Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Pasang Gigi Palsu Lepasan

Guys, saat ini, meski masih jelita (jelang lima puluh tahun) tapi saya sudah resmi punya ciri lansia. 

Apa itu? 

Punya gigi palsu! Huhuhu....😭

Tahu kan, biasanya tuh lansia yang membutuhkan gigi palsu karena usia lanjut menyebabkan gigi tanggal atau hilang. Tapi, gigi palsu juga bisa dibutuhkan oleh orang dari segala usia -termasuk saya- yang mengalami kehilangan gigi karena berbagai alasan, seperti kerusakan gigi, penyakit gusi, atau cidera.

Jadi ceritanya, gigi geraham saya ada yang sudah rusak sejak lama. Bertahun-tahun dirawat, ditambal, masih bisa bertahan, hingga satu waktu tanggal. Namun, tanggalnya gigi geraham bawah bagian kanan ini menyisakan akar, sehingga harus dicabut oleh dokter Spesialis Bedah Mulut

Nah, setelah mencabut, drg. Ahmad Zulkifli, SpBM menyarankan celah bekas gigi yang dicabut tersebut sebaiknya langsung diisi kembali, dengan menggunakan gigi tiruan.

Awalnya saya ragu...duh masa sih sudah pakai gigi palsu. Saya cuekin aja gitu. Hingga saya merasa gigi sebelah celah tadi kok makin maju. Wah, enggak mau dong saya gigi yang lumayan rapi jadi berantakan gara-gara ini. Akhirnya -masih di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)- saya konsultasi ke drg. Arief Lukman, Sp.Pros (dokter Spesialis Gigi Tiruan - Prosthodonti).

Dan, ternyata tak semudah itu untuk pasang gigi palsu sebab saya harus korbankan satu gigi yang di sampingnya tadi. Gigi yang sehat wal afiat ini terpaksa harus dicabut agar bisa dipasang gigi palsunya.

Yo wis, balik ke drg. Ahmad Zulkifli, SpBM lagi buat cabut gigi yang ini. Setelah beberapa waktu, baru konsul kembali ke drg. Arief Lukman, Sp.Pros untuk konsul gigi tiruan.. 

Nah, pakai gigi palsu itu nyaman enggak ya?

Pasang gigi palsu di RSPP

Mengapa Perlu Gigi Palsu?

Well, banyak dari kita masih abai akan gigi yang tanggal. Biarkan saja lah, hilang satu enggak masalah. Eits, padahal ya celah gigi yang kosong jika dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan beberapa risiko dan dampak kesehatan, seperti yang saya alami sendiri, yakni:

  • Perubahan Posisi Gigi Sekitar: gigi di sebelah celah bisa miring, geser ke arah ruang kosong, bikin susunan gigi jadi tidak rapi dan fungsi pengunyahan terganggu. Bahkan pengalaman kakak ipar saya, giginya jadi (maaf) tongos.
  • Turunnya Gigi Lawan: gigi yang berhadapan dengan celah kosong bisa memanjang ke bawah, karena enggak ada gigi yang menahannya, lama-lama gigi itu bisa goyah. 
  • Gangguan Mengunyah: gigi yang hilang membuat proses mengunyah enggak efektif, makanan enggak tercerna dengan baik, kerja pencernaan jadi lebih berat.
  • Gangguan Berbicara: jika gigi yang hilang berlokasi di depan atau gigi seri, bisa memengaruhi artikulasi. 
  • Perubahan Bentuk Wajah: kalau banyak gigi yang hilang, bentuk wajah bisa tampak lebih tua, pipi nampak cekung karena enggak ada penyangga. 
  • Masalah Sendi Rahang: cara mengunyah yang enggak seimbang akibat kehilangan gigi bikin rasa nyeri atau masalah pada sendi rahang.

Jenis-Jenis Gigi Palsu

Nah, saat kedatangan pertama, saya mendapatkan penjelasan soal jenis-jenis gigi tiruan dari drg. Arief Lukman, Sp.Pros dan diminta pilih yang mana. Sekalian diperlihatkan contoh gigi tiruannya juga kelebihan dan kekurangannya. 

Ada beberapa jenis gigi palsu berdasarkan bentuk, bahan, dan cara pemasangannya, yaitu:

Berdasarkan Cara Pemasangan:

  • Gigi Palsu Lepasan: bisa dilepas pasang sendiri, untuk pengganti sebagian atau seluruh gigi.
  • Gigi Palsu Permanen: dipasang secara tetap dan hanya bisa dilepas oleh dokter gigi.
Berdasarkan Jumlah Gigi yang Digantikan:

  • Gigi Palsu Parsial: menggantikan satu/beberapa gigi, ada pengait agar tetap menempel.
  • Gigi Palsu Lengkap: menggantikan semua gigi atas/bawah, untuk orang yang sudah tidak memiliki gigi sama sekali.

Berdasarkan Bahan yang Digunakan:

  • Akrilik: bahan plastik keras, terjangkau harganya, bentuknya agak tebal.
  • Valplast: bahan fleksibe, lentur, lebih nyaman, estetika lebih baik karena warnanya mirip gusi.
  • Kerangka Logam: ada kerangka logam untuk penyangga, lebih tipis, lebih kuat, dan tahan lama dibanding akrilik.
  • Implan Gigi: ditanam langsung di tulang rahang seperti akar gigi, tahan lama dan paling stabil, proses lama dan biaya paling tinggi.
Pasang gigi palsu di RSPP


Gigi Palsu Lepasan Valplast

Nah, setelah menimbang, mengingat, dan memutuskan, saya pun pilih gigi palsu lepasan Valplast. 

Pertimbangannya, jenis ini lebih fleksibel dan nyaman, lebih mudah beradaptasi dengan bentuk mulut, estetis dengan tampilan lebih alami, tidak menggunakan kawat dan dengan perawatan yang baik, bisa bertahan hingga 5-10 tahun. 

Meski kurangnya, jenis gigi tiruan Valplast ini harganya lebih tinggi dibandingkan dengan gigi palsu akrilik. Juga, perlu perawatan  khusus untuk menjaga kebersihan dan kualitasnya. Serta, jika ada perubahan pada gusi/rahang, mungkin perlu dibuat ulang, karena tidak dapat direline (penyesuaian ulang) seperti gigi palsu akrilik.

Saya pun dijadwalkan datang lagi seminggu kemudian untuk pembuatan cetakan rahang dan dari cetakan ini, teknisi gigi akan mencetak gigi palsunya.

Seminggu berlalu, saya datang untuk pembuatan cetakan rahang demi mendapatkan bentuk yang sesuai. Juga memilih warna gigi dan gusi yang mirip dengan warna asli. Saya juga diberitahu jika tindakan dan pembuatan gigi palsu tidak ditanggung oleh asuransi dari kantor tempat suami saya bekerja (untuk pemasangan gigi tiruan yang ditanggung hanya pekerja, tidak untuk istri/anaknya).

Jadi ini saya bayar sendiri, untuk 2 gigi, tindakan dan printilan sejumlah total: Rp 3.978.000,-

Oh ya, pembuatan cetakan dimulai dengan memasukkan bahan ke tray/sendok cetak, lalu dimasukkan ke dalam mulut, ditekan ke arah gigi dan gusi. Saya diminta diam selama beberapa menit hingga bahan mengeras, lanjut tray dilepaskan perlahan. 

Cetakan ini akan dikirim ke laboratorium untuk dibuat model rahang, dari model tersebut, gigi palsu akan dibuat sesuai kebutuhan. Dan dua minggu kemudian, saya dijadwalkan untuk mengambil gigi tiruan yang sudah jadi. 

*karena saya tidak mengambil foto/video di poli gigi, berikut penampakan poli gigi RSPP yang saya ambil dari akun IG-nya 

Tips Perawatan Gigi Palsu Lepasan

Gigi tiruan lepasan saya pun kini resmi nangkring melengkapi senyum manis saya yang kini tak ada kelihatan celah kosongnya. Meski masih adaptasi dan terasa aneh saat memakainya, saya merasa jika pemasangan gigi tiruan lepasan membantu saya lebih mudah saat mengunyah, kembali jelas saat bicara dan lebih pede pastinya saat tertawa.😁 

Nah, berikut adalah cara perawatan gigi palsu Valplast agar tetap awet, nyaman digunakan, dan tidak menimbulkan masalah kesehatan mulut:
  • Bersihkan Gigi Palsu Setiap Hari: cuci gigi untuk menghilangkan sisa makanan, pakai sikat khusus gigi palsu dengan bulu halus, hindari menggunakan pasta gigi biasa karena bisa menggores permukaan Valplast. 
  • Rendam dengan Air/Cairan Pembersih: hindari air panas karena bahan ini bisa berubah bentuk.
  • Lepas Saat Tidur: untuk memberi waktu istirahat pada jaringan gusi dan mencegah infeksi jamur.
  • Simpan dengan Benar: dalam wadah berisi air bersih atau larutan pembersih ketika tidak dipakai, agar tetap lembap dan tidak kering atau berubah bentuk. (hindari pakai gelas ya, sebab rentan terbuang, pakai tupperware/wadah kecil saja)
  • Rutin Periksa ke Dokter Gigi: kontrol berkala, biasanya setiap 6 bulan, untuk memastikan gigi palsu masih pas dan kondisi gusi tetap sehat.
  • Hindari menggigit makanan terlalu keras, terutama di awal pemakaian.
  • Jangan memakai lem atau perekat sembarangan tanpa petunjuk dokter.

Alhamdulillah, drama gigi saya pun berakhir dengan bahagia. Senang bisa ditangani drg. Arief Lukman, Sp.Pros (beserta tim poli gigi Rumah Sakit Pusat Pertamina) yang sabar dan telaten saat merawat pasien. 

Kini saya tinggal menjaga gigi yang lain supaya lebih betah dan enggak buru-buru pergi hihihi. Ditemani artikel-artikel ketje tentang blogging, freelancing dan dunia kreatif dari Sunglowmama blog, yang di antaranya membahas soal journaling untuk ibu sibuk. Rencananya bakal saya ikuti ini, mengingat manfaatnya yang baik sekali.

Yuk, semangat sehat!💖



Salam


Dian Restu Agustina























Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

16 komentar untuk "Pengalaman Pasang Gigi Palsu Lepasan"

  1. Senangnya artikel blog di Sunglow Mama bisa ikut menemani, semoga bermanfaat :) ternyata banyak pengaruh jelek ya ada ruang gigi kosong. Waktu remaja aku harus cabut 4 gigi karena rahang kecil dan ada penumpukan gigi. Ini juga demi pakai kawat gigi

    BalasHapus
  2. Sharing yang inspiratif sekali kak, khususnya buat saya. Setelah cabut gigi saya merasa ada pergeseran susunan gigi. Kayaknya opsi gigi palsu permanen bisa jadi pilihan saya nih.

    BalasHapus
  3. Pasang gigi palsu tuh ternyata memang ada fungsi dan manfaatnya sendiri ya. Kalau ada pergeseran gigi sebelah yang tanggal memang rasanya akan nggak nyaman sih.

    BalasHapus
  4. Walaupun ada gigi yang tanggal, cuma masih sy biarkan. Hehe, cuma nanti saya evaluasi lagi, dan insha allah segera ke drg untuk perawatan atau tindakan yang dianjurkan, makasih artikelnya jadi tahu dampak gigi tanggal dibiarkan saja.

    BalasHapus
  5. Aku jadi keinget mertua loh kak, pake gigi palsu dan makan di kondangan eeh giginya lepas dong, hahaha
    Duluu mikirnya gigi palsu itu untuk org tua, ternyata ngga begitu yaa.
    Ngga mesti nunggu tua dulu, sebab pada saat udah ada gigi tanggal dianjurkan pake gigi palsu.
    Ya kali kan ngga bisa tumbuh lagi, yaa udah tua hehee

    BalasHapus
  6. wah gigi palsu saya termasuk murah dong ya, enam gigi hanya Rp 3,5 juta
    Sejak muda saya harus pakai gigi palsu karena gigi depan menabrak tembok ketika kekambuhan epilepsi
    dan betul Mbak Dian, gigi yang tanggal harus segera dibuat gigi palsunya
    Gara-gara abai, sekarang gusi bagian bawah "jatuh" ke bawah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Ambu...ini termasuk 3x konsultasi dokter dan lain-lain. Jadi hitungan total dibayarkan sekalian

      Hapus
  7. Saya pernah ngalamin bagian belakang jadi berdesakan karena gigi bungsu yang nongol di posisi dan masa yang "tidak sopan" Ampun betul sakitnya. Jadi setelah konsul ke dokter bolak-bolak terpaksa ada 2 yang harus dikorbankan padahal yg satu itu dalam kondisi sehat.

    Tadinya ditawarkan masang langsung gigi palsu tuh Mbak. Tapi saya kok gentar ya. Sama itulah urusan bolak-balik yang bikin segen. Akhirnya ogah. Pasien bandel. Setahun kemudian geraham seberangnya bermasalah. Ya salam. Kasus sama muncul tapi saya tetep kekeh gak mau pakai gigi palsu hahahaha.

    Dan eh emang bener loh. Wajah khususnya bagian pipi tuh berubah banget. Saya yang tadinya tembem sekarang pipinya kempes Mbak. Coba. Ini jadi berita bahagia bukan? hahahaha. Cuma emang ya sekarang sudah perjuangan kalau ngunyah daging. Kesrimpet terus hahaha.

    BalasHapus
  8. Ya ampun, selama ini aku pikir gigi palsu itu urusannya orang tua doang 😅Ternyata enggak ya, mbak. Bahkan yang masih muda juga bisa banget butuh kalau ada gigi yang tanggal. Sedih juga pas baca bagian tentang gusi yang turun karena gigi palsu nggak langsung dipasang, ternyata efeknya bisa sejauh itu. Jadi pengingat banget sih buat nggak menunda-nunda perawatan gigi. Kesehatan gigi ternyata nyambung ke banyak hal, ya. Untung baca artikel ini sebelum keburu makin geser-geser gigi lainnya. Makasih udah sharing hal bermanfaat ya mbak.

    BalasHapus
  9. Pastinya ga nyaman banget kalau sesuatu yang bukan dari Allaah yaa, ka.. alias tiruan.
    Berdasarkan testimoni yang aku denger pun, ada yang mual saat menggunakan gigi palsu.
    Jadiii.. kalau gak kefefeett bangeett.. beliau menghindari safar atau bepergian. Lebih nyaman di rumah aja...

    BalasHapus
  10. Mbak, saya sudah pasang gigi palsu permanen (karena gigi depan patah tapi masih ada bagian akar bisa di jacket) sejak usia baru masuk kepala tiga huhuhu..
    Kayaknya pas hamil kurang asupan kalsium ngaruh ya kekuatan gigi ini.

    Setelah baca-baca ternyata lebih ribet gigi palsu yang lepasan perawatannya.

    BalasHapus
  11. Baru engeh soal gigi lepasan ini dan gimana cara perawatannya.
    Jadinya bisa dilihat lagi kebutuhannya soal gigi tiruan ini.

    Ngomong² soal gigi tiruan jadi inget serial upin ipin dimana ada momen Tok Dalang copot semua gigi tiruannya huhu

    BalasHapus
  12. Wah, pengalaman yang luar biasa ya mbak
    Meski membutuhkan perawatan yang tidak mudah, gigi palsu ternyata juga penting dan dibutuhkan dgn kondisi tertentu seperti ini ya

    BalasHapus
  13. Artikel ini mengingnatkan saya ke ke Papa dan mama mertua yang pakai gigi palsu semua untuk gigi depan atas. Pakai gigi palsu lepasan. Prosesnya memang cukup panjang. Harus tau juga cara menyimpan dan merawatnya.

    BalasHapus
  14. Wih mbak Dian... kek membaca ketakutan aku loh! Aku ni maju mundur mo pasang gigi palsu, hihihi... Kehilangan gigi memang bukan "hal kecil" jadi pas baca prosesnya, dari konsultasi hingga adaptasi setelah pakai gigi tiruan, bikin terasa jauh lebih ringan dan informatif.

    Bagian yang paling aku hargai adalah penjelasan tentang prosedur awal: dari pemeriksaan gusi dan rongga mulut, cetakan gigi di lab, hingga pemasangan dan penyesuaian. Ini memberi gambaran yang sangat jelas bagi yang belum pernah melalui prosesnya.

    Ooo baru tau kalo ada banyak jenis bahan gigi palsu lepasan yang digunakan, ada akrilik, valplast, atau frame logam yang menentukan kenyamanan, daya tahan, dan harga ! Aku juga ikut merinding baca penjelasan efek samping jika tidak menyesuaikan prosedur pembersihan dengan baik

    Oya gimana pas ‘break in’ glove of gigi palsu rasanya mbak? Apa ada latihan tertentu untuk berbicara atau teknik makan perlahan agar rahang terbiasa? thanks mbak Dian

    BalasHapus
  15. Pengalaman yang luar biasa Mbaaa, saya baru mengenal sedikit tentang gigi palsu lepasan dari beberapa konten di medsos, tapi baca ini jadi lebih mengerti tentang jenis-jenis gigi palsu tersebut. Btw masalah gigi ini memang agak rempong ya, biayanya juga lumayan menguras banget, tapi juga penting banget, hehehe

    BalasHapus