Itinerary Tiga Hari Dua Malam ke Bangkok, Thailand
Liburan akhir pekan ke Bangkok - Thailand sejatinya tidak pernah ada di wishlist suami dan saya. Kami malah penginnya lebih banyak eksplor Nusantara yang daftar destinasinya masih panjaaaang menanti untuk dieksekusi. Lha Indonesia seluas ini mana kelar-kelar kalau enggak nyicil dikunjungi.
Tapi, karena lagi-lagi ada acara yang dinisiasi teman-teman kantor suami which is terbuka diikuti oleh keluarga (dengan biaya sendiri pasti), maka rasanya sayang untuk dilewatkan kesempatannya. Mengingat dengan biaya yang ada semua sudah diurus panitia plus pihak travel pemandu wisata selama di sana. Jadi enggak pusing mikirin itinerary dan kejadian yang di luar dugaan lagi. Tinggal angkat koper, bawa sangu dan nikmati perjalanan.
So, dengan menumpangi pesawat Thai Lion Air kami pun menuju Bangkok pada Jumat pagi dari Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, menuju Bandara Don Mueang. Maskapai yang beroperasi pada akhir tahun 2013 yang merupakan perusahaan hasil patungan antara maskapai penerbangan asal Indonesia, Lion Air, dan mitranya dari Thailand yang beneran bikin puas hati!
Begitu masuk ke pesawat, cabin crew dengan ramah menyambut penumpang seperti biasa: "Sawaddee krab!" - Halo/Hai (diucapkan pria) / "Sawaddee ka!" - Halo/Hai (diucapkan wanita)
Setelah semua penumpang naik dan dah siap terbang semua, tiba-tiba suami saya teringat tas kamera yang ternyata lupa dibawa. Ketinggalan di kursi di ruang tunggu Gate F4. Bergegas dia lapor ke Pramugari yang dengan sigap ngabarin ke Gate Crew. Dalam hitungan menit, Mas Pramugara datang membawa tasnya bikin penerbangan bisa tepat waktu akhirnya.
Poin plus-nya: mereka sigap mengatasi masalah yang ada!
Lalu, mulailah ada pengumuman dari cabin crew tentang pesawat, pilotnya, rute pesawat, greeting dari Sang Pilot, peragaan pemakaian alat keselamatan dan lainnya yang kesemuanya dalam bahasa Thai dan Inggris.
Kemudian, di sepanjang penerbangan sampai tujuan sesuai SOP, cabin crew - juga pilot- terus mengupdate informasi jika perlu tentang sikon cuaca yang memang kemarin sedikit ada goncangan di udara. Meski, Alhamdulillah landing-nya on time juga.
Sampai Bandara Don Mueang, saat turun cabin crew dan pilot menyapa ramah dengan ucapan terima kasih di pintu kepada para penumpangnya. "Kobkun krab!" - Terima kasih! (diucapkan pria) / "Kobkun ka!" - Terima kasih! (diucapkan wanita)
Lalu, kemana saja saya dan rombongan selama tiga hari dua malam di Bangkok, Thailand?
Jumat - Hari Pertama
Berlokasi di Pranakom District, Bangkok, Thailand, Canal Restaurant ini yang paling saya rekomendasikan lantaran pilihan menu dan tempat sholatnya yang nyaman. Oh ya, restoran ini merupakan bagian dari Nouvo City Hotel, sebuah hotel berbintang 4, berkonsep Boutique Hotel dan bersertifikasi Halal. Canal Restaurant sendiri, menawarkan 100% sarapan all you can eat alias prasmanan dan makan siang halal setiap hari dan melayani pemesanan untuk acara pribadi.
Jam buka setiap hari mulai pukul 06:00 hingga 10:00 untuk sarapan dan 11:30 hingga 14:00 untuk makan siang. Di mana pengaturan waktu dapat berubah untuk mengakomodasi kedatangan rombongan.
Dengan buffet fee seharga 490 Baht per orang (sekitar Rp 200.000,-) sudah termasuk pajak dan biaya layanan, Canal Restaurant bisa jadi pilihan makanan halal di Bangkok, Thailand. (Harga lebih murah jika menginap di Nouvo City Hotel atau datang berombongan). Apalagi semua layanan Makanan dan Minuman bersertifikat halal oleh Central Islamic Committee of Thailand (CICOT) atau serupa MUI-nya Indonesia.
Lalu menunya apa saja? Banyaaaak pilihannya!! Beraneka sajian khas Thailand, India, Asia dan Internasional pada umumnya ada.
2. Mengunjungi The Royal Grand Palace Bangkok
"Bapak-bapak, Ibu-ibu. Kita turunnya agak jauh ya. Jalan dulu sikit. Bus tak bisa dekat-dekat. Parkirnya jauh ini. Sansan bawa tongkat ada beruang. Nanti ikut Sansan di belakang. Pisah-pisah tak boleh ya!"
Begitu petunjuk Mr. Sansan, tour guide saya selama berwisata di Bangkok, Thailand. Mr Sansan, pria asal Thailand Selatan yang lumayan fasih berbicara dalam Bahasa Indonesia, lantaran banyaknya wisatawan Indonesia yang mengunjungi negaranya.
Sebelumnya saya sempat heran dengan petunjuknya saat masih di bus. Memang sejauh apa sih lokasi Istana Raja Thailand ini? Kenapa juga diminta tetap dalam grup dan tidak disarankan berpencar...Hmm, jadi penasaran!
Dan, saya baru nemu jawabannya ketika menginjakkan kaki di halaman bagian luar istana, tempat bus wisata menurunkan penumpangnya. Ternyata, wisatawan yang datang ramenya memang warbiyasaa!
Tumplek bleek orang dari berbagai warna kulit dari penjuru dunia datang ingin mengunjungi istana ini! Sampai pusing kepala saya, mana cuaca bulan Juli yang panas warbiayasaa! Meski begitu mumpung sudah sampai sini teteup keliling kami, mesti di dalam akhirnya dikasih waktu dan titik temu karena berpencar.
Wat Arun yang berarti Candi/Kuil Fajar adalah kuil Budha yang terletak di distrik Bangkok Yai di Bangkok, Thailand, tepatnya di barat hulu sungai Chao Phraya. Nama panjangnya sendiri dalam Bahasa Thai juga panjaaaang sekali, yakni: Wat Arunratchawararam Ratchaworamahavihara. Di mana nama Arun diambil dari nama Dewa Fajar yaitu Aruna. Wat Arun juga dianggap salah satu situs yang paling terkenal di Thailand. Maka, tak heran di setiap itinerary, wisatawan memasukkan Wat Arun sebagai tujuan.
- Jam operasional: 08.00 - 18.00 (ini sebelum pandemi, mungkin disesuaikan kini)
- Tiket: 50 Baht (sekitar 24 ribu)
- Alamat: 158 Thanon Wang Doem, Wat Arun, Bangkok Yai, Bangkok 10600, Thailand
- Kuil merupakan tempat persembahyangan umat Budha maka sebaiknya berpakaian sopan saat mengunjunginya
- Saat menaiki maupun menuruni anak tangga, berhati-hati agar tidak tergelincir nanti.
- Jika berminat sewa baju tradisonal Thailand ada di dekat dermaga, bisa kita gunakan sebagai pelengkap dokumentasi liburan.
- Kios souvenir di luar pagar (dekat toilet), harga lebih murah dibandingkan di Chatuchak Market
- Butuh waktu sekitar 1 jam di sini untuk mengitari area kuilnya
4. Wisata Sungai Chao Praya
Wisata naik perahu di Bangkok sungguh menyenangkan. Ombaknya tenang membawa kita mengarungi sungai di kota yang menyajikan pemandangan menawan. Palet tour sungai Chao Phraya ini merupakan cara mudah untuk menikmati kota Bangkok dalam waktu yang singkat. Jelajahi keagungan ibu kota Thailand, dengan menaiki perahu di sepanjang sungai utamanya yang mengalir di sekitar gedung pencakar langit, pasar, rumah mewah, kuil, perumahan, pusat perbelanjaan, dan area terbuka hijau yang indah.
Uniknya sungai Chao Phraya punya “penghuni” yang selalu menyambut setiap perahu wisatawan. Mereka ikan patin berukuran besar dalam jumlah ribuan. Pengemudi perahu akan berhenti dan memberi kesempatan penumpang memberi makan ikan. Kita bisa menyobek-nyobek roti itu dan melemparkan ke sungai. Para penghuni sungai pun akan berebut menikmati camilan ini.
Nah, orang Thailand percaya jika ritual memberi makan ikan di sungai ini berguna untuk membuang sial. Ikan-ikan ini juga pantang ditangkap karena akan mengundang musibah. Tapi, jika kita nampak melihat ikan patin berwarna putih, konon itu menjadi firasat akan datangnya berkah. Tapi, karena keasyikan saya enggak perhatian apa ikan yang saya beri makan putih atau hitam kwkw.
5. Makan Malam di Picnic Hotel
Malamnya sebelum check in ke hotel kami, makan malam dulu di restoran di Picnic Hotel, salah satu resto yang dipilihkan oleh pihak travelnya.
Tempatnya kurang lebih sama dengan Canal Restaurant tadi dengan tempat lebih kecil dan pilihan menu yang lebih sedikit.
Tapi, so far terpuaskan makannya, meski karena sudah capek banget ya enggak masuk banyak ke perut. Bayanginnya dah kasur saja hahaha
Kaki yang pegal setelah seharian jalan juga mata yang berat karena bangun sejak pukul 3 pagi di Jakarta, akhirnya terbayar saat melihat kamar di Centre Point Hotel Pratunam yang begitu luas dan lengkapnyaaa... Wah, gawat nih, beneran bisa bikin susah bangun sesudah gegoleran kalau kek gini! Hihihi..
Ruangannya lapang, tempat tidur besar, kamar mandi dengan bath tub yang nyaman, ada fasilitas hiburan dan kitchen set dengan kompor juga peralatan memasak di rak.
Awalnya, saya kira karena memang karena tipe kamarnya, tapi ternyata ketika bertanya ke teman lainnya, semua kamar dari yang tipe standar pun memang luas untuk ukuran hotel kebanyakan. Wow!
Hm, ini juga kek-nya salah satu alasan kenapa bisa banyak wisatawan yang datang ke Thailand. Memiliki 266 kamar tamu dengan berbagai varian yang bebas rokok dengan banyak fasilitas di dalamnya. Dengan harga kamar (pemesanan via OTA-Online Travel Agent) mulai dari 900 ribu-an/malam Centre Point Hotel Pratunam bisa jadi pilihan saat berwisata dengan keluarga atau bersama rombongan. Karena ada pilihan kamar untuk 2,3,4,5...sampai 8 orang.
Sabtu - Hari Kedua
Di Thep-prasit Tahi Honey tour guide kami yang sangat lancar berbahasa Indonesia yang mempersilakan kami memasuki sebuah ruangan di lantai dasar gedung. Seperti ruang pertemuan gitu dengan meja di tengah dan kursi-kursi mengelilingi. Setelah beberapa lama menunggu datanglah seseibu yang saat saya pertama melihatnya yakin kalau dia orang Indonesia (meski tampilannya oriental). Benar saja, saat ngomong ketahuan kalau bahasa Indonesianya agak medok.
Ibu ini melakukan presentasi seputar madu dan produk lain yang dihasilkan oleh Big Bee Farm. Penjelasannya sangat menarik. Kelihatan menguasai materi dan audiens. Bisa dibilang, marketer handal! Brosur yang dibagikan pun berbahasa Indonesia. Beneran, wisatawan Indonesia yang jumlahnya (mungkin) termasuk mendominasi jadi pangsa pasar tersendiri.
Apalagi ada sesi coba-coba dari setiap produknya. Tak ayal hampir dari kami semua anggota rombongan pun tertarik untuk membelinya, termasuk saya! Memang keren Thailand ini menggarap sektor pariwisatanya. Segala pernak-pernik dikelola dan dijual...padahal sebenarnya di negara lain termasuk Indonesia pun hal itu ada.
Setelah sesi penjelasan dan icip-icip, maka kami dilayani oleh beberapa asisten untuk menyelesaikan pembayaran yang bisa menggunakan berbagai metode baik dalam mata uang Rupiah maupun Baht. Kemudian kami diajak ke ruang pamer atau toko, di lantai yang sama, yang mana ada aneka produk lain yang ditawarkan. Di sini saya cuma melihat-lihat saja karena sadar diri tadi sudah terlanjur kepincut belanja hahaha...
8. Mengunjungi Gems Gallery
Gems Gallery, itulah tujuan kami seusai mengunjungi Thep-Prasit Honey. Sejatinya saya (dan mungkin teman serombongan lainnya sudah bete dengan itinerary ini) Tapi mau gimana lagi, kalau kita traveling beli paket tur kan memang harus demikian bukan? Patuh pada jadwal yang sudah disusun dan bila enggak berkenan tak bisa seenak sendiri balik kanan? Apalagi ini Thailand yang kabarnya jika rombongan menolak kunjungan ke tempat yang "diwajibkan" akan kena denda yang dibebankan ke harga paket turnya.
Maka, kunjungan ke Gems Gallery yang berlokasi di 198/23-24 Rama 6 Road, Phayathai, Bangkok 10400, Thailand ini pun menjadi kunjungan tercepat kami. Karena, hampir semua hanya lewat dan melihat-lihat. Enggak belanja, termasuk saya! Pasalnya, harganya....bikin terbelalak mata!
Chatuchak Market, (sebelum pandemi) dikunjungi lebih dari 200.000 orang di setiap akhir pekan. Menjadikan pasar yang berlokasi di Kamphaeng Phet 2 Rd, Chatuchak, Bangkok 10900, Thailand ini sebagai Pasar Akhir Pekan terbesar di dunia. Dengan lebih dari 15.000 kios yang tersebar di area 35 hektar dan terbagi dalam 26 sections yang terdiri dari Food, Art, Antiques, Fashion dan banyak lagi sections lainnya! Buka di waktu tertentu saja, yakni:
Rabu dan Kamis (khusus "Plant") 07.00 - 18.00
Jumat (khusus "Wholesale") 18.00 - 00.00
Sabtu dan Minggu (seluruh pasar) 09.00 - 18.00
Juga memiliki rating 4.4/5 serta lebih dari 14.000 ulasan di Google dan berada di peringkat nomor 1 untuk tempat berbelanja di Bangkok oleh Tripadvisor.
Well, ada ribuan turis yang memiliki pengalaman bintang 5 setelah mengunjunginya. Apakah saya juga?
Calypso Cabaret Show itu adalah kabaret ternama di Thailand yang dimainkan oleh para ladylike alias ladyboy di sana. Nah, kami berdua pun sedikit ragu jadinya, pas enggak ya tontonan ini untuk anak-anak kami nanti? Maklum, ada anak 10 dan 14 tahun yang ikut dalam rombongan yang mau enggak mau mesti ngikutin jadwal. Hmm, atau lebih baik saya langsung pulang ke hotel Centre Point Pratunam aja yaa
Hingga suami bertanya ke salah satu teman kantor yang sudah pernah ke sana. Katanya sih tontonan ini aman buat anak-anak karena memang kabaret jenisnya dan dijamin enggak ada adegan di luar dugaan.
Pokoknya, family friendly and no nudity...! Baiquelah, the show must go on! Kami berempat akan ikut nonton!
Minggu - Hari Ketiga
Hari terakhir saya di Thailand, dimulai dengan packing barang dan keterlambatan keberangkatan dikarenakan teman-teman banyak yang tepar setelah kemarinnya tour seharian. Akibatnya, jadwal hari terakhir, harusnya bisa ke dua tempat, ujung-ujungnya hanya bisa ke satu lokasi plus maksi. Meski sejatinya rombongan terbagi menjadi 2 jadwal penerbangan, yang satu agak sorean, yang lain maleman, tapi mau enggak mau harus berangkat sama-sama ke bandaranya, untuk memudahkan koordinasinya.
Nah, hari terakhir ini kami dibawa oleh guide, tour ke luar kota, tepatnya ke Damnoen Saduak Floating Market. Sebuah pasar terapung yang telah menjadi tujuan wisata sejak 1971. Yang bayangan saya bakal seperti di tipi penampakannya, rapi, bersih dan nyaman buat belanja-belanji. Tapi, ternyata jauh dari itu semua, pasarnya ruwet, macet dan harga barangnya mahal banget! Padahal perjalanan ke sana memakan waktu hampir 2 jam!
Memang pasar terapung ini yang menjadi itinerary jika kita ambil paket tour selama 3 hari (Jumat - Sabtu - Minggu). Meski kondisi pasarnya di luar ekspetasi, saya senang bisa mengunjunginya karena jadi tahu sisi asli negeri Gajah Putih ini. Seperti kondisi penduduk ke arah luar Bangkok yang semakin ke arah daerah makin ada ketimpangan ekonomi. Juga kemampuan berbahasa Inggris yang malah lebih bagus rata-rata penduduk Indonesia. Kondisi fasilitas tempat wisata yang kurang layak. Dan ketiadaan pengontrolan tarif pada wisatawan sehingga ada yang dirugikan.
After all, selalu ada hikmah di balik kisah dan pengalaman dalam sebuah perjalanan, kan?
Well, Thailand memang pandai mengemas sektor pariwisatanya, meski sebenarnya banyak hal dimiliki juga oleh negara lain termasuk Indonesia. Maka, ketika pandemi tiba, selain Bali dan destinasi wisata lainnya di negeri ini, ingatan saya juga singgah ke Thailand. Terbayang betapa terpuruknya mengingat (yang pernah saya baca) sektor pariwisata dan turunannya, menyumbang 50% dari pendapatan negara.
Doa saya semoga pandemi segera pergi dan semua bisa beraktivitas lagi. Aamiin!
Jadi habis berapa selama tiga hari dua malam di Thailand?
Di luar pengeluaran pribadi (jajan sendiri dan beli oleh-oleh) perjalanan yang saya lakukan pada Juli 2019 ini dananya 6 jutaan/orang. Dengan perincian pesawat 3 jutaan, dan paket tour 3 jutaan.
Oia, paket tur ini bisa ditekan harganya dengan memilih sesuai dana dan kebutuhan kita. Karena ada pilihan paket hemat, menengah dan premium. Sudah termasuk hotel (bisa kelas melati, bintang 3, 4, 5 ..dst), berapa kali makan, tiket masuk wisata, dan lainnya. Paket wisata 3 Days 2 Night (3D2N) ini mulai dari 1 jutaan harganya.
Juga, the more the merrier the cheaper, makin banyak, makin rame, makin murah biayanya.
Baiquelah, semoga itinerary tiga hari dua malam ke Bangkok, Thailand ini bermanfaat ya...Terima kasih sudah membaca. See Ya!💖
Happy Sharing
Terima kasih sudah singgah:)
BalasHapusdoa yang sama mbak, pengen balik lagi ke Thailand kalau pandemi udah ilang.
BalasHapusbanyak banget tempat wisata dan kuliner yang belum aku cobain dan datangi. Apalagi nggak hanya bangkok aja yang menarik, destinasi di luar Bangkok juga bagus bagus
bangets...paling murah wisata keluar negeri sepengalamanku ya ke Bangkok ini.Pengin ke Pattaya dan bagian Thailand lainnya
HapusSalut deh sama kesigapan mas pramugara. Hotel dan restonya bisa dicatet nih, kalau kapan2 ke bangkok.
BalasHapusIya, Mbak...pilihan halal ini
HapusAlhamdulillah ya kak Dian bisa ke Bangkok dan liburan bareng keluarga. Pastinya seru ya kak? perjalanan yang seru memang ke luar negeri.
BalasHapusBtw, di tanah air juga destinasi wisata masih banyak yang perlu dieksplore ya kak, bener kata kak dian harus dicicil.
Iya, masih banyak destinasi wisata di Indonesia yang pengin dikunjungi
HapusMbaaaaa
BalasHapusIni sih PUASSS BANGET jelajah Thailand-nya :D
Beneran smart dan kreatif nih yg bikin itinerary.
Aku baru satu kali ke Bangkok, dan emang enjoyyy dgn semua spot yg kami datangi.
tapiiii, karena aku datangnya weekday, belum ke catuchakkk *nangis*
Moga2 soon, dapat rezeki explore Bangkok lagi, dan berburu kuliner halalnya, yeayyy!
Aamiin..semoga
HapusWawwwwww, aku terpesona nih sama cerita jalan2 mbak Dian :) Selama 3 hari 2 malam di Thailand ternyata bisa menjelajah beberapa destinasi wisata yang terkenal ya. Iya dong, sayang banget kalau konsep travelingnya udah dari perusahaan, keluarga tinggal nambah sendiri, kudu ikuuuuut itu. Jadi kepengen jalan2 ke Bangkok deh. Doain yaaaa aamiin.
BalasHapusIya, tiap tahun ada gathering, selalu ditawarkan siapa keluarga yang mau ikutan, biaya sekian per orang. Karena rombongan biaya lebih hemat daripada pergi sendiri. Maka biasa suami ajakin kami. Kala yang lain belum tentu, ada yang sendiri pergi, ada yang sama suami/istri karena anaknya masih kecil
HapusPerjalanan ke Thailand yang istimewa, hampir setiap sudut destinasi wisata susah digambarkan dalam reviewnya.
Hapuswaaaa....destinasi wiaata impianku nih
BalasHapusmungkin karena sering baca tentang kecantikan perempuan Thailand
dan sering mencoba masakan khas mereka, jadi pingin kesini deh ^^
Noted banget nih ..ku blm pernah ke Bangkok tapi jadi tau deh apa yang harus dipersiapkan kalau trip ke sana . Sekilas kota Bangkok idem ya dengan Jakarta
BalasHapusDuhh bahagianya jalan-jalan ke Bangkok ni mbak. Memang penting ya buat itinerary. Biar perjalanan kita terstruktur dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
BalasHapusinfo land tour nya mbak 🙏
BalasHapus