu!


2. Kontrol Listrik Masih Manual

Jadi saat ini untuk alasan eco-friendly, banyak hotel yang telah memberlakukan kontrol listrik dengan meletakkan magnetic card di saklar utama dekat pintu masuknya. Jadi kita tinggal taruh kunci di situ, listrik kamar akan nyala, begitu juga saat keluar kamar, kita tinggal cabut kartu, listrik pun mati seketika. Nah, di Hotel Aryaduta Jakarta ternyata belum begini tipenya. Jadi masih manual nyalain saklar satu-satu.




Foto milik Sera Wicaksono

Foto milik Ria Kurniasih


3. Minim Colokan

Nah, karena ini hotel lama, jadi mikir colokan dulunya cuma untuk lampu saja. Padahal hari gini colokan penting buat 2 laptop, 2 tablet, 2 HP..eh maksudnya berdua sama teman sekamar kwkw. Jadi saya dan Visya kebingungan nyolokin gawai kami. Mana colokan ini tipe 3 lubang yang untuk gadget luar negeri, duh! Syukur saya di koper biasa sedia travel charger yang bisa dipakai untuk nyolokin 3 kabel. Problem solved! Tapi kan, kasihan teman yang enggak bawa.


4. Lampu Kamar Kurang

Seharusnya selain ada sofa dan meja, ada standing lamp di sudut ruangnya. Nah di kamar saya enggak ada. Jadi ada sudut yang gelap yang minim penerangannya. Remang deh jadinya ruangan kalau malam (Hm..ini kali yang bikin teman-teman berasa horor ya..kwkwk)


5. Breakfast Kurang Bervariasi

Selama 4 hari 3 malam nginep di Hotel Aryaduta Jakarta, artinya saya sarapan sebanyak 3 kali. Dan ternyata menu yang tersedia hampir sama setiap harinya. Jadi seperti kurang bervariasi gitu. Ini bisa bosenin kalau misalnya saya workshop lagi di sini selama seminggu, misalnya...hahaha (Aamiin). Oh ya, saking sibuknya sarapan sambil hah hihi saa teman-teman saya jadi lupa pepotoan.🙈



pulang bawaannya segambreng 😁



Tapi masih maukah saya nginap di Hotel Aryaduta Jakarta?

Ya iya...apalagi kalau sebagai finalis lomba, jadi gratis kan ya? Aamiin! Enggak nolak deh saya!!

Enggak takut horornya? Enggak lah...dimanapun tempatnya kalau kita menghormati dan tidak mengganggu makhluk lain Insya Allah mereka enggak bakal ganggu juga...❤



Salam Bahagia


Dian Restu Agustina












Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

17 komentar untuk "Hotel Aryaduta Jakarta"

  1. Haha bisa aja tulisannya mbak. Jadi memang bener tulisannya bagus! Kukira mbak yang punya pengalaman horor hhaha.... Pantas juara 3 ya mbaaKk

    BalasHapus
  2. Colokan kurang dan saklar lampu manual? Ya... itulah ciri khas hotel kuno. Kalau soal kamar horror, semua hotel ada, kok. Rajin berdoa aja biar gak dapat yang aneh-aneh. Btw, hotelnya keren ya. Saya sih, biasanya lewat doang kalau naik bus Transjakarta ke arah Cikini. Masuk ke halamannya saja belum pernah. Semoga kapan-kapan bisa nyobain lah, ya...

    BalasHapus
  3. Tahun lalu kami sempat nginap di hotel ini juga selama 3 hari. Alhamdulillah, gak ada yg aneh, malah kita enjoy banget abis hotelnya gratis. Hehehe

    BalasHapus
  4. Kalau sendirian memang kadang takut saat menginap di Hotel. Ada teman ngobrol malah asik jadi ga sempat mikir yang horor.

    BalasHapus
  5. Hotel-hotel tua di Jakarta emang gitu mba. Suami saya juga sering nginap di hotel tua, misalnya Hotel Bidakara. Tapi alhamdulillah kita gak pernah tuh digangguin sama yg aneh2. Kekeke. Mungkin dia tahu kalo kita akamsi alias anak kampung sini, jadi gak usah digangguin. Teman aja gitu. Kekeke. BTW selamat yaaa Mba Dian, jadi jawaran BINest.

    BalasHapus
  6. Keren ulasannya, dpt gratisan sekalian mengulas. Di Medan juga ada Aryaduta, tp blm pernah menginap hehe

    BalasHapus
  7. Ternyata Aryaduta yang beken banyak kisahnya ya?
    Maklum hotel kuno, dulu sih rasanya wah kalo dapat undangan resepsi di aryaduta

    BalasHapus
  8. Lhah Mbak, aku kok malah nggak sadar ya kalau Aryaduta itu hotel tua. Tahunya itu hotel bagus aja, wkwkwk ...

    Soal horor nggak, biasanya kalau aku sih terasa banget sewaktu baru masuk. Kalau udah begini, ya wis lah ya salam-salam aja semoga nggak ganggu. Tapi biasanya jadi suka buru-buru gitu kalau lagi aktivitas di kamar mandi. Mandi dan gosok gigi aja nggak usah lama-lama pakai nyuci atau ngosek ubin, eh ...

    Ini jadi pengalaman berkesan banget dong yaaa. Huhuhu ... Aku baca ini sambil berdoa semoga nanti punya kesempatan nginep gratis juga karena jadi finalis apaaa gitu.

    Yay dibandingkan Nay-nya, masih okelah ya nginep di sini kalau dapat kesempatan lagi. Nikmati aja Yay-nya semaksimal mungkin, hihihi ...

    BalasHapus
  9. Mpo tidak merasakan apa-apa. Adem ayem aja. Bahkan mandi sebelum subuh. Alhamdullilah setan tidak menampakan diri atau menunjukan aksinya.

    Memang breakfast kurang varian.

    BalasHapus
  10. Wah Aryaduta. Suka deh dengan hotel ini. Aku pernah nginep di sana bareng temen-temen blogger juga. Waktu ikut jadi finalis lomba blog Daihatsu. Kamarnya nyaman, hotelnya homy dan cozy. Dan iya banget, lokasi strategisnya bikin gampang ke mana-mana.

    BalasHapus
  11. Itu makhluk halusnya diare apa ya toilet bekerja sepanjang malam. Terus yang rajin renovasi malem-malem ehehe. Walaupun tergolong tua (berdiri sejak tahun 70 an) tapi bangunannya masih kokoh ya mba, luas pula kamar tipe deluxenya. Sayang banget masalah colokan listrik belum memadai, lampu belum otomatis, dan kunci magnetiknya yang udah sepuh ehehe. Padahal lokasi Aryaduta Jakarta ini strategis.

    BalasHapus
  12. MAsyaAllah, barakallah atas kesuksesannya juara II BI Blog Competitionnya ya mbak. Btw hotelnya masih terawat ya mbak. Walaupun ada minusnya tapi aku gak nolak kalau nginep di sini apalagi gratis. Hehehe....

    BalasHapus
  13. Kalaupun mengalami 'sesuatu' pun pastinya bakal jadi cerita menarik di tangan para blogger pemenang BI Netifes ya mba.

    Saya pengin juga dong suatu saat menang lomba. Aamiin.

    BalasHapus
  14. Kalau udah dengar duluan hotelnya horor mungkin saya rada parno kali ya tapi kalau nggak tahu ada yang gitua ya pastinya saya bakal merasa santuy saja, hehe. Apalagi kalau diliat dari foto2 di atas sama sekali nggak ada kesan horornya malah hotel aryaduta Jakarta ini kelihatan nyaman banget ya Mbak.

    BalasHapus
  15. Hotelnya keren banget mbak, kalau ada kesempatan nginap disini gratis mau banget (hahaha semoga next bisa jadi finalis gini juga *ngarep) horor atau nggak bagiku nggak ngaruh wkwkwk

    BalasHapus
  16. Ini mirip hotel ex orange-Belanda di Sby. Hotel mewah tp banyak sudut remangnya. Berasa uji nyali sepintas sih, hehe.
    Btw sukses terus ya Mb Dian.
    Makin tahun, makin bersinar nih mvak say ini.
    Bangga padamu mbak. 😘

    BalasHapus
  17. Mbaaaa untung aku bacanya setelah staycation di sanaaa hhaahaha. Aku sempet nginep di Aryaduta 2 malam. Tapi Alhamdulillah ga ada cerita serem apa2 sih mba :p. Mungkin aku ga sensitif kali yaaaa :D. Tp jgn sampe deh, amit2 kalo diganggu begini :D.padahal anakku suka banget stay di ardut. Terutama aku jg suka whirlpool mereka , anget bikin pegel ilang :D

    BalasHapus