Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Investasi Properti Jadi Peluang di Tengah Pandemi

Sebelum membeli properti ada hal-hal penting yang mesti kita pertimbangkan. Ini berdasarkan pengalaman saya dan suami ketika memutuskan membeli properti untuk dijadikan hunian saat awal pindah ke Jakarta di tahun 2007 silam. Ya, suami saya ditempatkan berpindah sesuai tempat tugasnya dengan ketentuan jika lokasi bekerja di luar Jakarta akan ada rumah dinas tersedia. Tapi, ketika ditarik kembali ke kantor pusat (Jakarta) maka fasilitas ini pun tak ada. Penggantinya adalah uang bantuan perumahan yang akan didapatkan sekali selama masa kerja sesuai golongan gajinya.

Nah, setelah tahun 2001 diterima sebagai pekerja dan menjalani pendidikan selama satu tahun di Jakarta dan Balikpapan, suami ditempatkan di Pangkalan Berandan, Sumatera Utara - saat itu, masih single statusnya. Kami menikah tahun 2002 dan saya langsung ikut pindah ke Pangkalan Berandan dari Kota Denpasar tempat saya bekerja. Lima tahun kemudian, tahun 2007 tepatnya, suami dimutasi ke Jakarta. Sebuah kejutan yang tak disangka-sangka, karena biasanya akan muter dulu ke daerah lain sebelum dipindahkan ke kantor pusat. Bukan apa-apa sih, masalahnya di Jakarta kami mau tinggal di mana. Nikah baru 5 tahun, tabungan belum seberapa dan pasti enggak cukup buat beli rumah di Jakarta. Mana keluarga besar pun tak ada. Duh, puyeng kepala!


Investasi Properti


Awal Kisah Punya Rumah

Setelah timbang sana-sini, akhirnya kami berdua memutuskan tetap membeli properti berupa rumah dengan cara Kredit Pemilikan Rumah. Ini pilihan terakhir dengan pemikiran, jika jadi kontraktor (baca pengontrak rumah) bakal rugi jatuhnya. Saat itu, biaya sewa rumah di Jakarta sekitar 20-30 juta pertahun. Atau 1,5-2,5 juta per bulan. Sementara cicilan rumah per bulan juga sekian. Bedanya tuntas KPR rumah jadi milik sendiri, tapi jika sewa, rumah tetap punya pemiliknya. 

Maka, mengambil KPR adalah solusi dengan catatan uang muka (Down Payment) akan kami dapatkan dari tabungan dan bantuan dana perumahan, sedangkan cicilan dari gaji bulanan.

Kami menikah ibaratnya memang nyaris bermodalkan nol rupiah. Tidak minta bantuan kedua orang tua maupun keluarga lainnya. Maka berdua ngitungnya pun mesti teliti agar di tengah jalan enggak kekurangan nanti. Mengingat pendapatan hanya dari suami karena saya sudah memilih menjadi ibu rumah tangga.

Long short story, dengan berdarah-darah rumah itu pun akad juga. Saat tanda tangan kami sampai gemetaran. Maklum, kami termasuk orang yang berprinsip tidak akan berutang jika tak terpaksa. Tapi mau gimana? Itulah sebabnya kami berdua berniat dan bertekad begitu ada uang akan segera melunasi hutang KPR-nya.

Jadilah kami punya rumah sendiri di yang harusnya kelar cicilan setelah 15 tahun. Tapi, Alhamdulillah doa kami diijabah, karena suami bisa mendapat beasiswa MBA ke Amerika yang artinya kami bisa menabung dollar di sana. Sehingga sepulang ke Jakarta KPR pun bisa kami lunasi segera. Alhamdulillah, periode cicilan yang harusnya 15 tahun terdiskon jadi 5 tahun saja

Masya Allah Tabarakallah! Akhirnya kami punya rumah juga!

Sisi Positif Properti Sebagai Investasi


Sisi Positif Properti Sebagai Investasi

Nah, menariknya selain dihuni sendiri, rumah alias properti ini bisa juga jadi investasi. Sebagai investasi jangka panjang, investasi properti merupakan salah satu investasi yang digemari banyak orang. Pasalnya, properti merupakan aset yang nilainya terus mengalami kenaikan seiring dengan berjalannya waktu. 

Juga, sama halnya dengan logam mulia, properti merupakan sebuah aset nyata yang dapat dilihat wujudnya. Meski sifatnya tidak likuid, namun karena nilainya yang terus naik di masa depan, maka dengan memiliki properti, kekayaan bersih akan terus bertambah. Itulah sebabnya, mengapa properti menjadi salah satu pilihan investasi untuk jangka panjang bagi kita.

Meski faktanya, pembeli properti saat ini lebih banyak berasal dari kalangan yang hendak membeli rumah pertama untuk ditinggali, bukan niat untuk investasi apalagi berspekulasi. Tapi tetap properti menarik untuk dijadikan investasi meski berisiko tinggi. 

Seperti kata pepatah, risiko kecil keuntungan bakal kecil. Kebalikannya jika risikonya besar maka keuntungan pun juga besar. Demikian juga berinvestasi di properti. Jika sukses keuntungannya akan besar, sehingga bagi yang berminat terjun di sektor ini mesti jeli dan berhati-hati.

Pertimbangkan 3 Hali Ini Sebelum Membeli Properti untuk Investasi


Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Membeli Properti untuk Investasi

Nah, karena itulah ada beberapa hal penting yang mesti kita pertimbangkan sebelum membeli properti untuk investasi ini, yakni:


1. Lokasi

Ingat kan saat si Feni Rose bilang, jika cari properti itu pertimbangannya ada 3: "Lokasi...lokasi..dan lokasi! Maka segera hubungi nomor ini karena Senin harga akan naik nanti!" kwkw

Memang lokasi ini bukan hanya masalah strategis atau tidaknya, tapi juga lokasi yang memiliki potensi. Misalnya, di lokasi tersebut nantinya ada rencana pembangunan infrastruktur yang baru seperti exit tol, jalan raya, pusat transportasi atau lainnya. Maka membeli properti di lokasi seperti ini akan menguntungkan sekali. Karena berpotensi memberi keuntungan lebih tinggi jika disewakan atau dijual kembali. Apalagi jika harganya masih belum setinggi bila lokasi ini sudah terbangun infrastruktur yang dimaksud tadi.


2. Reputasi Pengembang

Pengembang properti kini ada banyak sekali. Sebaiknya kita berhati-hati jangan sampai salah pilih melakukan transaksi dengan pengembang yang bereputasi tidak baik. Bisa-bisa maksud hati mendapat keuntungan, malah rugi enggak ketulungan.


3. Ketepatan Waktu

Membeli properti saat ini dan tahun depan pasti berbeda. Salah waktu, bisa bikin keuntungan enggak kuku. Kalau kita membeli di saat pasar properti sedang meninggi biasanya margin keuntungan pun akan makin tipis. Sebaliknya jika membeli pada saat harga sedang lesu, ketika harga naik lagi di masa depan, keuntungan berlipat akan kita dapatkan.


Jadi kapan itu? Sekarang!!


Investasi Properti Jadi Peluang di Tengah Pandemi 

Salah satu peluang yang lahir di tengah krisis pandemi adalah berinvestasi dalam bidang properti. Yup, seberat apa pun kondisinya, selalu terdapat crisis opportunity, ada peluang yang terjadi dalam kondisi sulit ini.

Well, saat krisis global pandemi COVID-19 ini cash is king itu jadi orang penting! Pemegang uang tunai bagai raja saja. Mengingat kini orang sulit mendapatkan duit. Maka mereka menjual aset untuk memenuhi kebutuhan yang primer sifatnya, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya operasional usaha seperti gaji karyawan dan bayar segala tagihan.

Juga developer, mereka akan menjual propertinya segera. Inilah peluang bagi pemegang uang tunai untuk berinvestasi. Pasalnya mereka bisa mendapatkan properti dengan harga miring sekali. Biasanya ada potongan harga hingga 25–30% dari harga normal. Bahkan, jika developer itu sudah sangat kesulitan bisa saja propertinya dijual hingga setengah harga!

Jadi bagaimana? Tertarik untuk berinvestasi properti di tengah pandemi agar memetik keuntungan besar nanti? 

Well, tetap jeli dan berhati-hati saat memilihnya ya!💖


Bahan bacaan:
Intisari edisi April 2017
https://ekbis.sindonews.com/read/79824/39/investasi-properti-jadi-peluang-di-tengah-pandemi-corona-1592975176


Salam Semangat

signature-fonts

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

27 komentar untuk "Investasi Properti Jadi Peluang di Tengah Pandemi "

  1. Kalau sedang pegang uang memang mending diinvestasikan ya. Tapi kalau uang pas pasan kaya saya, boro boro buat investasi, buat kebutuhan sehari-hari saja banyak bolongnya. Hehehe...
    Orang tua sering bilang, kalau beli properti itu ibarat jodoh. Ga bisa disangka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya hanya menuliskan karena sekarang diskon properti lagi gila-gilaan, Mbak. Tetangga saya malah jual rumah lalu pindah ke apartemen karena mengharapkan dapat "susukan" dari nilai jual yang bisa dipakai untuk kebutuhan lainnya. Jadi memang saat ini di luar banyak yang sedang mengencangkan ikat pinggang bahkan menjual asetnya, adapula yang beli properti (mumpung harga jatuh) untuk di jual nanti.

      Hapus
  2. Kalau beli rumah memang gak harus lihat model rumah oke aja tapi juga reputasi pengembangnya ya mba. Ini penting juga.
    Saudara seupuku ada yang tertipu beli rumah tapi pembangunan mangkrak sampai setahun lebih. Tapi pengembangnya sush diminta pertanggungjawaban nya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ini yang sering terjadi...pengembang ingkar janji

      Hapus
  3. Kami belum juga berani mengambil kredit apapun Mbak. Rasanya gimana gitu. Tapi tiap orang punya prinsip sendiri kok ya.
    Btw, kalau saya beli di perumahan, yang saya cari pertama adalah luasnya dan yang kedua adalah harganya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak..kami waktu itu juga terpaksa kredit. Dan itu seingat saya satu-satunya yang kami kredit selama menikah

      Hapus
  4. Lokasi! lokasi! lokasi!
    betul banget Mbaaa, lokasi menentukan percepatan kembalinya modal hehehe.
    Jangan cuman asal investasi dengan iming-iming murah.

    Nih di samping kanan kiri tempat tinggal kami, ada beberapa rumah yang kosong, berkali-kali pasang iklan nggak laku, abisnya lokasinya paling ujung, tapi harganya nggak masuk akal.

    Sampai-sampai udah berkali-kali dibiarkan sampai penuh tanaman liat, trus dicat lagi, tapi gak laku juga hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Rey lokasi jadi pertimbangan utama biasanya, apalagi kalau enggak dihuni dan buat investasi

      Hapus
  5. Kl saya tertarik sebenarnya, cuma blm ada alokasi budget unt invest hehe, tpi bg yg ada dana invest, boleh juga loh... Panen saat pandemi berakhir hehe

    BalasHapus
  6. Hihihi public speaking Feni Rose emang keren ya?
    Sampai nyantol deh ucapannya
    Eniwei saya setuju banget
    Jika punya uang cash nganggur, sekarang saatnya invest properti
    Karena harganya sedang jatuh
    Dan akan meningkat signifikan pada tahun tahun mendatang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Feni Rose memang ya, harga naik hari Senin...semua ikutan jadinya hehe
      Betul, invest sekarang karena harga sedang jatuh

      Hapus
  7. Dulu pertimbangan kami beli rumah juga sama. kalau ngontrak, kami akan keluar uang banyak padahal rumah tetap bukan milik sendiri. Akhirnya memberanikan untuk ambil pembiayaan rumah. Setelah dua tahunan, ternyata benar, harga properti yang kami beli saat ini sudah naik nyaris 30%.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, cepet naiknya ya memang , apalagi kalau lokasi dan faktor lain menunjang

      Hapus
  8. Berinvestasi berarti kita secara tidak langsung meninggalkan legacy. Baik untuk anak cucu maupun untuk hal² darurat. Jika memang ada dana lebih, berinvestasi sama artinya dengan menabung. Apalagi jika sanggup menata dana tersebut untuk fixed asset seperti rumah. Valuenya akan meningkat seiring dengan waktu.

    BalasHapus
  9. Setuju Mbak property itu nilainya terus merangkak dan bisa jadi salh satu cara untuk investasi jangka panjang

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah ya, berhasil segera lolos dari kredit rumah berkepanjangan. Semoga barokah.

    BalasHapus
  11. Sebenarnya 2020 ini aku udah gadang-gadang mau ambil KPR di daerah Bogor untuk investasi aja. Bukan kebanyakan duit sih, ini maksudnya biar lebih irit aja, karena aku ngerasa selama ini terlalu konsumtif, kalau ada cicilan rumah kan pasti lebih hati-hati. Eh, qadarullah kok malah pandemi kayak gini. Kalau bisa cash sih sebenernya emang lumayan banget harga properti untuk saat ini, potongannya kurang lebih seperti yang Mbak Dian sebutkan. Tapi kalau KPR kayaknya malah berat untuk saat ini. Jadilah mundur teratur, heuheu.

    BalasHapus
  12. Setuju, saat pandemi begini peredaran keuangan sedang lesu-lesunya. Salah satu rumahku mau saya jual. Harganya
    tak seberapalah maklum rumah RSSS (Rumah Sangat Sederhana Sekali 🤣)Sebelum pandemi ada yang pernah nawar hingga 350 jt, bapaknya belum lepas, dia mau lepas di atas harga itu.

    Setelah pandemi menyerang, jangankan ditawar yang nelpon nanya-nanya saja sepi ha-ha-ha..

    BalasHapus
  13. Belum terpikirkan nih untuk investasi di bidang properti , apalagi saat pandemi seperti ini.
    Tapi setelah membaca penjelasan disini,jadi terbuka ,bahwa rupanya ada peluang disana.
    Dengar dengar beberapa harga properti turun atau ada diskonnya saat sepi seperti ini. Makasih infonya mbak :)

    BalasHapus
  14. Benar. Hari ini memang banyak yang tiba-tiba menjual propertinya demi memenuhi kebutuhan primer.

    Cuma memang, butuh pertimbangan yang benar-benar masak untuk membeli properti.

    Anyway, saya sepakat sih jika mencari properti hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah lokasinya. Semakin strategis lokasinya maka akan semakin berkembang nanti nilainya.

    Benar begitu kan Mbak Dian? Hehehe

    BalasHapus
  15. Aku termasuk yg setuju punya rumah itu nomor satu Mba. Soale prinsipku nek rumah kan selalu naik harganya. Lagian bener kata Mba Dian, kalo ngontrak banyak ruginya. Cicilan sebulan abis gitu aja. Pas udah bayar tetep gak duwe rumah. Ngenes pokokmen. Waktu itu aku juga bisa beli rumahnya via Kpr. Nggak nyesel sih, soalnya memang itu satu-satunya cara kami bisa beli rumah. Kalau kendaraan kan tiap tahun nilainya turun.

    Kalau masa pandemi sekarang aku belum mikir beli rumah lagi. Selain puji Tuhan udah punya rumah, aku lebih suka nyimpen duit cash hehehe. Kecuali lek duitku wes milyaran bolelah itu aku inveskan buat properti Mba. Yakin deh nggak akan rugi. Btw thanks loh info soal properti ini. Bikin aku makin ngebet pengen punya rumah kos atau kontrakan gitu buat pasif income.

    BalasHapus
  16. Investasi memang diperlukan banget yo mbak, apalagi jangka panjang seperti properti. Karena harga properti memang akan selalu mengalami kenaikan dibandingkan investasi lainnya. Pas mbak Dian bilang tentang Fenny Rose, langsung terbayang saat dia promosiin perumahan atau apartemen. Hehehe

    BalasHapus
  17. Aku juga setuju punya rumah itu no satu sih mbak. Terus terimakasih atas artikelnya, aku jadi banyak belajar untuk investasi selanjutnya...

    BalasHapus