Bango Pangan Lestari, adalah sebuah program yang diperkenalkan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan di Indonesia. Di mana program ini merupakan payung besar bagi keseluruhan insiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan-baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan.
Ya, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, di masa pandemi COVID-19 ini, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan memang terdampak sekali. Oleh karena itu, mereka harus segera didukung agar ketahanan pangan dapat terjaga hingga nanti.
Diantaranya lewat program “Bango Pangan Lestari” untuk melindungi kesejahteraan petani di tengah pandemi yang merupakan kolaborasi Bango, produksi PT Unilever Indonesia, Tbk dengan Sayurbox dan TaniHub Group yang mengajak masyarakat bersama-sama melindungi kesejahteraan petani dengan membeli bahan pangan langsung dari mereka.
Nah acara peluncuran Program “Bango Pangan Lestari” ini dilakukan secara online pada hari Selasa, 25 Agustus 2020 dengan dipandu oleh Nirina Zubir dan menghadirkan narasumber:
- Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
- Hernie Raharja - Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk
- Rusli Abdullah - pengamat pertanian dan peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
- Oshin Hernis - Head Of Communications Sayurbox
- Aria Alifie Nurfikry - Vice President of Marketing TaniHub
Tantangan yang Memengaruhi Ketahanan Pangan Nasional
Mengawali acara, Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk menuturkan,
“Banyak negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan. Melihat fakta ini, hingga tahun 2050 Unilever secara global berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Guna mewujudkan komitmen ini, Unilever ingin berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik melalui dua hal penting, yaitu diversifikasi konsumsi pangan dan diversifikasi produksi pangan.”
Lebih lanjut Hernie menyampaikan secara spesifik dalam hal diversifikasi produksi pangan, Unilever berkomitmen untuk membangun fondasi yang kuat bagi Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia.
Hingga sejalan dengan hal tersebut, maka pada hari ini Bango memperkenalkan program ‘Bango Pangan Lestari’ sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan-baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan.
Yang mana secara garis besar, program ini menggarisbawahi tiga pilar penting, yaitu: Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan; Perlindungan kesejahteraan petani dan keluarganya; dan Penggalakkan regenerasi petani.
 |
Hernie Raharja - Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk |
Nah, faktanya memang saat ini Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan yang dapat memengaruhi ketahanan pangan nasional, yakni:
- Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal: disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga memengaruhi kualitas lahan
- Jumlah petani yang terus berkurang: masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan
- Lahan yang semakin terbatas: rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun. Di mana hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian, dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan
Selain tantangan itu, pandemi COVID-19 juga menghadirkan tantangan lain yang tak kalah pelik, yaitu menurunnya kesejahteraan petani sebagai pihak yang berperan besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional.
Well, memang menurut Siche (2020), tiga kelompok yang paling rentan terdampak dari wabah COVID-19 adalah: orang miskin, petani, dan anak-anak.
Nah, keberadaan petani pada golongan rentan merupakan fenomena yang unik karena mereka merupakan produsen bahan-bahan pangan yang menjadi tumpuan semua orang. Ya, pada masa pandemi ini, petani kecil tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga hasil produksi pertaniannya hanya dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang murah.
Misalnya saja, di tengah musim panen raya, penghidupan mereka sangat terdampak dengan terbatasnya distribusi komoditas pangan antarkota, antarprovinsi dan antarpulau sehingga hasil panen tidak terserap secara maksimal di pasaran. Bahkan diperkirakan 80 persen konsumen di negara berkembang terutama perkotaan mengandalkan pasar atau dari tempat lain untuk sumber pangan mereka, sehingga dengan diterapkannya pembatasan sosial dan transportasi akan mengganggu proses pendistribusian pangan.
Tak hanya itu, permintaan bahan pangan juga menurun cukup drastis, antara lain karena banyaknya bisnis Hotel, Restoran, Katering (HOREKA) yang terpaksa tutup selama pandemi
Maka, untuk melindungi kesejahteraan para petani, salah satu hal yang harus menjadi prioritas adalah memastikan kelancaran rantai distribusi pangan dari petani ke konsumen. Di mana hal ini dapat terwujud melalui kolaborasi yang erat dari berbagai pihak.
 |
MC - Nirina Zubir
|
"Bango Pangan Lestari" sebagai Perwujudan Komitmen Global Unilever
Nah, Unilever memiliki komitmen global sampai tahun 2050 untuk menjadi katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Sejalan dengan komitmen tersebut,
Bango memperkenalkan program “Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar bagi keseluruhan inisiatifnya dalam menggalakkan pertanian yang berkelanjutan sebagai bentuk dukungan Bango terhadap strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas industri pertanian dan tercapainya ketahanan pangan di Indonesia
Ini artinya, secara global, hingga tahun 2050 Unilever berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Sehingga untuk mewujudkan komitmen tersebut, ada dua hal penting yang dilakukan Unilever guna berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik, yaitu melalui:
1. Diversifikasi Konsumsi Makanan
- Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati
- Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi
- Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan
- Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati
- Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen
 |
seluruh pembicara acara |
2. Diversifikasi Produksi Pangan
Lebih lanjut, Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. Yang mana sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan, Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. ingin bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian.
Oleh karena itu, Bango memperkenalkan program ”Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan, terdiri dari:
- Pengembangan Sistem Pertanian yang Berkelanjutan
✔ Saat Kecap Bango diakuisisi pada tahun 2001, keberadaan kedelai hitam terbilang langka. Untuk itu, Unilever Indonesia bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada secara khusus mengembangkan kedelai hitam Mallika, varietas unggul yang hingga kini menjadi kunci kelezatan autentik khas Bango
✔ 100% kedelai hitam Mallika yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu serangkaian standar cara bertani yang ramah lingkungan
✔ Bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia
 |
Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan oleh Bango
|
- Perlindungan Kesejahteraan Petani dan Keluarganya
✔ Bango bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan mitra lainnya telah mengembangkan komunitas petani kedelai Mallika melalui “Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam”. Hingga 2018, program ini telah memberikan manfaat dan menyejahterakan kehidupan 10.500 petani dengan cakupan area seluas 3.900 hektar – tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
✔ Untuk memberikan dampak yang lebih luas, Bango memiliki “Program Saraswati” yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca panen sehingga mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri
- Penggalakan Regenerasi Petani
Bango telah menggagas program regenerasi petani melalui “Program Petani Muda” sejak akhir 2019 dan akan terus berlanjut ke depannya. Bekerjasama dengan The Learning Farm, program ini melakukan pembinaan intensif bagi para pemuda potensial mengenai cara bercocok tanam yang efektif untuk hasil panen yang maksimal dan kesejahteraan yang lebih terjamin. Di mana diharapkan program ini akan menghasilkan pahlawan‐pahlawan generasi baru yang dapat membantu menjamin ketersediaan bahan pangan berkualitas
Sehat, Bahagia dengan Pangan Lokal
Nah, keseluruhan program yang telah dijelaskan merupakan dukungan Bango terhadap strategi Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan sistem pertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan. Dan strategi ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang mengintegrasikan empat elemen, yaitu aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi sehingga manfaat pertanian dapat dinikmati dalam jangka panjang.
Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online.
Di mana pada saat membuka acara Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI menanggapi,
“Di tengah pentingnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online seperti yang digalakkan dalam kolaborasi Bango, Sayurbox dan TaniHub Group ini diharapkan akan mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat - untuk keuntungan petani maupun masyarakat.”
Lebih lanjut Agung Hendriadi menjelaskan dampak COVID-19 bagi perubahan lingkungan strategis global, diantaranya:
- Peringatan musim kemarau
- Ancaman krisis pangan
- Terganggunya ketersediaan pangan bagi 267 jiwa
- Restriksi ekspor pangan global
- Meningkatnya pengangguran
Tak hanya itu, pandemi juga membawa akibat pada Ketahanan Pangan Nasional, yakni: terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang/tenaga kerja, terganggunya distribusi pangan karena akibat penerapan PSBB dan penutupan wilayah terbatas dan daya beli masyarakat menurun.
- Maka dikeluarkanlah Kebijakan dan Program Kementerian Pertanian:
- Meningkatkan produktivitas pangan pokok
- Memperlancar distribusi pangan
- Mempermudah akses transportasi
- Menjaga stabilitas harga
- Mengembangkan buffer stock dan intervensi pasar
Di mana, kesemuanya bertujuan untuk: Petani Sejahtera, Stock dan Harga Stabil
Sektor Pertanian di Masa Pandemi COVID-19
Sementara terkait dengan pilar kesejahteraan, saat ini kehidupan dan penghidupan petani sebagai pihak yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan nasional menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama di tengah pandemi COVID-19.
Nah, Rusli Abdulah selaku Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada kesempatan ini menjelaskan,
“Pada masa pandemi, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terkontraksi pada kuartal II 2020, meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu. Di balik fakta ini, secara umum kesejahteraan petani ternyata kian tergerus. Buktinya, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan - yaitu perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani - kian menurun. Di awal tahun NTP berada pada level 104,16; sementara di bulan Juli 2020 indeksnya tercatat turun menjadi 100,09. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua.”
Rusli menyebutkan pandemi telah menjadikan beberapa perubahan, diantaranya:
- Pergeseran konsumsi: pengeluaran per kapita non karbohidrat meningkat
- Permintaan bahan makanan di rumah tangga meningkat: ada kecenderungan responden untuk memasak di rumah
- Perubahan perilaku konsumen di masa pandemi: konsumen menghindari kontak fisik dan beralih menggunakan media virtual/digital
“Bango Pangan Lestari” Berkolaborasi dengan Sayurbox dan TaniHub Group
Nah, program “Bango Pangan Lestari” berkolaborasi dengan Sayurbox dan TaniHub Group untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya menjaga ketahanan pangan dalam situasi pandemi COVID-19 ini dilakukan dengan mengajak masyarakat membeli hasil pangan langsung dari petani. Di mana kolaborasi ini juga bertujuan meningkatkan kualitas petani Indonesia melalui berbagai pelatihan
Ya, guna membantu terciptanya ketahanan pangan, program “Bango Pangan Lestari” kembali mewujudkan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan dua platform e-commerce yang memasarkan hasil tani dari petani lokal, yakni SayurBox dan TaniHub Group.
Melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari, Bango mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan dari petani Indonesia, salah satunya melalui platform digital Sayurbox dan TaniHub Group.
Di mana website ini akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan mereka terhadap jerih payah petani dan berkontribusi nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Kerja sama ini diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil tani sekaligus meningkatkan permintaan hasil tani, salah satunya melalui platform e-commerce sebagai channel alternatif.
Nantinya, kolaborasi ini akan memperluas jaringan mitra petani sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Beberapa bentuk pelatihan seperti pembuatan pupuk organik cair dan pelatihan literasi keuangan, juga akan digelar untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
Selain itu, kolaborasi ini juga merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian RI yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online. Di tengah meningkatnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online dipandang mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat - untuk keuntungan petani maupun masyarakat.




Sementara, Oshin Hernis selaku Head of Communications Sayurbox menanggapi tentang "Bango Pangan Lestari, ini bahwa pihaknya merasa senang sekali industri seperti Unilever, dalam hal ini Bango, ikut memiliki komitmen untuk memperbaiki kesejahteraan petani. Dan, berangkat dari persamaan visi dan misi Sayurbox, diharapkan kerjasama ini dapat lebih menyebarluaskan pentingnya membeli hasil pangan langsung dari petani, sehingga memberikan dampak yang semakin besar terhadap kesejahteraan mereka. Apalagi dengan makin meluasnya jangkauan pengiriman Sayurbox yang saat ini mencakup area: Jabodetabek, Surabaya dan Bali
Tak hanya itu, antusiasme yang sama juga datang dari Aria Alifie Nurfikry, Vice President of Marketing TaniHub Group yang menerangkan,
“Melalui kolaborasi ini, kami akan memperluas jaringan mitra petani yang melakukan transaksi dengan TaniHub maupun yang dibantu pendanaannya oleh TaniFund, sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya"
Yang mana, bersama Bango, Tanihub Group juga akan menggelar berbagai pelatihan kepada lebih dari 500 petani, mulai dari cara pembuatan pupuk organik cair hingga pelatihan analisis usaha tani guna meningkatkan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
Yang kesemuanya sejalan dengan makin berkembangnya Tanihub yang telah menjangkau area pengiriman: Jabodetabek, Bandung-Sumedang, Yogya-Solo-Semarang, Surabaya-Malang-Pasuruan dan Bali
Sementara menutup acara peluncuran program “Bango Pangan Lestari” untuk lindungi kesejahteraan petani di tengah pandemi, Hernie Raharja menegaskan lagi,
“Kami harap, kolaborasi ini akan semakin mengukuhkan komitmen Bango untuk bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian."
Jadi, yuk
#DukungPetaniIndonesia dengan membeli bahan pangan langsung dari mereka melalui
www.bango.co.id/bangopanganlestari agar kesejahteraan petani di tengah pandemi terlindungi!
Dan...mari jaga bersama ketahanan pangan Indonesia untuk anak cucu kita!💖
BANGO
www.bango.co.id | FB/IG/Youtube: BangoWarisanKuliner | Twitter: WarisanKuliner
Salam Semangat