Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikmati Nasi Pecel Yu Gembrot Madiun

Ibu Mertua saya asli Kota Madiun, Jawa Timur yang dikenal sebagai "Kota Pecel" karena banyaknya penjual nasi pecel yang tersebar di berbagai penjuru kota. 

Nasi pecel Madiun biasanya disajikan dengan berbagai jenis sayuran rebus seperti kacang panjang, bunga turi, daun kenikir, bayam, tauge, dengan lalapan mentimun, lamtoro dan daun kemangi. Selain itu, pecel juga sering dilengkapi dengan beragam lauk pauk seperti tempe, tahu, empal, paru, dan rempeyek yang menambah cita rasanya. 

Tak lupa, nasi pecel dimakan memakai alas pincuk, daun pisang yang dijadikan wadah makanan, dengan teknik melipat daun menyerupai kerucut terbalik dengan bagian ujung bawah yang runcing, dan disematkan dengan lidi sebagai pengunci. 

Asliii, nasi pecel pincuk Madiun ini punya kekhasan tersendiri!! 


Warung Nasi Pecel Yu Gembrot Madiun


Dulu setiap mudik ke Madiun saya jarang makan nasi pecel di warung pecel yang ada di sana. Sebab, Ibu Mertua selalu bikin sendiri berkilo-koli sambel pecel untuk hidangan saat anak cucunya datang juga buat dibekalin pulang. Jadi seusai mudik stok sambel pecel saya selalu amaaan! 

Sambel pecel buatan Ibu Mertua, bagi saya tuh tidak ada duanya. Ibu selalu menyangrai kacang dan bumbu-bumbunya, bukan menggorengnya. Sehingga sambel pecel tidak berminyak teksturnya. Juga, dulu, Ibu biasa menumbuk bahan sambel itu sehingga tekstur masih agak kasar (ciri khas pecel Madiun), dan bukan digiling pakai mesin. Meski saat usia Beliau makin lanjut, Beliau memilih untuk menggilingkannya. 

Kemudian racikan bumbu juga sangat diperhatikan sehingga komposisi bumbu dan rasa pedasnya pas. Pokoknya sambel pecel buatan Ibu mertua saya tuh bedaaa! Mungkin karena dibikin dengan penuh cinta yaaa, jadi terasa lebih istimewa.

Nah, situasinya berubah tatkala Ibu berpulang sekitar 5 tahun lalu. Saya tidak hanya kehilangan sosok Beliau tapi juga tak lagi bisa menikmati sambel pecel Madiun buatan Ibu yang bikin susah pindah ke lain hati. Perpaduan rasa gurih, pedas, manis, dan sedikit asam, yang berasal dari campuran kacang tanah, bawang putih, cabai, gula merah, daun jeruk dan asam Jawanya itu pas takarannya. 

Sejak itu, mau tak mau, saya pun harus hunting warung pecel ke penjuru kota saat mudik ke kota Madiun yang menjadi pusat industri kereta api yang cukup besar di Indonesia, sehingga dijuluki sebagai Kota Kereta Api ini. 

Salah satunya, saya mencicipinya di Warung Nasi Pecel Yu Gembrot yang ada di Jl. HOS Cokroaminoto, Madiun. Warung nasi pecel yang dimulai dari berjualan dengan berjalan kaki pada 1942 hingga delapan dekade berikutnya dengan resep turun temurun dan cita rasa khas yang senantiasa dijaga.


Nasi Pecel Madiun Yu Gembrot


Tentang Pecel dan Madiun

Dengan aneka sayuran rebus, pecel kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Pecel menjadi menu andalan yang wajib dicicipi untuk merasakan kekayaan budaya lokal melalui rasanya yang otentik terutama saat kita mengunjungi Madiun.

Apalagi hidangan ini bisa dinikmati dalam berbagai suasana, untuk sarapan hingga makan malam, untuk sajian acara resmi sampai santapan di warung pinggir jalan. Harganya yang terjangkau, menjadikan nasi pecel pilihan menarik bagi pecinta kuliner.

Tapiii...tahukah dirimu sejatinya kapan pecel ini mulai ada dan mengapa Madiun menyandang julukan Kota Pecel?

Nah, menurut sejarahnya, sejak masa kerajaan Jawa (abad 15–16), pecel sudah dikenal sebagai makanan rakyat yang  berbahan sederhana: sayuran rebus dari kebun sendiri, yang disiram sambal kacang tumbuk bikinan sendiri. Lalu, di masa kolonial Belanda, saat jalur kereta api dibangun di Madiun, kota ini pun ramai sebagai persinggahan yang membuat pecel mulai dijajakan di stasiun, pasar, dan jalan raya. Rasa pedas gurih khas pecel Madiun pun menarik perhatian pendatang.

Selanjutnya, pecel semakin populer sebagai sarapan rakyat membuat penjual pecel banyak bermunculan di sepanjang jalan utama Madiun. Hingga beberapa dekade berselang, pecel Madiun makin dikenal luas sebagai ikon kuliner kota bahkan muncul oleh-oleh khas berupa bumbu pecel instan yang memudahkan para perantau membawanya ke berbagai kota di Indonesia. Ini menjadikan Madiun makin ternama sebagai "Kota Pecel" dimana pecel jadi kuliner wajib coba bagi para wisatawan.

Yang terbaru pecel bukan sekadar makanan khas Kota Madiun. Namun, juga telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda di tanah air. Hal itu dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim bernomor 2194/F4/KB.09.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022. Penetapan ini mengukuhkan pecel sebagai bagian dari budaya kuliner Indonesia yang memiliki ciri khas, teknik, dan nilai-nilai turun-temurun yang perlu dijaga kelestariannya.

Warung NAsi Pecel Yu Gembrot

Warung Nasi Pecel Yu Gembrot Madiun

Saya sendiri, pertama tahu Pecel Yu Gembrot saat melewati rest area dalam perjalanan pulang kampung Jakarta - Madiun - Kediri. Pecel Yu Gembrot ini memang sudah punya beberapa cabang, tak hanya di Kota Madiun saja. Penasaran, tiba di kota yang bernama lain Kota Pendekar - dikenal sebagai pusat seni bela diri terutama pencak silat. saya pun njujug ke Pecel Yu Gembrot agar bisa menikmati sendiri. 

Memasuki Jl. HOS Cokroaminoto, Madiun, kita akan menemui deretan warung pecel dan toko lainnya yang kadang membuat kita susah untuk memarkir kendaraan. Jalanan dengan arus lalu lintas searah ini memang salah satu jalan utama di Madiun. 
 
Kalau enggak bisa parkir di depannya, agak jauhan jalan enggak apa-apa, sekalian kita nikmati suasana kota yang juga menyandang nama sebagai Kota Brem, makanan khas dari olahan ketan yang rasanya manis segar.

Warung Pecel Yu Gembrot menempati bangunan dengan luasan cukup untuk sekitar 30-an orang dilengkapi meja dan bangku panjang yang tertata rapi. Warung nampak bersih begitu juga makanan yang ada di etalasenya. Kita memesan dulu nasi pecelnya mau pakai lauk apa plus pengin sambel pecel yang level berapa tingkat kepedasannya. 

Nasi putih dengan rebusan sayur, disiram sambel pecel, ditambah lalapan daun kemangi dan lamtoro dan terakhir ditemani rempeyek, beneran enak tenan!!! 

Harga nasi pecelnya saja tanpa ada tambahan lauk Rp 9.000, tahu/tempe bacem Rp 3.000, Sate Usus Rp 5.000, Paru/Empal Rp 15.000, Teh Manis Rp 5.000, Es Jeruk Rp 6.000, Jamu Rp 11.000/botol. Total untuk makan - kenyang dan sehat - di tempat, saya bayar Rp 112.000 untuk bertiga.

Oh ya, Warung Nasi Pecel Yu Gembrot juga menjual sambel pecel instan Yu Gembrot, harganya Rp 20.000 untuk 200 gram dengan level tidak pedas-sedang-pedas, aneka kerupuk mentah, brem juga lempeng Madiun (kerupuk puli khas Madiun).

Jadi selesai makan di sini kita bisa sekalian membeli buah tangan....
@dianrestuagustina Warung Nasi Pecel Yu Gembrot Jl. HOS Cokroaminoto, Madiun ❤️#CapCut ♬ Sinarengan - Denny Caknan


Ke Madiun, Jangan Lupa Makan Nasi Pecel!

Well, Pecel Madiun bukan sekadar makanan, tapi juga simbol kerakyatan dan kebersahajaan. Bahannya dari alam sekitar, penyajiannya sederhana, tapi rasanya khas dan melegenda.

Meski pecel juga ada di beberapa daerah lainnya, tapi kelezatan sambal kacang khas, sayuran lengkap, pelengkap renyah, serta nilai budaya yang melekat membuat pecel Madiun bukan sekadar makanan, tapi juga merupakan simbol kebanggaan.

Jadi, kalau dirimu berkunjung atau sekadar lewat Madiun jangan lupa icipi nasi pecelnya ya. Di antaranya bisa ke Warung Nasi Pecel Yu Gembrot ini. Oh ya kalau lagi ketemu di rest area atau cabang lainnya, bisa juga dicoba.....

Etapiii, dirimu suka makan nasi pecel enggak sih kayak saya?💗




Salam Sehat

Dian Restu Agustina











Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

4 komentar untuk "Menikmati Nasi Pecel Yu Gembrot Madiun"

  1. Wah mbak kalau di keluargaku tu, rumah nenek suami yang di Surabaya halaman depannya dikontrak penjual pecel madiun jadi kami suka dikirimin sambal pecelnya. Idem semenjak oma meninggal tu, krn ortuku jg jadi gk pernah ke sana lagi, akhirnya jarang juga dikirimin bumbu pecel. Untung skrng deket rumah kami ada penjual pecel Madiun kalau tombo kangen hehe.

    Emang pecel Madiun itu kyknya paling cocok di lidah org Jatim soalnya rasanya asin gurih. Kadang aku masih suka yang kacangnya masih kasar gak halus gitu :D

    Noted nih warung Yu Gembrot yaa. Asyik banget bisa sekalian bawa oleh2 sambal pecel. Harganya murah pula yaa. Duh jadi laper deh pengen makan pecel, padahal tadi pagi aku juga sarapan pecel haha.

    Btw aku tiap beli pecel suka kepikiran pengen jualan pecel juga lho, haha, cita2 moga suatu hari nanti terwujud #ngimpidulu :D

    BalasHapus
  2. saya lagi pulang ke Jogja nih, dan hampir setiap hari makan pecel
    Walau tetep, gak ada yang ngalahin pecel Madiun
    Rasa bumbu kacangnya mantap, apalagi yang rasa pedes
    Wah jadi pingin ke Madiun lagi

    BalasHapus
  3. Aku doyan nasi pecel banget, Kak Dian. Apalagi bunga apa itu ya. Rasanya agak getir gitu. Tapi nagih banget pakai pecel. Jadi, kangen makan nasi pecel akutu

    BalasHapus
  4. Baru tahu kalo Madiun punya banyak julukan diantara nya kota kereta api dan kota pendekar, kedua nama tersebut baru pertama kali saya dengar selama ini taunya Maudiun terkenal dengan Brem nya yang khas itu...aku juga beberapa kali dapet oleh2 sambal pecel dari teman yang mudik ke madiun mbaa..meskipun di solo sendiri juga banyak yg jualan sambal pecet tersebut bahkan juga digunakan sebagai oleh2..mungkin tiap daerah ada cirikhas nya masing2 ya mba..

    BalasHapus