Leson.id Inovasi Grasindo untuk Negeri! Teman-teman, pernah enggak merasa kalau kita seringkali "didestruksi" oleh kekreatifan pasar? Misalnya nih ya, model smartphone yang enggak pakai hitungan bulan, tapi hari, terus berganti, menampilkan fitur yang lebih baik lagi. Padahal sebenarnya tuh cuma ditambahi fitur baru dua atau tiga. Tapi kok ya diri ini merasa, wah bagusnyaaa, lalu tertarik dan ujung-ujungnya lembiru, lempar yang lama beli yang baru huhuhu
Etapiii, sadar enggak sih bahwa kita sebenarnya telah menjadi "korban" dari sebuah teori ekonomi yang digelari "creative destruction", sebuah teori yang mengemuka seabad silam dan dikembangkan oleh Joseph Schumpeter. Yang mana disebutkan bahwa esensi dinamika perkembangan ekonomi sejatinya adalah economic destruction ini.
Jika kita ambil contoh lainnya, tentang dunia fashion Eropa misalnya. Di mana di Eropa,
fashion destructor-nya adalah musim. Fashion akan mengalami perubahan
trend sesuai dengan bergantinya musim yang ada. Sehingga membuat orang akan terus mengejar agar tak ketinggalan, terutama bagi yang
fashionable.
 |
Wandi S Brata - Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia |
Tentunya, kalangan ini akan merasa ketinggalan dan enggak nyaman jika tidak mengikuti
trend terkini. Begitu juga dengan dinamika industri lain, otomotif misalnya. Mobil baru ditambahi fitur tertentu saja sudah bikin orang terpana dan terus mengejar produk teranyarnya.
Nah, lebih lanjut teori
creative destruction ini dikembangkan lagi oleh
Peter Drucker yang mengaitkannya ke arah leadership, utamanya pada
the function of the role of leader. Yang menyebutkan bahwasanya perlu ada creative of destruct,
menghancurkan apa yang dipunyai untuk bikin sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, sejalan dengan pemikiran banyak ilmuwan saat menyambut pergantian abad beberapa waktu silam, bahwa abad kita ini tidaklah linier. Maksudnya, karakter abad kita saat ini adalah
discontinuity. Di mana omongan mengenai "pengembangan terus menerus" tidaklah cukup lagi. Karena itu sudah lama kadaluarsa. Kata kunci "
mengembangkan jadi lebih baik" sudah enggak cocok lagi. Karena yang pas kini adalah
mengganti dengan yang lebih baik.
Demikian paparan mengesankan yang disampaikan oleh Pak Wandi S Brata, Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia pada acara perayaaan ulang tahun Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia) ke-29, Selasa, 24 September 2019 di Kompas Gramedia Building Jakarta.
Sebuah ulasan yang sejalan dengan tema yang diambil pada perayaan ultah Grasindo tahun ini, Passionately Innovating yang dikukuhkan di ruang kerja Grasindo yang sederhana tapi penuh inovasi seperti disampaikan Pak Wandi di awal sambutannya:
"Our basecamp is a very simple one but not our spirit. Our spirit is so big and also dynamic and progressive. Though our basecamp is just as simple as that "
Mengapa Harus Leson.id?
 |
R Suhartono, GM Publishing 3 Kelompok Kompas Gramedia |
Berinovasi dengan sepenuh hati dan cinta, demikianlah yang dimaksud dengan Passionately Innovating oleh Grasindo dalam tema ultahnya. Meski, sejatinya ini bukan hal baru lagi bagi Grasindo karena statement ini sudah menjadi spirit positioning statement Grasindo sejak awal berdiri, saat ini dan nanti.
Ya, inovasi bagi Grasindo adalah nafas. Yang mana sejak berdiri pada 29 tahun yang lalu, Grasindo yang mengemban tugas khusus menerbitkan buku-buku sekolah harus terus berinovasi tanpa henti. Demikian disampaikan Bapak R Suhartono, GM Publishing 3 Kelompok Kompas Gramedia di acara yang sama.
Lebih lanjut, dijelaskan tentang awal berdirinya Grasindo pada 1990 seiring dengan diluncurkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Yang mana, Grasindo mengkhususkan pada penerbitan buku-buku sekolah dan referensi pendidikan dengan karya perdananya: CBSA.
Yang merasa generasi lama
sudah tua kayak saya, pasti kenal produk awal Grasindo
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), kan? Ya, CBSA adalah sebuah paket cara belajar lengkap yang belum pernah ada sebelumnya. Di mana saat itu jika ada lomba inovasi, mungkin saja CBSA jadi juaranya.
Itulah mengapa tema inovasi menjadi semangat Grasindo. Seperti dalam perjalanannya Grasindo mencoba
konsisten di buku sekolah meski agak sulit ketika menghadapi pemerintah selalu bergonta-ganti peraturan dan kurikulum sehingga membuat Grasindo merasa tidak sanggup lagi dengan perkembangan yang sedemikian.
Hingga akhirnya Grasindo berinovasi ke penerbitan buku fiksi dan non-fiksi. Hasilnya saat ini, Grasindo menjadi 5 besar supplier toko buku di Indonesia. Sebuah pencapaian yang mungkin tak terpikirkan. Di mana dari awalnya tidak dipandang, lalu masuk ke 20 besar, 10 besar dan akhirnya tahun ini bisa ke 5 besar, berkat kerja keras dan berinovasi lagi dan lagi.
Hal lain lagi misalnya, pengembangan buku try out yang acara try out-nya juga digelar dengan sukses dari Sumatera sampai Papua.
Dan kini, lahirlah karya terbaru Grasindo, leson id yang merupakan inovasi Grasindo untuk masa yang akan datang. Dan berkolaborasi dengan Snapask, yang membantu Grasindo menyiapkan platformnya, Grasindo yakin berbekal semangat Passionately Innovating akan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Leson.id Inovasi Grasindo untuk Negeri
 |
Anton Herutomo, project leader leson.id. |
"Leson. id sebetulnya bukan murni start up melainkan corporate start up alias kombinasi dari corporate dan start up," demikian disampaikan oleh Pak
Anton Herutomo, project leader leson.id.
Jadi, meski dioperasikan sebagai start up tapi leson.id dikoordinasikan dengan menggunakan kekuatan dan aset perusahaan. Sehingga ini merupakan kekuataan bagi Grasindo mengingat sudah dimilikinya innovation
asset yang sangat luas, dipunyainya
sales channel yang sangat banyak, pun adanya asset
customer power. Ketiga modal inilah yang menjadikan Grasindo yakin jika leson.id akan sukses menjadi inovasi terkini yang dimiliki.
Lalu, kenapa juga memilih berinovasi di leson.id?
Nah, beberapa alasan dikemukakan pak Anton, yakni:
- Ada pengguna yang menang di sebuah kejuaran, di mana ternyata berdasarkan pengalaman, dengan mengerjakan soal akan membuat terlatih di keseharian
- Pengguna mobile devices Indonesia menghabiskan waktu sekitar 5,5 jam per harinya
- Sebesar 84,1 % pengguna mobile devices di Indonesia gemar chatting daripada voice recording (seperti negara lainnya). Text form (komunikasi verbal) lebih disukai di sini
- Dengan melalui soal serupa LKS akan memudahkan penggunanya
- Soal LKS ini dibuat oleh guru yang berkompetensi dan nantinya pengguna bisa juga berinteraksi
Grasindo menggandeng Snapask untuk wujudkan leson.id
 |
Wandi S Brata - Timothy Yu |
Saat berinovasi tentu bakal lebih mumpuni hasilnya jika mau membuka diri untuk sebuah kolaborasi. Nah, Grasindo pun menggandeng Snapask yang sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia EdTech ini
Ya, Snapask, sebuah perusahaan teknologi pendidikan berbasis di Hong Kong yang menawarkan layanan bimbingan belajar kepada siswa di Hong Kong, Singapura, Thailand, Korea, Indonesia, Jepang, Malaysia dan Taiwan. Snapask didirikan oleh Timothy Yu pada Januari 2015 dengan kantor pusat di Hong Kong yang kemudian diperluas ke Taiwan dan Singapura.
Mr. Timothy yang hadir juga di acara ini menyebutkan bahwa merupakan kehormatan bagi Snapask untuk bisa bekerja sama dengan Grasindo dalam leson.id mengingat misi mereka yang sama untuk memajukan pendidikan.
Mr. Timothy yang mengisahkan betapa dia dulu saat jadi siswa sering merasa belum paham dengan apa yang dijelaskan guru tapi merasa segan jika keseringan bertanya lantaran akan menimbulkan "keresahan" bagi siswa lainnya hingga akhirnya memiliki ide untuk melahirkan start up Snapask ini.
Menurut pengalaman pribadinya, jika siswa belum mengerti dan bertanya lagi dan lagi, akan membuat yang bersangkutan hepiii tapi di lain sisi siswa lainnya bisa merasa sebaliknya. Maka diperlukan sebuah sarana untuk menambah pengetahuan, mengasah kemampuan dan interaksi antara siswa dan guru yang kemudian diwujudkan dalam Snapask yang kini makin melebarkan sayap ke berbagai negara.
Tak heran, Mr. Timothy Yu menganggap kolaborasi ini akan menjadi satu inovasi tak hanya bagi Grasindo tapi juga Snapask untuk melangkah maju.
Nah, dari tadi ngomongin leson.id, penasaran kan apa keistimewaannya?
Baeklaaah, yuk kita bahas lebih lengkap yaaak...!
Leson.id ini berwujud layanan digital di bidang pendidikan atau disebut education technology (EdTech). Lahirnya untuk menjawab kesulitan para siswa akan terbatasnya akses mereka untuk berlatih soal yang sesuai dengan kurikulum yang diajarkan.
Nah, platform leson.id ini menawarkan dua fitur utama yakni: latihan soal serta fitur chat dengan tutor yang sangat membantu siswa, karena:
- Dengan hanya bermodalkan smartphone atau devices lainnya serta koneksi internet maka bank soal sudah bisa diakses kapan saja
- Tersedia paket pembelajaran melalui latihan soal dari SD, SMP, SMA/SMK, PTN hingga profesi. Di mana soal dikurasi langsung oleh para ahli dan dijamin sesuai dengan kurikulum nasional
- Jika ada kesulitan saat mengerjakan soal, siswa bisa chat langsung dengan tutor yang ada. Yang mana tutor ini adalah guru yang langsung membuat soal itu
- Leson.id menyediakan juga soal untuk siswa SMK yang biasanya tidak tersedia di EdTech lainnya
- Ke depan akan ada corner belajar leson.id di setiap toko buku Gramedia dengan basis OMO (Online Meet Offline). Corner ini bisa jadi mepo (meeting point) antara pengguna dengan tutor. Dan saat ini, corner belajar baru tersedia di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, .Jakarta
Nah, gimana, jadi makin mudah belajarnya kan?
Yuk lah bikin anak-anak kita belajarnya makin hepiiii dengan leson.id!
 |
bersama teman-teman dari BLOMIL |
Oh ya, hampir lupa, selamat ultah buat Grasindo. Semoga makin jaya dengan inovasinya dan sukses membantu memajukan pendidikan di Indonesia!😍
leson.id
info@leson.id | 021-536-50110 ext:3301 | IG: @leson.id
Salam Edukasi,
Dian Restu Agustina